Category: Tips & Resep

  • Kunci membuat tulisan bagus

    Geliat blogger sebagai copywriter patut diberi apresiasi. Kapasitas mereka yang mulanya bukan siapa-siapa, lalu setelah memiliki blog kini menjadi siapa-siapa. Yang menjadikan mereka menjadi spesial tentu saja karena tulisannya yang dianggap tidak biasa. Salah satunya dengan seringnya mengangkat cerita atau sekedar berbagi pengalaman. Itulah kemudian istilah copywriting melekat pada diri blogger.

    Bukti kalau tulisan blogger mampu mengangkat potensi lokal
    Bukti kalau tulisan blogger mampu mengangkat potensi lokal

    Copywriting atau tulisan mengandung naskah iklan tidak melulu selalu iklan produk. Bisa dari kisah pengalaman jalan-jalan, cerita menggunakan produk tertentu atau puas karena pelayanan di sebuah institusi. Tentu saja mereka tidak harus mengagung-agungkannya, mereka cukup menuliskan dari sudut pengalaman. Yang terpenting adalah jujur.

    Menulis. Bagi banyak orang mungkin adalah hal biasa. Pasalnya sedari sekolah SD, menulis adalah pelajaran pertama yang diajarkan orang tua dan guru. Seiring bertambah dewasa, kegiatan tulis menulis sudah mulai ditinggalkan dan banyak yang menganggap menulis cukup dilakukan sewaktu sekolah saja. Sebab itulah menulis menjadi kegiatan biasa namun dianggap tidak biasa. Padahal rejeki menulis bisa datang dari arah yang tak diduga.

    Suatu ketika ada seseorang bertanya. Sebagai blogger apakah saya tidak pernah jenuh karena sering berhubungan dengan tulis menulis. Saya katakan, Insya Allah saya tidak pernah jenuh karena menulis adalah pekerjaan menyenangkan. Lebih menyenangkan lagi karena aktifitas blogging sebagai upaya mengenalkan pengalaman hidup kepada banyak orang.

    Lalu dia bertanya lagi, apa yang membuat saya terus ingin menulis blog. Standar saja, karena saya ingin berbagi cerita kepada sesama. Menurut saya ngeblog adalah kegiatan suka-suka jadi nulisnya pun juga suka-suka. Tak perlu dipaksa asalkan bisa konsisten update tulisan.

    Kalau sedang tidak ingin menulis, saya lebih suka membaca novel. Setelah menulis novel saya sudah memiliki bahan postingan yaitu resensi. Dengan menulis resensi secara tidak langsung saya telah menjadi bagian dari kegiatan copywriting. Tetapi jika sedang malas membuka novel yang tebalnya amit-amit jabang bayi, saya akan pilih baca koran. Dengan membaca koran saya akan banyak mendapat inspirasi baru. Selain disuguhi berita aktual, saya juga banyak belajar mengenai sisi pribadi orang lain dengan kupasan bahasa yang dibungkus dengan aneka gaya tulisan seperti artikel, reportase, opini ataupun feature. Banyaknya belajar membaca gaya bahasa dapat memperkaya wawasan saya ketika akan menulis postingan. Sehingga misalpun harus ngiklan, bahasanya dapat dibalut sehalus mungkin.

    Buku salah satu modal mendapatkan inspirasi menulis
    Buku-buku ini adalah kiriman penerbit dimana mereka meminta saya membuat resensi. Dan resensi ini secara tidak langsung sebagai upaya promosi perusahaan penerbit

    Cara lain agar balutan bahasa menjadi lebih indah adalah dengan rekreasi. Menulis pengalaman rekreasi dapat membantu tulisan lebih meyakinkan. Kunci utama yang dipegang adalah peka terhadap sesuatu yang ada disekitar kita. Apapun yang kita temui jika selalu membekali diri dengan kepekaan, Insya Allah sudah ada modal menghasilkan tulisan bagus.

    Pesan apa yang bisa ditulis dari gambar diatas? Kalau kita peka, gambar ini bisa menghasilkan tulisan yang indah
    Pesan apa yang bisa ditulis dari gambar diatas? Kalau kita peka, gambar ini bisa menghasilkan tulisan yang indah. Barangkali tulisan kita dapat mengangkat potensi lokal

    Intinya blogger tidak bisa jauh dari copywriting. Apapun tulisannya selama membahas tentang pengalaman, blogger adalah copywriter.

  • Cara ngurus balik nama kendaraan sendiri tanpa calo

    Desember kemarin masa berlaku plat nomor motor saya habis dan saya berencana melakukan balik nama kendaraan. Momennya pas. Plat minta ganti, STNKnya juga mati. Kok ya ndilalahnya pas Pakde Karwo (Gubernur Jatim) sedang memberlakukan penggratisan biaya balik nama hingga bulan Februari 2015 nanti. Padahal konon ngurus balik nama butuh biaya mahal! Nah, mumpung sekarang motor saya sedang menanti proses pengurusan saya akan menceritakan bagaimana cara Balik Nama Kendaraan di Surabaya.

