Pengalaman Ke Poli Kandungan RS Haji Surabaya
Pengalaman menjadi pasien RS Haji Surabaya tujuan saya ke Poli Kandungan, dan di sinilah pertama kali nama saya tercatat di Rumah Sakit serta…
Selama wira-wiri di jagat perbloggeran baru tau kalau Kang Didno memiliki blog lain selain taktiktek.blogdetik.com. Setiap kali blogwalking Kang Didno selalu menggunakan alamat blog yang di blogdetik. Sehingga ketika saya mendapat mention dari Kang Didno yang berisi ajakan berpartisipasi Giveaway blog didno76.com saya jadi heran dan secara otomatis bergumam:
“Lho, Kang Didno punya blog baru?”
Setelah baca-baca ternyata blog didno76 bukanlah blog baru. Malahan pada 24 Maret nanti blog ini akan merayakan ulang tahun yang ke 5 tahun. Wow.. berarti selama ini saya ketinggalan informasi dong. Dan itu artinya blog ini hadir setahun lebih tua dari blog saya yang di blogdetik.
Ketika pertama kali mengunjungi blog didno76 saya langsung tertarik dengan tampilannya yang sederhana namun elegan. Berwarna dasar putih dan sedikit sekali terdapat sentuhan warna membuat blog ini tampak nikmat dipandang. Judul headernya yang bertuliskan “Media Informasi dan Teknologi” sama sekali tak menampakkan bahwa ini adalah sebuah halaman blog. Saya pikir malah halaman website sebuah perusahaan elektronik sebab disana artikel-artikel yang disajikan melulu berisi informasi teknologi. Terlebih disamping kanannya terdapat banner toko online yang kebetulan saja dipenuhi gambar produk elektronik sehingga makin membuat komplit blog ber-niche IT ini.
Kalau saya perhatikan Kang Didno sengaja menggunakan blog ini sebagai blog pendulang ulang. Lihat saja widget advertisement yang dipasang ditambah dengan sub halaman pasang iklan yang menunjukkan kelebihan apa saja yang dimiliki blog ramah pandangan ini.
Dalam halaman itu tertulis bahwa pengunjung blog didno76 dalam sehari didatangi pengunjung sebanyak 5.000 – 18.000 yang terdiri dari ragam usia baik pria maupun wanita. Menurut saya wajar jika pengunjungnya bisa sebanyak itu sebab blog dengan niche IT memang sering dijadikan jujugan pengunjung yang ingin mengais informasi seputar gadget dan teknologi terbaru.
Kita tau saat ini masa teknologi sedang berjaya dimana banyak orang haus akan informasi teknologi dan kebanyakan mereka berlomba mendapatkan informasi mengenai seluk beluk dunia IT baik hardware maupun software. Ditambah lagi tingginya jumlah netizen yang meningkat tajam membuat siapa saja ingin selalu mengupdate perkembangan dunia digital.
Seperti yang bisa kita lihat jika berkunjung ke blog didno76 artikel populernya tak jauh-jauh dari seputaran informasi gadget dan aplikasi sosial media. Dari 10 artikel terpopuler, 5 diantaranya mengenai perkembangan aplikasi sosial media, 3 diantaranya mengenai perkembangan smartphone, 1 artikel berisi fitur tersembunyi dari Google, dan 1 artikel lagi yang tidak ada hubungannya dengan internet yaitu artikel berjudul 10 pesawat tempur tercepat yang pernah dibuat.
Dari kesepuluh artikel populer tersebut bisa saya simpulkan bahwa dunia informasi digital sedang menjadi trend masyarakat. Dan setiap apapun yang berbau kecanggihan teknologi pasti langsung dilirik.
Kesimpulan saya juga makin teryakini dengan banyaknya jumlah pengikut yang bergabung di Fanspage Media Informasi dan Teknologi. Tak tanggung-tanggung sebanyak 2.341 orang telah menjadi bagian dalam Fanspage ini. Sedang sebanyak 640 orang telah menjadi member blog Media Informasi dan Teknologi. Itu artinya banyak orang yang membutuhkan informasi seputar teknologi.
