Agus Mulyadi hafal Pancasila

Nama Agus Mulyadi sedang jadi perbincangan dilingkup para blogger. Lihat saja dimana-mana para blogger memposting tentang Agus Mulyadi.

Itu lho Agus Njaluk Rabi yang mengaku dirinya merasa di dzolimi *tego tenan Gus sing dzolimi awakmu* yang beralamat di www.agusmulyadi.web.id

Oalah Agus-agus..

Ceritanya Agus Mulyadi ini sedang berbahagia. Cowok humoris, cerewet, dan ceplas-ceplos (maaf lho Gus, agak mrongosnya gak saya tulis, lha mosok cah ganteng koyo tuntheng kok jarene mrongos) sedang mengadakan syukuran atas terbitnya buku perdana yang berjudul: Jomblo tapi Hafal Pancasila. (lagi-lagi jomblo juga gak tak masukkan biarlah itu menjadi rahasia kita berdua yo, Gus *rahasia kok digelar-gelar nang internet* 😀 )Buku ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan Agus di blognya agusmulyadi.web.id yang taglinenya unik dan lucu: Agus Mulyadi Njaluk Rabi.

GusMul

Sejarah mengenal Gus Mul
Mengenal nama Agus Mulyadi secara tak sengaja. Di bulan November 2013 situs berita merdeka.com mengenalkan nama Agus Mulyadi kepada khalayak. Mulanya situs itu memberitakan seorang Agus yang gemar memanipulasi foto bersanding artis-artis kondang. Tak hanya foto dirinya saja, Agus bahkan sempat menerima order dari teman-temannya menjadi tukang edit foto. Seperti yang banyak ditampilkan di blognya, editan foto Agus sangat bagus dan halus. Sayangnya menjadi tukang edit tak dilanjutkan, konon Agus takut di bui karena melanggar Undang-Undang. *Mungkin itu menjadi salah satu alasan Agus mencetuskan kalimat: jomblo rapopo sing penting apal pancasila dan menjadikannya sebagai judul buku*. Ndak mesisan melu penataran P4 toh, Gus.. 😀

Kisah ini pernah ditulis Agus di blognya yang berjudul: Gara-gara jasa edit foto bareng Member JKT48 yang kemudian di ralat oleh Agus.

Gus Mul, begitu dia mengenalkan diri. Usai membaca satu postingan Gus Mul, esoknya saya kembali lagi baca postingan yang lain. Warna putih sebagai dasar halaman blog membuat mata saya nyaman baca-baca disana. Begitupun sosok seorang lelaki memakai blangkon lengkap dengan kostum Wak dalang dengan memamerkan jempol selalu membuat kangen untuk dilihat lagi dan lagi. Meski sebenarnya bukan karena itu saja, tetapi karena situs merdeka.com lagi-lagi menulis tentang guyonan Gus Mul mengenai penderitaan jomblowan sejati. Berturut-turut Gus Mul dipromosikan gratis. Ndak tanggung-tanggung, 3 hari beritanya Agus lagi-agus lagi. Bejo temen kowe, Gus.. Jan-jane ngono Ibukmu biyen nyidam opo seh..

Bukti situs ini mempopulerkan blog Gus Mul 3 hari berturut-turut
Bukti situs ini mempopulerkan blog Gus Mul 3 hari berturut-turut

Salah satu postingannya yang masih tersisa di kalbu *eaa* adalah postingan yang judulnya Nikah-nikah bathukmu sempal. Saya sampai terpingkal-pingkal bacanya. Judulnya itu ‘Agus’ banget. Dulu jaman saya masih sekolah, ledekan ‘bathukmu sempal’ kerap dijadikan guyonan. Eh lha dalah Agus malah memakai guyonan itu lagi haha.. Dan menurut saya cerita yang ditulis Agus itu begitu membumi dan khas jomblower sejati. Sangat pas dengan headernya yang berjudul “Agus Mulyadi Njaluk Rabi”

Dibawah ini adalah kriteria Agus dalam memlih calon idaman:

Dikiranya saya ini ndak pengin nikah apa? Saya ini sebenarnya juga sudah pengin nikah, Imron saya sudah bergejolak sejak lama. Tapi hanya belum ada saja calon yang bersedia cocok. Jadi mau gimana lagi, ya harus sabar. Sabar sampai Alloh mempertemukan jodoh saya kepada saya. Toh saya sudah berusaha, mulai dari stalking sampai ngegombal. Berdoa juga ndak ketinggalan. Padahal dalam hal kriteria wanita idaman, saya ndak menuntut kriteria yang tinggi-tinggi kok, Cantik ndak papa, yang penting kaya dan sholekhah

Menurut analisis saya… *pke gaya sentilan-sentilun* blognya Gus Mul bermasa depan cerah. Bener lho, Gus.. aku ra goroh. Sebelum ada kabar blog ini bakal dibukukan, saya sudah memprediksi blogmu bakalan sukses. Tulisanmu itu nyleneh, gaya bahasanya antik dan gak kalah sama blogger kondang yang duluan sukses menerbitkan banyak buku dan difilmkan itu. Baca blogmu seperti hiburan walau kadang-kadang suka ngenes sendiri.. ngenes mikirkan siapa calon yang pas buatmu.

Saking penasarannya sama sosok bernama Agus Mulyadi, diam-diam suamiku tak suruh mengcandid dirimu pas acara Blogger Nusantara di Yogja lalu. Sayangnya aku terlalu malu untuk mengajak kenalan denganmu. Yo weslah fotomu wae sing tak gae jujugan pas lagi kangen sliramu hihi..

