Pengalaman Ke Poli Kandungan RS Haji Surabaya
Pengalaman menjadi pasien RS Haji Surabaya tujuan saya ke Poli Kandungan, dan di sinilah pertama kali nama saya tercatat di Rumah Sakit serta…
Ketertarikan orang terhadap social media saat ini makin beragam. Hal itu akibat dari bermunculannya social media-social media baru yang menyajikan kemauan orang secara spesifik. Kalau dulu ketika facebook pertama kali muncul, orang bisa memajang apapun yang disukai. Tak melulu teks tapi juga gambar dan video. Bahkan demi menyelaraskan kemauan dan persamaan visi para pengguna social media tersebut, mereka membentuk kelompok dengan kesukaan yang sama sehingga muncullah sebutan Komunitas Social Media.
Adanya Komunitas Social media inilah akhirnya membuat orang lebih menyukai kegiatan apa yang disukai. Sambil belajar mereka juga bisa berbagi. Yang senang foto-foto, berkumpul dengan komunitas foto. Yang senang menulis fiksi mini, berkumpul bersama pecinta fikmin. Yang senang menulis cerpen berkumpul dengan cerpenis. Dan masih banyak lagi.
Dengan adanya ‘pembagian’ seperti ini pengguna social media tak perlu takut-takut menunjukkan kreativitasnya. Sebagai contoh Komunitas foto. Dalam komunitas foto, seseorang diperbolehkan menunjukkan hasil jepretannya. Dengan menunjukkan hasil jepretan kepada aggota lain, nantinya anggota akan mendapat semacam komentar dari anggota lain. Apakah menarik? Dan jika kurang dimana kekurangannya.
Untuk lebih mendekatkan diri antar anggota komunitas, saat ini hadir Komunitas Social Network. Namanya CariCommunity.
Di CariCommunity.com suatu komunitas dapat berinteraksi dengan komunitas lain. Disana mereka bisa melebarkan sayap dan mengenal satu sama lain. Tak hanya ajang berbagi, tiap komunitas boleh menulis artikel atau membuat berita komunitas untuk dishare kepada komunitas lain.
Bila suatu ketika ada komunitas akan menyelenggarakan even, mereka tak perlu lagi mengundang satu persatu komunitas lain. Mereka tinggal memasukkan ke dalam Informasi Komunitas yang ada di CariCommunity.com. Cara ini lebih mudah dan singkat karena komunitas mereka sudah dikenal dengan komunitas lain yang sudah bergabung di CariCommunity.
Pelajaran penting jika kalian mempunyai komunitas dan ingin berbagi informasi kepada anggota dan komunitas lain, jangan sekali-kali menggunakan TOA Masjid! 😀
Hampir mirip seperti social media perorangan, di CariCommunity.com terdapat fitur Komunitas, Membangun Komunitas Sendiri, Bisnis dan Layanan, Kalender, foto dan My Scrapbook.
Sudah punya komunitas? Yuk gabung di Komunitas Social Network CariCommunity.com!
Entah dosa apa yang pernah diperbuat seekor binatang bebek pada zaman dahulu hingga muncul cacian kepadanya. Cuek bebek untuk mengatai seseorang yang tak acuh, dan cerewet kayak bebek.
Dan entah perbuatan baik apa yang telah dilakukan bebek hingga banyak orang menyukai dan menyayanginya. Katakanlah majalah dan film Donal Bebek. Dari saya masih imut-imut sampai sekarang sudah amit-amit masih saja menyukai majalah dan filmnya. Padahal jelas-jelas karakternya menjengkelkan. Cerewet, judes, mau menang sendiri.
Lebih-lebih daging bebek, saya suka pakai banget, banget! Nasi bebek makanan favorit saya. Mau digoreng atau dibakar semuanya oke, apalagi ditemani nasi hangat dan sambal pedas, maknyuuss. Padahal lagi, mengolah daging bebek itu gampang-gampang susah sebab karakter dagingnya masuk kategori menyebalkan. Kalau nggak pinter mengolah hasilnya bisa memalukan jika dipajang dimeja makan. Jangankan diicip mertua, sama gigi sendiri aja nggak akur 😀
Apa memang bebek diciptakan dengan karakter menyebalkan namun dirindukan?
Tak taulah dulu ada kesepakatan apa antara koki bebek dan koki manusia hingga saya dipersulit mengolahnya. Apakah ini pertanda saya harus minta bantuan kwak-kwik-kwek supaya mencari akal untuk mengelabui Pamannya?.
