Pengalaman Ke Poli Kandungan RS Haji Surabaya
Pengalaman menjadi pasien RS Haji Surabaya tujuan saya ke Poli Kandungan, dan di sinilah pertama kali nama saya tercatat di Rumah Sakit serta…
Kelas 1 SMP dulu, saya membaca artikel di buku pelajaran Bahasa Indonesia tentang kapal Pinisi bernama Dewa Ruci. Di ceritakan kapal Pinisi Dewa Ruci adalah kapal layar asli Indonesia yang sukses beberapa kali mengarungi 7 samudera di dunia. Setiap kapal Pinisi berlayar membutuhkan waktu setidaknya 6 bulan hingga 1 tahun.
Sejak itu bayang-bayang Kapal Pinisi mengikuti saya terus. Saya mengherankan, bagaimana bisa kapal layar bisa keliling dunia. Mengarungi lautan luas hanya bermodal kain layar!
Ah, kapan saya bisa melihat Kapal layar Pinisi dari dekat. Seandainya diijinkan saya juga ingin naik diatas Pinisi. Biar keren, berdiri di anjong sambil membentangkan kedua tangan. Kayak adegan Jack dan Rose gituu.. hehe.
Untuk kengobati rasa penasaran itu cara satu-satunya yang saya lakukan adalah menikmati pajangan miniatur kapal layar Pinisi yang biasa jadi dekorasi rumah. Ah, melihat miniatur kapal saja bentuknya sudah rumit. Bagaimana dengan kapal ukuran asli?
Pernah dulu saya datang ke Tanjung Perak dan melihat kapal Pinisi asli sedang bersandar. Dari cerita yang beredar kapal Pinisi tersebut baru pulang layar. Tapi sayangnya, pihak AL tidak memperbolehkan pengunjung umum naik. Uh, sedihnya.. hanya bisa berfoto dari jauh.
2 minggu lalu, setiba di Bandara Sultan Hasanuddin, oleh tim Datsun Risers Expedition, saya dikenalkan dengan seorang pembuat kapal Pinisi di sekitar kawasan pantai Losari. Iya, benar-benar pembuatnya. Namanya Om Rudi. Sambil bercerita saya dan teman-teman Risers dipersilakan melihat langsung dan bahkan dipersilakan naik ke atas kapal. Aih, senaaanggg..
Apalagi saat itu suasana menjelang senja. Sambil naik kapal, kami bisa menikmati senja di Losari. Romantisnyaa…. 😀
Om Rudi menceritakan bahwa membuat kapal Pinisi dibutuhkan waktu selama 6 bulan. Meski dalam tahap penyelesaian, kapal yang diberi nama Kapal Pinisi Pusaka Indonesia, telah berdiri dengan kokoh.
Untuk menjangkau area kapal, saya dan teman-teman Risers harus naik sampan bambu kemudian ditarik secara bersama-sama. Momen itu benar-benar momen gotong-royong paling tak terlupakan. Saat sudah berada diatas kapal, aroma kayu besi (bahan pembuatan Kapal Pinisi yang khusus didatangkan dari Bira) seketika menguar. Saya dan teman-teman tentu saja tak melewatkan kesempatan itu. Jelas, kami gunakan momen itu untuk berfoto bersama..
Kapal Pinisi yang saya naiki adalah jenis kapal Pinisi berukuran kecil. Meski kecil, kapal ini tak meninggalkan bentuk aslinya, seperti ciri khas Kapal Pinis dengan bagian depannya terdapat Anjong, serta terdiri dari 2 tiang dan 7 layar. Ada yang bilang 7 layar dianalogikan sebagai 7 samudera.
Ketika berjalan, kapal Pinisi ini menggunakan bahan bakar. Tapi tidak menutup kemungkinan membentangkan layar saat angin laut melaju kencang. Cara ini sebagai alternatif menghemat bahan bakar.
Ketika saya tanya fungsi kapal Pinisi yang dibuatnya itu, oleh Om Rudi dijawab bahwa kapal Pinisi dibuat untuk program pendidikan bahari. Karena menurutnya masyarakat Indonesia semakin lama tidak tertarik dengan dunia ke-baharia-an. Padahal saat masih kecil dulu sering mendengar lagunya Tasya yang berjudul, Nenek moyangku seorang pelaut.