Ini Gus, spesial untukmu :D
Ini Gus, spesial untukmu 😀
Dan satu lagi untukmu
Dan satu lagi untukmu

Lagi-lagi menurut analisis saya blogmu bakal rame lho Gus. Dibandingkan dengan postingan-postingan yang lama, komentarnya paling banyak 12. Itupun termasuk balasan darimu. Tapi, sekarang blogmu mulai ada peningkatan. Komentar yang masuk berapa lapis? Ratusaan..
Ckck, hebat, Gus..

Review blog agusmulyadi.web.id
Menjejakkan kursor di blog agusmulyadi.web.id saya seolah sedang membaca buku. Menu nya komplit. Tampilannya sederhana tapi menarik. Halaman utamanya terdapat pilihan: Tentang Saya, Bertegur Sapa, Buku Saya, serta Daftar Isi Blog.

Pada daftar Isi Blog jika diklik akan tampak judul postingan secara runtut sehingga pengunjung bisa membuka postingan satu persatu lengkap dengan bulan dan tanggal ketika diposting. Halaman ini juga dilengkapi pendaftaran FeedBurner dimana pengunjung dapat mendaftarkan alamat emailnya sehingga jika sang admin mengupdate postingan baru pengunjung dapat secara langsung menerima pemberitahuan.

daftar isi

Di halaman tentang saya, Agus mengungkapkan dengan detail sosok dirinya sendiri dengan sangat bubur kacang ijo (baca=jujur) dan apa adanya. Sampai-sampai ciri fisik tubuhnya pun disebutkan secara ‘vulgar’. Keterbukaan inilah yang akhirnya membuat Agus disenangi pembaca begitupula pembaca juga seolah sedang bertemu dan berbincang dengan Agus langsung.

Tak ingin jauh dari pembaca Agus Mulyadi juga melengkapi kontaknya. Dengan sangat terbuka Agus menerima siapa saja yang ingin berkenalan secara dekat dengannya. *Pinter, Gus, siapa tau ketemu jodoh disana*. Dan yang terakhir adalah halaman Buku Saya *cieehh langsung ngaku jadi penulis buku niyee*. Di halaman itu dipajang tumpukan buku berjudul Jomblo tapi Hafal Pancasila. Dan buku inilah yang sedang dikagumi dan dibangga-banggakan karena buku ini baru diedarkan penerbitnya. Kereenn, Guuuss…

Penampakan buku perdananya Agus Mulyadi
Penampakan buku perdananya Agus Mulyadi

Yang terakhir, Gus. Ben postingan ini gak terlalu panjang *klo kepanjangan anggap postingan ini sebagai tanda sayangku padamu eeaaa*  aku ucapkan selamat yo buat buku pertamamu. Sudah lama aku menunggu kapan Agus Mulyadi mengangkat blognya menjadi sebuah buku. Semoga buku perdana ini tak menjadikan dirimu besar kepala sehingga kamu tak perlu beli helm baru lagi dengan ukuran triple XL, tapi menjadi pemicu semangat untuk terus berkarya. Semangat Gus! Wes ojo mikir rabi wae.. rabi iku urusan mburi sing penting siapno calon’e dhisek. Yo pora? 😀

Bersyukur dan berjiwa dinamis menuju usia diatas 60

Agustus 2045

“Pripun kabare Mbah?”
“Alhamdulillah diparingi sehat. Disyukuri wae Gusti Allah wes maringi umur 64”
“64 Tahun, Mbah? Subhanallah..”
“Alhamdulillah, Kanjeng Nabi wae diparingi yuswo 63 tahun. Mbah isih diparingi tambahan umur. Mugo-mugo iso ngelakoni urip luwih apik maneh”
“Amiin Ya Robbal ‘Alamiin”
“Ini Mbah saya bawakan oleh-oleh buat simbah”
“Wah, Alhamdulillah kowe isih eling simbahmu iki..”

Tak lama kemudian..
“Pak’e Alhamdulillah yo, putu-putu podho eling kabeh. Teko podho nggowo gawan”
“Bune, sakjane ngono yo seneng-seneng wae di gawani oleh-oleh, ning mbok yo ojo nggowo kacang, jagung, emping, dele koyo ngene iki. Lha wong nyawang thok ae untuku wes kroso prothol koyo ngene..”
“Haha…”
“Uhuk-uhuk.. aduh Bune keselek aku..”
“Makane tho Pak, ojo ngersulo. Di syukuri wae oleh rejeki..”

**

Tak ada yang bisa menghentikan usia manusia. Siapapun itu. Namun untuk meraih kedewasaan mutlak dijadikan sebagai keharusan. Siapapun orangnya. Seperti adagium yang berbunyi, Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa belum tentu.

Ibarat rejeki, perjalanan hidup manusia tak ada yang tau. Qodo dan Qodar manusia ada digenggamanNya. Mau dikasih rejeki sedikit atau banyak di syukuri saja. Begitupun dalam menjalani kehidupan, tanpa perlu ngitung-ngitung umur ya di jalani saja. Seperti filosofi air, mengalir saja kemana sungai bermuara. Meski tampaknya pasrah namun air selalu bisa dan akan selalu berusaha mengendalikan dirinya lepas dari ranting dan cobaan yang menghadang.

Kadang-kadang saya berpikir mengenai apa yang terjadi jika usia saya lebih dari 60 tahun nanti. Usia lho.. siapa sih yang menduga. Akan tetapi seandainya Gusti Allah memberi saya usia diatas 60 tahun mau tak mau saya harus selalu bersyukur dan mensyukuri.