Atau suatu ciri-ciri kalau bebek sedang kangen sama Desi sehingga secara halus meminta saya merayunya.
Atau.. saya datangi saja bengkelnya Lang Ling Lung minta diciptakan alat khusus memasak daging bebek yang empuk dan nikmat.
Tetapi.. kalau masih rumit saya datangi sajalah rumah Untung Angsa supaya saya beruntung terus masak daging bebek.
Ya itu ide bagus!
Yang jadi masalah adalah Kota Bebek itu fiktif!
Ya udahlah nikmati bebeknya di Warung Bebek saja. Biar dapat untung berlipat. Gak ribet dan gak uring-uringan!
Disana malah bisa dapat untung 2 kali. Untung menikmati daging
Sambal. Yeah! Itu salah satu alasan kenapa saya suka banget makan nasi bebek. Sambal yang pedas ditambah remahan bumbu bebek yang gurih dan asin bersanding dengan lalapan. Hmm.. menggiurkan!
Sama seperti karakter bebek, makan pedas juga bikin jengkel-jengkel gemes!
Menjengkelkannya begini, ditengah menikmati makanan enak, mendadak harus berhenti semena-mena. Sok jual mahal sama yang namanya cabe. Bikin bimbang. Mau terus atau berhenti. Maunya sih terus, namun apa daya mata sudah merem melek nahan derita dan air mata. Dahi sudah basah keringat. Malah ada lho yang saking kepedesannya sampai harus jambak-jambak rambut sendiri. Itu saya! Ya-ya.. saya pernah begitu! *Pengakuan kurang sopan*
Sensasi makan bebek pedas itu bisa bikin orang marah-marah gak jelas. Ngomel-ngomel tanpa sebab, mendesis-desis gemas sampai mata melotot. “Hishshshhoash!”. Tapi kadang-kadang tampak sexi juga sih, tanpa poles-poles lipstik, mendadak bibir terlihat sensual. Ranum, padat dan berisi. Bahasa kerennya, ndower! Haha..
Tak jarang makanan pedas membuat muka jadi pilu. Sedih, penuh tangis dan duka. Tau-tau air mata meluncur deras sampai hidung jadi mampet. Bingung lagi harus ngapain. Minuman digelas sudah kandas. Ngisap es batu lidah jadi panas. Mau diam aja kok salah tingkah. Ampuunnn!!! Sudah dicoba minum air hangat pun lidah belum juga bersahabat.
Apakah ini yang dibilang benci tapi rindu?
Orang Jawa bilang, kapok-kapok lombok, sudah kapok masih nyendok.
Ini masih cerita ketika saya makan di Resto bebek kelas pedes. Masih kelas pedes aja hebohnya minta ampun, gimana kalau makan di Resto Bebek kelas Juara Pedes. Bisa-bisa sensasinya heboh kuadrat!
Julukannya Resto Bebek Judes. Duh bebek, salah apalagi kamu sampai dibilang Judes.
Eh tapi Judes disini bukan sebab marah lho, tapi itu singkatan. JUDES = JUara peDES!
Begh! Mana pula rasa juara pedes. Belum juara aja sudah bikin mata berkunang-kunang, apalagi juara, gak makin meriang.
Singkatannya unik. Dan sepertinya semakin dikata belagu, si bebek semakin laris manis!
Namanya mentereng di daftar menu yang pilihannya antara lain: Bebek goreng, Bebek bakar, Bebek gejrot, Bebek sambal ijo dan Bebek balado. Selain itu ada juga menu andalan, namanya Bebek Perawan. Hihi.. ngeri-ngeri sedap euy bacanya..
Buat nambah kejudesannya ada pilihan sambal yang bisa dinikmati sambil menemani menu bebek, ada sambal judes, sambal mangga, dan sambal terasi.
Seakan tau kebutuhan penggemarnya, Resto Bebek Judes sudah ada cabang dimana-mana yakni di Bekasi, Depok, Tangerang, Bandung, Cirebon, Bogor, Depok, dan Semarang.
Bener-bener nih bebek, keeksisannya makin luar biasa!
“Sukses ya, Bek!”
