Festival Jajanan Bango Surabaya 2015, Mengenal dan Melestarikan Kuliner Indonesia

Festival Jajanan Bango Surabaya yang berlangsung pada 31 Mei 2015 membuka kembali khasanah kekayaan kuliner Indonesia sebagai warisan yang patut dilestarikan. Aneka jajanan khas nusantara disajikan untuk dikenal serta dipopulerkan kepada masyarakat yang rindu akan olahan kampung halaman.

Cuaca sangat terik saat saya berkunjung di Festival Jajanan Bango 2015 yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Jadi Surabaya ke 722 tahun di lapangan parkir Grand City Mall. Lalu lalang pengunjung begitu antusias memadati gapura berwarna Hijau yang menjadi pintu masuk Festival Jajanan Bango 2015 (FJB 2015). Sebelum benar-benar melewati gapura mereka tak menyia-nyiakan kesempatan berfoto dengan latar kecap Bango berukuran raksasa. Salah satunya saya. Boleh dong saya ikut narsis hehe…

Gapura masuk Festival Jajanan Bango di Grand City Surabaya
Gapura masuk Festival Jajanan Bango di Grand City Surabaya

Begitu susah menunggu gapura itu sepi karena bukan hanya saya, ada banyak sekali orang yang juga ingin bernarsis disana. Bentuknya unik dominasi warna hijau dengan aksen genting berwarna merah serta dua tugu kecap dikanan kiri membuat gapura itu jadi ikonik Festival kuliner nusantara yang tahun ini penyelenggaraannya genap satu dekade.

Setelah melewati gapura, rupanya saya masih belum bisa masuk ke dalam area Festival. Padatnya warga Surabaya dan sekitarnya yang ingin melihat gelaran akbar festival kuliner nusantara menguji kesabaran saya untuk bisa segera masuk ke dalam. Harus harus berhimpit dan berdesak-desakan dulu dengan pengunjung demi meloloskan diri dari pintu masuk 😀

Pengunjung FJB 2015 dibawah terik sinar matahari
Pengunjung FJB 2015 dibawah terik sinar matahari

Tidak rugi juga berdesak-desakan sebab setelah itu saya diajak mengikuti rangkaian touring sejarah kuliner Indonesia sekaligus mengenal masakan-masakan khas daerah di Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Di Festival ini pula saya dapat mencicipi aneka jajanan dan belajar memasak bersama Chef berkualitas di stand Dapur Bango. Kehadiran Reog Ponorogo menambah daftar hiburan pengunjung yang siang itu sedang berkuliner sembari menikmati kesenian lokal. Bahkan spot-spot menarik seperti Kampung Bango beserta properti-properti uniknya juga jadi ajang rebutan pengunjung yang ingin berfoto!

Hari itu benar-benar istimewa. Tidak perlu terbang jauh-jauh keliling nusantara untuk sekedar mengenali dan menikmati makanan khas daerah di Indonesa. Terselenggaranya Festival Jajanan Bango 2015 sejenak memuaskan lidah pecinta kuliner yang ingin mencicipi keanekaragaman masakan dari berbagai penjuru wilayah di Indonesia.

Pengunjung antri di
Pengunjung antri dideretan Kuliner Terbaik Indonesia Barat

Bermula dari tanaman kedelai hitam

Perjalanan saya dimulai dari ladang kedelai hitam Mallika. Kedelai hitam merupakan bahan baku bumbu olahan kecap sebagai penambah aroma masakan khas nusantara. Kelezatan kecap dipercaya memberikan cita rasa gurih alami di setiap masakan. Dari ladang kedelai hitam Mallika inilah tercipta kecap manis yang memiliki tekstur sangat kental berwarna khusus dengan kandungan nutrisi lebih karena melalui proses alamiah.

Kedelai Hitam Mallika di melalui proses fermentasi
Kedelai Hitam Mallika di melalui tahap fermentasi
Bahan baku pembuatan kecap
Bahan baku utama pembuatan kecap

Para pengunjung Festival Jajanan Bango 2015 sangat diuntungkan saat melewati area ini sebab mereka ditunjukkan proses pembuatan Kecap Bango secara langsung lengkap dengan bahan bakunya. Mulai dari kedelai hitam yang difermentasikan padat selama 2-4 hari lalu dilanjutkan dengan proses fermentasi cair selama 4-6 bulan. Hasil fermentasi ekstrak kedelai kemudian dicampur dengan gula kelapa lalu dimasak selama 2-3 jam sehingga menjadi kecap matang. Proses terakhir pembuatan kecap sebelum didistribusikan adalah melalui tahap pendinginan, penyaringan serta pengemasan.

Kecap dari Kedelai Hitam teksturnya kental dan warnanya lebih pekat
Kecap dari Kedelai Hitam teksturnya kental dan warnanya lebih pekat

Jelajah kuliner warisan nusantara

Puas melihat proses pembuatan kecap saya beralih menuju galeri Bango. Di galeri ini saya seperti diajak menjelajahi warisan nusantara dari segala penjuru daerah di Indonesia. Walaupun ditunjukkan dalam bentuk dummy setidaknya saya bisa mengenal 88 jenis kuliner nusantara. Satu persatu nama masakan dan asal daerah di jajar diatas mangkok dan piring dalam sebuah meja berundak sehingga pengunjung dapat melihat secara jelas dan detail. Selain hidangan dummy, juga dipamerkan 3 buku resep masakan dari zaman dahulu.

Puluhan jenis kuliner warisan nusantara dipamerkan di Festival Bango
Puluhan jenis kuliner warisan nusantara dipamerkan di Festival Bango
Acar Kupang kuliner khas dari Nusa Tenggara Timur
Acar Kupang kuliner khas dari Nusa Tenggara Timur
Rendang, kuliner Sumatera Barat
Rendang, kuliner Sumatera Barat
Colo-colo Hijau dari Maluku
Colo-colo Hijau dari Maluku
Sulawei
Rica Rodoh Sulawesi

Di Galeri Bango ini juga disediakan properti seperti caping Pak Tani, pikulan, tembikar yang khas akan nuansa pedesaan sehingga menjadi sudut menarik lokasi berfoto. Semakin dimanjakan lagi, pengunjung bahkan bisa mencetak fotonya langsung di booth foto yang telah disediakan.

Salah satu pengunjung yang saya wawancarai mengatakan senang datang ke Festival Bango karena banyak sajian makanan dari seluruh Indonesia.

Senang sekali, Mbak, acaranya rame dan banyak makanan-makanan khas seluruh Indonesia. Ada contoh makanan (yang dimaksud dummy) dan bisa cetak foto gratis” ujar Lina, pengunjung dari Sidoarjo.

Mbak.. Mbak.. beli Mie Aceh 10 bungkus, yaa "D
Mbak.. Mbak.. beli Mie Aceh 10 bungkus, yaa “D

Mengenal sejumlah warisan kuliner tak lengkap bila belum berkunjung di Dapur Bango. Di stand Dapur Bango pengunjung dapat melihat aksi Chef mengolah hidangan nusantara menggunakan bumbu-bumbu rempah khas Indonesia. Ya, rempah Indonesia menjadi bumbu kunci kuliner Indonesia sebab rata-rata masakan Indonesia kekuatan rasanya terdapat pada bumbu rempah. Dengan menggunakan bumbu rempah hasil masakan menjadi terasa otentik. Se-otentik resep orangtua dahulu.

