Pengalaman Ke Poli Kandungan RS Haji Surabaya
Pengalaman menjadi pasien RS Haji Surabaya tujuan saya ke Poli Kandungan, dan di sinilah pertama kali nama saya tercatat di Rumah Sakit serta…
Tanggal 21 – 30 Maret 2014 di kota Surabaya ada event menarik. Namanya Pertunjukan spektakuler 3030 Surabaya. Konon event ini merupakan spektakuler show 3 Dimensi. Entah apa yang dimaksud 3 Dimensi tapi denger-denger sih pertunjukan bagus apalagi lihat foto-foto yang ada di hestek #3030Surabaya.
Kemarin saya berniat ngajak Suami nonton pertunjukan ini. Sebelum berangkat saya hunting informasi dulu di twitter. Dari informasi yang saya peroleh untuk hari Jumat – Sabtu – Minggu penontonnya full padahal jadwal pertunjukan dalam sehari ada 7 kali! Untuk menonton acara ini pengunjung tidak dipungut biaya. Syarat yang dipenuhi untuk mendapatkan tiket adalah menunjukkan follow @3030Surabaya. Itu saja, asik kan..
Habis Maghrib kami berangkat ke Parkir Timur Plasa Surabaya yang ada di jalan Pemuda Surabaya. Sebelum mencapai jalan Pemuda, jalanan di Surabaya macetnya minta ampun. Sejak dari jalan Sumatera motor sulit sekali bergerak. Pengendara didominasi anak-anak muda yang sepertinya akan melihat pertunjukan 3030 ini. Hingga lampu merah didepan hotel Sahid motor benar-benar berhenti. Bahkan meski lampu sudah menunjukkan warna hijau saya masih kesulitan bergerak. Begitu didepan Monkasel sudah banyak antrian motor yang ingin parkir. Rupanya, banyaknya antrian ini yang menjadi sebab kemacetan.
Dari pada saya ikut antri panjang, saya milih mencari tempat parkir di Cafe ‘remang-remang’ didepan Monkasel. Di cafe itu tempat parkirnya luas dan sepi. Petugas parkirnya pun tak keberatan kami parkir disana. Alhamdulillah diberi kemudahan.. herannya kenapa mereka-mereka yang antri sampai memenuhi bahu jalan tidak parkir di Cafe saja, sih..
Sesampai di parkir timur pengunjung luar biasa ramainya. Antrian masuk dan antrian mengambil tiket mengular dimana-mana. Karena baris antriannya ruwet saya sampai tidak bisa melihat mana pintu masuknya. Petugas jaga pun sampai tidak terlihat. Demi mendapat informasi yang pasti saya ingin bertanya langsung kepada petugasnya. Sambil menerobos antrian saya berjalan menuju pintu keluar. Beruntung disana ada petugas penjaganya.
“Pak, cara mendapatkan tiket pertunjukan gimana caranya?”
“Oh, Mbak belum mendapat tiket? Tunggu sebentar ya, petugas tiketnya sedang istirahat makan”
Saya memaklumi. Sambil menunggu saya berdiri didekat pagar. Tak hanya saya yang bingung, dibelakang saya ternyata banyak orang-orang yang juga tidak tau kemana harus mendapatkan tiket. Lalu saya dengar ada beberapa orang bertaya kepada petugas, oleh petugas dijawab harus antri didepan. Lho, kok jawabannya berbeda. Tadi sama saya jawabnya disuruh nunggu, kok sama yang lain diminta antri.. Walau begitu saya tetap tidak beranjak dari tempat berdiri.
Tak lama kemudian, petugas mendatangi saya sambil mengajak petugas cewek.
“Mbak ini lho kasian menunggu dari tadi” kata petugas laki-laki. Saya gelagapan. Dibanding yang lain saya baru sebentar menunggu.
“Untuk berapa orang, Mbak?” tanya Mbak petugas.
“2 orang Mbak” jawab saya yang kemudian di suruh menunggu sementara si Mbak pergi ke mejanya.
Sang petugas laki-laki bilang harusnya untuk mendapatkan tiket antri dulu didepan. Karena saya perempuan makanya dikasih langsung. Duh.. segitunya, Paak.. tapi makasih banyak sih sudah dibantu 😀
Tak lama kemudian si Mbak datang sambil menggenggam sesuatu sambil bertanya, “Mbak, bawa bolpoin?”. “Bawa” jawab saya.
