Hunting tiket 3030
Tanggal 21 – 30 Maret 2014 di kota Surabaya ada event menarik. Namanya Pertunjukan spektakuler 3030 Surabaya. Konon event ini merupakan spektakuler show 3 Dimensi. Entah apa yang dimaksud 3 Dimensi tapi denger-denger sih pertunjukan bagus apalagi lihat foto-foto yang ada di hestek #3030Surabaya.
Kemarin saya berniat ngajak Suami nonton pertunjukan ini. Sebelum berangkat saya hunting informasi dulu di twitter. Dari informasi yang saya peroleh untuk hari Jumat – Sabtu – Minggu penontonnya full padahal jadwal pertunjukan dalam sehari ada 7 kali! Untuk menonton acara ini pengunjung tidak dipungut biaya. Syarat yang dipenuhi untuk mendapatkan tiket adalah menunjukkan follow @3030Surabaya. Itu saja, asik kan..
Habis Maghrib kami berangkat ke Parkir Timur Plasa Surabaya yang ada di jalan Pemuda Surabaya. Sebelum mencapai jalan Pemuda, jalanan di Surabaya macetnya minta ampun. Sejak dari jalan Sumatera motor sulit sekali bergerak. Pengendara didominasi anak-anak muda yang sepertinya akan melihat pertunjukan 3030 ini. Hingga lampu merah didepan hotel Sahid motor benar-benar berhenti. Bahkan meski lampu sudah menunjukkan warna hijau saya masih kesulitan bergerak. Begitu didepan Monkasel sudah banyak antrian motor yang ingin parkir. Rupanya, banyaknya antrian ini yang menjadi sebab kemacetan.
Dari pada saya ikut antri panjang, saya milih mencari tempat parkir di Cafe ‘remang-remang’ didepan Monkasel. Di cafe itu tempat parkirnya luas dan sepi. Petugas parkirnya pun tak keberatan kami parkir disana. Alhamdulillah diberi kemudahan.. herannya kenapa mereka-mereka yang antri sampai memenuhi bahu jalan tidak parkir di Cafe saja, sih..
Sesampai di parkir timur pengunjung luar biasa ramainya. Antrian masuk dan antrian mengambil tiket mengular dimana-mana. Karena baris antriannya ruwet saya sampai tidak bisa melihat mana pintu masuknya. Petugas jaga pun sampai tidak terlihat. Demi mendapat informasi yang pasti saya ingin bertanya langsung kepada petugasnya. Sambil menerobos antrian saya berjalan menuju pintu keluar. Beruntung disana ada petugas penjaganya.
“Pak, cara mendapatkan tiket pertunjukan gimana caranya?”
“Oh, Mbak belum mendapat tiket? Tunggu sebentar ya, petugas tiketnya sedang istirahat makan”
Saya memaklumi. Sambil menunggu saya berdiri didekat pagar. Tak hanya saya yang bingung, dibelakang saya ternyata banyak orang-orang yang juga tidak tau kemana harus mendapatkan tiket. Lalu saya dengar ada beberapa orang bertaya kepada petugas, oleh petugas dijawab harus antri didepan. Lho, kok jawabannya berbeda. Tadi sama saya jawabnya disuruh nunggu, kok sama yang lain diminta antri.. Walau begitu saya tetap tidak beranjak dari tempat berdiri.
Tak lama kemudian, petugas mendatangi saya sambil mengajak petugas cewek.
“Mbak ini lho kasian menunggu dari tadi” kata petugas laki-laki. Saya gelagapan. Dibanding yang lain saya baru sebentar menunggu.
“Untuk berapa orang, Mbak?” tanya Mbak petugas.
“2 orang Mbak” jawab saya yang kemudian di suruh menunggu sementara si Mbak pergi ke mejanya.
Sang petugas laki-laki bilang harusnya untuk mendapatkan tiket antri dulu didepan. Karena saya perempuan makanya dikasih langsung. Duh.. segitunya, Paak.. tapi makasih banyak sih sudah dibantu 😀
Tak lama kemudian si Mbak datang sambil menggenggam sesuatu sambil bertanya, “Mbak, bawa bolpoin?”. “Bawa” jawab saya.
“Ya udah tangannya Mbak siniin biar nggak kelihatan yang lain” seraya memindahkan sesuatu dari tangannya ke tangan saya. “Habis diisi nanti kasih tiketnya ke petugas pintu masuk, ya”
Setelah bilang trima kasih, saya langsung menghambur ke pelukan suami untuk pinjam bolpoin. Mengingat suasana begitu rame saya tidak langsung menonton, Jadwal yang saya ambil hari Sabtu jam 4 – 5 sore yang itu berarti hari ini, nanti sore, asiikkkk….
nunu
Waaaw pengen tekoooo… aish penasaran. Nggak iso nek bola bali. Nunggu laporan mbak yuni saja
Idah Ceris
Apakah saat itu wajahmu terlalu memelas, Mba?. Ahahaha
Lidya
gak ada foto2nya nih mbak yuni?
Home Design Ideas
coba ada foto hasil shownya jadi lebih menarik kayaknya mba heheh