Piknik
Kategori Piknik berisi tentang perjalanan saya mengunjungi tempat baru di Indonesia dan sedikit di Luar Negeri
-
3 Pengalaman seru naik kereta ekonomi
3 Pengalaman seru naik kereta ekonomi pernah saya alami dan masih membekas hingga sekarang, sehingga bila mengingatnya kembali rasanya jadi pengin tertawa sendiri. Setiap mudik ke Jakarta beberapa kali saya naik kereta kelas ekonomi. Iya naik kereta yang kelasnya paling murah dan paling ‘ancur’ suasananya. Entah ya saya kok merasa eman ya kalau harus beli tiket yang mahal, toh hanya beda sedikit aja fasilitasnya dibanding kelas bisnis dan executif. Apalagi dari sedikit perbedaan fasilitas itu, harga tiketnya berbeda sangat jauh-sejauhnya. Boleh dibandingkan harga antara kereta api Gaya Baru Malam Selatan yang ditiket tertera Rp. 33.500 dengan kereta api Sembrani yang harganya berkisar Rp. 400.000. Perbedannya hanya di jam keberangkatan, bentuk…
-
Tiket Kereta
Seperti pengalaman sebelumnya yang selalu kesulitan mendapatkan tiket, saat ke Jakarta beberapa hari lalu saya mencoba membeli tiket di Ind*maret. Sejak diberlakukannya tiket online yang bisa dibeli 90 hari sebelum keberangkatan, keadaan itu terasa berimbas pada sulitnya mendapatkan tiket kereta, terutama kelas Bisnis dan ekonomi. Sempat takut kehabisan sih, apalagi rencana keberangkatan saya berbarengan dengan hari kejepit nasional. Dan jangan tanya lagi berapa harga yang dipatok, yang pasti lebih tinggi dari harga normal, kecuali kelas ekonomi yang murah meriah itu, harganya gak memandang warna kalender! Dan kelas itu yang saya suka.. 😀 Pagi-pagi jam 9, tepatnya seminggu sebelum keberangkatan saya pergi ke Ind*maret. Sambil tanya-tanya dan pilih-pilih lalu kemudian memutuskan,…
-
Yamaha Vega R, motor pertamaku, Yamaha Xeon RC, Motor impianku
Akhir tahun 2004 silam, untuk pertama kalinya saya memiliki motor sendiri. Iya, motor sendiri, bukan motor punya orang tua. Walau untuk mendapatkannya saya harus membayar dengan mencicil selama 17 bulan. Saat memutuskan beli motor, sebelumnya saya harus nabung dulu buat DPnya. Memang tidak mudah sih, butuh kesabaran selama beberapa tahun karena saya memang niat untuk membeli motor dari hasil jerih payah sendiri, bukan belas kasih orang tua. Pada tahun 2004 itu saya masih kerja di Hi-Tech Mall. Sebetulnya untuk pergi ke tempat kerja hanya butuh naik angkutan (Lyn) sekali, tapi karena akses untuk menuju jalan raya dari rumah jauh makanya saya mengandalkan jalan kaki. Becak ada, tapi sayang kalau harus…
-
Ada apa di jl. Semarang
“Seandainya kamu jadi penulis, kamu mau bukumu dibeli orang tapi gak dapat royalti?” Saya tersentak lalu diam. Ucapan suami saya benar. Saya terlalu naif menganggap sebuah hasil karya orang dengan harga murah. ** Beberapa hari lalu ketika saya melewati Stasiun Pasar Turi, tiba-tiba saja saya ingin menghentikan laju kendaraan dan mampir disebuah deretan toko buku di jalan Semarang. Jalan Semarang ini adalah pusatnya toko buku bekas di Surabaya. Namun saya hampir tidak pernah membeli buku disitu walaupun saya lihat banyak sekali lalu lalang orang yang keluar masuk di toko buku tersebut sambil mencari buku yang mereka inginkan. Di deretan toko-toko buku tersebut bertumpuk-tumpuk buku bekas dengan aneka judul. Mulai buku…
-
Giveaway #1 “Me and Jogja”: Menikmati malam di alun-alun
Jogja memang tak pernah mati, begitulah yang saya ucapkan manakala menikmati suasana Jogja di malam hari. Sabtu malam itu, jam sebelas malam saya dan teman membelah jalanan kota Jogjakarta. Sengaja malam itu kami tidak berdiam diri dipenginapan mengingat malam itu adalah malam terakhir kami berada di kota Bakpia Pathok. Malam itu kami sengaja mencari tempat untuk nongkrong sambil menjawab rasa penasaran saya terhadap nasi kucing. Sebetulnya kami juga penasaran dengan yang namanya kopi joss tetapi berhubung di tempat yang kami singgahi tidak ada menu itu akhirnya kami memilih untuk memesan teh panas, wedang ronde, nasi kucing, dan roti bakar. Uniknya roti bakar yang disajikan tidak di bakar diatas wajan lebar…
-
Pengalaman ke Bromo naik motor lewat Pasuruan
Nekat! Begitulah keputusanku saat Kang Yayat ngajak jalan ke Bromo. Beberapa hari terakhir Kang Yayat ngajak ke Bromo. tapi karena kondisi cuaca yang setiap hari hujan dan tidak memungkinkan untuk berangkat akhirnya rencana mundur-mundur terus. Tanggal 23 lalu saya SMS Kang Yayat gimana rencana jalan ke Bromo, kapan bisa direalisasikan mumpung cuaca sedang cerah ceria, dan Kang Yayat jawab nanti saya kabari kalau jadi. Akhirnya malam jam 9 tepat malam Mauludan Kang Yayat ngajak berangkat saat itu juga! Ya sudahlah tak masalah. Alhamdulillah cuaca juga sedang bersahabat sehari itu hujan tidak turun. Toh waktunya juga belum terlalu larut seandainya ngejar Sunrise masih nututlah, sedangkan perjalanan Surabaya Bromo via Pasuruan gak…