“Ya udah tangannya Mbak siniin biar nggak kelihatan yang lain” seraya memindahkan sesuatu dari tangannya ke tangan saya. “Habis diisi nanti kasih tiketnya ke petugas pintu masuk, ya”
Setelah bilang trima kasih, saya langsung menghambur ke pelukan suami untuk pinjam bolpoin. Mengingat suasana begitu rame saya tidak langsung menonton, Jadwal yang saya ambil hari Sabtu jam 4 – 5 sore yang itu berarti hari ini, nanti sore, asiikkkk….
Pesta Demokrasi tinggal hitungan hari lagi. Seolah dapur bangsa, rakyat dan calon pemimpin berlomba mempersiapkan olahan hidangan yang tak hanya menarik dipandang tapi juga nikmat disantap.
Tak seperti Pemilu sebelumnya, tahun 2004 dan 2009, pada Pemilu kali ini terlihat banyak sekali calon-calon pemimpin baru yang berhasrat mendobrak kepemimpinan lama yang seperti dikutip acara Mata Najwa, bak rem ketemu rem, alias jalan ditempat. Entah benar entah salah dalam kenyataan sepertinya memang begitu. Lebih sayang lagi mengapa saya baru mengetahui dihampir masa jabatannya bahwa ternyata selama ini saya memiliki Wakil Presiden yang santun, sederhana, rendah hati dan pendiam. Andai sejak awal saya mengenal beliau pendiam ‘banget’ mungkin saya akan memaklumi dan berusaha tidak menertawakan ketika terlontar sindiran kalau keberadaan Wapres seperti antara ada dan tiada.
Sedang untuk kegiatan kampanye sendiri, seperti yang banyak muncul dimedia online, cara-cara yang dilakukan para calon pemimpin terasa sekali perbedaannya. Walau tak disadari namun secara fisik begitu mencolok. Terutama pada gaya foto yang terpasang pada banner atau poster. Seperti poster pada foto-foto berikut ini yang saya ambil dari Google Image:
Lihat gambar ini kok jadi keingat film Warkop DKI, ya 😀
Caleg yang PHP-in diri sendiri
Hohoho.. Lebih keren animasinya..
Saingannya Bang Rhoma, keknya 😀
Dari gambaran diatas tampak sekali bahwa caleg saat ini lebih banyak mementingkan penampilan sebagai ikon diri untuk memudahkan masyarakat menghapal siapa dan nomor berapa yang harus di coblos. Deretan program urusan belakang, yang penting terpilih dulu.
Adanya perbedaan fisik ini, diharapkan masyarakat bisa cerdas dalam memilih. Siapa-siapa calon yang hanya mementingkan penampilan fisik, dan siapa calon yang benar-benar menjadi wakil rakyat.
Selain berkampanye dengan cara unik diatas, harapan mendapat banyak suara dari masyarakat juga bisa didapatkan dengan cara memanfaatkan blogger sebagai penyebar informasi di media sosial. Bisa dengan menceritakan profil caleg atau program yang akan dilakukan. Konon bayarannya lebih besar daripada job review produk. Sayangnya saya belum mendapat informasi pasti berapa fee yang diterima blogger atas tawaran tersebut. Namun sebagai blogger, saya yakin mereka dapat mengolah kalimat positif agar apa yang ditulisnya tidak terlalu menjual sehingga memicu militan tertentu berkomentar negatif. Disinilah letak kekuatan blogger sebagai media pemberi informasi harus diberlakukan. Uang boleh diterima tapi ruang, blogger yang punya.
Begitupun dengan Calon Presiden nanti. Kita tau saat ini pencalonan Presiden tidak melulu seorang petinggi Partai. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Presiden yang dicalonkan biasanya seorang Pembina atau Ketua Umum. Ada banyak alasan mengapa sekarang partai tidak mencalonkan petingginya, salah satu alasannya adalah soal kepopuleran.
Beragam cara mereka lakukan agar capres yang diusung bisa mengangkat citra partai seperti halnya konvensi, koalisi, hingga mengangkat kader yang ‘dianggap’ berhasil. Tapi, apapun itu, Presiden adalah pemimpin negara yang mengerti dan bisa menjawab persoalan yang dihadapi rakyat, agar selama 5 tahun nanti kesejahteraan masyarakat bisa meningkat. Soal konvensi, koalisi, dan apapun namanya yang penting seseorang yang berani mencalonkan diri menjadi Presiden adalah orang yang bijak memberi keputusan serta pintar mengolah kebutuhan dapur bangsa agar selalu tetap ngebul, sehingga hidangan yang disuguhkan bisa merata serta dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Yang baru sekarang buat perekrutan karyawan selain dinilai dari tes tulis dan wawancara juga dilihat profil facebooknya serta status yang dibuat..