Oya, teman-teman percaya nggak, di Makassar, pembuat kapal Pinisi tidak menggunakan gambar atau teknik-teknik membuat kapal, lho. Semuanya dibuat pure pakai insting. Jadi kalau masyarakat Makassar membuat kapal Pinisi bersama-sama, mereka sudah tau apa dan bagaimana cara mengerjakannya. Keren, kaann..
Sstt.. pada mau tau gak, berapa harga satu unit Kapal Pinisi? Muraah! hanya 2,3 M sajaa…! 😀 Ada yang tertarik pesan? Hehe..
Heerlijk Gelato, Cafe Gelato boso Suroboyo. Namanya saja kota Pahlawan, nggak sah dong kalau ke Surabaya tidak mengunjungi tempat bersejarah hehe *modus* . Di kota ini banyak sekali gedung-gedung tua yang sekarang dijadikan sebagai cagar budaya, salah satunya adalah perpustakaan Bank Indonesia yang terletak di jalan Taman Mayangkara no. 6. Lokasinya startegis, tepat di pojokan jalan yang membelah antara jalan Raya Darmo dan jalan Diponegoro. Tak jauh dari Kebun Binatang Surabaya.
Sejarah berdirinya Perpustakaan BI di jantung kota Surabaya karena gedung ini lama kosong semenjak setelah kepindahan Museum Mpu Tantular ke Sidoarjo. Karena terlihat singup, Bu Walikota Surabaya menjadikan gedung ini sebagai tempat yang bermanfaat dengan harapan dijadikan sebagai berkumpulnya Arek Suroboyo. Maka didirikanlah Perpustakaan Bank Indonesia.
Walaupun namanya terdengar terlalu ekonomi, tapi koleksi buku-buku di Perpus BI telah dilengkapi dengan buku-buku sastra supaya segmen pembaca luas dan masyarakat Surabaya lebih sadar membaca. Akan tetapi tidaklah lengkap jika membaca buku tanpa ada sajian cemilan. Sadar kebiasaan tersebut maka dibukalah cafe di Perpus BI, namanya Cafe Heerlijk Gelato.
Kedengarannya Belanda sangat ya? Memang iya, sesuai konsep yang diusung Cafe ini adalah mengajak pengunjung Cafe untuk mencintai sejarah dan merawat cagar budaya di Surabaya. Dan karena berada di dalam gedung cagar budaya, seluruh pernak-pernik yang berhubungan dengan cafe tidak boleh di paku atau di tempel sembarangan di dinding.
Penggunaan Nama Heerlijk sengaja diambil dari bahasa Belanda karena Cafe ini berdiri diatas bangunan peninggalan Kolonial. Heerlijk sendiri dalam bahasa Belanda artinya Sangat Enak atau Lezat.
Lalu apa saja menunya? Menunya, sih, rata-rata makanan luar dengan suguhan utamanya Gelato.
Yang menjadikan Cafe ini berbeda dengan Cafe-cafe lainnya adalah ungkapan ‘njeplak’ yang digunakan sebagai nama menu. Tau apa artinya Njeplak? Njeplak adalah ungkapan asal-asalan ala dialek Suroboyo. Seperti Mbadhog = makan, Ndas = kepala, Perawan = Gadis, Pitik = Ayam.
Ketika akan memilih menu makanan di Heerlijk Gelato, saya langsung terpana. Baca-baca menunya kepingkel-pingkel sendiri. Karena ya itu tadi, nama menunya unik. Seperti misalnya Mie Ngamen untuk menyebutkan mie ramen. Kentang Slulup adalah kentang goreng, Gedang Kemul untuk pisang goreng, Prau Layar untuk Banana Boat, Gelato Wedok Jepang untuk Gelato Geisha, Soklat Susu Horeg untuk Milk Shake.
Bagi yang tidak paham maksudnya memang agak membuat roaming, tapi tenang saja, waitres akan setia menjelaskan makanan tersebut dengan baik. Salutnya mereka dapat menghapal semua menu-menunya.. *ya iyalah namanya juga waitres* hehe
Saat datang rame-rame bersama teman kemarin, kami saling memesan menu berbeda. Maksudnya supaya bisa saling mengincipi hehe. Jadilah di meja kami tampak aneka minuman, makanan, dan camilan yang berbeda.
Saya memesan Soda Uuayu Tenaan. Yaitu minuman dari campuran sirup melon, pepsi blue, dan orange juice.
Teman saya yang lain memesan Soda Perawan, yaitu campuran sirup strawberry, pepsi blue, dan orange juice.