Referensi tulisan dan gambar dari: bebekjudes.com
Oke, akhir-akhir ini banyak sekali kontes, lomba, kuis atau semacamnya yang beredar di jejaring social. Tak usah ditanyakan lagi lah ya untuk kontes di blog. Sama seperti yang lalu-lalu, syaratnya sudah pasti peserta diminta nulis sesuai tema yang ditentukan di blog lalu ngirim url nya ke kotak komentar. Kalaupun ada aturan tambahan juga tak rumit-rumit, palingan pasang banner di blog atau memberi link di postingan dengan kata tertentu.
Namun akhir-akhir ini, sejak saya mulai intens twitteran, lomba, kontes , kuis dan semacamnya makin banyak aja ragamnya. Ada yang sekedar jawab soal yang hadiahnya diundi, atau diminta ngefollow sekaligus jawab soal kuis. Sebagai pendatang baru di twitter jelas ini hal baru yang serta merta membuat saya makin semangat mencari info-info berhadiah. Sudah pasti ngejar sesuatu yang gratisan, meski itu berupa voucher belanja atau sebuah buku.
Seringnya mengikuti kuis membuat saya sering mendapat mention yang isinya berupa ajakan mengikuti kuis. Kalau syaratnya mudah saya ikuti, tapi kalau syaratnya rumit, ogah. Bukannya sok jual mahal, serumit-rumitnya kuis kalau saya tertarik tetaplah ikutan walau sekedar memeriahkan.
Tapi beberapa hari kemarin, ditengah keasyikan nyecrol timeline saya menemukan berondongan promosi kuis. Twit dari satu orang dan isinya sama. Yang membedakan hanya angka dibelakang ajakan tersebut. Mulanya sekitar puluhan. Saya pikir seberapa kuat sih manusia ngetwit info. Selain alasan mengganggu juga kurang etis lah kalau sering-sering ngetwit yang isinya sampah. Itu menurut perasaan saya. Benar saja, makin jam, makin hari tiap nyecrol timeline, eh nemu lagi twit promosi. Akunnya masih dia, dan isinya juga sama. Penasaran dong, saya buka infonya diblog.
Dari yang saya baca, syaratnya mudah, hanya memasang banner diside bar blog dan bersedia memfollow akun yang punya gawe. Lainnya peserta HANYA diminta ngeshare dan mengajak teman sebanyak-banyaknya untuk mengikuti kuis tersebut. Gak perlu posting tulisan, lho!
Pelajaran penting jika kau merayu seseorang, berondong dia dengan rayuan maut dan mention sebanyak-banyaknya 😀
HANYA. Saya pikir ‘hanya’ itu ngeshare sekedarnya aja, 10-20 sudah cukup. Tapi makin hari info yang dikirim tau-tau sudah 700-an! Lho-lho.. yang bener aja, serius nih sudah sampai ratusan!
Walau saya gak ikut, penasaran juga. Eh, yang bener aja sudah ngetwit sebanyak itu.
Saya coba iseng tanya: tweetmu kok banyak banget sih, sampai berapa ratus berhenti promosinya?
Dibalasnya: bingung ya mbak lihat angkanya.
Ya jelas bingung, dong.. semangat banget sih ngejar hadiahnya.. 3 hari lalu, saya lihat angkanya sudah 1.300-an! Ckck..
**
Tepatnya seminggu lalu, Suami saya ngasih info kuis di surat kabar online. Saya diminta ikutan kuis yang syaratnya menata potongan puzzle foto. Hadiahnya lumayan, ada printer, voucher hotel, sama modem USB. Okelah.. demi printer dan modem saya mau partispasi (Gak tertarik dapatin voucher) :D. Eh ndilalah.. akun suami saya dinyatakan menang. Hore!!
Etapi, hadiah yang didapat voucher menginap di Hotel Aston Bogor. Lemes lah.. 😀
Oke, bersyukur harus patut bersyukur. Masalahnya voucher itu tidak bisa diuangkan (jelas) dan maksimal digunakan sampai tanggal 28 besok. Dan harus di Bogor! Glek! Lha piye? Ngejar nginep semalam aja harus pergi ke Bogor dulu dong. Bukan irit namanya, tapi malah jadi morot..
Ya udah, daripada voucher itu raib kami kasihlah voucher itu buat adik dan Ibu mertua yang di Jakarta. Semoga mereka bersedia pergi ke Bogor demi menginap semalam di Bogor hehe..
Pada pekan ke 7 Liga Blogger Indonesia tema yang diusung adalah Event Kota.