Jika diukur dengan usia saya yang sekarang menuju usia 60 tahun saja masih jauh sekali. Apalagi lebih. Kalau dibayangkan seolah-olah saya harus masuk dulu ke pintu ajaib agar dibawa ke negeri ketika usia saya menapak 60 tahun. Kadang-kadang tersirat pikiran konyol seperti, apakah nanti badan saya masih tegak lurus, apakah nanti masih kuat angkat jemuran ke loteng, apa masih kuat jalan jauh, apakah nanti bisa nyetir motor dengan kencang. Sebaliknya, jangan-jangan malah badan saya bungkuk, nggak kuat nyuci pakai tangan, nggak kuat jalan jauh, kemana-mana harus diantar cucu.

Jikalau nanti saya menapak menuju lebih dari usia 60 tahun saya berharap tetap memiliki jiwa yang dinamis. Terus berkarya tanpa mengandalkan bantuan orang lain. Setidaknya jika saya terus mengandalkan otak, feeling dan tenaga sendiri maka Insya Allah saya bisa mencapai titik prestasi yang membanggakan minimal untuk diri sendiri. Syukur-syukur oranglain turut menikmatinya. Akan lebih baik lagi kalau usaha yang saya lakukan setara dengan yang dilakukan anak muda berusia emas sehingga saya dan mereka bisa berbaur, berdiskusi, berbagi ilmu dan bersama-sama melakukan sesuatu yang bermanfaat. Sebab ilmu tak melihat usia dan kedudukan. Yang penting bermanfaat untuk banyak orang maka ilmu akan terus menerus hidup.

Di lain itu saya akan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beribadah dan berdoa untuk mendapatkan RodhoNya. Karena apapun jika dilakukan sesuai RidhoNya Insya Allah akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Akhirnya manusia hanya bisa berencana akan tetapi keputusan Allah lah yang menentukan.

Kavling sajadah

Musholla Darussalam Bratang, Surabaya
Musholla Darussalam Bratang, Surabaya

Ini adalah pemandangan Musholla Darussalam yang letaknya 20 meter dari rumah saya. Setiap Ramadhan tiba Musholla ini selalu memanfaatkan jalanan kampung (gang) untuk pelaksanaan sholat tarawih. Foto ini saya ambil pada 22 Ramadhan 1435H lalu sekitar pukul 4 sore, tak lama usai karpet digelar.

Perhatikan sajadah merah dan biru yang sudah terhampar lalu ditinggal pemiliknya itu..

Kebiasaan warga disini adalah dulu-duluan mendapatkan tempat sholat yang menurutnya nyaman dan strategis. Tempat yang sudah dikavlingi sajadah tidak boleh ada yang memindah. Kalau masih nekat memindahkan siap-siap saja ditegur dan mencari tempat lain lagi 🙂

“Foto ini diikutsertakan dalam Lomba Foto Blog The Ordinary Trainer”

logo

Menikmati sedapnya Udon dan Tempura di Marugame Udon

Siapa tak mengenal Udon dan Tempura, jenis makanan dari Jepang yang sedang populer di Indonesia. Di Surabaya restoran yang menyediakan udon dan tempura adalah Marugame Udon. Restoran ini baru dilaunching dan merupakan outlet ke 8 di Indonesia namun jadi yang pertama di Surabaya. 7 outlet lainnya sudah ada di Jakarta, antara lain di Mall Taman Anggrek, Gandaria City, Summarecon Mall, Kota Kasablanka, Bintaro XChange, ByWalk Mall, dan Ciputra Mall Cibubur.

Didepan resto Marugame Udon TP3 Lantai 5

4 Juli 2014 lalu saya berkesempatan menikmati menu di Resto Marugame Udon yang berlokasi di Tunjungan Plasa 3, Lantai 5 #37-44 Surabaya. Restoran dengan outlet memanjang terdiri dari 2 ruangan terpisah, ruang kitchen dan ruang untuk menikmati makanan. Sebelum masuk ke dalam restoran, saya terlebih dahulu mengamati disain interior dan eksterior yang begitu ‘Jepang’ banget. Dibagian kitchen tampak staff berseragam putih berjibaku dengan alat-alat dapur dan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Masuk ke dalam restoran atmosfer yang terasa adalah ruangan khas rumah Jepang dengan dinding kayu yang disekat serupa bingkai kotak-kotak disertai accesories khas negeri Jepang. Terdapat pula tulisan Jepang yang dipajang di sebagian dinding dan atap restoran berbentuk genteng. Pencahayaan lampu pijar dengan penerangan yang kalem menyorot meja-meja kayu yang diatasnya terdapat bumbu tambahan udon dan tempura tertata rapi dan saling bersentuhan satu sama lain. Deretan kursi tanpa penyangga badan seakan menambah kesan kerapian ruangan.

Interior Marugame Udon

Udon adalah makanan berjenis mie dengan tambahan kuah serta taburan toping memiliki daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner. Sedangkan tempura diminati karena menggunakan bahan dasar alami seperti seafood dan sayur-sayuran yang diproses dengan cara digoreng sehingga ada kenikmatan tersendiri saat menyantapnya. Lengkapnya kombinasi zat makanan yang terkandung dalam Udon dan Tempura inilah yang kemudian membuat kehadiran 2 jenis makanan ini layak dikonsumsi dan menjadi kuliner andalan kala perut kosong. Sesuai taglinenya, The 1st Authentic Japanese Udon Restaurant in Indonesia, Marugame Udon hadir untuk memenuhi keinginan pecinta kuliner di Surabaya.

Marugame Udon berdiri dibawah naungan PT Sriboga Marugame Indonesia (SMI) yang tak lain anak dari perusahaan PT Sriboga Ratu Raya yang membeli lisensi waralaba dari Jepang. Untuk mengembangkan bisnis yang berbasis terigu, setelah sukses dengan outlet Pizza Hut di Indonesia dan Sriboga Bakery, kini PT Sriboga Ratu Raya membuka outlet baru dengan nama Marugame Udon. Rencananya, dalam 5 tahun kedepan PT SMI akan membuka 38 outlet yang tersebar di 5 kota besar di Indonesia, antara lain: Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali dan Medan.

