Sensasi Tinggal Di Apartemen
Bagaimana sensasi tinggal di Apartemen?
Saya pernah punya pengalaman tinggal di Apartemen. Tidak lama, sih, hanya semalam saja. Itupun dalam rangka menerima tawaran merasakan bagaimana sensasi tinggal di apartemen.
Sebagai orang yang tidak pernah memiliki riwayat tinggal di rumah susun, apalagi apartemen, sensasi yang saya dapat sangat luar biasa. Dengan segala fasilitas yang sudah tersedia, seperti lift, kran air warna biru dan merah -yang menandakan ketersediaan air dingin dan air hangat-, serta pendingin ruangan, tinggal di apartemen layaknya seperti tinggal di hotel. Meskipun di sebelah kanan dan kiri kamar saya ada penghuninya, tapi rasanya seakan-akan hidup sendiri.
Bagaimanapun juga apartemen tak lebih disebut sebagai kamar pribadi. Wajar jika tinggal di apartemen sama seperti tinggal di kamar yang sangat pribadi. Masuk ke kamar tetangga, sama artinya membuka rahasia pribadi ke orang lain, doong..
Tinggal di apartemen rasanya seperti mencoba sesuatu yang baru dalam hidup ini. Sesuatu yang belum pernah dirasakan dan membuat hati siapa saja menjadi penasaran. Dan bila sesuatu yang baru tersebut sudah berhasil dilakukan, akan ada rasa kepuasan tersendiri. Salah satunya seperti mencoba sensasi tinggal di apartemen.
Bagi yang sehari – harinya menghuni rumah tinggal, mereka memiliki opini sendiri rasanya tinggal di gedung apartemen yang rata – rata bentuknya memanjang ke atas alias lantai bersusun. Opininya macam – macam, ada yang positif, namun tak sedikit juga yang negatif.
Salah satu pendapat mengatakan, bahwa tinggal di apartemen dapat memicu perubahan besar terhadap pola pikir. Begitu juga, hidup di apartemen dapat mengubah gaya hidup masing – masing penghuninya.
Pola pikir penghuni apartemen terbiasa memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan keluarga. Sebab setiap penghuni apartemen kebanyakan tidak saling mengenal satu sama lain.
Ah,seandainya saja penghuni apartemen membuat semacam komunitas Rukun Tetangga..
Oleh karena itu bila suatu hari penghuni mendapat masalah, mau tidak mau masalah tersebut harus diselesaikan sendiri.
Sedangkan untuk alasan gaya hidup, penghuni apartemen menyukai sesuatu yang praktis – praktis. Segala yang dibutuhkan sudah tersedia di apartemen. Misalnya ketika harus menemui tamu, mereka harus menemui di lobby.
Demikian sedikit banyak cerita tentang serunya sensasi tinggal di apartemen.
Prih
Semalam yang berkesan ya Jeng, untuk menetap butuh pertimbangan lah kultur kkta senang rumah menjejak tanah. Salam
nh18
Aaahhh tempat ini …
Ini merupakan jujukan langganan saya jika dinas ke Surabaya …
Ketika ruangan hotelnya penuh … saya sering di tempatkan di appartemen bagian belakang ini …
Mengenai Apartemen ?
Jujur ini bukan impian saya. Saya masih menganut faham tradisional … bahwa kalo rumah itu mesti punya halaman / tanah di depan/belakang/samping … walau sedikit
Salam saya Mbak Yuni
HM Zwan
nggak bisa ngerumpi sore ya hehehe….
nova violita
nggak bisa..ngegendong anak..sambil nyuapi makan sembari ngerumpi bareng ibu..lainnya dihalaman..he2
Sriyono Suke
Yah, di apartemen tidak bisa nyuci nyuci motor atau mobil di depan gitu yak 😀
Diarysivika
aku tahu dibalik layar bagaimana foto rumput berselfie itu dibuat hahaha
kursus kecantikan
wah seru juga pengalamannya. paling gak udah pernah..hehe
Rinrin RInjaiah
Pengen juga nyoba tinggal di apartment, katanya beberapa apartment tidak membolehkan untuk memasak di dalamnya yah? Tapi, saya lebih suka rumah dengan halaman yang ada tamannya
@rin_mizsipoel
diah siregar
kalau nginap di hotel sih lumayan sering. tapi apartemen belum pernah. dan tidak menjadi impian 🙂
berhubung masih ngontrak, memiliki rumah pribadi adalah salah satu impian saya 🙂
@nurulrahma
Nginep semalam dua malam masih oke yo mbak.
Tapiiii, kalo untuk jangka waktu lama, duuuh koyone sutris dah 🙁
Seemi
Asik sih, nerawat apartemen juga cukup simpel hehe. 🙂
Reston
Memang tinggal di apartemen itu memiliki sensasi tersendiri buat penghuninya. Terutama saya ketika tinggal di Thamrin Residence, selain tempat yg nyaman, aksebilitas juga bisa kemanapun.