~ Bahaya nih klo status pada alay semua.. bisa-bisa gak lolos entar..
Status diatas pernah diposting oleh Raden Cakraningrat, seorang teman blogger dari pulau sebrang, Madura di Facebook. Usai membaca status sang teman saya turut memberi komentar begini:
Plis deh mending cek postingan blog aja ketimbang status fesbuk. Lha wong jarang status di fesbuk ntar malah ditolak mentah-mentah haha
Terus terang, selama memiliki akun Facebook saya teramat jarang menulis status. Boleh diintip di profil saya ada apa aja disana. Yang pasti teman-teman akan kecewa karena disana kebanyakan link postingan blog yang saya share di sana. Lainnya lagi berisi foto-foto yang bukan saya upload sendiri melainkan tag-tag-an dari teman.
Namun sejarang-jarangnya saya status Facebook masih ada satu-dua yang kadang-kadang ingin saya bagikan. Salah duanya adalah:
1. Jadi pemenang tunggal itu sesuatu.. baru kali ini ikut kontes blog di BLOGDETIK dan menjadi pemenang tunggal yang diselenggarakan oleh Om Gajah Pesing yang disponsori oleh Mbak Mechta Deera.. makasih ya Om, Mbak.. lebai dikit boleh ya 😀
Status 23 Maret 2014
Ketika menulis status ini memang saya sedang ingin tertawa. Sebagai seorang yang doyan ngikuti kontes jarang-jarang saya dinobatkan menjadi juara. Apalagi juara pemenang tunggal. Kalaupun mendapat peringkat seringnya sih menjadi juara harapan atau juara penggembira. Dan begitu dikabari kalau saya menjadi pemenang tunggal rasanya gimanaa gitu.. serius nih nggak ada peserta selain saya? emang peserta yang lain kemana kok hanya saya saja yang ikutan..
Informasi lomba posting blog yang saya ikuti sedianya dibuat status oleh Om Gajah Pesing di Facebook. Dalam statusnya Om Gajah Pesing akan memberi hadiah 3 buku Notes from Mecca karya Mbak Mechta Deera. Tak rumit-rumit, Om Gajah Pesing hanya meminta blogger menulis postingan di blogdetik yang temanya mengapa saya layak mendapat buku Notes from Mecca, sebuah buku yang berisi kumpulan perjalanan Mbak Mechta ketika berangkat ‘ngulon’. Untuk memberi waktu kepada blogger mencari ide, Om Gajah Pesing memberi tenggat postingan selama seminggu. Untuk mempermudah, selesai posting, blogger hanya diminta komen url postingannya. Simple saja..
Sebagai bloggerdetik saya pun turut ikutan terlebih saya sudah lama mengenal Mbak Mechta. Kalau tidak salah sejak awal ngeblog tahun 2010, saya sudah mengenal beliau. Bahkan diawal-awal sebelum keberangkatan Ngulonnya saya sudah membaca postingan-postingan mbak Mechta di Blogdetik.
Dan begitu lebih dari seminggu tiba-tiba saya dapat notifikasi bahwa saya dinyatakan menjadi pemenang tunggal haha.. rupanya selain saya tak ada lagi peserta lainnya..
Pesan yang ingin saya sampaikan dalam status itu adalah bahwa untuk memenangi kontes blog sebenarnya tidak susah. Kalau mau sedikit saja jeli mengamati sesuatu, peluang untuk memenangi kontes itu bisa terbuka lebar.
Dalam status itu Intan Sukma memberi komentar: curcol semalam 😀
Ketika saya bertemu dengan Intan pada malam sebelumnya kami sempat cerita-cerita mengenai trik agar bisa memenangi kontes blog. Saya pun menjawab seperti yang saya tulis diatas dengan menambahkan sedikit bahwa menang kontes itu tidak hanya karena bagus tidaknya tulisan, menurut saya yang paling penting adalah jeli membaca persyaratannya dan melihat kelebihan kekurangan peserta yang lain.