Secara keseluruhan tampilan blog ini sudah sangat lengkap. Di bagian navigasi sudah terdapat 6 pilihan diantaranya; Home, Informasi, Teknologi, Prestasi, Pasang Iklan, dan Kontak Kami. Dari ke 6 navigasi tersebut ada 2 kategori yang sudah sesuai dengan niche IT yaitu Informasi dan Teknologi. Namun menurut saya 2 kategori itu rasanya tidak cukup menampung seluruh artikel yang sudah diposting. Pengkategoriannya masih terlalu umum dan itu membuat pengunjung susah untuk membaca artikel yang dibutuhkan.
Lalu Kategori apa lagi yang sebaiknya ditambah diblog Didno76?
Sebagai salah satu pengunjung blog Didno76 saya menyarankan agar kategorinya bisa ditambah beberapa. Penambahannya bisa 2 – 3 kategori agar blog ini semakin mantap sebagai media informasi dan teknologi. Antara lain seperti dibawah ini:
1. Kategori Tutorial Teknologi
Dalam banyak kasus teknologi selain pengetahuan informasi, pengguna internet juga membutuhkan tutorial-tutorial khusus mengenai teknologi terbaru. Seperti misalnya artikel Cara Download Video Youtube ke Tablet Android yang sudah pernah diposting di blog didno76 dan sukses menjadikannya sebagai salah satu artikel terpopuler. Itu sudah menjadi salah satu contoh bahwa artikel seperti ini sedang banyak dibutuhkan orang.
Sebelumnya artikel ini dimasukkan dalam kelompok informasi namun alangkah baiknya jika tutorial dibuatkan kategoti sendiri agar pengunjung dapat dengan mudah mencari sesuatu yang dirasa butuh. Kategori ini juga bisa diisi tentang tutorial membuat/mempercantik weblog.
2. Review produk elektronik
Review produk dewasa ini semakin dibutuhkan orang banyak. Tentunya selain spesifikasi lengkap pembaca blog juga membutuhkan alasan penting apa agar konsumen tertarik membeli produk yang diinginkannya. Dari informasi tersebut sedikit banyak calon konsumen tau kelebihan dan kekurangan produk yang akan dibeli tersebut sehingga mereka menjadi semakin yakin dan mantap untuk membeli.
3. Tips dan Trik Teknologi
Kang Didno kan seorang guru. Agar tidak menghilangkan esensi seorang pendidik saran saya Kang Didno membuat Kategori Tips dan Trik Teknologi. Hal ini sebagai langkah pengawasan terhadap anak agar selalu berhati-hati memanfaatkan kecanggihan teknologi dan internet. Sudah banyak sekali kasus penyalahgunaan internet terhadap anak dan sebagai seorang pendidik disekolah tak ada salahnya jika Kang Didno juga menerapkannya di media blog.
Dalam kategori ini Kang Didno bisa mengisi artikel semacam tips seperti: Tips aman bersosial media, Bijak memilih tontonan untuk anak, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk trik-triknya Kang Didno bisa mengisinya dengan Sukses menaklukkan flappy bird atau bisa yang lainnya.
Jika 3 kategori ini ditambah navigasinya menjadi; Home, Informasi, Teknologi, Tutorial , Review, Tips dan Trik , Prestasi, Pasang Iklan, dan Kontak Kami
9 Kategori!
Agaknya terlalu banyak untuk sebuah navigasi, ya. Soalnya terlalu banyak navigasi juga tidak bagus untuk tampilan sebuah blog yang akhirnya membuat bingung pembaca. Usul lagi dari saya bagaimana jika Kategori Pasang Iklan dan Kontak Kami dijadikan satu saja. Dibagian kanan sidebar, Kang Didno kan sudah memasang badge Dukung di Facebook dan Follow My Twitter jadi navigasi Kontak Kami tentu saja bisa dihilangkan sehingga jumlah kategorinya menjadi 8.