Event Kota. Hmm.. itu berarti saya harus melakukan liputan dan mencari dimana ada event-event khusus di Surabaya kan ya. Duh, dimana.. minggu kemarin ada sih event, event pelantikan Gubernur Jawa Timur di Gedung Grahadi Jalan Gubernur Suryo. Acaranya rame. Tak hanya pelantikan tapi juga ada macam-macam acara rakyat. Sayang saya ketinggalan liputannya. Minggu kemarin saya ada janji jalan-jalan sama Kang Yayat, Mbak Muna dan Niar.
Duh, mana batas postingnya antara 18 – 20 Februari pula!
Beruntung ketika sedang mikir keras mencari event apaan, telinga saya mendengar iklan di Radio bahwa di Hi-Tech Mall sedang mengadakan Surabaya Techno Fair! Whoila! Slamet.. slamet.. 😀
Tadi pagi, tepat jam 10 pagi saya langsung cabut ke THR (sebutan akrab warga Surabaya untuk Hi-Tech Mall Surabaya) yang terletak di Jl. Kusuma Bangsa Surabaya. Sekalian, saya ada memory card rusak, selain meliput saya juga mau nukarin memory card itu sekaligus ketemuan sama teman-teman lama. 3In1! Hohoho.. 😀
Surabaya Techno Fair adalah event pameran yang didukung oleh produk-produk terkemuka. Bermacam-macam produk IT di pamerkan dan dipromokan disana. Kelompok Notebook diantaranya ada Acer, Lenovo, ASUS, Axioo, Sony Vaio, sedang kelompok gadget dan smartphone ada Advan, Treq, dan Cyrus.
Saya perhatikan hampir semua lantai Hi-Tech Mall dipenuhi dengan booth merk. Tak hanya menawarkan produk saja tetapi mereka juga memberikan pelayanan kepada pengunjung. Seperti di lantai 1, misalnya. Disaat penjualan Komputer PC menurun tajam yang tersaingi maraknya penggunaan notebook, terdapat suatu vendor yang menawarkan Komputer PC rakitan. Untuk menarik konsumen mereka menyediakan tempat khusus yang dilengkapi dengan unit-unit CPU dan monitor untuk mempersilakan siapa saja bermain game sebagai uji coba performa CPU. Mereka memberi nama area Game Zone.
Sedang di lantai Dasar aneka gadget, smartphone, notebook, dan accesories macam pelindung dan anti gores menawarkan promo potongan harga. Untuk gadget paling murah dimulai dari harga 500 ribuan. Sedangkan notebook core duo dimulai dari 3-jutaan. Protector anti gores laptop dan notebook memberikan promo paket harga Rp. 80.000 yang terdiri dari Screen protector, Skin protector, dan keyboard protector.
Jika sekedar jalan-jalan atau mencari accesories pelengkap komputer, di lantai Basement juga ada. Disana terdapat macam-macam speaker, mouse, keyboard, HardDisk External, cartridge dan lain sebagainya.
Surabaya Techno Fair ini berlangsung dari tanggal 19 Februari -23 Februari 2014 saja. Jika teman-teman sedang di Surabaya dan sedang membutuhkan / ingin membeli produk IT bisa datang langsung ke Hi-Tech Mall. Mengapa ke sana, sebab di event ini selain mendapat harga murah, pengunjung juga bisa mendapatkan 2 keuntungan sekaligus, yakni bonus lucky draw dengan menukarkan nota pembelian beserta barang yang di beli di booth redemption. Juga tiap pembelian produk seharga Rp. 500.000 berhak mendapat mug gratis lengkap dengan foto diri.
Dengan adanya event ini masyarakat Surabaya, khususnya, bisa dengan mudah mendapatkan produk kesayangan. Tak perlu capek keliling keluar masuk toko untuk membeli barang IT karena pameran ini terletak di hall Mall. Begitupula menuju ke area pameran, cukup mudah tentunya. Dari parkiran mobil atau motor pengunjung bisa langsung menuju ke arah hall.
Kalaupun teman-teman ingin mencari tau produk apa yang sedang ngetrend di pasaran dan ingin mendapatkan penjelasan dari sales teman-teman bisa bertanya langsung di booth merk sambil meminta brosur harga. Siapa tau suatu saat tertarik untuk membeli Notebook atau gadget. Lumayan, kan selain membuka pengetahuan spesifikasi produk, teman-teman juga bisa sambil ngecek harga di online.
Puas keliling pameran sambil foto-foto sekaligus mencari info, saya langsung menuju ke tempat kerja saya dulu. Biasa.. menyapa teman-teman lama hehe..