Ada juga yang memesan Es Joli-Joli yaitu puding joli, nata de coco, cao ditambah melon lalu disajikan dengan sirup cocopandan dicampur susu kental dan es tube.
Untuk makanannya kami memesan Mie Like This kuah alias Mie Jawa dengan suwiran ayam dan sayuran. Kalau bingung, bayangin aja Mie Kluntung sama kuah.. gitu aja kok pening haha..
Mie Ngamen Duduh Kare semacam mie ramen sama kuah yang dihidangkan bersama kentang, wortel, dan ayam.
Untuk nasi kami memesan Sego Mangkok Pitik Teriyaki yaitu nasi ayam dengan saus teriyaki, dan Sego Sere sebutan untuk nasi goreng putih dengan sereh dan daun jeruk.
Giliran menu khasnya, Gelato, kami mencicipi Gelato Wedok Jepang, dua scope gelato disajikan dengan marshmallow, cornflake,whipcream, dan ceri.
Gelato Pecah Ndas, dua scope gelato disajikan dengan marshmallow, cornflake, whipcream, dan ceri.
Lainnya ada GelatoMakmu Kiper, dua scope gelato ditaburi biskuit, astor, whipcream, dan ceri.
Terakhir adalah Burger Adem, dua scope gelato dengan roti burger.
Khusus untuk gelato rasa yang diberikan Heerlijk tidak terlalu manis karena gelato dibuat dari susu low fat sehingga rasanya juga tidak terlalu ‘nyusu’ (susu banget). Tetep kok, rasa gelatonya enak dan selalu pengen nambah lagii.. Kayaknya bakal jadi Cafe Gelato terbaik di Surabaya, deh..
Bonus kalau makan di Heerlijk Gelato kalian bebas melihat lalu lintas jalan raya Darmo dan jalan Diponegoro dengan suasana pepohonan rindang. Tempatnya juga luas, pas buat cangruk ria bersama teman atau menggali ide buat ngedraft postingan blog. Hmm.. Heerlijk rasanya cocok sebagai tempat kulineran di Surabaya.
Lucunya, saya baru tau kalau di Surabaya ada tempat makan pakai nama menu Suroboyoan. Awalnya juga gak sengaja, ketika buka aplikasi open snap muncul daftar nama Resto yang paling dekat dari tempat saya tinggal. Beruntung aplikasi Open Snap ada fitur Map View nya sehingga saya gak pusing cari tempat njajan sambil kumpul-kumpul.
Map View ini fitur baru, di Open Snap. Dodol banget saya sampai ketinggalan info begini..
Selama ini saya kerap memanfaatkan aplikasi Open Snap untuk mencari tempat makan di Surabaya. Dengan Open Snap kita tinggal mencari berdasarkan Wilayah, Landmark, dan Masakan.
Saat ini ada fitur baru di Open Snap. Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, Map View, ada fitur lain lagi yang akan mempermudah pegiat kuliner untuk tetap bisa saling berbagi dan menginformasikan resto serta menu baru di manapun berada. Yaitu fitur Social Visited.
Fitur Social Visited merupakan fitur yang berguna untuk melihat siapa saja teman-teman di sosmed yang rajin kulineran. Fitur ini akan menampakkan restoran mana saja dan menu apa saja yang sudah mereka nikmati. Ssstt.. kalau mau kepoin masakan favorit gebetan, fitur ini membantu banget, lho hihi..
Selain 2 fitur diatas, masih ada 3 fitur lagi, yakni: Personalized Your Food App by Bookmark, fitur ini untuk mem-bookmark restoran dan menu favorit, Personalize your favorite location: untuk mengatur lokasi restoran yang sering dikunjungi sehingga menjadi laman terdepan, dan, Everyone Tab: Fitur untuk meng-update seluruh kegiatan foodie se-kota tempat tinggal kita.
Para fodie Surabaya, yuk rame-rame install aplikasi Open Snap, biar makin kekinian dan mengenal seluk beluk resto dan masakan yang ada d Jawa Timur. Siapa tau nanti kita bisa kopdar rame-rame di Heerlijk Gelato, Cafe Gelato boso Suroboyo..