Kurang lebih tambahan kategori inilah yang bisa saya berikan sebagai masukan untuk blog Didno76 agar kedepannya blog ini lebih bermanfaat kepada banyak orang. Saya doakan sukses selalu untuk Kang Didno bersama Didno76 nya dan semoga ditahun-tahun mendatang ada ucapan selamat Ulang Tahun lagi yang ke 6, 7, 8 dan seterusnya, Amiin
Sejak memulai ngeblog 4 tahun lalu saya tak pernah berpikir akan mengalami banyak perubahan hidup dikedepannya. Kegiatan yang berawal dari iseng-iseng yang sekedar ingin mengaplikasikan pola pikir dalam bentuk tulisan ternyata membawa banyak pengetahuan, pengalaman serta hal-hal yang mengesankan.
Kegiatan ngeblog yang kala itu saya gunakan sebagai hobi sampingan, kini berubah menjadi pekerjaan utama. Coretan-coretan yang dulu mengesankan begitu labil pelan-pelan menemukan karakter aslinya. Dari sana saya mendapatkan pelajaran penting bahwa merangkai huruf dan kata itu ternyata tidak mudah. Diperlukan kebiasaan dan latihan yang terus menerus.
Selama 4 tahun menjalani karier menjadi blogger banyak suka duka yang saya rasakan. Namun itu bukan kendala besar sebab saya menjalaninya dengan senang. Tanpa tekanan dan paksaan. Dan kebebasan berekspresilah yang menempa saya hingga tetap bertahan bergelut dalam dunia blogger.
Satu kebanggan yang tak bisa diungkapkan dengan bahasa adalah dukungan dari teman-teman blogger yang hingga sekarang tak ada putus-putusnya menjalin silaturrahmi antara satu sama lain walau hanya berupa satu kalimat yang terangkum dalam kotak komentar ajaib. Karena dari kotak ajaib itulah sebab pertemanan kita bermula.
Kini blogger telah berkembang. Efek interaksi tulisan telah membawa mereka menemukan passion masing-masing. Meski begitu perbedan passion tetap menyatukan mereka dalam kebersamaan visi dan misi. Dan inilah motivasi terbesar saya mengapa hingga saat ini menekuni aktivitas blogging, adalah karena ingin selalu bersama mereka.
Postingan ini lanjutan dari postingan sebelumnya
Saat mobil berhenti ditengah tanjakan, kami berempat berjibaku mengendalikan laju mobil supaya tidak semakin mundur.
“Injak gasnya” teriak Kang Yayat
“Sudah” balas Mas Rinaldi
Dan entah bagaimana kemudian mobil pelan-pelan bisa naik ke tanjakan walau derunya mengalahi suara mobil derek. Gak yakin juga sih, bunyi mobil derek itu bagaimana hehe
Sampai di jalanan datar dan stabil barulah kami semua turun. Bukan untuk melihat view bagus, tapi penasaran darimana bau gosong itu berasal. Pasalnya usai berhasil naik, tiba-tiba menguar bunyi gosong di indera penciuman kami. Kang Yayat mengira bau itu dari kampas rem, tapi Mas Rinaldi membantah, bau itu asalnya dari ban. Ya udahlah bukan perdebatan sulit, yang penting jalan tanjakan itu sudah berlalu.
Walhasil keoptimisan Kang Yayat semakin menipis. Pesimis, jalan yang dilalui tidak sampai tujuan. Kami sudah terlalu jauh masuk kedalam desa tapi sama sekali belum melihat rumah penduduk. Masalahnya ini desa orang dan kami juga tidak tau mau kemana haha.. yang jelas tujuan kami satu, menemukan tempat tembakau. Ditengah niat putar arah yang sepertinya juga tertahan karena jalan setapak yang dilalui hanya cukup satu mobil membuat kami meneruskan perjalanan lagi minimal sampai menemukan lahan luas untuk kami jadikan tempat berbalik arah.