2. Surabaya diguyur hujan deras. Digenteng tiba-tiba terdengar klotak-klotak. Kirain ada yang iseng lempar2 kerikil. Eh ternyata es batu kecil-kecil. Baru sadar ternyata hujan es! Status: 20 Februari 2014
Kalau status ini saya tulis dengan perasaan kaget, hera juga senang. Gimana nggak kaget lha wong Surabaya selama ini terkenal panas. Dan begitu turun hujan yang dibarengi dengan hujan es sebesar dadu saya langsung heran 1000%!
Sebelum turun hujan, seharian cuaca Surabaya mendungnya gelap sekali. Bahkan sekali berhembus anginnya terasa begitu kencang. Jadi tak begitu heran jika kemudian hujan turun dengan derasnya. Saya yang saat itu keingat jemuran langsung lari tunggang langgang naik tangga untuk mengangkat cucian sebelum basah tak terselamatkan. Sambil melepaskan jemuran dari pengaitnya tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang aneh. Seperti ada bunyi “klotak-klotak” diatas genteng rumah. “Ah mungkin orang iseng” pikir saya. Selesai bertugas, saya lantas turun dan bersiap menutup pintu rumah agar air hujan tidak masuk. Apalagi suara petirnya kencang sekali.
Begitu mencapai pintu, kok sepertinya ada yang aneh dengan hujan kali ini.. saya diam sambil memperhatikan air hujan di jalanan yang berair. Oh rupanya, selain air ada sesuatu lain berbentuk padat yang juga jatuh dari langit. Penasaran, saya pun menembus hujan dan mengambil sesuatu yang berbentuk kotak itu. eh, ternyata es!
Sambil membawa es sebesar dadu saya langsung panggil Bapak dan Ibu keluar rumah melihat hujan es! Norak banget pokoknya saya..
Melihat fenomena itu saya buru-buru ngambil HP untuk status di FB. Selain itu juga saya share di Pasang Mata.
Di Status saya Mas Muhammad Yasri berkomentar: Hujan salju Mbak?
Saya balas “Bukan salju Mas, tapi es. Ukurannya sebesar dadu. Kalau salju enak kali ya tinggal dituangi sirup cair. Jadi deh es campur wkwk
Bagi sebagian daerah, hujan es memang aneh. Daripada hujan es, rasanya lebih familiar hujan salju. Sayangnya di negara kita yang tropis ini tidak mengenal hujan salju. Lebih ekstrem dikasihnya malah hujan es! Dan saya yakin kalau di Jepang ada hujan es, penduduk juga akan sama bingungnya dengan kita haha..
Artikel ini diikutkan dalam Giveaway Blogger Dengan Dua Status di BlogCamp.
Rumah sebagai kebutuhan premier kini tak hanya tempat berteduh. Dalam perkembangannya, rumah sudah bagian dari gaya hidup. Bahkan sebagai tempat tinggal, rumah sudah memiliki estetika tersendiri bagi sebagian kalangan. Pilihan sarana tempat tinggal bukan lagi pada fungsi kebutuhan tetapi lebih kepada investasi dimana suatu ketika nilai jualnya bisa melambung. Tak heran jika seseorang memiliki lebih dari satu rumah dan seakan berlomba, mereka membuat konstruksi bangunan yang unik.
Segmentasi bentuk dan material bangunan rumah kian beragam. Tergantung status sosial. Bagi yang bersosial tinggi yang mengutamakan keunikan mereka menggunakan material mahal. Bahkan demi mengejar keunikan mereka sampai harus menyalahi ‘kodrat’ yang lazim disebut bangunan. Sementara yang berstatus sosial menengah, mereka tak membutuhkan bentuk yang ‘aneh-aneh’. Cukuplah sederhana asal konstruksinya kuat. Sedang materialnya sendiri umumnya menggunakan pasir.
Bangunan yang kokoh adalah investasi masa sekarang dan yang akan datang. Jika banyak bangunan kuat dan cagar budaya bukan tak mungkin mendatangkan devisa negara. Kini ada kecenderungan orang membuat rumah yang bagus dan kokoh sebagai rumah idaman. Bangunan yang kokoh selain nyaman juga aman dari bencana. Datangnya bencana memang tidak bisa diduga namun jika sejak awal sudah diantisipasi, maka jatuhnya korban bisa diminimalisasi.