Festival Jajanan Bango Surabaya 2015

Dalam aksi menjaga kelestarian warisan nusantara, Dapur Bango memamerkan segala jenis bumbu rempah yang biasanya digunakan untuk memasak masakan sehari-hari. Seperti rahasia yang telah terungkap bahwa kuliner nusantara identik dengan bumbu rempah yang kuat, maka di Dapur Bango ini semua bumbu-bumbu warisan itu di tampilkan semua. Dengan gaya ruangan ala dapur rumahan, stand Dapur Bango semakin menambah kangen akan indahnya keakraban sebuah keluarga.

Dapur Bango dan suasana dapur sederhana. Lihat ini jadi kangen kampung halaman :)
Dapur Bango dan suasana dapur sederhana. Lihat ini jadi kangen kampung halaman 🙂

Festival Jajanan Bango Surabaya

Festival Jajanan Bango 2015 merupakan visi dan misi Bango dalam menjaga kelestarian kuliner asli Indonesia. Sungguh, event yang istimewa buat saya sebagai Arek Suroboyo. Selain untuk mengenang kembali sejarah kota Surabaya, saya juga berkesempatan mengenal sejarah kuliner di seluruh Indonesia. Ibarat pepatah satu dayung dua pulau terlampaui..

Icip-icip Nasi Goreng Kambing
Icip-icip Nasi Goreng Kambing

Dalam Festival yang tahun ini mengambil tema Persembahan Kuliner dari Barat ke Timur Nusantara, pengunjung dapat menjelajah, mengenal, menjaga serta berpartisipasi melestarikan segala jenis kuliner terbaik dari wilayah Barat, Tengah hingga Timur. Dari pengamatan saya sekitar 40 jenis kuliner terhidang disana. Bahkan diantaranya terdapat nama-nama yang sudah populer di telinga kita. Sebut saja Tahu Tek Cak Kahar, Tengkleng Klewer Bu Edi Solo, Lontong Balap Cak Gendut, dan lain sebagainya.

Kuliner Terbaik Indonesia Barat

Saat melintas jajaran stand Kuliner Terbaik Indonesia Barat saya menjumpai beberapa kuliner yang nama dan asalnya sudah tak asing lagi. Meskipun begitu para pecinta kuliner tetap antusias dan rela antri demi bisa menikmati kuliner favoritnya. Bahkan ada beberapa stand yang antrianya puanjaaang sekali. Seperti yang terlihat di stand Martabak Mesir. Sungguh sedari awal saya ingin sekali mencicipi Martabak Mesir ini. Namun karena terlalu panjang saya memilih mencoba Pempek Ny. Kamto saja. Sama-sama antrinya, sih, tapi gak sepanjang Martabak Mesir hehe..

Saya sempat bertanya kepada Bapak yang ikut dalam antrian Martabak Mesir. Pak Yitno, dari Surabaya, rela mengantre karena penasaran dengan rasa martabaknya.

“Penasaran ae Mbak sama Martabak Mesir. Kok antrinya panjang begini. Wes gak popo Mbak panas-panasan sing penting iso ngincipi martabak haha…” komentarnya dengan tawa sumringah.

Saat menikmati Pempek Ny. Kamto saya seperti berada 10 Ulu Palembang. Rasa dan aroma ikannya sangat kuat untuk lidah saya yang bukan orang asli Palembang. Ternyata ucapan teman saya benar bahwa Pempek adalah kuliner Indonesia yang wajib dicicipi. Paduan ikan, telor dengan siraman cuko asam menjadi sensasi sendiri saat menikmatinya.

Pempek Ny. Kamto
Pempek Ny. Kamto

Dari catatan reportase saya, di deretan kuliner jagoan Indonesia Barat sebagian besar menyajikan kuliner khas dari Pulau Sumatera. Diantaranya Pempek Ny. Kamto, Sate Padang Surya Gemilang, Mie Ayam Bangka Tahu Kok, Martabak Mesir Resto Sederhana, Nasi Rendang Sayur Kapau Uni Nur, Nasi Gulai Kikil Ampera Roda Baru.

Kuliner Terbaik Indonesia Tengah

Di deretan Kuliner Terbaik Indonesia Tengah nama kulinernya lebih banyak berasal dari wilayah Indonesia bagian tengah mulai dari Jawa, Kalimantan, dan Madura. Tak kalah dengan kuliner Indonesia Barat, Kuliner Indonesia Tengah juga dipadati pengunjung. Jangankan lalu lalang, untuk berjalan saja badan ini selalu bersenggolan dengan pengunjung yang lain.

Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih
Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih

Ngomong-ngomong masakan Jawa, sedianya saya pengen cicipi Ceker Lapindo nya Mbak Nik, namun lagi-lagi antrian mengular begitu panjang. Untuk menahan air liur tidak menetes saya pun memilih Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, yang masuk dalam ketegori Legenda Kuliner. Hmm.. rempahnya begitu kuat dan aroma kambingnya sangat terasa. Kebetulan saya belum makan siang jadi acara makan siang itu jadi pengalaman paling istimewa..

Bandeng Tanpa Duri Bu Ulfa dari Sidoarjo
Bandeng Tanpa Duri Bu Ulfa dari Sidoarjo

Beberapa stand Kuliner Terbaik Indonesia Tengah terdapat Ceker Lapindo Warung Mbak Nik, Gado-Gado Arjuno, Rujak Cingur Sedati Bu Nur, Bandeng Bakar Tanpa Duri Bu Ulfa, Rawon Pak Pangat, Bakso Urat Kikil Pak Kumis, dan lain-lain.

Kuliner Terbaik Indonesia Timur

Sebenarnya saat melewati deretan stand Kuliner Terbaik Indonesia Timur, saya mempunyai beberapa rencana kuliner apa saja yang ingin saya cicipi. Beberapa pilihan yang menggugah selera saya adalah Coto Makassar Depot Paraikatte, Nasi Ayam Betutu Depot Singaraja, Ikan Bakar Rica-Rica Depot Tamasha, Bebek Tinoransak Depot Manado Citraland, Nasi Kuning Avon Ambon, Nasi Bakar Like Tidar Khas Manado.

Membaca nama-nama kuliner di deretan ini selain ingin icip-icip saya juga penasaran bagaimana, sih, rasa jajanan dari daerah Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Saya lantas beracang-ancang untuk memesan Nasi Ayam Betutu Depot Singaraja. Penasaran banget akan nikmatnya Ayam Betutu ini. Daan mungkin belum rejeki kali yaa, saat saya memesan ternyata Ayam Betutunya sudah habis! Ya udah lah pasrah, cari makanan lain lagi..

Saya beralih ke stand Coto Makassar. Pikir saya cuaca panas begini kayaknya cocok makan Coto Makassar. Eh ndhilalah kok ya belum rejeki lagi.. Coto Makassarnya habis haha..

Ayam Bakar Taliwang Bersaudara
Ayam Bakar Taliwang Bersaudara

Etapi tapi saya berhasil mencicipi Ayam Taliwangnya! Huhuyyy…! Ayam Taliwang ini adalah kuliner dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ayam Bakar Taliwang memiliki cita rasa pedas terbuat dari campuran bumbu rempah asli dan terasi. Semakin bertambah nikmat kala seporsi Ayam Bakar Taliwang dipadu dengan pelecing kangkung khas Lombok. Cuocoookk, udara panas makannya yang pedes-pedes haha.. membara, Broo!!