Tidak terasa, sudah 3 hari aja saya istirahat setelah pulang jalan-jalan keluar pulau. Balik dari Makassar tanggal 2, sekarang sudah masuk tanggal 5. Itu artinya sekarang adalah masa-masa bayar arisan dan bayar-bayar tagihan bulanan.. *ujung-ujungnya pait* 😀
Selama 5 hari berada di Makassar saya dan tim risers 4, juga seluruh tim Ekspeditor berjibaku memforsir tenaga, pikiran, dan badan. Urusan bayar-bayar tagihan sementara dilupakan dulu. *eh*. Melalui perjalanan ratusan kilometer dengan medan yang berkelok, tanjakan, dan kadang-kadang berkerikil – bergelombang ekspedisi ini menuai banyak inspirasi. Capek badan tidak dirasakan, karena kami melakukannya dengan senang hati. Meskipun tiap hari harus mempraktekkan judul lagunya Armada, -Berangkat Pagi Pulang Pagi-, gendong tas ransel kanvas dan agkat koper kesana kemari, masuk hotel keluar hotel. Untungnya ada bagasi luas yang memuat semua barang bawaan kami.
Selama di Makassar hidup kami memang nomaden. Pindah tidur dari hotel satu ke hotel yang lain. Pindah makan dari resto satu ke resto yang lain. *boleh dong bergaya ala borjuis hahaha*. Begitu juga untuk urusan toilet, tetep nomaden, pindah dari satu pom bensin ke pom bensin lainnya.. hehe
Meskipun tidur hanya 2-3 jam saja, tapi sukses membuat kami berbalas dengkuran. Uhuiiii, suaranya seksiiiii… untung gak ada yang ngrekam haha..
Namanya perjalanan ekpedisi tidak ada yang santai dan leyeh-leyeh. Semua orang bekerja dan kompak dengan satu niat, menaklukkan tantangan untuk mencari inspirasi. Target yang telah disusun Kapten harus bisa direalisasikan dengan sukses. Tidak ada yang mengeluh, semuanya bersatu, bergembira, dan menjadi tim yang solid.
Menjadi ekspeditor mengarungi sebagian wilayah NKRI adalah pengalaman pertama saya. Sungguh ini semua diluar prediksi. Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman tim risers 4:, Aya, dan Vika, yang sudah menjadikan saya menjadi bagian tim kalian. Entah apa yang telah kalian lakukan sehingga kita semua terpilih menjadi satu diantara 5 tim risers. Bravo Risers 4! Tetap waspada babon dan iring-iringan ayam. Eaaaa….
Perjalanan 3 hari 2 malam dengan rute perjalanan Makassar, Toraja, Bulukumba, Makassar adalah perjalanan berat dan jauh. Vika yang setia menjadi driver, saya sebagai navigator, dan Aya yang bagian teriak-teriak menyemangati kami di jok tengah belagak mainan Most Wanted di warnet tetangga.
“Awas, babon merah di kanan..”
“Iringan cacing melawan arus, hati-hati..”
“Belakang risers 4 lanjut masuuk, depan kosong panjang..”
“Hati-hati ada ayam abu-abu melintas kencang..”
Seperti itulah tugas navigator, memberi traffic info kepada pengendara dibelakang melalui radio komunikasi. Jadi tugas saya, intinya sebagai pemandu sorak, sodara-sodaraa.. haha..
Secara spesial, sih, saya cukup salut kepada Mbak Vika yang nekat melalui jalanan kelok dan tanjakan dengan kecepatan mobil antara 80-100 km/jam. Buat Aya, kamu juga cukup inspiratif karena dengan teriakan-teriakanmu, Mbak-mbakmu di depan ikut terujian adrenalinannya..
Risers 4, Gaspooolll!!!!!!…..
Apresiasi sangat membanggakan buat kami: Saya, Vika, dan Aya, yang terpilih menjadi Risers dalam Datsun Risers Expedition, DATSUN Indonesia. Kami terpilih menjadi bagian tim Etape 3 rute Makassar – Toraja – Makassar yang dimulai dari tanggal 28 September hingga 1 Oktober 2015.
Untuk informasi,Datsun Risers Expedition pulau Sulawesi dimulai 8 September – 01 Oktober 2015 dengan masing-masing Etape:
Etape 1: Manado Gorontalo 8 – 10 September 2015
Etape 2: Palu- Toraja 15 – 17 September 2015
Etape 3: Makassar – Toraja – Makassar 2015
Itu artinya, tim kami adalah tim terakhir untuk menjejaki perjalanan Datsun di pulau Sulawesi. Ehem 🙂
Hingga hari ke 2 perjalanan, kami telah menerima banyak ilmu pengetahuan baru yang terkandung di dalam salah satu bumi kepulauan di Indonesia, bumi Sulawesi Selatan. Bentangan alam yang memukau berpadu kekayaan khasanah adat budaya serta keramahtamahan menjadi simbol keunikan yang dimiliki negeri ini.