Bangunan yang kokoh dan berkelas berawal dari penggunaan materialnya. Bisa dari bahan alam maupun industri. Saat ini sudah jarang rumah dibuat dari bahan alam disebabkan mahalnya harga material. Kesemua bahan bangunan baik alami maupun produksi pabrik jika digunakan untuk membangun rumah diperlukan perekat agar elemen bahan satu sama lain dapat merekat dan menjadi satu bangunan.
Perekat bahan bangunan Rumah sebagai modal investasi
Sebagai perekat hidraulis bahan bangunan, semen dapat mempertahankan bangunan. Jika teknik pencampuran dan pengadukan dilakukan secara benar, semen dapat menghasilkan pasangan bata, plester, acian, perata lantai, lem keramik dan beton.
Zaman dahulu, sebelum mengenal semen sebagai perekat bahan bangunan, telur dan ketan adalah bahan yang sering dipakai. Menurut beberapa sumber, Borobudur dan Prambanan adalah candi yang menggunakan bahan ini sebagai perekatnya. Betapa orang zaman dahulu sungguh orang-orang yang kreatif!
Sedangkan sekarang perekat bangunan sudah modern. Ilmu pengetahuan, kecerdasan dan kecanggihan teknologi telah menciptakan inovasi. Perekat bangunan semakin banyak macamnya. Semen untuk bangunan rumah berbeda dengan semen untuk jembatan. Semen untuk rumah perkotaan berbeda dengan semen rumah yang berdekatan dengan pantai.
Inovasi perekat bangunan sebagai wujud investasi masa kini dan masa depan
Memenuhi kebutuhan dunia konstruksi bangunan, produsen bahan perekat bangunan terkemuka, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk melahirkan inovasi perekat bahan bangunan yang kokoh dan terpercaya dengan nama Semen Tiga Roda. Dibawah perusahaan HeidelbergCement yang berbasis di Jerman, Semen Tiga Roda menjadi salah satu merek terbesar di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1985, Indocement telah menjadi pelopor produsen perekat bahan bangunan.
Tidak hanya memproduksi semen, Indocement juga memproduksi mortar, beton siap pakai serta mengelola tambang agregat dan trass. Sesuai misinya, berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan berkualitas dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan, Semen Tiga Roda terus melakukan kreasi dan melahirkan inovasi.
Mengapa memilih semen Tiga Roda sebagai perekat investasi bangunan?
Sebagai wujud layanan kepada masyarakat Semen Tiga Roda selalu memberikan yang terbaik. Ada beberapa alasan mengapa Semen Tiga Roda menjadi pilihan perekat bahan bangunan rumah:
Merek Semen Tiga Roda terkenal dan terpercaya
Sejak dulu Semen Tiga Roda dipercaya sebagai merek perekat bahan bangunan berkualitas, dan saat ini penjualannya mencapai 18,6 juta ton pertahun!
Semen Tiga Roda mengantongi banyak penghargaan
Tercatat sejak tahun 2007-2013 Semen Tiga Roda telah 7 kali mendapat penghargaan sebagai Top Brand Award, sedangkan Mortar TR30 juga mendapat Top Brand Award pada 2013. Total penghargaan yang diterima selama rentang 2002-2013 berjumlah 84 penghargaan
Harga terjangkau
Sejak dulu Indocement terus berupaya menjadi produsen semen dengan harga terendah di Indonesia. Meski harga batubara naik namun harga Semen Tiga Roda tetap terjangkau disemua kalangan
Semen Tiga Roda mudah didapat
Sebagai bentuk pelayanan, Semen Tiga Roda tersedia dimana-mana. Langkah ini untuk memudahkan pelanggan membeli material bangunan. Untuk pemerataan distribusi telah ada distributor dan mitra Semen Tiga Roda diseluruh Indonesia.
Bahan Baku Ramah Lingkungan
Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, Indocement telah mengembangkan proyek Mekanisme Pembangunan Bersih. Proyek tersebut sebagai langkah penggunaan bahan bakar alternatif dan penggunaan bahan cementitious untuk memproduksi blended cement
Bagian produk dalam negeri
Meski saham terbesar di miliki HeidelbergCement, Indocement selalu memanfaatkan produk dalam negeri. Seperti memasok batu bara, menggunakan listrik dari PLN, pembuatan kantong semen dan fasilitas pengantongan serta distribusi, semuanaya dikerjakan di Indonesia.