Sang Jagoan Kuliner Indonesia

Daan ternyata Ayam Taliwang adalah satu dari dua kuliner warisan nusantara yang mendapat apresiasi bagus di pagelaran World Street Food Congress 2015 di Singapura pada bulan April yang lalu. World Street Food Congress 2015 atau WSFC 2015 yaitu ajang pentas kuliner dunia yang diikuti oleh 12 negara di dunia. Selain Ayam Taliwang, kuliner lain yang juga mendapat sambutan baik adalah Kupat Tahu Gempol

Festival Jajanan Bango dan kolaborasi kesenian

Saat saya berkeliling sambil kulineran, mata dan telinga saya tak bisa untuk tidak melihat dan mendengarkan gending Reog Ponorogo. Suara serulingnya membuat kepala saya adem dan tiba-tiba bangga akan kekayaan seni yang dimiliki nusantara tercinta ini. Betapa negara ini sangat kaya akan segalanya. Kaya pulau, kaya bahasa, kaya sejarah, kaya kesenian, dan kaya warisan kuliner!

Kesenian Reog Ponorogo menghibur pengunjung FJB 2015
Kesenian Reog Ponorogo menghibur pengunjung FJB 2015
Kesenian Musik Keroncong di disesaki pengunjungi FJB 2015
Kesenian Musik Keroncong di disesaki pengunjungi FJB 2015

Festival Jajanan Bango Surabaya
Puas menjelajah kuliner saya pulang dengan hati puas. Ternyata selama ini saya belum mengenal secara dekat akan kekayaan nusantara sendiri. Terbukti setelah saya hadir di Festival Jajanan Bango wawasan dan pengetahuan saya akan warisan kuliner semakin terbuka lebar.

Semoga event Festival Jajanan Bango Surabaya dapat terus terselenggara agar semakin banyak lagi masyarakat yang mengenali masakan nusantaranya. Lebih dari itu agar saya dan masyarakat Indonesia bisa saling partisipasi menjaga kelestarian kuliner asli Indonesia.

Salam kuliner!

Nikmatnya kuliner lokal rasa unik di LOKO Cafe Surabaya

LOKO Cafe Surabaya

LOKO Cafe di Stasiun Gubeng Surabaya menambah kazanah kuliner restoran di Jawa Timur dengan aneka sajian menu khas daerah lokal dengan paduan citra rasa unik dan murah.

Pengambilan lokasi di tempat menunggu kereta menjadi alternatif sendiri bagi PT Reska, anak perusahaan Perkereta Apian divisi restoran, untuk memanjakan lidah calon penumpangnya ketika berada di area stasiun.

Saya berkunjung di LOKO Cafe Stasiun Gubeng Surabaya beberapa waktu lalu, tak berapa lama setelah dibuka secara umum. Ditemani oleh Manager Cafe & Restaurant, Mas Decil Christianto, saya bersama para food blogger Surabaya merasakan nyamannya berada dalam cafe dengan pemandangan lalu lalang kereta api yang berhenti diatas rel sambil menunggu calon penumpangnya, dan setelah peluit nyaring berbunyi panjang berlalulah kereta meninggalkan stasiun. Pemandangan yang membuat jiwa ini kangen dengan suasana mudik lebaran.

Jam 13.00 tepat saya tiba di Stasiun Gubeng. Setengah kebingungan mencari lokasi LOKO Cafe berada. Semakin galau lagi manakala kontak Mas Decil tidak bisa tersambung sempurna hingga membuat nyali ini ciut kepada siapa tempat bertanya. Selepas meninggalkan motor di parkiran saya berjalan melewati koridor stasiun Gubeng yang siang itu tak begitu ramai, walau loket penjualan karcis tampak mengular lebih dari sepuluh orang.

Menurut informasi yang saya dapat LOKO Cafe berada di area dalam Stasiun Gubeng Baru Surabaya. Namun keraguan saya berkata, “mana mungkin bisa masuk ke dalam area stasiun, bukannya harus memiliki tiket kereta dulu untuk bisa masuk ke dalam sana?”. Ternyata keraguan saya tak terbukti, kenyataannya pintu masuk stasiun yang sebelumnya ditutup kini telah dibuka untuk umum. Pengunjung, baik calon penumpang maupun pengantar, diperbolehkan masuk secara bebas. Tak perlu punya tiket, dan tak usah beli karcis peron.
Kini nyali saya kembali normal karena tak ada lagi yang perlu di khawatirkan.

LOKO Cafe Surabaya di Stasiun Gubeng tampak dari luar
LOKO Cafe Surabaya di Stasiun Gubeng tampak dari luar

Cafe milik anak perusahaan PT KAI di Stasiun Gubeng yang saya temui ini tampilannya tidak seperti yang ada dibayangan saya. Yang ini lebih indah dibanding ekspetasi saya. Konsep interior cafe mengusung trend industrial modern klasik ala Eropa, Prancis, dan Inggris. Walau begitu menu yang disajikan 80% terdiri dari menu lokal Indonesia, khususnya Jawa Timur.

Interior LOKO Cafe Surabaya. Terlihat ramai kala siang hari
Interior LOKO Cafe Surabaya. Terlihat ramai kala siang hari

Bila diluar sana banyak restoran menyajikan menu nasi goreng atau nasi rawon spesial, menu andalan di LOKO Cafe justru kombinasi keduanya, yaitu nasi goreng rawon. Aneh kan-aneh kan???

Nasi Goreng rawon di cafe ini memiliki kualitas rasa yang jauh lebih maknyus. Adalah nasi goreng yang berpadu dengan rasa kluwek. Sedap-sedap gimanaa gitu.. habis sepiring maunya nambah 😀

Nasi Goreng Rawon Loko Cafe Surabaya. Harga 25k
Nasi Goreng Rawon Loko Cafe Surabaya. Harga 25k

Selain nasi goreng rawon, makanan yang difavoritkan disini adalah bebek goreng sambal mangga atau dikenal dengan sebutan bebek mayor. Lainnya lagi ada Rawon Iga Monster dan nasi goreng Surabaya.

Rawon Iga Monster Loko Cafe Surabaya. Harga 43k
Rawon Iga Monster Loko Cafe Surabaya. Harga 43k
Barbeque Chicken Wings LOKO Cafe Surabaya. Harga 20k
Barbeque Chicken Wings LOKO Cafe Surabaya. Harga 20k
Bebek Mayor LOKO Cafe Surabaya. Harga 33k
Bebek Mayor LOKO Cafe Surabaya. Harga 33k

Selain maincourse, terdapat pula camilan berupa snacks, dessert, juga aneka minuman seperti coffe, yoghurt, Chocolate and Floats, Juice Squash, Milshake and Smoothies, dan Mojito.

Hunny Bunny Pancake LOKO Cafe Surabaya. Harga 12k
Hunny Bunny Pancake LOKO Cafe Surabaya. Harga 12k
Calamary Fritty LOKO Cafe Surabaya. Harga 20k
Calamary Fritty LOKO Cafe Surabaya. Harga 20k

Secara resmi LOKO Cafe Surabaya ini dibuka tanggal 14 April 2015. 2 cafe sebelumnya telah dibuka di Semarang pada bulan Februari 2015 yang berlokasi di Stasiun Poncol, dan bulan November 2014 buka di Stasiun Tugu Yogjakarta. Bahkan dibulan Mei ini kabarnya LOKO cafe juga akan menambah lagi satu gerai di kota Bandung, lokasi tepatnya di Jalan Bengawan Bandung.