Berbekal petunjuk penduduk, kira-kira 500 meter sampailah kami pada sebuah pertigaan. Menurut informasi di dekat-dekat pertigaan itu terdapat rumah yang menjual tembakau. Usai tanya sana sini, ternyata rumah yang menjual tembakau berada jauh dibawah disalah satu jalan pertigaan tersebut. Wuih, ampuun jalannya menurun curam! Dipikir lagi daripada nanti mobil kami bisa turun tapi gak bisa naik maka dipilihlah jalan kaki. Resikonya Mas Rinaldi harus tetap diatas, menunggu didalam mobil. Sempat ada yang memberi tawaran membawakan mobil sampai dibawah, tapi kami menolak. Hihi.. masih takut dan trauma 😀
Begitu sampai di rumah Pak Haji, pemilik tembakau, kami disambut dengan ramah. Obrolan yang tidak bisa fokus karena memikirkan insden tadi bercampur waktu yang mulai beranjak petang membuat kami tidak bisa berlama-lama. Padahal disana, kalau mau lama itu menguntungkan sebab para komunitas asbak(ul) karimah dibolehkan melinting rokok sendiri dengan tembakau dan kertas yang sudah tersedia. Ditambah suguhan kopi susu plus ketan jagung dengan kuah gula kelapa, hmm.. mungkin suatu hari nanti boleh diulang..
“Ogah! Aku kapok kesana lagi!” celetuk Cak Lozz panik. Doi mati gaya sambil pegangan bangku erat-erat.
“Yang bener aja, nggak.. nggak mau lagi naik” kata Mas Rinaldi yang ketika turun menolak pegang setir.
Dan Alhamdulillah perjalanan turun tidak menemui kendala. Semua baik-baik saja. Bahkan kami sempat turun ditengah jalan buat foto-foto pemandangan.
Oya ngomong-ngomong desa Semambung selain memiliki view bagus, hawanya segar. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Madura. Bagusnya lagi disepanjang jalan desa masih banyak terlihat rumah penduduk yang bentuknya mirip rumah adat Madura. Atap gentengnya rendah dengan dinding terbuat dari kayu. Penduduknya ramah-ramah dan asyik diajak ngobrol. Sayangnya ketika kesana tidak sedang musim panen sehingga kami tidak bisa melihat bentuk tanamannya. Menurut Pak Haji musim panen tembakau terjadi sekitar antara bulan Juni dan Juli.
Gimana-gimana, tertarik datang? 😀
Ceritanya Sabtu Minggu kemarin saya habis melakukan perjalanan jauh. Mulai dari Surabaya – Jember – Banyuwangi – Situbondo – Besuki – Probolinggo – Surabaya. Perjalanan semacam roadshow ini demi melampiaskan hasrat kopdar bersama kawan-kawan blogger yang berada di wilayah paling timur pulau Jawa.
Tapi-tapi.. dalam tulisan ini saya tidak bercerita mengenai kopdarnya sebab seperti yang sudah-sudah kopdar selalu da pasti meninggalkan kesan yang sangat dalam. Terutama hubungan pertemanan yang bak saudara dekat. Sampai-sampai rumah teman pun kami sita untuk dijadikan basecamp haha.. cerita detailnya akan saya tulis satu persatu dilain posting aja supaya lebih ngena ceritanya.
Untuk kali ini saya akan menjawab ke-kepoan Mbak Prit mengenai pengalaman seru apa yang telah kami alami selama berada diperjalanan.