Excited! Satu kata yang hanya bisa kami ungkapkan!
Kapal Pinisi, Kapal Layar dari Makassar
Sebelum melalui tahap perjalanan, kami, Datsun Risers Expedition Tim 4 (DRE Tim 4) langsung dikenalkan keindahan laut Losari sekaligus melihat Kapal kebanggan Indonesia peninggalan nenek moyang kita yang dikenal sebagai pelaut, yaitu Kapal Pinisi.
Indonesia memiliki kapal Pinisi terbesar yang beberapa kali sukses mengelilingi Indonesia yang bernama Dewa Ruci. Di Makassar ada kapal bernama Kapal Pinisi Pusaka Indonesia. Kapal ini dibuat secara manual dengan bahan keseluruhan kayu yang didatangkan khusus dari Bira. Kapal Pinisi Pusaka Indonesia terdiri dari 2 tiang dan 7 layar, sebagai ciri khas Kapal Pinisi. 7 layar memiliki filosofi 7 samudra.
Makam Pangeran Diponegoro di Makassar
Siapa tidak tau Pangeran Diponegoro?
Yup, beliau adalah Pahlawan kebanggan kita pada zaman sebelum kemerdekaan. Pahlawan Diponegoro adalah pahlawan yang pertama kali menciptakan strategi perang gerilya. Ketika terjadi peperangan sekitar tahun 1825 – 1830, Pangeran Diponegoro di tahan kemudian diasingkan di benteng Fort Rotterdam. Ketika wafat beliau di makamkan di kota Makassar. Untuk menghormati jasa-jasa beliau tim Datsun Risers Expedition melakukan napak tilas perjuangan Pangeran Diponegoro. Orang bijak berkata, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya.
Agenda Perjalanan Etape 3
Pada etape 3, agenda yang telah disusun untuk para Riser adalah mengeksplor kota Makassar dan Toraja. Dalam perjalanan product experience Datsun Go+ Panca, risers melakukan manuver berbagai medan. Kondisi jalanan yang tidak riser ketahui sebelumnya merupakan ujian yang harus mereka hadapi. Dan pengalaman itulah yang membuat para risers berjibaku menakhlukkan medan. Alhamdulillah, sesulit apapun medan yang dilewati, Datsun Go+ Panca berani diandalkan.
Agenda Risers hari 1
1. Berkunjung ke showroom Datsun Nissan Patterani Makassar
Showroom Datsun Nissan Patterani Makassar digunakan sebagai start perjalanan etape 3. Disini para Risers dilepas untuk memulai perjalanan panjang menjejaki aspal Sulawesi Selatan.
2. Mengunjungi Benteng Fort Rotterdam
Fort Rotterdam merupakan benteng tertua di Indonesia. Dibangun pada tahun 1811 dan masih kokoh hingga saat ini. Saat ini benteng Fort Rotterdam digunakan sebagai Museum La Galigo, museum yang menyimpan benda bersejarah peninggalan Pahlawan, salah satunya Pangeran Diponegoro. Di benteng Fort Rotterdam ini terdapat ruang pengasingan Pangeran Diponegoro.
3. CSR Sokola Pesisir.
Sebagai perusahaan peduli pendidikan, Datsun melakukan kegiatan sosial di Sokola Pesisir. Selain berbagi keseruan dengan anak-anak, Datsun juga memberikan bantuan buku dan alat pendidikan
4. Menuju Toraja
Perjalanan menuju Toraja membutuhkan waktu perjalanan selama kurang lebih 10 jam. Para Risers tiba di Tana Toraja pukul 23.00. Dari banyaknya tempat yang disinggahi para risers berhasil menyelesaikan waktu lebih cepat dari perhitungan sebelumnya. Semua itu bisa terlalui karena Datsun Go+ Panca di lengkapi dengan mesin yang bertenaga dan mumpuni.
Agenda Risers hari 2
1. Menuju Cagar Budaya Kete Kesu
Kete Kesu adalah cagar budaya terbaik di Toraja. Disini terdapat rumah Tongkonan berusia ratusan tahun serta makam para leluhur.