Orange Mojito LOKO Cafe Surabaya. Harga 22k
Orange Mojito LOKO Cafe Surabaya. Harga 22k
Iced Moccacino LOKO Cafe Surabaya. Harga 17k
Iced Moccacino LOKO Cafe Surabaya. Harga 17k

Nah, bagi teman-teman yang ingin mencoba kuliner unik yang disajikan oleh LOKO cafe bisa langsung datang ke Stasiun Gubeng Surabaya. Meskipun tidak sedang bepergian, LOKO cafe juga terbuka kok untuk umum dengan jam operasionalnya juga lumayan panjang, yakni buka dari jam 06.00 hingga jam 22.00!

LOKO Cafe Surabaya

Ketika Emak Blogger di Grebek Chef Ken dari Dapur SunCo

#GrebekDapurSunco merambah kota Surabaya. Tak dinyana, rumah yang digrebek adalah rekan seperjuangan di dunia maya, yaitu Bu Titi Alfa Khairia. Gara-gara kerempongan Bu Titi, saya dan Mbak Nining mendapat cipratan masuk ke dalam frame kamera tim Sunco! Dan status sosmed saya hari itu diupdate menjadi, “Hari ini sedang sibuk syuting” hehe..

Rencana silaturrahmi kami bertiga sudah disetting seminggu sebelumnya. Seperti biasa, kalau lagi senggang kami kerap membuat janji ketemu teman-teman. Hari Sabtu, 11 April 2015, pertemuan kami bertiga menjadi pertemuan yang spesial karena secara tak tiba-tiba, Chef Ken datang ke rumah Bu Titi bersama tim Grebek Dapur Sunco.

Sebelum berangkat ke rumah Bu Titi, saya scroll timeline dulu untuk lihat-lihat update kabar teraktual. Dari ribuan kicauan di timeline, salah satunya berasal dari @SunCo_ID yang sedang berada di kota Surabaya dengan program Grebek Dapurnya. Iseng-iseng saya RT dengan menambahkan kalimat “Dapur saya dong, Miin”, meskipun peluang untuk disetujui super mikro hehe..


Jam 9.15, saya tiba di rumah Bu Titi. Telat 15 menit dari waktu yang ditentukan. Biasaa jam karet hihi..

Suasana di rumah Bu Titi pagi itu sepi, diruang tamu ada seorang wanita yang duduk sambil asyik bergadget. Oh, lagi ada tamu, pikir saya. Usai melepas sandal, eeh ada Mbak Nining menyapa saya. Ya udahlah kami masuk barengan lalu ngobrol-ngobrol di ruang tamu bersama Bu Titi.

Ditengah obrolan, ada yang bertamu di rumah Bu Titi. Hayoo tebak siapa.. Dia adalah Chef Ken!
Iya, Chef Ken yang terkenal ituu..
Ken, sang juara Master Chef 2!!
Haish, orangnya tinggi, putih, bersih, kalem, dan ramaah banget..

FB_IMG_1428753304143
Bu Titi mengenalkan tamunya, yang ternyata Chef Ken, pada saya dan Mbak Nining

Di hadapan kami bertiga, Chef Ken mengatakan bahwa tujuannya datang adalah untuk Menggrebek Dapur Bu Titi sekaligus membuatkan hidangan makan siang untuk keluarga. Berhubung saat itu rumah Bu Titi sedang sepi, jadilah rejeki saya dan Mbak Nining yang kebagian menikmati santap siang olahan Chef Ken!
Huraayyy.. jarang-jarang bisa bergaya ala Chef Marinka. Mencicipi sambil mengkritik masakan buatan Chef Ken hehe..

2015-04-14_11-16-56
Chefnya sabar, diajak selfie mau aja gitu 😀

Chop Chop Chop… yuk lanjut lagi serunya di grebek Chef Ken!!

Puas ngobrol-ngobrol dengan Chef Ken, sebelum beranjak menggrebek dapur, kami minta welfie doong sama Chef Ken. Jarang-jarang lho bisa dekat dengan Chef Ken. Mumpung bertemu eksklusif, dipuas-puasin aja foto-fotoan sama Chef nya haha.. 2015-04-14_11-13-10

2015-04-14_11-16-05
Bu Titi dipakein apron sama Chef Ken ^^

Sebelum mulai memasak, Chef Ken menyiapkan dulu bahan-bahan beserta alat-alatnya. Chef Ken orangnya seru, apa-apa dikerjain sendiri. Saya, Mbak Nining, dan Bu Titi sama sekali gak direpoti. Saya mah apa atuh, cuma pinter masak air dowang 😀

2015-04-14_11-18-30
Bumbu dan bahan-bahan Steak Ikan Dori Saus Salsa

Hari itu Chef Ken akan memasak Steak Ikan Dori Saus Salsa untuk kami bertiga. Terus terang, selain garam, cabe, dan telur, saya nggak tau bumbu-bumbu apa yang disiapkan Chef Ken di meja. Ketika mengolahnya, pun, Chef ken kelihatannya asal aja nabur-nabur bumbu di atas potongan ikan. Jauuh.. jauhh sekali dengan yang selama ini saya lakukan di dapur. Harus susah payah nguleg brambang bawang sampai nangis-nangis. Herannya, hasil jadi masakan Chef Ken jauuh lebih enak dari masakan saya. Jangan-jangan tangannya Chef ini sudah di joba-jabu mantra sakti. Modal tobar-tabur rasanya bisa bintang kejora haha..

Dari sekian kegiatan, yang paling menyolok mata saya adalah adegan ketika Chef Ken melakukan uji Organoleptic, yaitu menyuapi Mbak Nining menggunakan sendok kecil berisi minyak goreng Sunco. Gimana Mbak Nining rasanya disuapi Chef Ken? Sedap, kaan? Kapan lagi bisa disuapi sama Chef terkenal.. anggap aja minum coklat anget hihi..

2015-04-14_11-15-00
Chef Ken sedang nggoreng Ikan Dori dengan minyak baik SunCo ^^

Kata Chef Ken uji Organoleptic bergungsi untuk menguji kandungan LDL pada minyak. Minyak yang bagus adalah yang berwarna bening dan memiliki karakter mengalir seperti air. Seperti yang dirasakan Mbak Nining, minyak Sunco tidak meninggalkan lengket di tenggorokan.

“Beningnya Sunco karena dibuat dari minyak kelapa sawit segar yang langsung di olah dalam 24 jam. Kemudian diolah melalui 3x penyaringan dan 2 x pemurnian sehingga hasil gorengan minyak Sunco mendapatkan gorengan yang renyah dan warnanya kuning merata serta tidak meninggalkan rasa gatal di tenggorokan” jelas Chef Ken di sela-sela memotong tomat untuk saus Salsa.