Singkatnya, usai dari Banyuwangi, Kang Yayat (sang pencetus ide perjalanan) mengajak Cak Lozz, saya dan Mas Rinaldi mengeksploitasi desa di daerah Besuki Situbondo yang konon menjadi tempat penghasil tembakau. Sebagai orang Jawa Timur, terus terang saya tidak begitu paham tentang asas pertembakauan ini. Malahan saya baru tau kalau di Jawa Timur ada daerah penghasil tembakau. Perasaan di buku RAPL jaman SD dulu gak ada deh informasi mengenai beginian. Kecuali pabrik kertas Leces dan PLTU Paiton yang legendaris dan sering keluar dalam soal ujian EBTA/EBTANAS.
Yaah.. demi menuruti nafsu para asbak(ul) karimah (baca: perokok), bolehlah dicari tau ada apa saja disana.
Perjalanan darat yang semula dikira dekat ternyata jauhnya seulur-ulur. Lagi-lagi saya menemui seorang pecinta alam yang tiap ditanya jawabnya selalu “Dekat sini aja” padahal kalau diukur jaraknya beratus-ratus kilo. Untungnya saya belum pernah ngukur, selain nggak mau, juga nggak punya meterannya sih wakaka..
Berpegang informasi dari Mas Sofyan yang katanya tinggal lurus ngikuti jalan sampailah kami pada Taman Nasional Baluran. Perjalanan dari sini lumayan jauh juga. *eh gak bisa bilang jauh sih wong saya sudah ‘teler’ berat, sampai nahan kepala sendiri aja gak kuat (baca: saking ngantuknya sampai kepala miring-miring).
Kalau ngikuti arah dipeta urutan Kabupaten yang dilewati seperti antara Surabaya, Sidoarjo, Bangil Pasuruan, Probolinggo. Jadi kalau dari Banyuwangi urutannya menjadi Banyuwangi, Situbondo, Besuki, Probolinggo. Bedanya, jarak antara Banyuwangi ke Situbondo itu jauh buuuuanget (baca buuuuu nya sampai pipi menggelembung) silakan ditiru dan Anda akan merasakan sensasi lebainya haha..
Sampai di Besuki waktu sudah menginjak Ashar. Habis tanya penduduk disana-sini sampailah kami di desa Semambung. Menuju desa ini, Kang Yayat sempat pesimis sebab kontur jalannya rusak berat dan berlubang disana-sini. Mana lihat belakang perkampungan penduduk jauh pula. Tapi karena orang desa Semambung baik-baik dan ngasih infonya juga sambil senyum okeelah kami ikuti. Meskipun sebenarnya aneh juga, masak tiap orang ditanya jawabnya selalu “Oh, gak jauh kok. Kurang lebih sekilo lagi”. Apa jangan-jangan senyumnya itu mengandung arti, supaya kami tidak mogok ditengah jalan lalu balik pulang? 😀
Awalnya jalan yang kami lewati datar-datar saja dengan suasana amat sangat pedesaan. Lihat kiri ada bukit dan sawah berpetak-petak. Lihat ke kanan ada gunung yang dibawahnya kali bening yang membelah perbukitan hijau. Sedang dibagian depan, tampak lalu lalang penduduk berjalan kaki sambil memanggul rumput yang baru ditebang diatas kepala dengan jalanan yang mulai menanjak. Dan pemandangan itu jelas membuat kami terpana dan tidak sadar kalau kontur jalan yang kami lalui semakin tinggi.
Saking keasyikan menikmati pemandangan sambil berjeprat-jepret ria tiba-tiba… Insiden ngeri terjadi.
Ditengah-tengah jalan tanjakan sekonyong-konyong mobil berhenti mendadak. Diam-yam. Tanpa gerakan berarti. Sedang pemandangan dibelakang tampaklan jalanan aspal yang menurun curam. Sesekali mobil mundur kebelakang. Lalu berhenti lagi.