Di Kete Kesu, Risers mendapat pengetahuan tentang adat istiadat masyarakat Toraja sekaligus melihat dan mendengar dari dekat. Risers juga berkesempatan menyapa masyarakat secara langsung dan berinteraksi kepada sesama
2. Mengenal prosesi pemakaman adat Toraja
Bagi masyarakat Toraja, pemakaman dianggap sebagai pesta. Di Toraja, orang yang meninggal disimpan dulu selama waktu beberapa waktu kemudian di adakan pesta dengan menyembelih kerbau dan babi. Disinilah Risers mendapatkan banyak cerita dan melihat langsung jenasah yang meninggal setahun lalu yang sebentar lagi dimakamkan.
3. Gunung Nona Enrekang
Gunung Nona bukanlah gunung yang bisa didaki. Dari kejauhan, gunung nona lebih mirip seperti lembah. Pemandangan alam di gunung Nona, konon tidak didapatkan di tempat lain di seluruh dunia.
Agenda Risers hari 3
Karena tulisan ini dibuat setelah menyelesaikan perjalanan hari ke 2, maka saya tidak bisa memastikan besok, pada hari ke 3, Risers akan menjelajah kemana. Saat menulis ini, saya sedang berada di Hotel Novena, Watampone.
Akan tetapi saya sudah mendapatkan info dari panitia bahwa besok kami akan menuju lokasi pembuatan Kapal Pinisi, lalu ke pantai Bira. Selanjutnya kembali lagi ke Makassar. Tunggu update selanjutnya yah.. 🙂
Oke, Rek sampai disini dulu reportase Datsun Risers Expedition Makassar – Toraja..
Tanggal 23 lalu, di siang hari nan nyaman, tiba-tiba ada panggilan masuk di ponsel saya. Dari kode wilayah 021. “Dari Jakarta. Siapa, ya?”.
“Halo, ini Yuni?” suara diseberang memanggil saya akrab, seperti sudah pernah kenal.
“Iya, betul. Dari mana, Pak?”
“Yun, bilangin teman-teman kamu, ya. Tanggal 28 sampai tanggal 2 nanti kalian berangkat ke Makassar”
Ke Makassar??
Signal bar otak saya naik turun, bingung. Telepon interlokal yang saya terima dadakan ini sejenak membuat roaming. Sementara suara diseberang sana bicara panjang lebar, disini saya masih harus menyambung-nyambungkan kaitannya dengan Makassar. Maksudnya kenapa menghubungi saya.. saya gak merasa akan berangkat ke Makassar.
“Oh, ya ampuunn..” saya memegang jidat. Ini pasti acara ekspedisi keliling Sulawesi! Saya baru ingat kalau beberapa waktu lalu Aya meminta tanggal lahir saya. Minta ijinnya singkat aja, “Mbak Yun, tanggal lahir berapa, aku mau bentuk tim ekspedisi bersama Datsun, doakan kepilih, ya..”
Permintaan singkat Aya tersebut ternyata membuahkan hasil. Tim kami di terima untuk mengikuti ekspedisi, dan menjadi riser keliling Sulawesi. Horee Alhamdulillah..
Cerita bermula saat Aya ingin mengikuti ekspedisi Datsun namun terkendala tidak memiliki SIM A. Tak habis akal, Aya pun menghubungi Mbak Vika. Karena syarat mengikuti ekspedisi harus 3 orang, mereka pun mengikutsertakan saya. Lucunya, si Aya ini tak menceritakan detail ajakannya. Dia hanya WA saya tanya tanggal lahir. Ketika saya tanya, untuk acara apa, dia bilang acara ekspedisi. Saat saya minta link infonya, dia bilang, stalking aja di twitter!
Wahai para pemuda, jangan kaget ya kalau dijalan ketemu cewek bernama Aya. Manisnya sih, oke, tapi hobi membuat linglung orangtua! 😀
Usai memberikan tanggal lahir pada Aya saya sudah melupakan diri. Ketemu langsung pun kami tak ada yang membahas soal itu. Dan siapa yang tak kaget kalau tiba-tiba mendapat telepon konfirmasi bahwa tim kami dinyatakan lolos. Saat Pak Datsun menjelaskan bahwa informasi ini benar-benar asli, bukan penipuan, saat itu rasanya ingin jingkrak-jingkrak.
Ke Makassaaaarr…. aku senaang.. jalan-jalan ke luar pulau, Jeee.. Buat saya pengalaman perjalanan ke luar ini bakal menjadi perjalanan kedua saya setelah menginjak pulau Madura *ups!*. Madura kan juga luar pulau walaupun lewatnya dari Jembatan Suramadu hehe..