Selama mendampingi Chef meracik dan mengolah bahan-bahan, saya berusaha kepoin Chef Ken dengan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini saya pendam. Seperti di bawah ini:
“Chef, belajar masak dari siapa?”
“Pernah kursus/sekolah memasak sebelumnya?”
“Bagaimana rasanya berada di dapur Master Chef?”
“Apakah di Master Chef dikasih bantuan resep masakan?”
“Selama di Master Chef apakah ada kelas khusus untuk belajar plating?”
Dan pertanyaan yang paling saya pendam selama ini adalah kepenasaran saya tentang Chef kesohor yang keberadannya selalu anti mainstream, “Chef, Chef Juna itu jahat, ya?” hihi..

Di berondong dengan pertanyaan-pertanyaan itu, Chef Ken seolah menganggap biasa. Setiap pertanyaan saya dijawab dengan santai dan apa adanya. Mau tau jawabannya?

Chef Ken belajar masak dari Ibunya, karena Ken anak terakhir dan dia sering membantu Ibunya didapur. Sejak dulu Chef Ken belajar memasak secara otodidak. Karena hobi, Chef Ken tidak menemui kesulitan ketika berada di dalam dapur Master Chef. Resep di Master Chef diberikan hanya ketika ada tantangan masakan duplikasi. Dan di Master Chef, pelajaran plating diberikan kelas khusus.

Pertanyaan terakhir, tentang Chef Juna. Dimata Chef Ken, Chef Juna orangnya pendiam. Boleh dibilang Chef Juna jarang sekali bicara. Namun menurut Chef Ken, Chef Juna sering ngobrol dengannya dan Chef Opik.

Terakhir tentang resep Steak Ikan Dori Saus Salsa yang disajikan hari itu merupakan resep asli karya Chef Ken sendiri. Untuk resepnya nanti saya buatkan dipostingan sendiri, yaa..

Sebelum Chef pamit undur diri, Chef Ken mengajak kami makan bersama-sama lalu memberikan bingkisan berupa minyak Sunco kepada kami semua. Hasiikkk dapat minyak SunCo haratiis 😀

Di akhir pertemuan, saat sesi syuting sudah selesai, kami semua ‘uplek’ didapur. Percaya nggak, Chef Ken membersihkan sendiri lho alat-alatnya, termasuk membantu kami menyimpankan bahan-bahan yang masih sisa. Saya dan Mbak Nining nyuci piring, Chef Ken yang membersihkan sisa bahan di mangkok. Ini adegan alami, bukan settingan.. Nih fotonya.. 😀

2015-04-14_11-13-30
Kompaaak :))

Akhirnya syuting Grebek Dapur Sunco Surabaya selesai sudah. Senang sekali bisa bertemu tim Sunco dan juga Chef Ken. Terima kasih Sunco, terima kasih Chef Ken.. jangan kapok ya ketemu kitaaa 🙂

Double Pancake BBQ Chicken Pancious bikin lidah bergoyang, perut kenyang maksimal

Double Pancake BBQ Chicken Pancious berhasil mematahkan ambisi saya bahwa makan kenyang tidak harus dengan nasi. Ada alternatif lain yang tak kalah lezat dibanding paduan nasi, sayur, dan lauk. Adalah setangkup Pancake yang dikolaborasi dengan ayam serta guyuran saus BBQ dan saus keju.

Aneh?
Banget! Saya pikir pancake hanya cocok untuk makanan dessert. Tapi di Pancious, pancake dan waffle bisa di sulap jadi maincourse!

Hasilnya?
Ahaa.. 1000% asli, Wenak!!

Menurut sumber bacaan saya, Pancake adalah kue dadar yang terbuat dari olahan terigu, telur, gula dan susu kemudian di goreng menggunakan wajan datar. Bahan-bahan dasar karbohidrat inilah yang diangkat Pancious untuk menu-menu restonya. Eits, jangan salah, meskipun sebutannya pancake, tapi habis makan perut rasanya kenyang maksimal lho!

Janjian ketemu teman di jam makan siang di Mall Ciputra World membuat kami memutuskan untuk meluncur ke 3rd Floor Unit 58, tempat Cafe Pancious berada. Suasana tempat makan yang santai dan tenang dengan dominasi warna merah terang membuat Pancious terlihat romantis dan menarik.

Pancious Pancake House Ciputra World Surabaya
Pancious Pancake House Ciputra World Surabaya

Pertama kali masuk ke dalam Pancious mata saya langsung jelalatan melihat interiornya. Grafik dinding yang stylis dikedua sisi, serta barisan fitur cermin berbentuk bulat semakin terlihat mewah. Dari segi penataan, atapnya memang sedikit ruwet dengan garis-garis merah yang memantul di kaca, dan justru disitulah keunikan asyiknya Ber’Pancious!

Ornamen kaca terlihat mewah
Ornamen kaca terlihat mewah

Begitupun dengan sofa-sofa merah, serta tatanan meja dan kursi berbahan kayu membuat kami seakan betah berlama-lama disana. Sama sekali tidak ada ketakutan duduk lama disana, karena jumlah meja dan kursi di Pancious sepertinya sudah di set untuk banyak tamu. Mau datang berdua, berbanyak, juga tak masalah karena di Pancious setingan meja sudah diatur sesuai jumlah tamu yang datang.

YUNI7414

Gurih-gurih sedap Savoury Fare Double Pancake BBQ Chicken Pancious

Alasan inti mengapa saya memilih Pancious adalah karena ingin menikmati sajian yang berbeda. Sekali-sekali dong lidah ‘Jowo’ ini diajak berselancar menikmati santapan ‘luar’ yang tidak melulu nasi hehe..

Setelah cap cip cup kembang kuncup ditambah dengan rekomendasi menu favorit dari mbak waitres akhirnya saya memilih Double Pancake BBQ Chicken Pancious. Kemaruk banget ya pakai milih menu yang double pancake. Mohon dimaklumi jatah karbohidrat saya banyak, teman, makanya saya mintanya yang double hihi.. Lagian harga single pancake dan double pancake selisih dikiit, palingan cuma sepuluh rebu.. *jurus irit beraksi* 😀

Eh iya, nggak harus pancake sih, pilihan lainnya bisa pakai waffle. Double pancake atau double waffle. Mau di mix pancake dan waffle juga boleh.

Berhubung perut saya saat itu sedang lapar maksimal jadi saya minta yang double pancake 😀

Double Pancake BBQ Chicken Pancious
Double Pancake BBQ Chicken Pancious

Saat Double Pancake BBQ Chicken pesanan saya disajikan, lidah seolah berteriak girang. Penampilan 2 Pancake yang ditumpuk jadi satu lalu diberi toping campuran potongan ayam dan bawang kemudian dilumuri saus BBQ, saus keju dan keju mozzarella membuat gemas ingin segera digigit. Piring putih itu bertambah cantik dengan garnish potongan tomat dan selada.

Gigitan pertama, saya utamakan untuk merasakan pancake nya. Ketebalan pancake sangat pas sekali, tidak terlalu tipis, dan tidak terlalu tebal. Bentuknya padat dengan ukuran yang lumayan lebar. Wes tah, makan siang saya hari itu ukurannya benar-benar jumbo haha..

Double Pancake BBQ Chicken Pancious
Double Pancake BBQ Chicken Pancious

Saat pancake bersentuhan dengan lidah, hmm.. benar-benar enak. Lembutnya benar-benar terasa. Rasa pancake-nya tidak terlalu kemanisan. Seperti inilah sebenarnya pancake yang saya cari-cari, rasa manisnya tidak terasa eneg.

