Kapal Pinisi, Kapal Layar kebanggan Indonesia
Kelas 1 SMP dulu, saya membaca artikel di buku pelajaran Bahasa Indonesia tentang kapal Pinisi bernama Dewa Ruci. Di ceritakan kapal Pinisi Dewa Ruci adalah kapal layar asli Indonesia yang sukses beberapa kali mengarungi 7 samudera di dunia. Setiap kapal Pinisi berlayar membutuhkan waktu setidaknya 6 bulan hingga 1 tahun.
Sejak itu bayang-bayang Kapal Pinisi mengikuti saya terus. Saya mengherankan, bagaimana bisa kapal layar bisa keliling dunia. Mengarungi lautan luas hanya bermodal kain layar!
Ah, kapan saya bisa melihat Kapal layar Pinisi dari dekat. Seandainya diijinkan saya juga ingin naik diatas Pinisi. Biar keren, berdiri di anjong sambil membentangkan kedua tangan. Kayak adegan Jack dan Rose gituu.. hehe.
Untuk kengobati rasa penasaran itu cara satu-satunya yang saya lakukan adalah menikmati pajangan miniatur kapal layar Pinisi yang biasa jadi dekorasi rumah. Ah, melihat miniatur kapal saja bentuknya sudah rumit. Bagaimana dengan kapal ukuran asli?
Pernah dulu saya datang ke Tanjung Perak dan melihat kapal Pinisi asli sedang bersandar. Dari cerita yang beredar kapal Pinisi tersebut baru pulang layar. Tapi sayangnya, pihak AL tidak memperbolehkan pengunjung umum naik. Uh, sedihnya.. hanya bisa berfoto dari jauh.
2 minggu lalu, setiba di Bandara Sultan Hasanuddin, oleh tim Datsun Risers Expedition, saya dikenalkan dengan seorang pembuat kapal Pinisi di sekitar kawasan pantai Losari. Iya, benar-benar pembuatnya. Namanya Om Rudi. Sambil bercerita saya dan teman-teman Risers dipersilakan melihat langsung dan bahkan dipersilakan naik ke atas kapal. Aih, senaaanggg..
Apalagi saat itu suasana menjelang senja. Sambil naik kapal, kami bisa menikmati senja di Losari. Romantisnyaa…. 😀
Om Rudi menceritakan bahwa membuat kapal Pinisi dibutuhkan waktu selama 6 bulan. Meski dalam tahap penyelesaian, kapal yang diberi nama Kapal Pinisi Pusaka Indonesia, telah berdiri dengan kokoh.
Untuk menjangkau area kapal, saya dan teman-teman Risers harus naik sampan bambu kemudian ditarik secara bersama-sama. Momen itu benar-benar momen gotong-royong paling tak terlupakan. Saat sudah berada diatas kapal, aroma kayu besi (bahan pembuatan Kapal Pinisi yang khusus didatangkan dari Bira) seketika menguar. Saya dan teman-teman tentu saja tak melewatkan kesempatan itu. Jelas, kami gunakan momen itu untuk berfoto bersama..
Kapal Pinisi yang saya naiki adalah jenis kapal Pinisi berukuran kecil. Meski kecil, kapal ini tak meninggalkan bentuk aslinya, seperti ciri khas Kapal Pinis dengan bagian depannya terdapat Anjong, serta terdiri dari 2 tiang dan 7 layar. Ada yang bilang 7 layar dianalogikan sebagai 7 samudera.
Ketika berjalan, kapal Pinisi ini menggunakan bahan bakar. Tapi tidak menutup kemungkinan membentangkan layar saat angin laut melaju kencang. Cara ini sebagai alternatif menghemat bahan bakar.
Ketika saya tanya fungsi kapal Pinisi yang dibuatnya itu, oleh Om Rudi dijawab bahwa kapal Pinisi dibuat untuk program pendidikan bahari. Karena menurutnya masyarakat Indonesia semakin lama tidak tertarik dengan dunia ke-baharia-an. Padahal saat masih kecil dulu sering mendengar lagunya Tasya yang berjudul, Nenek moyangku seorang pelaut.
Oya, teman-teman percaya nggak, di Makassar, pembuat kapal Pinisi tidak menggunakan gambar atau teknik-teknik membuat kapal, lho. Semuanya dibuat pure pakai insting. Jadi kalau masyarakat Makassar membuat kapal Pinisi bersama-sama, mereka sudah tau apa dan bagaimana cara mengerjakannya. Keren, kaann..
Sstt.. pada mau tau gak, berapa harga satu unit Kapal Pinisi? Muraah! hanya 2,3 M sajaa…! 😀 Ada yang tertarik pesan? Hehe..
HM Zwan
suka banget kalo lihat kapal pinisi parkir ditengah laut,keren aja gitu..apalagi kalo banyak^^
eda
kereeeen… aku pernah liat pembuatan kapal di bengkel kapal ITS mba.. beneran keren yaa..
echaimutenan
aku belum pernah liat kapal pinisi xD
tapi diajak g mau..mabok lautt
aya
Bu Juni ganti thema yaaa, itu fotonya sekarang gedii gedii
Eakkk pertama kali ketemu novri di sini wkwkkwkw
nelson
Hmmm kapal yang keren.. tapi kalau beli 2M, rasanya belum dulu dehh..
wisatajogja.org
Jadi inget pertamakali kali liat gambar kapal pinisi, di uang pecahan 100 rupih,,,