3 Konsep unik Restoran Marugame Udon

Dalam setiap pengembangan produk selalu saja ada inovasi baru yang diangkat sebagai bagian menarik minat konsumen. Dan inovasi itulah yang kemudian dijadikan konsep oleh Marugame Udon. Uniknya, konsep ini terbilang baru dan menjadikan keunika tersendiri.

Open Kitchen
Tak banyak restoran yang menggunakan konsep open kitchen. Kitchen sebagai ruang utama memproses suatu hidangan umumnya kotor dan berantakan. Namun Marugame Udon menghalau alasan itu dan malah menjadikan kitchen sebagai bagian dari daya tarik restoran. Dengan konsep ini diharapkan pembeli dapat melihat langsung proses pengerjaan sembari menilai sendiri kerapian dan kebersihan kinerja para staff Marugame.

Kitchen Marugame Udon

Freshly Cooked
Udon sangat asyik dinikmati saat hidangan masih panas. Oleh karena itu agar hidangan selalu baru Marugame Udon selalu menyuguhkan dengan cara freshly cooked. Hidangan yang sudah 20 menit tidak dibeli konsumen, secara langsung akan dipinggirkan dan tidak dihidangkan lagi. Mengingat tekstur udon yang mudah mengembang jika tidak segera disantap dan bentuknya menjadi tidak menarik lagi.

Self Service
Berangkat dari konsep makanan cepat saji, Marugame Udon berupaya menghadirkan suguhan dengan cepat dan tepat kepada konsumen. Dimulai dari membuat udon hingga siap dihidangkan, pembeli tak perlu menunggu waktu lama. Pengalaman saya waktu tunggunya sekitar 3-5 menit saja.

Serunya ber-Self Service
Agar bisa menyantap Udon dan Tempura di Marugame, setiap pengunjung yang datang tidak diperkenankan untuk langsung menempati meja. Tetapi harus memesan dulu melalui kitchen. Jangan khawatir bingung memilih menu karena dibagian depan kitchen sudah disediakan papan menu beserta harganya. Mau udon, mau Rice, atau ingin mengambil tempura, bebas pilih sendiri. Inilah salah satu keunikan konsep yang ditawarkan oleh Marugame Udon.

Self Service Marugame Udon
Self Service Marugame Udon

Penasaran dengan konsep yang ‘tak biasa’ ini saya pun mencoba memesan makanan. Dimulai antri dulu karena jalur yang disediakan hanya satu. Tapi jangan khawatir antrinya tak memakan waktu lama kok karena staff Marugame begitu lincah dalam melayani pembeli.

Begitu didepan kitchen saya segera memesan makanan. Untuk buka puasa saya memilih Tendon Seafood Rice. Rice di Marugame ini menggunakan nasi Jepang dengan tekstur nasi yang punel. Setelah pesan saya tetap berdiri sambil menunggu makanan selesai diproses. Sambil menunggu itu saya mendapat pemandangan yang luar biasa. Meski semua staff tampak sibuk namun sama sekali tak terdengar bunyi ‘glondangan’ suara alat dapur yang bergesekan dengan lainnya. Uap-uap yang dihasilkan dari air mendidih tampak meruap memenuhi ruangan. Lebih menakjubkan, staff di sana ramah-ramah. Mereka bekerja sambil tetap tersenyum kepada pengunjung. Tak berapa lama Tendon Seafood Rice saya selesai diproses. Langkah selanjutnya adalah memilih tempura dengan jenis yang disukai. Selesai semuanya baru kita menuju kasir untuk totalan.
Oya sebelum dihitung, Mbak kasirnya akan memberikan pilihan minum. Mau soft drink, air mineral atau Ocha. Mau Ocha panas atau Ocha dingin. Ocha yang disediakan Marugame ini Ocha import, lho! jadi jangan kaget kalau rasanya masih terasa sepet. Enaknya, minum Ocha di Marugame boleh direfill!

Nikmatnya Tendon Seafood Rice Marugame Udon
Tendon Seafood Rice adalah nasi Jepang dengan toping Kakiage (tempura sayur), Skewered Tofu (udang kulit tahu) dan Ebi tempura. Sebagai pelengkap diatasnya ada taburan daun bawang dan saus. Jika di cekricek, makanan saya itu memiliki kombinasi zat makanan yang lengkap. Ada karbohidrat, protein, dan vitaminnya. Nasi yang punel dipadu kakiage yang krenyes membuat lidah saya seakan bergoyang. Apalagi jika menyuap nasi dengan udang kulit tahu yang lembut dan empuk, semakin terasa menggoda saja. Ebi tempura yang dibalut tepung renyah semakin membuat saya semangat untuk menyantap lagi dan lagi.

Tendon Seafood Rice Marugame Udon
Tendon Seafood Rice Marugame Udon

Bila merasa kurang pedas atau ingin menambah saus lagi saya tak ragu-ragu untuk menyendok di tempat yang sudah disediakan di setiap meja. Beginilah self service ala Marugame Udon. Mengambil makanan sendiri, disantap sendiri, tapi tak merepotkan.