Kami berempat saling menguatkan. Melihat Mas Rinaldi yang saat itu kebagian nyetir terus berusaha mencari ancang-ancang dengan muka pasi. Dibelakang Kang Yayat berusaha mengendalikan laju mobil dengan memberi alternatif kendali apa yang harus dipegang. Sedangkan Cak Lozz, saya nggak bisa melihat jelas seperti apa rautnya yang pasti ketika saya pegang, tangannya bergetar hebat. Sedangkan saya yang ketika itu berada disamping Mas Rinaldi tidak tau harus merasakan apa. Takut nggak. Deg-degan juga nggak. Perasaan seperti tak terjadi apa-apa. Biasa aja gitu. Atau ada yang salah dengan dada saya? wah mesti lari ke paranormal terdekat nih, ups 😀
Tapi beneran lho kejadian seperti ini saya pikir biasa saja. Soalnya beberapa kali saya mengalami kejadian begini. Ditengah-tengah tanjakan tiba-tiba mobil yang saya tumpangi berhenti. Yang saya ingat kejadian seperti ini saya alami waktu mau naik ke Gunung Welirang dan ketika dalam perjalanan ke Sedudo. Jadi ketika Kang Yayat, Mas Rinaldi dan Cak Lozz merasa ketakutan, saya malah merasa biasa saja haha..
Baru ngerti ternyata mobil berhenti ditengah tanjakan itu berbahaya, toh.. kalau begitu besok-besok kalau terjadi lagi, saya suruh dada ini supaya deg-degan aja kali ya.. tapi-tapi kalau sudah tau berbahaya begini kok jadi takut sendiri, sih. Ogah deh, semoga nggak ada lagi kejadian macam ini. Bikin takut sendiri jadinya.. yang jelas kalau diajak naik kesana lagi, tetep maulah.. pemandangannya bague, euy 😀
Bersambung ke postingan selanjutnya ya 😉
Tema LBI 2014 pekan ini adalah tentang majalah Indonesia.
Hmm.. agak sulit mengingat-ingat majalah Indonesia apa aja yang pernah saya baca. Soalnya sejak dulu saya belum pernah langganan majalah. Kecuali pas pengin aja baru beli eceran.
Sejak dulu kesukaan saya selalu berubah-ubah. Tergantung moodnya. Jika sedang ingin membaca cerpen saya beli majalah Anita Cemerlang. Jika sedang ingin membaca seputar wanita, kecantikan dan mode saya beli Femina atau Kartini. Jika sedang mencari tau seputar komputer saya beli majalah Chip atau Info Komputer. Dan jika sedang kangen sama cerita anak ya saya beli majalah Bobo.
Alasan lainnya saya ingin membeli majalah adalah demi mengejar bonusnya.
Akhir-akhir ini setiap ke kios koran saya sering melihat majalah Indonesia dibundling produk tertentu. Bonusnya macam-macam, ada sample obat jerawat, goodie bag, tas, dompet, tas kosmetik dan lain-lain. Kadang-kadang malah bonusnya lebih mahal dari harga majalah itu sendiri.
Saya jadi ingat ketika mudik ke Jakarta beberapa tahun lalu. Pas belanja di Tip-top Supermarket saya menemukan kios yang menjual majalah dengan bonus novel. Agak lupa nama majalahnya, kalau tidak salah Kartini. Dan bonusnya novel Air Mata Kasih Taufiqurrahman Al-Azizy. Tanpa melihat artikel apa yang menarik di majalah itu saya langsung bawa pulang setelah bayar dua puluh ribu.
Sesampainya dirumah bukan majalah dulu yang saya baca tapi bonus novelnya. Maklum pada masa itu sedang ngetrendnya novel berbasis Islami, siapa lagi kalau bukan novelnya Habiburrahman el Shirazy, Ayat-ayat Cinta. Dan saya termasuk orang yang tergila-gila dengan novel itu.
Lain lagi ketika membeli sebuah majalah wanita, bonus yang dikasih buku kumpulan cerpen. Wih senengnya minta ampun.