Bagi yang nggak suka makan-makanan manis, di Pancious ini banyak sekali tersedia menu yang gurih-gurih. Meskipun dipadu dengan pancake atau waffle tetapi rasa gurihnya tetap bisa menyatu pas.

Ketika beralih mencicipi ayam dan lumuran sausnya, lidah semakin asyik bergoyang. Empuknya potongan ayam bercampur dengan saus keju terasa ‘keju’ banget. Tidak tahan dengan semua itu saya lantas mencoba bereksperimen dengan memadu padankan pancake dengan ayam serta saus BBQ-nya. Woww.. benar-benar paduan yang komplit! Ada manis, ada gurih, dan ada asin-asin kejunya. Hmm.. maknyus tenan, reekk..

Double Pancake BBQ Chicken Pancious
Double Pancake BBQ Chicken Pancious

Tentang Pancious Pancake House dan menu pilihan

Pancious Pancake House Surabaya bisa ditemui di Mall Ciputra World dan Tunjungan Plasa. Sebagai restoran yang menyajikan kuliner anti mainstream dilidah orang Jawa, Pancious Pancake House hadir dengan beragam menu. Ada yang manis, ada yang gurih. Ada yang mengenyangkan, ada pula menu sekedar buat camil-camil cantik. Tak hanya dari luar Indonesia, Pancious juga menyajikan menu-menu khas favorit lidah orang Indonesia, diantaranya: Nasi Goreng Kemangi, Udang Mayonaise, Nasi Bakar, Lidah Cabe Hijau, Sapi Lada Hitam

YUNI7420

Ada beberapa menu yang dihadirkan di Pancious Pancake House, yaitu:

1. Sweet Fare: Menu sweet fare sangat cocok untuk makanan dessert. Sesuai judul restonya, menu-menu sweet fare rata-rata disajikan dengan pancake, waffle, dan crepes. Customer bisa memilih toping yang sesuai dengan keinginan, seperti Coco Berry, Caramelized Banana, Apple Crumble, Mango, Green Tea, Bluberry Chese, Oreo Cheese, Coco Baileys, dan masih banyak lagi.

2. Savoury Fare: Savoury fare dikhususkan bagi mereka yang ingin menikmati sajian yang rasanya gurih. Pilihan menunya antara lain Sausage and Salami, Chicken and Mushroom, BBQ Chicken, Beef Bacon ad Egg, Beef and Blue Cheese

3. Appetizer and Salad: Chicken Tortilla Wraps, Crispy Chicken Fillet, Creamy Mushroom Sou, Nachos, Risotto, Potato Wedges

4. Steak: Aus Striploin, Grilled Salmon, Grilled Chicken, Dori Fish and Chips

5. Pasta: Creamy Marinara Salmon, Seafood Marinara, Chicken and Blue Cheese, Hot Tuna, Black Pepper Meatball, Duck and Mushroom

6. Lain-lain: Risotto, Gnocchi, Burger and Sandwich.

YUNI7428

Double Pancake BBQ Chicken Pancious yang saya nikmati hari itu berhasil memecahkan rekor sejarah kuliner saya. Menu favorit rekomendasi waitres berpindah kantong menjadi menu favorit saya. Sekarang saya jadi punya pilihan alternatif makanan pengganti nasi. Jadi kalau lagi bosan makan nasi, menu Pancious lah yang jadi rekomendasi 😀

Ayo, ngePancious, Reek..!

Saya dan Mbak Nurul dengan Double Pancake/Waffle Smooked Beefnya

pancious surabaya-Optimized

Guava Crystal dan kecintaan terhadap buah lokal

Keberuntungan besar dalam hidup saya adalah tinggal di perkampungan dengan banyak teman sepantaran di sebuah lingkungan yang sarat akan kearifan lokal. Rumah-rumah tetangga yang tak berpagar ditanami pohon buah-buahan yang setiap saat boleh kami unduh dengan sesuka hati. Salah satunya adalah Pohon Jambu kluthuk atau sekarang lebih populer dengan sebutan Guava Crystal.

Oh, tentu saja bebas diunduh, lha wong pemilik pohon buah-buahan itu adalah rumah teman sendiri, siapa yang boleh melarang? Toh buah yang diunduh juga untuk kepentingan bersama dan dinikmati rame-rame hehe

Buah Lokal Guava Crystal
Buah Guava Crystal dengan daging kulit yang tebal dan renyah. Bijinya kecil-kecil dan tidak begitu banyak

Kandungan nutrisi buah Guava Crystal

Sebagai buah lokal, Guava Crystal merupakan buah favorit saya. Rasanya asem, manis berpadu renyah kriuk-kriuk, membuat saya ketagihan memakan buah ini. Daging kulitnya yang tebal berpadu daging buah dalamnya yang manis membuat buah ini begitu melegenda dalam hidup saya. Yang membuat saya semakin jatuh cinta lagi adalah ternyata buah Guava Crystal memiliki manfaat lebih dari sekedar buah. Selain mengandung Vitamin C, E, dan A, buah ini juga bisa digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyaki, seperti Diare, Batuk dan Darah tinggi.

Aahh.. kenapa baru taunya sekaraaangg… dulu aja waktu kecil saya dilarang makan buah ini oleh teman-teman, dibilang kalau kebanyakan makan jambu biji nanti berakibat usus buntu! Haha.. Usus buntu dengkulmu, orang buah enak begini jugaa..

Andai saya tau dari dulu bahwa kandungan buah ini banyak manfaatnya, saya bakalan menyuruh teman-teman makan buah ini. Kenyataannya, Alhamdulillah sampai sekarang saya tidak pernah (semoga jangan) mengalami yang namanya sakit usus buntu. Padahal dari info yang saya dapat, justru sering-sering makan Guava Crystal dapat membantu melindungi usus besar dan melindungi tubuh dari resiko racun penyebab kanker.

Buah Lokal Guava Crystal Sunpride
Buah Lokal Guava Crystal Sunpride

Penting diketahui, Guava Crystal ini kandungan protein dan seratnya lebih banyak dibandingkan Nanas. Untuk kandungan vitamin C nya, Guava Crystal memiliki 5 kali lebih banyak daripada Jeruk. Lebih baik lagi jika makannya bersama-sama dengan kulitnya karena diindikasi dapat membantu tubuh dari serangan infeksi. Sedangkan Vitamin A nya dapat menutrisi harian tubuh. Bahkan Ibu hamil pun boleh mengkonsumsi buah ini untuk membantu mencegah cacat saraf. Ingin punya kulit bagus? Buah ini juga bisa melindungi kulit dari sinar UV lho..

Dibawah ini adalah kandungan gizi yang terdapat pada buah Guava Crystal, yang diantaranya:

kandungan

Memory indah menikmati buah lokal Guava Crystal

Masih teringat bagaimana dulu saya dan teman-teman bersusah payah meraih buah Guava Crystal dari pohonnya. Tekstur kayu pohon yang halus dan kecil sangatlah sulit dipanjat. Begitupula ukuran tinggi pohon yang tidak begitu menjulang membuat kami seperti tanggung untuk memanjatnya. Kalau sedang beruntung kami tak usah capek-capek menggoyang galah, karena ada orang dewasa yang akan sukarela membantu kami memetiknya langsung dengan tangannya berbekal sebuah dingklik kayu. Tugas kami hanya diminta berdiri dibawah sambil membentangkan rok lebar-lebar untuk menerima lemparan buah dari atas. Sambil bersorak kegirangan kami berebutan menerima buah yang jatuh tepat diatas rok, kalaupun sial paling-paling buah itu jatuh ke tanah akibat kekurang becusan kami menerima lemparan.