Menu-menu yang disajikan di Marugame Udon

Menu Udon di Marugame memiliki 8 pilihan dan 4 nasi, yaitu:
1. Kamaage Udon (Udon special disajikan dengan bukake dashi soup secara hangat)
2. Kake Udon (Udon dengan kake dashi soup)
3. Zaru Udon (Udon special disajikan dengan bukake dashi soup secara dingin)
4. On Tama Udon (Udon dengan bukake dashi soup dan telur ½ matang)
5. Tori Baitang Udon (Udon dengan soup kaldu putih dan bola-bola baso ayam)
6. Niku Udon (Udon dengan lebaran daging sukiyaki dan kake dashi soup)
7. Beef Curry Udon (Udon dengan lembaran daging sukiyaki dan disiram kuah)
8. Mentai Kamatama Udon (Udon dengan saus special, telur ikan mentaiko dan telur ½ matang)

On Tama Udon Marugame Udon
On Tama Udon Marugame Udon
Beef Curry Udon Marugame Udon
Beef Curry Udon Marugame Udon

Untuk Ricenya:
A. Sukiyaki Beef Bowl (Nasi Jepang dengan lembaran daging sukiyaki yang gurih)
B. Beef Curry Rice (Nasi Jepang dengan lembaran daging sukiyaki disiram kuah kari kental)
C. Tendon Tori Rice (Nasi Jepang dengan toping tempura sayur, telur dan ayam)
D. Tendon Seafood Rice (Nasi Jepang dengan toping tempura sayur, ikan kisu dan ebi)

Beef Curry Rice Marugame Udon
Beef Curry Rice Marugame Udon

Tempura di Marugame Udon terdapat 11 jenis:
1. Ebi Tempura (Tempura Udang)
2. Tori Tempura (Tempura Ayam)
3. Cuttle Fish Tempura (Tempura Sotong)
4. Skewered Tofu (Udang Kulit Tahu)
5. Beef Croqutte (Kroket Daging Sapi)
6. Kakiage (Tempura Sayur)
7. Broccoli Tempura (Tempura Brocoli)
8. Egg Tempura (Tempura Telur)
9. Chicken Chili Tempura (Cabai Hijau Isis Ayam)
10. Sweet Potato Tempura (Tempura Ubi)
11. Inari (Nasi Bungkus Kulit Tahu)

Aneka Tempura di Marugame Udon
Aneka Tempura di Marugame Udon

Harga semua makanan diatas sangat relatif. Untuk Udon dan Rice harga yang ditawarkan mulai Rp. 33.000,- hingga Rp. 50.000,-. Harga untuk paket Family tertera Rp. 85.000,-. Sedangkan harga untuk tempura, mulai Rp. 7.000,- hingga Rp. 14.000,-. Pengunjung semakin termanjakan dengan harga-harga diatas karena di Marugame Udon ini harga yang dipasang sudah termasuk pajak!

Ayo ke Marugame Udon!

Marugame Udon di TP3 Lantai 5
Buat yang masih penasaran ingin datang ke resto Marugame Udon, teman-teman bisa berkunjung ke Tunjungan Plaza 3 Lantai 5 No. 37-44. Lokasinya tepat berada didepan tangga jalan food court. Alternatif lain yang bisa dilalui adalah dengan naik lift dari parkiran mobil langsung menuju ke lantai 5. Dari sana akan terlihat jelas tulisan Marugame Udon. Gampang, kok! Datang sama teman oke, datang bersama keluarga juga makin maknyuuss.. 🙂

Gebyar BCA Pesta Kuliner 2014, Menang Lebih Kenyang Maksimal

Info social media itu dahsyatnya gak ketulungan.. Sekali share foto di wall aja, jika infonya menarik perhatian langsung membius siapa saja yang membaca. Salah satunya adalah informasi Gebyar Tahapan BCA Pesta Kuliner 2014. Terlebih dalam gambar itu terdapat tulisan ‘BLOGGER INVITATION’. Undangan spesial, Je! Khusus hanya buat blogger,lho! siapa yang mau menolak.. Gratisan ini.. haha..

10477043_10202822068167459_1431482645222891615_n

Nggak akan!

Nggak akan saya tolak sedikit pun! Hihi..

Begitu membaca informasi yang disebarkan Mas Gajah Pesing, saya langsung membuka email dan segera mendaftar dengan memberikan nama, nomor telepon serta alamat blog.

Esoknya, saya mendapat email balasan dari admin BCA yang memberitahukan bahwa saya diminta datang tanggal 22 Juni 2014 di jalan Tunjungan Surabaya sekaligus mengambil Golden Ticket All You Can Eat.

Hah?

Serius All You Can Eat?

Ah yang beneeerr? *pingsan sebentar bangun lagi*

Seketika saya melamun. Diam terpekur sambil merenung. Lama. Merenungi nasib yang tiba-tiba seperti keruntuhan durian sekaligus memikirkan makanan apa saja yang akan saya makan nanti. Muat nggak ya kira-kira perut inii.. bisa nggak ya makan semua makanan yang dihidangkan.. sambil berharap semoga saja saat acara nanti perut ini tidak bermasalah sehingga saya bisa mengambil tekad bulat plus dilonjongin dikit biar bisa muat banyak hihi.. *kemaruk banget sih*

Tiba hari H, sengaja saya tidak makan siang dulu. Maksudnya ingin menumpuk jadwal makan siang dan makan sore biar kenyangnya maksimal. Kenyang maksimal tapi menikmati.

Jadwal yang seharusnya jam 1, kemudian molor jadi jam 4. Sedangkan saya malah datang jam setengah 5 lebih. Nah lo gak ada yang tepat. Tapi untungnya Mas Rendy, yang jadi kasir setia saya selama acara berlangsung tetap ramah memberi dukungan agar selama 2 jam kedepan saya bisa mengelola hasrat makan agar tidak sia-sia.

