Cara mengurus surat pindah di Surabaya
Cara mengurus surat pindah di Surabaya tidak rumit sebenarnya. Kuncinya hanya sabar, dan telaten mengikuti setiap prosedur yang ada. Beberapa kali melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan surat menyurat di kantor Kelurahan, Kecamatan, hingga Dispenduk, Alhamdulillah sukses tanpa kendala.
Saya terpikir membuat postingan ini setelah mendengar keluhan teman yang ngurus surat pindah dari luar kota ke Surabaya hingga berbulan-bulan belum selesai. Sesuai pengakuannya, Ia sudah membayar uang kepada petugas Kecamatan. Saya heran, lho, kok bayar? Sepengetahuan saya ngurus surat-menyurat di Surabaya gratis. Entahlah saya tidak tau bagaimana itu bisa terjadi.
Saya jelaskan, bahwa cara mengurus surat pindah di Surabaya itu mudah. Seperti pengalaman saya selama ini, sebelum mengurus surat kependudukan, baik KSK maupun KTP, siapkan semua data dengan lengkap. Termasuk bukti pembayaran PBB terakhir. Bila pindah domisili jangan lupa sertakan surat pindah dari tempat tinggal sebelumnya. Gunakan dalam satu map supaya berkas tidak tercecer.
Jika semua data yang disiapkan telah lengkap, hal pertama yang dilakukan adalah silaturrahmi ke rumah Pak RT, alias minta surat pengantar beserta tanda tangan dan stempel. Selanjutnya ke kantor RW minta tanda tangan Pak RW atau sekretarisnya. Itu artinya langkah pertama telah sukses. Oya, jangan lupa surat pengantar dan berkas lainnya di fotocopy 2-3 lembar. Ini penting karena biasanya petugas Kelurahan akan minta. Kalau nggak diminta, ya gak masalah, bisa digunakan untuk arsip kita sendiri aja toh.
Di kantor Kelurahan langsung saja menuju ke loket bagian urusan pindah domisili dan petugas akan mencatat data-data yang akan kita urus. Santai saja, pekerjaan ini memerlukan waktu kurang lebih 15 menit (bila tidak ada antrian). Selama menunggu proses pengerjaan, kalian bisa mendengarkan digital audio doa haji dan umroh. Bisa dengan menghapalkan doa atau memahami kandungan doa. Siapa tau dengan cara ini Allah akan memudahkan niat kita menunaikan ibadah haji dan umroh, Amin.
Setelah dari Kelurahan, yang harus dilakukan adalah menuju kantor Kecamatan. Di sini staf kecamatan akan melakukan pengecekan data. Yaitu, kepastian status kependudukan kita tidak double. Bila ternyata ada data double maka data kalian akan kena blokir. Cara buka blokirnya, staf Kecamatan akan memberikan selembar form yang harus diisi dan ditanda tangani RT, RW, Lurah, dan Camat setempat. Ribet? Sedikit ribet karena kita harus ke Pak RT dan RW lagi. Tapi percayalah selanjutnya proses itu akan mudah. Dan semuanya GRATIS!
Kecamatan sudah, saatnya lanjut ke kantor Dispenduk. Disini berkas akan ditahan selama kurang lebih 1 minggu untuk dibuatkan KK baru. Setelah seminggu, KK sudah bisa diambil di kantor Kecamatan. Sudah, tinggal menunggu foto KTP saja. Akan tetapi KTP tidak bisa langsung jadi, kalian harus menunggu kurang lebih 3 bulan. Seperti pengalaman saya ketika mengurus pindah domisili Mas Rinaldy. Foto KTP dilakukan bulan Agustus, dan baru bisa diambil bulan November. Tapi saya tidak khawatir, walaupun prosesnya lama, tapi saya memegang bukti tanda terima pengambilan.
Seperti itulah Cara mengurus surat pindah di Surabaya. Selama kita sabar dan rela riwa-riwi ke kantor Lurah dan Camat semuanya tidak akan sulit. Dan saran saya mengurus surat seperti ini jangan menggunakan jasa calo. Kerjakan sendiri saja. Bagi yang sibuk, lebih baik minta tolong sama saudara atau tetangga yang kenal akrab supaya data-data keluarga tidak diketahui orang lain.
Keke Naima
Kuncinya sabar, ya 🙂
Juvmom
Dulu waktu ngurus surat pindah dan segala macamnya aku pake makelar 😀
tetangga dekat rumah yang ngurusin. Soalnya bukan cuma surat pindah aja, bikin KK, KTP sama hapus nama suami dari KK sebelumnya. Belum lagi ternyata di KK mertuaku ada anggota keluarga yg terdaftar ganda di KK jadi makin ribet.
Lidya
aku waktu itu di urusin sama tetangga mbak jadi gak tau prosesnya. Mbak yuni mau pindah kemana nih
Dedi Setiawan
Waaah, berguna nih bagi perantau yg tinggal dsna.
Salam dari banduuuung 😉
Nurudin
Jadi inget waktu ngurus pindahan dari Tangerang ke Jakarta Selatan dua tahun lalu. Jika di Tangerang butuh beberapa hari, bolak balik ke sana kemari, pas di Jakarta Selatan (Jagakarsa) justru sangat simpel, pelayanannya ramah dan sigap, sampai ada yang masih teringat sampai sekarang saat petugas beberapa kali meminta maaf karena harus menuggu, padahal….waktu menunggu yang dimaksud tidaklah seberapa lama, dibandingkan waktu ngurus ini itu di Tangerang.