Bersertifikat Nasional dan Internasional
Sebagai merek ternama, produk-produk Semen Tiga Roda telah diproduksi mengikuti Standar Indonesia (SNI), Standar Amerika (ASTM) dan Standar Eropa (EN)
Kini berinvestasi rumah tak lagi susah karena Semen Tiga Roda sebagai perekat bahan bangunan rumah hadir mewujudkannya.
Referensi Gambar dan Tulisan:
Wikipedia
Website www.sementigaroda.com
Seharian kemarin saya habis jalan-jalan sama Mbak Nunu ke Museum House of Sampoerna. Mbak Nunu bilang ingin naik Bis Surabaya Heritage Track. Itu lho Bis wisata khusus putar-putar Surabaya..
Saya jadi ingat waktu pertama kali datang ke Museum House of Sampoerna sama Pakde dan Kang Yayat. Kalau nggak salah 2 tahun yang lalu. Usai jalan-jalan di Jalan Coklat kami berinisiatif ke Museum ini. Disana kami mendapat penjelasan bahwa selain bisa menikmati koleksi sejarah Sampoerna, pengunjung juga bisa ikut Tour wisata keliling Surabaya. Langsung aja kami daftar.. eh ternyata nggak bisa, hari itu semua jadwal perjalanan sudah habis dibooking. Ya sudahlah.. apa boleh buat.
Bagi teman-teman yang ingin mengikuti Tour di museum House of Sampoerna, sebelumnya diharapkan reservasi lebih dahulu melalui telepon (031)3539000 atau klik web www.houseofsampoerna.museum. Jatah kursinya hanya untuk 20 orang saja.
Untuk diketahui dalam sehari Bis ini melakukan 3 kali perjalanan yaitu jam 9, jam 13 dan jam 15 dengan rute yang berbeda-beda. Jadi kalau ingin mengikuti rute ke 3-3nya harus mendaftar 3 kali. Daan rute perjalanan hari minggu dan hari kerja juga beda lho..
Seperti yang saya alami kemarin. Untungnya Kamis adalah hari kerja sehingga waktu daftar perjalanan, saya bisa langsung dapat kursi di hari itu.
Sebetulnya kemarin itu saya janjian sama Mbak Nunu jam setengah 9 tiba di Museum. Karena sesuatu hal.. bukan karena macet atau apa.. saya jadi telat. Sampai di Museum jam 9 tet. Alasan telat itu lebih tepatnya saya salah mengambil jalan sehingga nyasar kemana-mana.. 😀
Begitu saya masuk ke komplek Museum, eh tau-tau ada Bis berangkat Tour. Grogi dong, saya pikir Mbak Nunu sudah ikut rombongan Bis itu. Syukurlah ternyata waktu saya telepon Mbak Nunu masih dalam perjalanan menuju ke Museum. Itu artinya, Mbak Nunu yang telat 😀
Setelah Mbak Nunu datang kami langsung reservasi dengan jadwal keberangkatan jam 1 siang. Bolehlah nunggu 4 jam, sekalian saya puas-puasin melihat koleksi museum..
Meski sudah sering berkunjung ke sini, tapi nggak ada mblengernya. Seneng aja melihat foto-foto keluarga HM Sampoerna, sekaligus menikmati aroma tembakau yang menyeruak nikmat. Karena kemarin hari kerja, jadilah saya bisa melihat langsung karyawan Sampeorna yang dengan cekatan melinting butir-butir rokok.
Oya, ngomong-ngomong tentang Pay It Forward, saya jadi keingat harus melakukannya juga. Saya kecipratannya itu dari postingannya Bu Dey. Kebetulan waktu di Museum Sejarah Sampoerna saya melihat cindera mata bagus yang dikeluarkan oleh SAWOONG Tjinderamata Soerabaia Jang Paling Tersohor. Fotonya menurut saya betul-betul vintage. Oleh karena itu bagi yang menginginkan cindera mata dengan gambar Surabaya Tempo Dulu boleh komentar di kotak komen dengan menuliskan kata singkat, I’m In. Tulis I’m In gitu aja.
Bagi yang 5 komentar pertama yang menulis I’m In akan saya kasih hadiah!
Lalu, bagi siapa saja yang menadapat hadiah dari saya boleh menuliskan tulisan dibawah ini di blog atau dinotes FB dengan memberikan sesuatu juga kepada yang lain. Sesuatunya terserah..
I’m participating in the Pay-it-Forward initiative.