Saya dan Mbak Eda menerima Golden Ticket dan tongkat Recommended Food

Saya dan Mbak Eda menerima Golden Ticket dan tongkat Recommended Food di depan Hotel Majapahit

“Mbak, saya kasih waktu 2 jam untuk menikmati makanan. Selama 2 jam itu Mbak bebas memilih makanan apa saja dan saya yang akan membayarnya” jelas Mas Rendy saat meeting point. Saya yang waktu itu jalan sama Mbak Eda seketika berbinar!

“2 Jam Mas?” teriak kami barengan.

Tanpa menunggu lama saya dan Mbak Eda langsung beringas mencari menu yang mau disantap. Ternyata gak mudah juga ya milih makanan diantara jajaran tenda yang berhadapan itu. Kayaknya semua makanan yang dijual itu menariiik semua. Belum lagi rayuan maut pemilik stand yang datang silih berganti mengajak kami agar mencoba mencicipi. Lama-lama tambah bikin galau.

Suasana Pesta Kuliner Gebyar BCA di Jalan Tunjungan Surabaya

Memiliki waktu 2 jam saya sama mbak Eda melakukannya dengan santai. Ibarat nyonya besar, Mas Rendy dengan sabarnya mengawal kemana kaki kami melangkah. Kalau sudah dapat makanan, Mas Rendy sigap maju didepan kasir. Duuh.. berasa gimanaaa gitu..

Sebagai orang Surabaya, sudah beberapa kali saya berkunjung di jalan tunjungan dengan agenda pesta rakyat seperti ini. Apalagi jalan Tunjungan terkenal dengan jalan bersejarah di Surabaya. Hanya saja saya tak bisa bebas menikmati kuliner yang ada disana. Kalaupun beli ya beli seperlunya dan nggak mungkin membeli semuanya *gosok-gosok ATM*

Tapii begitu menjadi salah satu blogger yang dipilih memegang tongkat Recommended Food dari BCA saya langsung mencari makanan yang sekiranya gak berat dan jarang dimakan. Untuk sementara malam itu saya nyamar dulu jadi bule. Makan burger, makan kebab, makan sushi, makan dimsum. Nasi gimana? Sementara saya menhindar dulu, sudah biasa makan soalnya haha.. *katrok*

 

Salah satu kuliner yang dijajakan di Gebyar BCA Pesta Kuliner
Salah satu kuliner yang dijajakan di Gebyar BCA Pesta Kuliner. Sosis Gede.

Beda antara pesta rakyat yang pernah saya kunjungi dengan pesta kuliner Gebyar BCA ini adalah cara transaksinya. Biasanya kan beli bayarnya pakai uang cash, tapi di pesta kuliner ini bayarnya pakai debit BCA dan Flazz Card BCA. Bagi yang gak punya ATM maupun Flazz Card BCA, di sana pengunjung tetap bisa menikmati dengan membeli Flazz Card BCA yang bisa diisi ulang. Satu perdana flazz card BCA harganya Rp. 20.000 dengan nominal yang sudah terisi 20 ribu juga. Mau isi ulang juga bisa langsung. Jadi nanti pengunjung bisa bebas bayar menggunakan kartu tanpa ribet itung-itung duit. Lebih mudah dan praktis!

Alat transaksi di Gebyar BCA Pesta Kuliner
Alat transaksi di Gebyar BCA Pesta Kuliner

Bagi pengunjung yang berbelanja minimal Rp. 50.000 akan mendapatkan kupon undian dengan hadiah grand prize sepeda motor 2 unit. Keren sekali..

Singkat cerita perut saya sudah kenyang maksimal. Lirik jam masih pukul setengah 7 lebih dikit. Masih ada waktu 25 menitan lagi. Merasa perut gak ada tempat longgar lagi, saya pun menyerahkan kembali Golden Ticket ke Mas Rendy.

“Mas, nyerah deh. Saya kembalikan lagi ya tiketnya”

“Kenapa Mbak, masih ada waktu, lho..”

Mas Rendy yang saya serahi tiket menerima sambil ketawa-ketiwi nakal. Duh, Mas, andai perut ini masih ada tempat pengen sih menghabiskan semuanya..

Dan kemudian saya benar-benar menyerahkan tiket itu kepada Mas Rendy tanpa ada sesal sedikit pun hihi..

Beberapa kuliner yang saya nikmati sempat saya catat, ada Sushi-Tei, Thai Tea, Dimsum 99, Pancake Durian, Ote-ote Porong, Pisa Cafe, My Kopi-O, Kebab Masbro, Pasco&Sosis Bakar Surabaya, Crazy Chocolate dan total semuanya adalah lebih dari dua ratus ribu! Hihi..

Recommended Food
Recommended Food

Terakhir saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada BCA yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjajah kuliner di acara Gebyar BCA Pesta Kuliner 2014. Terima kasih juga buat Mas Rendy yang telah setia menjadi kasir selama acara berlangsung. Semoga BCA semakin sukses dan menjadi Perusahaan Perbankan yang dipercaya masyarakat, Amin.

Acara ditutup dengan penampilan Marcel Siahaan. Wih, jadi lupa pulang deh :D
Acara ditutup dengan penampilan Marcel Siahaan. Wih, jadi lupa pulang deh 😀

Menyikapi informasi yang tak berimbang

Lama gak nulis, duh jadi kangen.. kangen semuanya.. hmm gimana ya akhir-akhir ini banyak sekali acara dan undangan offline jadi sampai lupa update blog. Banyak ide beterbaran sebenarnya tapi kalau badan sudah pegal, bawaannya ingin nyelam di kolam kapuk teruuss… 😀

Ngomong-ngomong kesibukan salah satu acara yang sedang saya ikuti adalah Madrasah Kreativitas Muslim. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) bekerjasama dengan Bina Qolam Indonesia. Jadi, mulai tanggal 22 Juni kemarin hingga 11 Juli mendatang Madrasah Kreativitas Muslim akan terus berlangsung setiap hari. Pada hari kerja kegiatan dimulai jam 15.00-17.00, sedang hari Sabtu dan Minggu jadwalnya dimulai jam 09.00-11.00 yang bertempat di Jl. Bengawan No. 2A Surabaya. Alhamdulillah sambil menunggu bedug Maghgrib bulan Ramadhan mendatang saya tetap bisa belajar dan mengumpulkan ilmu seputar tulis menulis setiap hari.