“Sek ta lah!” lantangnya yang kemudian diikuti saling pandang kita semua.
“Di omongi wong tuwek, malah njawab sek ta lah!” kata Mbah Kungnya.
Sebetulnya kelantangan yang diucapkan Luna tidak begitu jelas namun entah kenapa semua yang ada disitu memahami bicaranya. Dan sekilas memang mengarah ke ucapan: Sek ta lah!
Sek ta lah merupakan bahasa slang Suroboyo. Kalau di Jawakan seperti menyebut: Mengko sek toh, jika diartikan ke bahasa Indonesia semacam ucapan “Sebentar! atau Ntar!” dengan pasang mimik ngeyel.
Kalau orang dewasa bicara: Ntar! dengan muka ngeyel itu biasa, paling-paling dicemberutin orang disebelahnya sambil membatin: “Dibilangin ngeyel!”. Tapi kalau yang mengucapkan anak-anak berusia 12 bulan, hasilnya sungguh luar biasa. Bagaimana tidak, anak berusia 12 bulan, yang baru belajar bicara tiba-tiba ngeyel ketika dibilangi baik-baik. Ngeyelnya pakai bahasa Suroboyo lagi!
Jaman sekarang, walaupun tinggal di Jawa, jarang-jarang ada orangtua yang ngajari anaknya bicara bahasa Jawa. Seringnya bahasa Indonesia. Namun entah kenapa Luna diucapan pertamanya ngomong bahasa Suroboyo. Mungkin pengaruh Papa-Mama dan Kakak-kakaknya yang setiap hari ngobrol dengan Suroboyoan. Terlebih lingkungan sekitarnya yang sehari-hari berbahasa Suroboyo.
Luna adalah anak tetangga. Rumahnya persis didepan rumah saya. Usianya sekarang kurang lebih 18 bulan. Setiap pagi jam 6, dia selalu teriak-teriak minta main ke rumah. Disaat Kakak-kakaknya berangkat sekolah begitu juga Mamanya yang berangkat mengantar kakaknya yang duduk kelas 1 SD, Luna juga tak mau kalah minta keluar rumah. Kadang-kadang malah sengaja dikeluarkan untuk menghindari Mamanya yang pergi mengantar supaya tidak nangis.
Sejak bayi, Luna digendong buyutnya didepan rumah. Kalau ingin nggendong saya gendong dia lalu saya bawa ke dalam rumah. Karena kebiasaan, sampai sekarang setiap melihat pintu rumah saya terbuka maunya minta main. Kalau saya tidur, dibangunkan. Kalau saya duduk ngetik seperti ini, tangan saya ditarik diajakin main diluar.
Tentang mengapa tiba-tiba dia bicara sek ta lah! Ceritanya begini:
Waktu itu usianya 12 bulan. Sedang semangat-semangatnya Mama, Mbah dan Buyutnya mengajarinya berjalan. Setiap hari belajarnya diluar rumah sehingga setiap hari juga saya dan Ibu melihatnya.
Suatu sore Luna yang berjalannya masih tertatih-tatih berusaha turun dari lantai rumahnya menuju ke jalan. tinggi lantai sekitar 15-20 cm. Dibagian kiri lantai terdapat selokan sehingga siapa saja termasuk saya berusaha turut menjaga agar Luna tidak jatuh ke selokan ketika sewaktu-waktu dia lari ke luar rumah. Namanya juga anak-anak, sewaktu-waktu tanpa sepengetahuan orangtuanya bisa saja lari keluar.
Sore itu kebetulan Mamanya, Mbah Kungnya, saya, Bapak dan beberapa tetangga sedang berdiri diluar. Tiba-tiba dari dalam rumah Luna keluar dan tertatih-tatih berusaha turun ke jalan. Tanpa menghampiri kami semua hanya menonton sambil ngetes kelincahan Luna. Mbah Kungnya memberi aba-aba dari jauh.
“Awas… hati-hati.. tangannya pegangan dipintu…..”
Belum juga selesai bicara, Luna sudah bicara lantang: “Sek ta lah!”
Satu kata: Heran. Speechless. Semuanya tak bisa berucap apa-apa selain terpingkal-pingkal. Sekalian saja, dengan gokil Mbah Kungnya menambahkan: “Di omongi wong tuwek, kok njawab sek ta lah!” (Dibilangi orang tua malah jawab sebentar)
Makin ngakaklah kami..