The first 5 people who comment on this status with “I’m in” will receive a surprise from me at some point in this calendar year – anything from a sweet dessert, a lovely CD, a ticket, a book or just absolutely any surprise I see fit! There will be no warning and it will happen when I find something that I believe would suit you and make you happy!
These 5 people must make the same offer in their status (FB or Path or Twitter or Blog post, etc.) and distribute their own joy.
Simply copy this text onto your profile, (don’t share) so we can form a web of connection and kindness.
Let’s do more nice and loving things for each other in 2014, without any reason other than to make each other smile and show that we think of each other. Here’s to a more enjoyable, more friendly and love-filled year!
Oke, saya tunggu komentarnya yaa…
Setau saya blog politik temanya sangat berat. Artikel-artikel yang diposting biasanya berisi tulisan yang sulit dimengerti orang awam. Namun diantara 10 blog populer menurut Technorati yang memiliki penghasilan luar biasa saya menemukan 1 blog yang temanya politik dan ramai pengunjung.
Namanya Blog Huffington
Ketika mendarat di blog Huffington saya langsung dibuat linglung. Pasalnya navigasi halamannya banyak banget. Saya hitung ada 11 biji! Selain Front Page, navigasi lainnya ada Politics, Business, Media, Green, Tech, Arts, Travel, Women, Religion, Huffpost Live, dan AllSections. Belum ditiap navigasi ada drop downnya. Oke.. anggap saja blog ini semacam blog gado-gado, ups!
Yaa.. kurang lebih samalah dengan blog saya ini. Blog gado-gado yang tak memiliki niche khusus. Hanya saja perbedaannya terletak dari tulisan per kategorinya. Kalau Huffington tiap tulisannya sesuai dengan navigasinya, sedangkan blog saya tergantung tema kontesnya haha.. makanya tema blog saya ini nggak kesana nggak kemari 😀
Sayangnya diblog Huffington saya tidak menemukan halaman aboutnya. Lagi-lagi sama dengan blog saya, halaman aboutnya masih kosong haha..
Tapi-tapi dibagian headernya Huffington terdapat kata-kata: The World Post a Partnership of The Huffington Post and Berggruen Institute on Governance yang saya indikasi kalau blog ini bukan blog personal.
Mengenai tulisan.. terus terang saya katakan tulisan dia lebih baik dan berkualitas. Gaya bahasa yang digunakan menggunakan bahasa jurnalis walau tetap memegang kesan sederhana dan mudah dimengerti. Sementara blog saya sama sekali jauh dari bahasa jurnalis. Sebenarnya saya ingin sih mempelajari tulisan berbahasa jurnalis namun kembali lagi bahwa, ini menurut pandangan saya lho ya.. sekali lagi pandangan saya.. orang Indonesia tidak begitu suka membaca tulisan blog yang isinya padat. Berkunjung sih berkunjung, tapi sengaja tidak meninggalkan komentar. Saya juga tidak alasannya apa, mungkin saja malas membaca, atau bisa juga bingung mau komentar apa 😀
Untuk template, saya boleh berbangga hati template saya lebih bagus hihi.. setidaknya ketika orang berkunjung diblog saya, mereka tidak kebingungan mencari artikel postingan terbaru. Sedangkan di Huffington mungkin karena templatenya menggunakan template koran dimana halaman pertamanya terdapat foto dan potongan artikel sehingga jika ingin membaca selengkapnya bisa mengklik judul yang diinginkan. Dan kembali lagi halaman seperti itu sangat membuat bingung pembaca. Contohnya saya sendiri ketika membaca di salah satu artikelnya. Usai membaca saya klik halaman Home supaya kembali ke menu awal. Nyatanya ketika saya ingin membaca halaman yang tadi saya buka, saya tidak menemukannya lagi. Padahal artikel yang saya baca adalah postingan tanggal 18 Maret 2013.
Untuk tampilan gambar yang digunakan saya pikir ada yang hasil jepretan sendiri dan ada juga milik google. Saya tidak berani berspekulasi sebab memang ada beberapa foto yang gambarnya sudah umum digunakan orang seperti foto Obama dan foto Vladimir Putin. Tapi jangan salah juga disana ada tampilan foto bagus yang settinganya ditampilkan lengkap mulai jenis kamera, ISO, segitiga exposurenya. Namun saya pikir gambar yang digunakan di setiap artikelnya hanya sebagai tampilan luarnya saja, sebab disetiap berita sama sekali tidak ada gambar yang nampak.