Nah supaya teman-teman juga bisa mendapatkan manfaat kali ini saya akan berbagi hasil ‘pelajaran’ yang saya dapat pada agenda hari ke dua di Madrasah Kreativitas Muslim.

Kok, main skip aja lari ke hari kedua, hari pertamanya mana?

Hehe maaf hari pertama saya absen karena hari Minggu itu jadwal booking saya full.. #eaa.. macam orang sibuk aja sekarang hehe..

Tema yang diangkat hari kedua kemarin adalah Pengenalan Dasar-dasar Jurnalistik yang dibawakan oleh Wartawan Hidayatullah, Bapak Cholish Akbar.

Bicara Media menurut hasil riset yang dihasilkan Perusahaan Asing, Di Indonesia ini raksasa media Indonesia dikuasai oleh 12 gelintir orang. Iya, hanya 12 orang saja! dan nama-namanya pun sudah tak asing di pendengaran kita. Sebelum saya sebutkan siapa saja mereka, teman-teman boleh mendahului menyebutkan satu persatu. Sambil merem pun bisa.. dan yakin deh jawabannya bener..

Sudah?

Okee.. sekarang mari kita cocokkan hasilnya..

Yang pertama adalah Bakrie Grup. Hohoho.. siapa sih yang tak kenal dengan nama ini.. Stasiunnya aja tiap hari jadi bahan perbincangan orang-orang se-socmed hehe..

Yang Kedua Dahlan Iskan. Kalau ini sih percaya.. lha wong korannya aja ada dimana-mana. Dari kota besar sampai pelosok, dari Kotamadya hingga Kabupaten semua dimasuki oleh koran ini, tak heran kalau jumlah koran Radar bisa mencapai angka 200, itupun belum termasuk Jawa Pos!

Yang Ketiga Hari Tanoe Sudibyo. Kini semua orang tau, meski media cetaknya yang dikenal hanya satu, yaitu Koran Sindo, tapi media pertelivisian bak gurita yang main comot sana-comot sini. Meski tak disebutkan secara tersurat, namun secara tersirat orang Indonesia tau TV-TV mana yang punya Pak HT. Kalau mau cermat, kita bisa menebaknya, soalnya ciri khas acaranya ya begitu itu.. hihi

Yang keempat Perusahaan Kompas Gramedia. Wuahh jangan ditanya kalau media ini mah.. semua orang tauuu.. Buku-buku terbitannya bejibun, nama tabloidnya berjajar, belum termasuk majalahnya..

Namun dari sekian media yang ada di Indonesia ada yang perlu kita sayangkan, yaitu banyaknya informasi yang tidak netral dan tak berimbang. Semakin ditelisik ada kepentingan-kepentingan yang tidak diketahui publik tetapi malah disiarkan kepada publik dikarenakan permintaan dari pihak-pihak tertentu demi mengejar popularitas. Tak salah jika kemudian publik menelan bulat-bulat berita yang dipublikasikan tanpa menelusuri latar belakang maksud dan tujuan sehingga apa yang ada didepan mata dianggap sebagai mindset.

 “Kebohongan yang disiarkan berulang-ulang akan diyakini sebagai Kebenaran” Hittler

Pernyataan Hitler diatas sudah merupakan bukti nyata bahwa sejak dulu lika-liku media memang seperti itu. Dan kita sebagai penikmat harus cerdas menyikapinya.

Dalam kesempatan itu nara sumber juga menjelaskan mengenai kekuatan media dalam upaya mempublikasikan informasi, antara lain:

  1. Menciptakan Opini Publik
  2. Melahirkan Efek Dramatis
  3. Melahirkan Efek Kognitif (tahu), Afektif (sadar), dan Konatif (berbuat)
  4. Melahirkan Ideologi dan Nilai
  5. Melahirkan Politik Imagery & Framing
  6. Melahirkan Wordview

Melihat daftar kekuatan media diatas jelas bahwa informasi yang disampaikan media bisa berdampak baik dan buruk terhadap penikmatnya. Dan kita sebagai masyarakat awam harus pandai-pandai dan jeli dalam setiap menerima informasi. Salah tafsir sedikit kita bisa terjebak arus yang akhirnya menciptakan pemikiran sendiri. Padahal Syeikh Muhammad Qutb pernah berkata: “Perang Pemikiran lebih berbahaya daripada perang fisik”.

Lalu bagaimana cara kita menghadapi media yang makin kesini semakin ‘kurang beradab”? Terus terang sulit memahami media. Di satu sisi masyarakat butuh informasi, dan disisi lain media butuh berita yang menggebrak. Katanya, Bad News is Good News. Berita buruk adalah berita yang baik. Dan disinilah kita berada, berdiri diantara dua sisi mata uang yang sulit dibedakan.

Apa yang bisa kita lakukan untuk menahan gempuran arus media seperti sekarang?

Tugas kita adalah menebarkan berita yang baik kepada masyarakat. Meski kita bukan golongan jurnalis akan tetapi kita bisa melakukan sendiri setidaknya agar bermanfaat untuk diri kita sendiri. Menjadi jurnalis pribadi lebih baik ketimbang tidak melakukan apa-apa.