Selama bermain dengan saya Luna memang suka ngoceh. Ngocehnya asal-asalan. Kalau ingin sesuatu dia menangis atau teriak sambil nunjuk-nunjuk. Seringnya sih dia narik-narik tangan untuk menunjukkan sesuatu. Misalnya dia ingin minum, dia membawa saya ke rak gelas lalu menunjuk gelas dan galon. Tinggal saya memahami kemauannya, oh dia minta minum.
Sekarang, usia Luna bertambah. Kosakatanya juga bertambah. Kalau minta gendong, tangan dan kakinya merajuk ke badan saya sambil bilang: “Ndong.. ndong..”. Kalau sedang banyak orang duduk dibangku, sedangkan dia ingin duduk disitu, dia berteriak: “awa.. awa..” yang berarti awas, minggir. Dan paling bikin gemes lagi ketika saya naruh HP sembarangan. Oleh Luna HP itu dipegang lalu ditaruh ke telinga trus bilang: “Alo.. alo.. (diam sebentar) ngomong lagi “iya, Pak” dengan muka seolah-olah berbicara dengan seseorang.
Meski belum dikaruniai anak, kehadiran Luna menceriakan hari-hari saya. Malah banyak yang ngira Luna anak saya. Yang bikin hancur lagi, ada yang mengira saya baby sitternya! Ampuun deeh 😀
Pelajaran penting jika gendong anak orang, carilah yang kulitnya sewarna, biar gak dikira baby sitter! 😀
Ini nih foto Luna. Sehari-harinya bermain diluar ditemani mbah buyutnya dan tetangga sekitar
Saat pertama menjejakkan kaki di lantai Metro Mini jurusan Terminal Senin, mata saya seketika tak bisa lepas pada sesuatu yang menggelitik hati. Sebuah pemandangan yang jarang sekali saya lihat di Surabaya hingga membuat fokus ini sulit melepas pandang darinya.
Seorang gadis bercelana legging motif corak dipadan dengan kaos biru bertuliskan Stylish girl. Sebuah tas saku warna biru tercangklong di pundaknya, serasi dengan warna sepatu kets yang dikenakan. Rambutnya diikat lalu ditekuk rapi yang sekilas mirip gelung, lalu dipermanis dengan bandana biru berpita cantik di atas kepalanya. Makin menawan kala melihat giwang tempel model kancing bulat bermotif polkadot yang juga berwarna biru di telinganya.
Semua serba matching. Saya menyebutnya Gadis Biru.
Make upnya cantik. Lengkap pula. Memakai bedak, eye shadow dan lipstik warna natural, ditambah alis hitam tebal non tato disertai garis hitam melingkari mata. Makin menambah keanggunan khas wanita sosialita ibukota. Perawakannya yang tinggi dan berkulit putih bersih laksana mahkluk sempurna yang tak kurang suatu apa.
Suka melihatnya. Yakin bukan hanya saya saja yang tertarik, tapi juga semua mata tertuju ke padanya. Jangankan laki-laki, saya yang wanita pun tak kalah terpesona memandangnya.
Tiap kali mencuri pandang, selalu saja saya temukan 1– 2 orang yang tersenyum ke arah Gadis Biru. Tak jarang sambil berbisik, kepala mereka seraya geleng-geleng. Barangkali antara kagum dan heran.
“Masih jauh, Bu, tetap di dalam aja!” teriak si gadis biru kepada salah seorang penumpang yang dari tadi melongok ke luar jendela metromini memastikan seberapa jauh lagi tujuan pemberhentiannya. Suaranya begitu parau namun lantang.
“Om, masuk dong, Om! Ah.. si Om bikin penuh pintu aja nih” Protesnya kepada salah satu penumpang yang berdiri di dekat pintu bus.
“Harusnya bisa dapat 100 penumpang, dari tadi hanya 10 orang!” Lanjutnya sambil teriak menggerutu.
Saya yang dari tadi melongo melihat gaya libas Gadis Biru, kini tersenyum simpul. Ucapan Gadis Biru itu terlalu Hyperbola. Jangankan si Om yang kena damprat itu, saya saja dari tadi hanya bisa berdiri di dekat pintu. Boro-boro geser, menempatkan pijakan kaki aja susah. Bagaimana mau masuk, coba, kalau suasana di dalam kendaraan sudah sesak oleh manusia hingga nafas saja berat. Dan inilah kelebihan yang dimiliki Gadis Biru, walau ucapannya sadis namun tak membuat semua orang marah. Pun yang didamprat malah tertawa kacau.