Perbedaan yang sangat menonjol antara blog saya dan blog Huffington adalah jumlah komentar! Meskipun blog umum dan politik tapi sungguh sensasional, jumlak komentarnya diatas angka 200 semua!
Disinilah saya harus belajar banyak dari blog Huffington. Secara detail saya ikuti mengapa blog Huffington ini disebut blog ‘mahal’ mungkin karena dari segi gaya bahasa yang sederhana dan mudah mengerti. Tidak bertele-tele dan tepat sasaran. Meskipun artikel yang ditulis lumayan panjang tapi kesemua kalimatnya berbobot tapi ringan dibaca sehingga pembaca tidak dibuat harap-harap cemas bagaimana endingnya.
“Mbak, aku sekarang kalau pakai jilbab niru-niru sampean. Praktis dan gampang” kata seorang teman.
“Haish! Apanya yang ditiru, wong jilbab-an ku dari dulu ya gini-gini aja” jawab saya mengejek diri sendiri.
Entahlah mengapa sang teman bisa meniru gaya hijab saya wong model jilbab saya gitu-gitu aja. Kerudung paris segiempat ditekuk separuh kemudian ditaruh diatas kepala dan dijepit pakai peniti.
Supaya agak modis dan tak mengganggu aktifitas seringnya salah satu sisinya saya sampirkan ke pundak. Kadang-kadang malah keduanya. Tergantung bajunya juga sih. Kalau bajunya longgar disampirkan keduanya, tapi kalau agak sempit saya usahakan tidak di sampirkan semuanya. Lebih-lebih atasan yang lingkaran lehernya terlalu lebar.
Trend jilbab saat ini kreasinya memang beragam. Apalagi melihat hijaber-hijaber yang menggunakan dua sampai tiga bahan kerudung yang dililit-lilit ke kepala. Ada yang dibentuk turban, ada juga yang diputar-putar gaya Turki dengan ciput sebagai alas kepala. Kalau melihat mereka kadang-kadang saya suka mencuri pandang sembari membayangkan bagaimana cara memakainya.
Contohnya di perhelatan Srikandi Blogger Minggu kemarin. Meskipun saya tidak melihat secara langsung gaya hijab mereka namun di foto-foto yang beterbaran di Facebook saya bisa melihat penampilan mereka sangat luar biasa. Ada yang kenal, ada yang belum kenal. Lebih konyol lagi ada yang sudah kenal tapi malah tidak terkenali. Saking apa coba? saking panglingnya! Seperti Idah Ceris, Amtina Latifah dan Mbak Unik Kaswarganti. 3 blogger ini benar- benar bikin otak saya linglung. Sudah males aja mikir itu siapa haha.. jalan pintasnya, tinggal lihat siapa yang pasang foto tersebut dan siapa yang ditag haha
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kecantikan para Emak itu. Antara lain pakaian yang dikenakan, polesan make up, serta model jilbabnya. Ketiga faktor itu betul-betul bikin saya melek mata 😀
Selain model saya juga memperhatikan dengan seksama bahan kerudung apa yang mereka gunakan. Mulai dari tingkat kerumitan sampai dalaman kerudung yang dipakainya. Sebab utama saya tidak mau menggunakan model kerudung yang aneh-aneh adalah karena ribet pakainya kembali kalau selesai wudhu. Apalagi kalau sholatnya di Mall. Sudah sempit, rame lagi.
Untuk mendapatkan tutorial-tutorial berhijab seringkali saya browsing diinternet. Carinya yang gampang-gampang aja. Tapi kalau kerumitannya sudah melampaui tingkat tidak wajar, baru saya mencari-cari toko kerudung yang menjual kerudung modis tanpa penggunaan yang ribet. Di situs Zalora saya melihat ada banyak model kerudung yang praktis dan modis.
Kerudung yang praktis dan modis membuat saya bisa tampil cepat tapi rapi. Apalagi kalau perginya harus dadakan. Tinggal bedakan dan masukkan jilbab, beres. Salah satu merk jilbab yang praktis dan modis adalah ZOYA. Model-modelnya unik dan pas buat wanita tampil modis.
Ada macam-macam produk ZOYA. Antara lain Bandana Lycra, Bandana In Out, Jilbab Instan, Jilbab Instan Casual, Ciput Flavia dan lain sebagainya. Kalau tidak percaya cek aja langsung di situs Zalora