Pak ‘Datsun’ *maaf, Pak, saya lupa asmanipun panjenengan :D* bilang kalau menghubungi Vika gak bisa, telpon Aya juga gak bisa. Lalu nomor saya lah yang jadi sasaran. Baguuusss!! Lain kali ulangi lagi, ya, Ay.. biarpun bingung kalau beritanya membahagiakan begini saya terima dengan ikhkhkhlasss..
Begitulah akhirnya kami mendapat kabar mendadak dan kami harus menyiapkan barang-barang yang akan dibawa, terutama alat dokumentasi, gadget, provider yang oke, pakaian untuk basah-basahan, pakaian ganti, dan lain sebagainya-dan lain sebagainya. Belum barang keperluan khusus perempuan, terutama kosmetik dan peralatan toiletries. Saat inilah saya butuh Travel Organizer agar barang-barang seperti ini tetap tersimpan rapi di dalam koper. Byuh, ternyata traveling itu ribet yak.. hehe
Oya, doakan perjalanan kami di ‘tanah rantau’ sukses ya teman.. syukur kalau nanti pulang bisa bawa Go-Pro 😀 Amiiinnn….
Cara mengurus surat pindah di Surabaya tidak rumit sebenarnya. Kuncinya hanya sabar, dan telaten mengikuti setiap prosedur yang ada. Beberapa kali melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan surat menyurat di kantor Kelurahan, Kecamatan, hingga Dispenduk, Alhamdulillah sukses tanpa kendala.
Saya terpikir membuat postingan ini setelah mendengar keluhan teman yang ngurus surat pindah dari luar kota ke Surabaya hingga berbulan-bulan belum selesai. Sesuai pengakuannya, Ia sudah membayar uang kepada petugas Kecamatan. Saya heran, lho, kok bayar? Sepengetahuan saya ngurus surat-menyurat di Surabaya gratis. Entahlah saya tidak tau bagaimana itu bisa terjadi.
Saya jelaskan, bahwa cara mengurus surat pindah di Surabaya itu mudah. Seperti pengalaman saya selama ini, sebelum mengurus surat kependudukan, baik KSK maupun KTP, siapkan semua data dengan lengkap. Termasuk bukti pembayaran PBB terakhir. Bila pindah domisili jangan lupa sertakan surat pindah dari tempat tinggal sebelumnya. Gunakan dalam satu map supaya berkas tidak tercecer.
Jika semua data yang disiapkan telah lengkap, hal pertama yang dilakukan adalah silaturrahmi ke rumah Pak RT, alias minta surat pengantar beserta tanda tangan dan stempel. Selanjutnya ke kantor RW minta tanda tangan Pak RW atau sekretarisnya. Itu artinya langkah pertama telah sukses. Oya, jangan lupa surat pengantar dan berkas lainnya di fotocopy 2-3 lembar. Ini penting karena biasanya petugas Kelurahan akan minta. Kalau nggak diminta, ya gak masalah, bisa digunakan untuk arsip kita sendiri aja toh.
Di kantor Kelurahan langsung saja menuju ke loket bagian urusan pindah domisili dan petugas akan mencatat data-data yang akan kita urus. Santai saja, pekerjaan ini memerlukan waktu kurang lebih 15 menit (bila tidak ada antrian). Selama menunggu proses pengerjaan, kalian bisa mendengarkan digital audio doa haji dan umroh. Bisa dengan menghapalkan doa atau memahami kandungan doa. Siapa tau dengan cara ini Allah akan memudahkan niat kita menunaikan ibadah haji dan umroh, Amin.
Setelah dari Kelurahan, yang harus dilakukan adalah menuju kantor Kecamatan. Di sini staf kecamatan akan melakukan pengecekan data. Yaitu, kepastian status kependudukan kita tidak double. Bila ternyata ada data double maka data kalian akan kena blokir. Cara buka blokirnya, staf Kecamatan akan memberikan selembar form yang harus diisi dan ditanda tangani RT, RW, Lurah, dan Camat setempat. Ribet? Sedikit ribet karena kita harus ke Pak RT dan RW lagi. Tapi percayalah selanjutnya proses itu akan mudah. Dan semuanya GRATIS!