Cara lain untuk menyebarkan informasi positif adalah dengan menjadi bagian dari Citizen Journalis, yaitu menuliskan sesuatu yang baik kemudian dikirim ke media cetak atau dipublish dalam suatu blogpost, sebab kata Ulama Salaf, Tetesan Tinta Wartawan, ibarat tetesan darah Syuhada’. Nah melihat peluang ini yuk sekarang ramai-ramai menyebarkan berita positif supaya tampilan media di negara ini menjadi lebih bermanfaat bagi semua demi terciptanya bangsa yang cerdas dan beradab.

Oya buat teman-teman yang ingin mengikuti kegiatan Madrasah Kreativitas Muslim bisa juga lho datang langsung ke Jl. Bengawan No. 2A Surabaya. Untuk info lengkap dan jadwal materi bisa dilihat di ww.ydsf.org

16 ribu untuk 18 orang

Hari ini saya mendapat teman yang asyik. Tak hanya pandai bercerita, dia juga teman diskusi yang menyenangkan. Orangnya ‘grapyak’. Bukaan.. dia bukan pendongeng. Bukan pula sastrawan. Dia adalah seorang tukang masak. Iya, ngakunya begitu pada saya.

“Mbak, saya orang baru. Saya dari Madura. Saya tinggal di Koperasi. Dan saya seorang tukang masak”

Mendengar kalimat perkenalannya, sontak saya menurunkan buku Mahabharata yang sejak tadi saya tekuni. Hal yang membuat saya tertarik adalah sikap terbuka yang dilakukannya sebagai orang baru dan tanpa mengenal sungkan menyapa saya lebih dulu dengan logat Madura yang dibawakan dengan aksen riang. Bukannya saya gila hormat, terus terang kalau sedang asyik dengan dunia sendiri saya cenderung tak melihat kanan kiri. Apalagi dia menyebutkan identitas sebuah kantor yang saya sendiri sama sekali tidak tau menahu. Kalau kamu tinggal di Koperasi, apa hubungannya dengan saya?

Astaga, saya lupa. Sehari-hari saya tinggal disebuah perkampungan rapat, kenapa bisa saya tidak tau kalau disekitar saya ternyata terdapat sebuah kantor?

Sebagai bentuk respon, bibir saya otomatis menanyakan, “Kantor Koperasi yang dimana letaknya?”

Lalu dengan gaya ceplas-ceplos dan riang dia memberikan petunjuk, walau akhirnya saya tetap tidak tau dimana letaknya.

Singkat kata dia bercerita panjang lebar mengapa dia bisa tinggal di Surabaya. Dia mengaku kalau Suaminya adalah pegawai koperasi bagian penagihan, sedangkan dia, dari pada nganggur dirumah di Madura sana, memilih ikut Suaminya bekerja di koperasi bagian masak. Karena memiliki 2 anak, otomatis mereka mengajak sekalian ke 2 anaknya. Setiap hari pekerjaan dia memasak untuk seluruh karyawan koperasi yang berjumlah 18 orang, pagi dan sore. Ketika saya tanya kenapa harus dimasakkan, bukankah mereka bisa membeli makan sendiri?

“Sudah aturan koperasi, Mbak. Pokoknya setiap bulan gaji karyawan dipotong uang makan 40 ribu per orang”

Dan saya tanya menu apa saja yang Ia masak sehari-hari, jawabnya:

“Ya apa aja, Mbak. Secukup uang ENAM BELAS RIBU..”

Sampai disini saya bengong. Membaca raut bingung saya, sang teman yang kala itu mengenakan kaos merah dengan wajah sederhana namun tetap terlihat manis itu menjelaskan bahwa untuk masak pagi dan sore dia dijatah uang sebanyak enam belas ribu rupiah! Uang itu khusus digunakan membeli lauk dan sayuran.

“Hah?” saya ndomblong.

“Berarti enam belas ribu itu buat 18 orang, dua kali makan?” saya mendelik.

“Cukup???” makin mendelik.

“Hahaha.. Cukup gak cukup, di cukup-cukupin, Mbaaakkk..” dia tertawa.

Dari sini saya berpikir, selain menjadi juru masak, berarti dia juga harus pintar-pintar mengolah menu yang sekali makannya menghabiskan bahan delapan ribu rupiah. Untuk DELAPAN BELAS orang! Sekali lagi DELAPAN BELAS!

Benar-benar membuat perang batin! Dan saya yakin semua juru masak akan tega-tegaan melakukannya. Karena sang teman ini bicaranya asyik, meski baru pertama bertemu dan ngobrol, saya lantas minta contoh menu apa saja yang selama ini sukses Ia hidangkan dengan uang enam belas ribu.

“Pagi sayur asem sama sambel. Sorenya sambal sama tempe goreng. Dibolak-balik aja, Mbak”

Dan saat saya tanya bagaimana cara mengiris tempenya?

“Ya diiris Mbak. Biarpun kecil yang penting jumlahnya delapan belas” dia menjawab dengan enteng meski dari tertawanya tersempil nada iba. Bahkan dia sempat bercerita ada karyawan yang keberatan kalau dia masak bayam yang katanya bisa bikin asam urat. Ada juga karyawan lain tidak suka sayur sop karena alergi makan wortel. Semua masukan itu Ia telan meski ujung-ujungnya Ia tetap memasak sayur bayam dan membuat sayur sop dengan wortel. Demi penghematan!

Giliran saya tanya nasib piring-piring bekas makan siapa yang membersihkan, dia jawab: “Saya Mbak yang nyuci semuanya. Mereka itu kalau habis makan, HAIKKK, udah pergi” sembari menirukan gaya sedang bersendawa. Sekarang ganti saya yang ngakak.