“Bu berdiri yang bener, Bu, supaya mobilnya bisa muat banyak!” Teriaknya ke arah tengah Metro Mini. Entah kepada siapa teriakanya ditujukan. Ada aja sesuatu yang diprotesnya.
“Bang, tolong masuk, Bang!” Kali ini ditujukan pada orang di dekat saya
“Emang dari tadi saya di luar?” protes lelaki yang dipanggil Abang. Gadis Biru tak mengindahkan, Ia lantas menerobos kerumunan menuju lorong tengah Metro Mini.
“Ongkos-ongkos.. Ongkosnya, Bu” tangannya cekatan menerima lembarang dua ribuan dari penumpang baru. “Berapa nih, Bu, dua ribu sekarang, sudah gak jaman seribu lima ratus!” lanjutnya sewot kepada salah satu penumpang.
Berkali-kali ocehan yang Ia lontarkan tak sedikit pun membuat penumpang sensi. Mereka malah mafhum dan tak sedikit yang kagum akan kecerewetannya.
“Kiri!!” paraunya kencang sambil menghentak-hentakkan koin yang dari tadi digenggamnya di pintu kaca Metro Mini, tanda ada orang akan turun. Walau ucapan yang dilontarkan kepada penumpang cukup sadis, si gadis lumayan perhatian jika sedang menurunkan orang sepuh. Semua barang ia bantu turunkan dan tak lupa mengucapkan hati-hati. Saking perhatiannya, Ia kerap menyalahkan sopir yang terlalu kecepatan nginjak gas saat penumpangnya belum turun sempurna.
”Awas.. turun kaki kiri dulu, Bu..” si gadis biru turun sejenak lalu.., “Lanjut, Bang, goyaaang….!” Secepat angin Ia naikkan salah satu kakinya di atas lantai Metro Mini begitu penumpang sudah turun.
Kala kerjaannya senggang, tangannya sibuk mengelus-elus lembarang kertas uang ribuan dan ditata sedemikian rupa. Sesekali matanya jelalatan mencari penumpang baru di jalanan untuk ‘dipaksa’ masuk ke Metro Mini penuhnya. Tapi sesekali juga dia waspada, melihat kebelakang barangkali ada Metro Mini lain yang secara diam-diam berusaha mendahului.
Bila ada Metro Mini lain yang berada tak jauh dengan kendaraannya, cekatan dia melantangkan suara ke arah sopir, “16 lampu merah” sebagai tanda pemberitahuan kepada sopir bahwa ada Metro Mini lain bernomor 16 sedang berhenti di lampu merah.
Kali lain dia berteriak cerewet “Siap-siap Arion..” atau “Siap-siap Tugas” sebagai tanda pemberitahuan bagi penumpang yang akan turun di tempat yang dia sebutkan tersebut.
Bila akan berhenti mengambil penumpang, dengan semangat, tangannya memberi aba-aba kepada pengendara di belakang metro Mini agar sedianya diberi jalan.
Si gadis biru itu benar-benar cekatan. Baginya semua penumpang harus habis dilahapnya, jangan beri kesempatan untuk Metro Mini lain.
Saat tiba di Setasiun Senen saya harus turun. Rupanya daya pesona ‘magis’nya masih terbawa oleh saya, sehingga, meski sudah berada di ujung jalan, mata ini tak henti-hentinya menatap si gadis biru yang suaranya masih terdengar tegas menggelegar di kejauhan.
Dialah Gadis Biru sang kenek Metro Mini.
Yang membuat saya terus bertanya-tanya adalah, masak iya si gadis biru itu benar-benar berprofesi sebagai kenek. Sudah cantik, tegas, loyal dan berintegritas. Tak masalah juga kalau perempuan cantik jadi kenek. Masalahnya hanya pada saya, kenapa dulu gagal mempertahankan cita-cita jadi kenek, huhu..
Adakah teman-teman di Jakarta yang pernah melihat Gadis Biru ini?
14 Februari diperingati sebagai Hari Valentine kan yah, harusnya akan lebih bagus kalau mengingat-ingat kejadian yang indah dan manis tentang orangtua, teman, sahabat dimasa lalu. Namun entah mengapa hari ini ketika sambil mandangin daun-daun yang luruh oleh debu halus material vulkanik Gunung Kelud tiba-tiba saya teringat kejadian konyol dikantor dulu.