Zaman dulu jarang-jarang ada majalah yang berani ngasih bonus keren dipaket pembeliannya. Paling-paling pin-up, minibook, poster, resep masakan, pola pakaian (yang sering ngasih bonus ini biasanya majalah Kartini, tapi yang versi jadul. Sekarang Kartini sudah jarang ngasih bonus ini). Entah mengapa baru-baru ini aja bonus majalahnya lumayan. Mungkin saja titipan sponsor atau bisa jadi supaya majalahnya laku keras. Sangat masuk akal kalau penjualan majalah tak selaku tabloid dan koran. Sebab harga majalah terlalu mahal dibanding tabloid. Walau begitu, sebenarnya saya suka membeli majalah ketimbang tabloid.
Kelebihan yang dimiliki sebuah majalah antara lain tampilannya lebih meyakinkan, penyimpanannya mudah, bagus buat dikoleksi dan yang paling penting tidak mudah sobek. Begitupula dengan isi majalahnya, lebih kompleks dan beragam. Wajar jika harga yang ditawarkan lebih mahal.
Nah, kalau teman-teman suka baca majalah Indonesia apa?
Baru tau kalau duren itu enak rasanya. Serius! Pke banget!
Wkwk.. beneran! Andai tau kalau durian itu enak sejak dulu saya bakalan mengaguminya. Telat.. telat!
Tau enak pke banget, itu gara-gara suatu sore, pulang kerja, Suami saya datang bawa bungkusan plastik. Gak pakai nanya-nanya lagi, saya masukkan aja ke dalam kulkas. Sesuai sarannya.
Malam-malam, sambil nonton Mata Najwa iseng saya buka bungkusan tadi. Woahh aromanya.. nyebar kemana-mana.. aroma Durian, sodara! Begh, nikmat-nikmat sedaaap.. bikin lidah trecep-trecep.
Etapi yang saya nikmati itu bukan buah durian, lho.. tetapi suatu makanan yang bentuknya kotak gendut seperti bluder berwarna ijo pupus. Penasaran dong, saya taruh satu biji diatas lepek lalu saya buka kemasannya. Aromanya tetep, seger bangeeet. Begitu kemasan terbuka, ijo-ijo itu saya belah pakai sendok.
Ternyata oh ternyata didalamnya terdapat dua lapis adonan lembut. Paling atas berupa vla, sedang bawahnya buah durian. Bungkus ijonya terbuat dari semacam tepung tipis yang gunanya untuk menahan kedua adonan lembut tersebut supaya tidak mbleber kemana-mana. Dan ketika keduanya dimakan, sensasinya bikin deg-degan. Rasanya itu seperti melihat sandal gebetan ada di samping sandal saya. Bersanding manis diem-dieman tapi saling menatap. Aih, wkwk..
Durian. Buah satu ini sejak dulu selalu jadi kontroversi. Yah, apalagi kalau bukan karena aromanya yang bikin mabuk. Meski fans beratnya mengatakan dagingnya enak, namun sangat menjijikkan bagi yang membencinya aromanya.
Daan setelah saya sadari, se-eneg-enegnya aroma durian, rasa dagingnya itu nikmat juga kalau dimakan. Apalagi kalau bijinya sudah dibuang lalu tinggal buahnya aja yang dihaluskan. Hmm.. berasa ratu dalam dongeng yang punya peri banyak dan saya tinggal duduk manis menikmati hidup 😀
Betul-betul baru kali ini saya melihat buah durian yang dikemas secara modern. Puas menikmati rasanya, saya coba browsing di internet. Ternyata eh ternyata, makanan yang barusan saya makan itu namanya Pancake Durian.
Menurut Tante wiki Pancake Durian adalah makanan ringan berupa puree daging durian dan vla atau krim kocok yang dibalut dengan kulit crepes atau dadar gulung. Panganan ini pertama kali dipelopori oleh pedagang-pedagang kue rumahan di Kota Medan. Lambat laun tersebar di kota-kota lain di Indonesia, seperti Jambi, Semarang, Jakarta, dan lain-lain.