Kecamatan sudah, saatnya lanjut ke kantor Dispenduk. Disini berkas akan ditahan selama kurang lebih 1 minggu untuk dibuatkan KK baru. Setelah seminggu, KK sudah bisa diambil di kantor Kecamatan. Sudah, tinggal menunggu foto KTP saja. Akan tetapi KTP tidak bisa langsung jadi, kalian harus menunggu kurang lebih 3 bulan. Seperti pengalaman saya ketika mengurus pindah domisili Mas Rinaldy. Foto KTP dilakukan bulan Agustus, dan baru bisa diambil bulan November. Tapi saya tidak khawatir, walaupun prosesnya lama, tapi saya memegang bukti tanda terima pengambilan.
Seperti itulah Cara mengurus surat pindah di Surabaya. Selama kita sabar dan rela riwa-riwi ke kantor Lurah dan Camat semuanya tidak akan sulit. Dan saran saya mengurus surat seperti ini jangan menggunakan jasa calo. Kerjakan sendiri saja. Bagi yang sibuk, lebih baik minta tolong sama saudara atau tetangga yang kenal akrab supaya data-data keluarga tidak diketahui orang lain.
Gurin, lho ya. Bukan Hurim…
Gurin itu minuman enak, kalau Hurim istrinya Raja Sulaeman wkwk *Hurem, bukan Hurim*
Baru tau saya ada minuman enak di Mall Surabaya. Murah meriah, harga 7 ribu per gelasnya… nama minumannya Gurin. Penampakannya Gurin berwarna hijau, rasanya seperti green tea. Pertama mencicipi saya langsung jatuh cinta sama si Gurin. Hmm.. segar, sejuk, dan benar-benar aduhai. Enaknya TEOPE pokoknya.. *lebai*
Saya pertama kali kenal minuman gurin ini dari Niar dan Aya. Waktu jalan-jalan nge-TP bersama Nonya Besar Eda dan Mbak Avy, tiba-tiba Niar dan Aya muncul sambil bawa segelas minuman cincau. Lihat warna hijau dicampur remah-remahan es batu kok kayaknya enak. Apalagi pas tau harganya gak sampai sepuluh ribu. Serius tujuh ribuan? Ya udah saya langsung beli 5 gelas buat minum rame-rame..
Eh, begitu tau rasanya tiba-tiba saja muncul ide pembanding. Dari pada beli es teh gelasan yang rasanya begitu-begitu aja, mending minum gurin. Minuman harga murah yang rasanya gak pasaran.
Jelas sudah bahwa ternyata kesegaran es teh yang selama ini jadi favorit saya, telah terkalahkan dengan minuman gurin hehe..
Konon minuman gurin dibuat dari campuran cincau, green tea, susu cair dan es batu. Semua bahan di mix lalu di kocok menggunakan blender.
Ternyata gurin itu dibuat dari cincau!
Percaya, gak?
Oh kalian percaya, ya. Berarti saya yang ketinggalan info huahaha..
Bagi orang Jawa mereka lebih mengenal Cao ketimbang Cincau. Bedanya, Cincau lebih ke warna hijau, sedangkan Cao warnanya hitam. Tapi ada juga pendapat Cincau berbeda dengan Cao. Kalau menurut saya saya sih sama, Cincau, ya Cao. Malahan sebagian daerah di kota Jawa menyebutnya Janggelan.
Kalau dipikir-pikir pengusaha makanan sekarang makin kreatif. Cincau yang dulunya hanya di campur dengan santan dan gula Jawa, sekarang ini menggunakan teknik lain. Cincau tidak hanya dipotong kotak-kotak saja, tetapi bisa dengan cara di blender. Agar rasanya unik diberilah tambahan perasa dan campuran bahan modern. Sekali lagi semua ini hanya soal kreatifitas aja.
Es Janggelan diluaran dijual harga dua ribu rupiah. Tampilannya sedergana. Janggelan di potong-potong kotak lalu di beri tambahan gula setrup merah dan potongan es batu. Nikmat, apalagi diminum saat cuaca panas. Bandingkan dengan Es Cincau yang ada di Mall-Mall. Cincau di campur dengan susu lalu diproses dengan teknik modern -dengan cara di blender- laku deh dengan harga lebih mahal. Lagi-lagi soal inovasi, kecermatan minat, brand yang menarik, serta pandai membaca peluang pasar.
Sejak mengenal minuman gurin, setiap jalan-jalan ke Mall, saya carinya minuman ini. Biasanya minuman ini menemani saya ketika menikmati jamur crispy dan kentang yang walaupun trendnya sudah lama tapi masih diminati banyak orang.
Kamu suka Gurin, juga?