    Di STNK motor tercatat bahwa pajak motor saya berlaku hingga 30 Desember 2014. Mulanya bingung bagaimana cara balik nama kendaraan. Apakah saya perlu meminjam KTP pemilik lama atau tidak. Saya sudah menghubungi pemilik lama, dan katanya untuk balik nama nggak usah pakai KTPnya dia, cukup pakai KTP saya aja. Karena tidak yakin saya datangi kantor SAMSAT sekalian minta penjelasan.

    Tanggal 17 Desember 2014 saya datang ke Kantor Samsat Surabaya Selatan di daerah Ketintang. Samsat Ketintang ini memang menaungi Kecamatan saya tinggal (Di sesuaikan dengan alamat KTP). Dan begitu masuk parkiran SAMSAT, wuihhh buanyakk banget calo-calo berkeliaran. Setiap ada motor yang masuk ke parkiran mereka antusias menyambut.

    “Mau perpanjangan motor?”
    “Perlu dibantu bayarkan pajak?”
    “Sini saya proseskan, gak pakai lama…”

    Satu sama lain saling berebut. Tapi sambil bisik-bisik.

    Dan begitu saya masuk, ada calo yang langsung tau keperluan saya apa. “Mau ganti plat, ya?”

    Huhuhu… mau bohong bilang nggak jelas tidak mungkin, wong jelas-jelas plat saya bulan 12.14. Tapi kalau bilang iya, nanti dikira mau pakai jasanya dia. Dari pada dikejar-kejar saya ngaku setengah bohong, “nggaaakkk, mau mampir aja kesini” hahaha..
    Maaf Pak Calo saya bohongi Anda 😀

    Saran saya buat teman-teman agar tetap hati-hati bila berhadapan dengan calo. Dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, begitu masuk Samsat segera cari meja informasi didalam kantor. Pesan saya jangan sekali-sekali tanya orang di luar kantor Samsat, baik bertanya mengenai syarat membayar pajak atau ongkos biaya pembayaran pajak sebab bukan tidak mungkin yang kita hadapi adalah calo. Tapiii jangan juga pasang wajah takut atau bingung, biar gak ngetarani kalau kita orang awam. Santai aja, seolah-olah sudah sering masuk kantor Samsat. 😛

    Informasi penting, Proses Balik Nama Kendaraan di Surabaya

    Begitu di meja informasi, petugas akan memberi penjelasan apa-apa saja syarat untuk pengurusan balik nama kendaraan. Seperti yang saya alami, petugas meminta BPKB dan KTP saya asli untuk dilihat di wilayah mana BPKB saya terdaftar. Ternyata setelah dijelaskan petugas BPKB saya terdaftar di Samsat Surabaya Timur karena alamat tinggal pemilik lama berada di wilayah Surabaya Timur. Sehingga sebelum diproses lebih lanjut saya harus melakukan mutasi dulu dari Samsat Surabaya Timur ke Samsat Surabaya Selatan.

    Dari sinilah perjuangan dimulai…

    Sebelum datang ke Samsat saya lebih dulu menyiapkan fotocopy data-data pendukung beserta map dan materai 6000 1 lembar. Sengaja saya fotocopy diluar agar tidak wira-wiri dan antri foto copy di Samsat. Irit waktu dan biaya juga soalnya foto copy di Samsat mahal hihi..

    Yang perlu disiapkan untuk proses Balik Nama Kendaraan adalah: BPKP asli, KTP asli (KTP pemilik baru), STNK asli dan Kwitansi asli bermaterai 6000. Ketiga data tersebut di fotocopy sebanyak 3 kali. Saran saya fotocopynya dilebihkan buat jaga-jaga kalau ada keperluan tambahan.

    Untuk kwitansinya diisi saja harga beli sepeda motor berapa. Kalau lupa harga boleh diisi sembarang yang penting harganya masuk akal hehe. Ngisi tanggal di kwitansinya disesuaikan juga dengan waktu pengurusan ya biar semua sama, walaupun belinya sudah 3 tahun kepungkur.

    Segini dulu ya langkah bagaimana cara Balik Nama Kendaraan sendiri tanpa calo di Surabaya. Untuk mengetahui proses selanjutnya silakan baca postingan Proses Balik Nama Kendaraan di Surabaya dan Biaya balik nama kendaraan di Surabaya tahun 2015. Biar stepnya runut dan tulisannya gak terlalu panjang. Soalnya ngurus balik nama motor butuh waktu lama, sampai sekarang aja masih belum kelar. Dan jangan heran bila ketemu saya dijalan lalu melihat plat motor saya mati. Tetap nyapa aja dan jangan sekali-kali melakukan tilang sebab saya sudah dibekali surat sakti! Huahahahaha….. *tertawa songong*