Kejadiannya seperti dibawah ini.
Asal tau aja kejadian seperti ini gak hanya sekali saya alami tapi berkali-kali. Bukan hanya saya saja tapi teman saya juga. Awalnya kami pikir si penelpon hanya iseng-iseng, maklum karena kami promosinya lewat iklan koran. Ternyata beneran lho.. orangnya bener-bener datang ke kantor dan transaksi. Berarti emang gak main-main kan ya. Nggak tau lagi kalau niat menggoda. Sukses bikin jengkel juga sih..
Krriiinggg… bunyi dering telpon.
Saya: Halo, siang
Telp: Siang, apa betul ini tempat kredit komputer?
Saya: Betul, bisa dibantu?
Telp: Alamatnya dimana Mbak?
Saya: Di Jalan Dharmawangsa 20, Pak (bukan alamat sebenarnya)
Telp: Jalan Dharmawangsa 20 nomer berapa, mbak?
Saya: Ya Nomer 20 Pak (Oh iya, harusnya waktu nyebutin alamat tadi saya bilang nomer 20, biar si penelpon gak bingung)
Telp: Gang 20 nomer 20, gitu?
Saya: Gak pake gang, Pak. Alamatnya Jalan Dharmawangsa nomer 20, gitu aja. Tempatnya pinggir jalan, kok.
Telp: Oo.. Jalan Dharmawangsa 20… (sunyi sebentar, saya yakin dari nadanya si Bapak sudah paham alamatnya)
Bentar mbak saya catatnya. Tunggu ya, saya ambil kertas sama bolpoin dulu
Beberapa menit kemudian..
Telp: Halo-halo Mbak, tadi alamatnya dimana?
Saya: Ja.. lan.. Dhar..ma..wang..sa.. nomer 20, Paa…k (sambil ndikte biar lebih jelas)
Telp: Bentar-bentar, mbak. Sambil saya tulis. J..a..L..a..n…
Jalan apa mbak?
Saya: Jalan Dharmawangsa nomer 20 (berusaha sabar meski harus dengan menajamkan nada suara) hehe
Telp: Jalan Dhaaar..
Dharmawangsa ya?
Saya: iiiyyya Paaak.. (Pas ngomong Iya, huruf I dan Y nya saya tekan dalam-dalam. Trus ngomong Paaa..k nya saya buat sesabar mungkin)
Tiba-tiba Sunyi. (saya pikir si Bapak sedang menulis)
Telp: Halo-halo gimana mbak? Dharma apa tadi?
Lha dalah, masih tanya, saya pikir sudah ditulis
Saya: (Ngeliatin gagang telpon buat mastikan gagangnya tidak kenapa-napa. Lama-lama sebel juga. Harus berbuat sesuatu nih supaya wawancara alamat ini gak keblabasan kemana-mana)
Sebentar.. gini deh Pak, Bapak sekarang tinggal dimana?
Telp: Di Surabaya, mbak
Saya: Kalau begitu Bapak tau Jalan Dharmawangsa letaknya dimana?
Telp: Tau mbak
Saya: Ya sudah, kalau Bapak tau jalan Dharmawangsa itu dimana, Bapak tinggal lewat lalu nyari nomer 20. Begini lebih jelas, kan Pak?
Telp: Oiya Mbak, Jelas. Saya sudah tau kok kantornya Mbak, kemarin saya sudah lewat sana
Saya: Gubrak!! (Ngelus dada sambil mantengin UPS yang teronggok disamping CPU)
Gustii.. paringi kulo sabaaarrr..
Pertanyaan seperti ini sehari bisa 3-5 kali lho.. kadang saking gak bisa nahan jengkelnya saya sampai tertawa kepingkal-pingkal. Apalagi kalau melihat teman saya megang gagang telpon sambil ngelus dada dengan suara jengkel yang sengaja ditampakkan. Kami berdua sampai tertawa gak habis-habis. Ngerti sih bagaimana harus melayani konsumen tapi gak begitu juga kalii…
Masih ada banyak sebenarnya kejadian konyol selama saya bekerja ditoko komputer. Mulai yang aneh sampai yang nyleneh dan hampir-hampir gak masuk akal. Tapi lain kali aja kalau saya ingat ya 😀
Oya postingan LBI saya untuk minggu ini masih kurang. Harus nulis satu lagi nih biar klasemennya gak turun. Nanti malam deh nulisnya sekarang mau nyapu dulu hehe