Menulis Kreatif di Era Digital
Menulis Kreatif di Era Digital
Bila ingat jaman muda dulu, *hmm sekarang juga masih muda, perkembangan teknologi aja yang kelihatan kayak udah tua* :D. Jaman muda saya dulu cara orang menulis masih menggunakan teknik konvensional.
Menulis cara konvensional adalah menggunakan bolpoin dan kertas. Yang suka ngetik tulisan, bikin tulisannya sama mesin tik. Di ketik satu2, huruf per huruf. Namanya aja konvensional, tentu saja belum mengenal teknologi mengcopy suara jadi tulisan. Seperti teknologi smartphone jaman sekarang. Ada kan, sekarang smartphone yang kita ngomong aja langsung bisa diwujudkan dalam bentuk tulisan?
Apa saja hasil menulis media konvensional?
Mengarang bebas bahasa Indonesia
Ada yang pernah ngalami ebtanas? *idih jadi ketauan umur*. Pada soal Bahasa Indonesia, halaman paliing belakang, biasanya suka ada tempat kosong buat mengarang bebas. Nah, itu yang saya maksud.
Mengarang ini sebel-sebel senang. Sebelnya harus nulis puanjaang pakai tangan. Senangnya, konon nilai poin di soal mengarang paling guede. Buat bantu ndongkrak soal-soal sulit, isi aja halaman mengarang sampai penuh haha..
Saya ingat ada kawan yang curhat sama saya. Demi halaman mengarangnya habis, dia menulis ngawur di tengah2 paragraf. Di paragraf awal di anulis sesuai tema. Misalnya, “Perkembangan teknologi saat ini bla.. bla..”
Begitu di tengah-tengah, ketika idenya habis, dia nulis asal-asalan. Begini: “Tadi pagi Ibu beli tiwul di pasar, tiwulnya wuenaaak. Saya sarapan tiwul habis dua bungkus..”
Yang penting kertasnya penuh. Paling-paling Bu Guru malas baca juga. Wong saya aja baca tulisan tangan sendiri males, apalagi Bu Guru? 😀
Nulis buku diary teman
Siapa yang dulu suka tukar-tukaran buku diary? Isinya biodata panjang lalu dikasih coretan warna-warni pakai Stabillo atau Copic Marker . Bagi yang kreatif, mereka menggunakan kalimat narasi buat mewakili data pribadi mereka.
Kayak gini: “Pada 27 Januari 1984, ada seorang wanita cantik yang melahirkan bayi perempuan cantik. Hidungnya mancung, bibirnya mungil, dan wajahnya sangat lucu. Bayi ini lahir seorang Ayah yang sangat tampan. Bla.. bla.. bla..
Di akhir kata, ditutup dengan kalimat, Bayi itu kemudian diberi nama Yuniari Nukti.
Itu contoh tulisan narsis anak muda era 80/90-an. Kenapa kita semangat nulis biodata di diary teman? salah satu alasannya supaya dibaca gebetan! Sambil sok-sokan jual mahal didepan gebetan. Nyembunyiin buku diary kebelakang. Padahal aslinya pengen segera nyodorin buku di depan gebetan wkwk
Curhat ala – ala di buku diary rahasia yang disimpan di balik kasur. Isinya pengakuan dosa diri sendiri 😀
Ada yang suka nulis buku diary? Buku diary itu bagus, lho. Walaupun kadang-kadang isinya rahasia pribadi, tapi akan membuat seseorang mengingat masa lalunya. Saya juga heran, ya kenapa dulu ada dijual buku diary yang ada kuncinya? Padahal isinya biasa aja.
“Hari ini aku sebal sama Rina. Pas ujian tadi dia ngintip lembar jawabanku. Padahal mejaku dan mejanya sudah aku batasi dengan tempat pensil sama buku. Eh, dia masih ngintip aja jawabanku.. pura-pura minjem penghapus, eh matanya jelalatan lihat kertas jawabanku”
Benar-benar berprofesi sebagai penulis
Kalau ini memang benar-benar kerjaan penulis. Niat menulis panjang buat dikirim ke penerbit. Gak usah dibahas kalau ini laah hehe..
Menulis CARA DIGITAL
Teknologi sekarang sudah maju pesat. Nulis apapun sekarang tak ada halangan. Perangkat sudah modern, internet juga sudah mendukung, modal yang dibutuhkan hanya 1, yaitu mengolah kreatifitas.
Kreatifitas tak bisa dipaksakan. Supaya pandai berkreasi, kuncinya adalah telaten, mau belajar, mau berusaha. Untuk bisa menulis kreatif modalnya adalah banyak membaca.
Jaman digital seperti sekarang, banyak orang menjadi kritis. Apalagi berita di internet bisa di manipulasi. Salah menulis satu kata saja bisa jadi masalah.
Blog Sarana Menulis Kreatif Era Digital
Di era digital seperti sekarang, banyak orang suka menulis. Menulis SMS, Menulis di WA, Status di Sosmed, menulis di blog, dsb.
Blog sebagai sarana menulis karena dianggap praktis. Nulis-nulis sendiri, edit-edit sendiri, publih2 sendiri. Kadang2 dibaca2 sendiri hehe..
Memanfaatkan Internet sebagai media digital
Ketika sedang membutuhkan informasi, internet adalah media pencarian yang pas. Butuhnya apa, tuliskan keinginanmu di kotak browser, Voila! Ketemu, deh..
Namun, ketika kita tidak menemukan informasi yang dimaksud, jangan bersedih. Artinya, kalian punya peluang besar untuk menciptakan informasi tersebut. Caranya bagaimana? Dengan cara mengisi ruang kosong tersebut. Yaitu dengan menuliskannya!
Bayangkan bila diluar sana sejuta orang butuh informasi tersebut, maka peluang pembaca tulisanmu adalah sejuta!
Walaupun sekarang eranya sudah merambah ke arah yang serba digital, menulis konvensional masih tetap di butuhkan. Minimal nyatetin belanja kebutuhan bulanan. Eh, sama catatan utang! Wkwk..