Bagi yang selama ini nggak suka makan buah durian, Pancake durian ini bisa dijadikan alternatif untuk dinikmati. Sudah gak perlu repot belah-belah durinya. Tinggal buka pancakenya, di sendok lalu nikmati. Praktis dan gak ribet.
Ada yang pernah makan Pancake Durian?
Bagi dooong 😀
Sudah lama saya pengen punya smartphone layar lebar. Setidaknya yang 5’. Smartphone 5’ ukurannya standart. Tidak terlalu lebar juga tidak kekecilan untuk digunakan membaca tulisan. Apalagi layar yang bisa multitouch. Biasa orang menyebutnya Phablet. Paduan antara Handphone dan Tablet.
Saya juga ingin yang fiturnya Dual SIM. Maruk banget ya satu orang pakai 2 nomor hehe.. Maruk banget emang, tapi gimana lagi, sekarang marak perdana internet murah, sih. Rencananya yang sim 1 saya pakai kartu langganan buat nelpon dan SMS, sedang sim satunya saya pasang perdana internet murah yang sekali pakai, habis lalu buang.
Pasalnya smartphone layar 5’ dengan fitur dual SIM itu harganya #raumum buat kantong saya. Rata-rata diatas 3 juta. Dari pada duit 3 juta dipakai buat beli henpon mending buat beli barang lain yang gunanya lebih penting. Laptop, misalnya..
Hingga pada suatu hari, ketika menghadiri even Blogger Nusantara di desa Tembi saya melihat ada teman blogger yang menggunakan ADVAN VANDROID S5. Awalnya saya nggak ngeh kalau yang dipakai teman saya Vandroid sebab sekilas diperhatikan seperti henpon mahal. Saking keponya saya sampai pinjam itu henpon dan mencoba fiturnya.
“lumayan” komentar saya.
Namanya Yuni kalau penasarannya belum terbukti akan mengejar terus sampai menemukan apa yang dicarinya hehe..
Sepulang dari Yogja, saya online dan mencari tau detail fitur serta harganya. Seperti biasa buka toko online Lazada Indonesia. Mencari tau di toko online itu lebih mudah, disana info yang disajikan lengkap. Ada detail produk, spesifikasi, juga ulasan produknya. Dan yang lebih penting informasi harganya sekalian.
Pada bulan Januari lalu Advan Vandroid mengeluarkan type baru lagi, yaitu ADVAN VANDROID S5H. Kisaran harganya nggak jauh beda dengan type sebelumnya, kisaran sejutaan. Meski murah spesifikasinya gak murahan, lho..
Ini nih spesifikasi lengkapnya:
Prosesor Cortex-A7 Quad-core 1,2Ghz
RAM 512 MB plus storage 4 GB
layar sentuh teknologi IPS (In-Plane-Switching) TFT Capacitive touchscreen dengan resolusi 1280×720 pixels
Ukuran 5 inci, 5 poin multi-touch
Sistem Opersai Sistem Android Terbaru Jelly Bean 4.1.2
Dual SIM Card
Dual Camera. Kamera Depan 8 MP dan Kamera Belakang 2 MP
Slot microSD up to 32 GB
Konektifitas WiFi 802.11 b/g/n, Bluetooth, Kabel data USB dan Audio Jack 3
Lithium 1700 mAh.
Harga terjangkau dan spesifikasi mumpuni menjadi andalan Phablet ADVAN VANDROID S5H. Varian warna putihnya terlihat mewah dan berkelas. 5 poin multi-touchnya menjadikan smartphone ini layak dimiliki sebab kemulusan touchnya membuat jari lebih nyaman menggesek-nggesek layarnya.
Saya sudah sebulan ini menggunakan phablet ADVAN VANDROID S5H. Bukan hanya puas tapi puaaaaas bangeeet.. menyesal, kenapa gak dari dulu belinya.
Saat ini ADVAN VANDROID S5H dijual hanya seharga Rp. 1.419.000,- di Lazada, lho.. yang penasaran buruan beli 😀