Di saat-saat seperti ini terkadang saya merasa bahagia, betapa nikmatnya memakan buah-buahan masak pohon secara gratis. Tinggal dicuci bersih, digigit, dan.. hmm nikmatnya tiada taraa. Tak ada kandungan formalin, tak ada kandungan bahan pengawet, dan tak ada zat-zat berbahaya lain, semuanya murni karena asupan pupuk dan siraman air. Rasanya? Wow, manis dan asamnya alami! Begitu dikunyah rasa dagingnya muantap!

Buah Lokal VS Buah Impor

Seiring beranjak dewasa, saya jarang lagi menemukan pohon buah Guava Crystal. Pohon-pohon kenangan yang saya ceritakan ini telah dibabat habis oleh pemiliknya. Untuk mengobati rasa kangen akan buah ini, saya kerap membeli di supermarket. Meski harganya tergolong tidak murah, mau tak mau saya tetap membelinya. Namanya juga ngidam, kalau nggak dituruti nanti dibilang anaknya ngileran huahaha.. Sayangnya rasa buah Guava Crystal yang saya beli di supermarket kerap tidak sesuai harapan. Tampilan buahnya memang cantik dan memukau, akan tetapi rasanya terlampau hambar. Okelah, bila dibelah buahnya memang menarik, tetapi rasanya seperti (maaf) agak busuk. Mungkin karena dagingnya buahnya terlalu lembek sehingga rasanya agak gimanaa gitu. Padahal secara penampilan luar, warna buah ini sueegaar, lho… bayangan saya kalau tampilannya segar, saya bakal mendapatkan gigitan buah yang kress, eh lhadalah lha kok malah buahnya melempem 🙁

Kalau sudah begini saya langsung patah semangat. Sudah kadung beli banyak ternyata nggak sesuai harapan. Ujung-ujungnya buah itu saya blender lalu di jus. Padahal saya suka makan buah Guava Crystal ini dengan cara main gigit langsung atau dibelah pakai pisau. Sebab disitulah nikmatnya menikmati sebutir buah yang bernama Guava Crystal!

Jauh sebelum ada pasar modern, buah-buahan yang banyak tersedia dipasar tradisional adalah jenis buah-buahan lokal yang harganya sangaaaaat terjangkau. Bahkan Ibuk saya tiap pergi ke pasar, selalu membawa pulang 2 – 3 jenis buah, seperti Pisang Ambon, Jeruk Siam, Mangga, atau buah apapun yang sedang musim.

IMG_20150215_110805

Kalau sedang musim buah, dirumah kami seperti kecipratan pesta panen. Setiap hari ada saja penjual buah keranjangan yang keliling dengan harga jauh lebih murah dari harga pasaran. Pedagang ini mengaku membawa buah-buahan langsung dari petani yang dipasarkan langsung keliling kampung.

Seiring waktu berjalan, jenis buah-buahan dipasaran semakin beragam. Hadirnya buah impor menjadi pesaing buah lokal. Semakin pahit lagi nyatanya pasaran buah lokal tersaingi dengan buah impor. Apalagi dengan ‘embel-embel’ tampilan buahnya yang ‘cantik’, meskipun patokan harga yang cenderung mahal dan kandungan rasa serta gizi tak senikmat buah lokal.

Sunpride dan bukti eksistensi kecintaan terhadap buah lokal

Di tengah krisis kepercayaan terhadap buah impor, terlebih saya sudah mengalaminya sendiri, baru-baru ini saya mendapat informasi mengenai buah Guava Crystal Sunpride yang didistribusikan oleh PT Sewu Segar Nusantara, yakni sebuah perusahaan agrikultura yang memiliki komitmen menyediakan buah-buahan lokal segar dan berkualitas.

Untuk menunjukkan kualitasnya, PT Sewu Segar Nusantara telah melakukan uji coba ke badan legal dan hasilnya buah Guava Crystal Sunpride  telah mendapat pengakuan Bebas Residu Pestisida dan Tanpa Formalin

sertifikat guava
SAM_0363

Sebelum tau ada Guava Crystal Sunpride, saya sering mengkonsumsi pisang Cavendish Sunpride. Menurut saya rasa pisang Sunpride ini berbeda dari pisang yang selama ini saya makan. Pisang Sunpride rasanya lebih lembut dan maknyus. Mulanya saya mengira buah Sunpride adalah buah impor, karena tampilan luarnya bersih dan memiliki logo khusus. Yang membuat saya tak yakin adalah rasanya yang senikmat buah lokal. Usut punya usut rupanya Sunpride adalah distibutor buah lokal yang mendahulukan kualitas.

Pisang Lokal Cavendish Sunpride
Pisang Cavendish Sunpride

Ada banyak alasan mengapa saya begitu mencintai produk buah lokal:

1. Lebih segar, rasa buahnya lebih nikmat dengan kandungan gizi yang lebih terjaga

Hal ini dikarenakan buah lokal cenderung tepat petik panennya. Setelah dipetik buah-buah ini langsung didistribusi tanpa menunggu waktu pengiriman yang lama sehingga tidak akan mempengaruhi kandungan gizi yang terkandung didalamnya.

2. Lebih aman dikonsumsi karena bebas dari zat berbahaya, seperti bahan pengawet

Buah-buahan lokal lebih aman dikonsumsi karena tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. Seperti yang kita ketahui, di pasaran banyak sekali ditemukan buah-buahan impor yang rasanya ‘sepo’ atau hambar. Meski tampilannya bagus, dan warnanya cerah namun rasa daging buahnya cenderung tak terasa nikmatnya. Tak dapat dipungkiri bahwa waktu pengiriman yang lama menjadikan buah-buah ini akan segera busuk jika tak diberi bahan kimia sehingga produsen harus melewati proses pengolahan lebih dulu dengan cara memberi bahan pengawet (disuntik) terhadap buah-buah tersebut.

3. Relatif lebih terjangkau

Harga buah-buahan lokal relaif lebih murah karena di petik dari perkebunan yang tak jauh dari lingkungan kita. Kalaupun ada proses pengiriman tak akan membutuhkan waktu lama dan juga mengirit biaya bahan bakar

4. Membantu meningkatkan taraf hidup petani buah

Ini sangat jelas, buah-buah lokal di tanam oleh petani lokal, dan kita tau bahwa iklim daerah lokal kita jauh lebih menguntungkan. Sayangnya keberadaan petani terasa tersingkir akibat banyaknya produk impor yang menyaingi produk lokal akibatnya petani sulit bersaing di pasar global. Padahal hasil tanam petani lokal tak kalah nikmat dibanding tanaman impor. Nah supaya produk lokal kita dikenal maka tak ada salahnya jika kita membantu para petani membeli buah-buahan lokal agar petani menjadi lebih bersemangat menanam buah berkualitas.

Mungkin ada yang bertanya bagaimana cara mendapatkan buah lokal yang berkualitas. Iyes, memang mendapatkan buah lokal berkualitas gampang-gampang susah. Tapi jangan juga terlalu dimasalahkan karena saat ini distributor buah lokal Sunpride telah hadir dengan menyediakan buah-buah lokal yang berkualitas. Buah lokal Sunpride bisa didapatkan di toko modern, swalayan, bahkan di pasar tradisional juga sudah ada. Sejak berdiri tahun 1995, PT Sewu Segar Nusantara, pemilik merek Sunpride telah memasarkan beberapa buah lokal, antara lain: Pisang, Nanas, Melon, Jambu biji, Pepaya, Kiwi, Apel, Pir, Jeruk, Anggur, dan Pomelo.
IMG_20150215_110302

Semakin yakin bahwa manajemen distributor Sunpride telah memaksimalkan usahanya dalam membranding sebuah produk buah lokal menjadi berkualitas interlokal. Hal ini semata-mata demi kemajuan petani lokal serta mengangkat kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah menjadi sebuah komoditas yang memiliki sejuta potensi.

Sunpride Fresh Everyday!

Kentang Balado Mbak Sri

Saya tidak lihai memasak!
Untuk menyiasati ketidakpintaran itu saya kerap menggoreng telur ceplok.
Mohon jangan tiru kebiasaan ini, kecuali terpaksa 😀

Untungnya, Suami saya tidak suka makan yang aneh-aneh. Tidak suka pedas, tidak suka masakan bersantan, pokoknya tidak suka yang aneh-aneh. Favoritnya nasi disiram kecap manis plus telur ceplok. Kalau tidak ada telur saya cukup menggoreng tahu sampai kering (sampai berbunyi kriuk) sama bikin sambal kecap. Nikmat? Banget!

Sengaja kecapnya saya kasih cabe sedikit. Kalau cuma kecap aja lidah saya yang kurang cocok. Rasanya gimana gitu..

Seperti kemarin, Ibuk saya membuat sayur lodeh tewel. Saya sih suka-suka aja makan sayur lodeh. Urusan lauk saya gak pernah milih-milih, kecuali lagi malas makan. Karena gak ada sayur lain saya inisiatif nyeplok telur.

Belum juga melangkah kedapur tiba-tiba ada Pak kurir datang..

Seperti biasa, Pak kurir langsung menuju rumah tanpa tanya sana-sini. Sudah hapal luar kepala kayaknya saking seringnya dapat kiriman.
Selesai tanda tangan saya buka langsung paketan barusan. Tertulisnya dari Denpasar. Tak salah lagi paketan itu datang dari kawan blogger yang sekarang tinggal di Bali. Namanya Mbak Sri Rahayu, pemilik blog istanabundavian.blogspot.co.id.
Isi paketannya adalah setoples Kentang Balado. Asiikk..

Karena penasaran, saya lantas membuka stoples itu.

Penampakan kentang balado Mbak Sri. Bentuk kentangnya kecil panjang
Penampakan kentang balado Mbak Sri. Bentuk kentangnya kecil panjang

Kentang dirajang kecil memanjang bercampur kacang. Rasa kentangnya manis-manis pedas dan juga renyah. Teksturnya kering dan lebih mirip camilan. Wow ini sih pas buat lauk makan.
Daripada dicemili satu-satu lama-lama habis sekalian saja saya ambilkan sepiring nasi.

Ngemil kentang balado sambil baca koran :D
Ngemil kentang balado sambil baca koran 😀

Eh memang kentang balado ini enaknya dipakai lauk atau buat camilan, lho.

Ibuk saya sering bikin-bikin lauk kering seperti ini. Tapi bahan yang dipakai tahu sama tempe. Kami menyebutnya kering tahu tempe. Kadang juga dicampuri kentang goreng tapi ngirisnya pipih lebar. Gak telaten kalau harus dirajang seperti kentang balado itu 😀
Enaknya makan lauk bumbu kering seperti ini bisa tahan sampai beberapa hari!

Saya pikir Mbak Sri cukup kreatif membuat ide seperti ini. Setidaknya dapat membantu saya atau Ibu-ibu lain yang tak memiliki banyak waktu berkutat didapur untuk tetap menyajikan makanan yang sehat untuk anggota keluarga. Bahkan dari kentang ini pulalah Mbak Sri berhasil membangun bisnis rumahan. Namanya Kentang Balado Mbak Sri yang disingkat menjadi MS.

Logo kentang balado Mbak Sri

Kentang Balado MS terdiri dari lauk kering dimana proses pembuatannya tidak menggunakan MSG dan bahan pengawet lain. Macam-macam varian Kentang Balado MS terdiri:
Kentang Tuna Balado
Kentang Teri Balado
Kentang Balado
Serundeng Ayam

Kentang Balado MS ini diakui Mbak Sri bisa tahan 2 minggu, kalau mau lebih lama bisa juga caranya dengan dioven.

Berkat kentang balado ini Suami saya jadi lahap makannya. Tak sampai sehari kentang balado ini kandas. Bukan apa-apa memang rasa baladonya enak banget. Apalagi ada semu-semu pedasnya. Rasa manisnya juga pas.

Kentang Balado buat lauk makan
Kentang Balado buat lauk makan

Satu toples kentang balado MS beratnya 120 gram.

Jika teman-teman ingin memesan kentang balado MS ini juga bisa lho. Mbak Sri biasa menjual secara online kok. Kalau teman-teman ingin tanya-tanya seputar kentang balado MS boleh ke FBnya Mbak Sri Rahayu atau menghubungi via WA di 082140816613

Tenang aja, harga bersahabat kok.. sesama blogger ini.. 😀

Makan rujak mangga tanda kehamilan?

Kenapa ya makan buah mangga dikaitkan sebagai tanda kehamilan?

Beberapa hari ini saya melihat orang jual mangga yang dikupas lalu dibelah seperti bunga. Bentuknya mekrok. Cantik. Buah mangga ini dijual 5000 rupiah sebiji. Hmm.. mahalan sih menurutku. Tapi karena buahnya mengkel dan rada manis tetap aja dibeli. Mau gimana, pengen, sih. Lagian kalau beli buah mangga ini sama yang jual suka dikasih bumbu gula sama serbuk garam dicampur cabe. Hmm.. bikin lidah trecep-trecep 😀

Tadi pagi sepulang dari pasar Ibuk membeli sekilo mangga. Rencananya mangga itu mau dibuat brengkes tongkol.
Tau kan brengkes?
Ada yang bilang brengkes itu pepes.
Mestinya untuk brengkes pakai blimbing wuluh. Karena gak ada blimbing wuluh Ibuk meggantinya dengan mangga.

Begitu saya lihat bentuknya, buah mangga itu seperti yang saya beli di orang lewat harga 5000-an tadi. Penasaran berapa sih harga mangga ini dipasar. Ibuk bilang sekilonya 5000 rupiah. Saya buka didalam plastik ada 4 biji buah. Wah lebih murah dong..

Eh, tapi nggak ada bumbu gula manis sama garam cabenya.. Ya udah akhirnya niat rujak’an dan bikin bumbu sendiri aja..

Membuat bumbu rujak manis itu lebih mudah. Bahan-bahannya lebih sedikit ketimbang bumbu racikan buat rujak petis. Kalau rujak petis, bumbu wajibnya petis. Sedangkan rujak manis, bumbu wajibnya pakai gula merah.

Umumnya bumbu rujak manis antara lain: Cabe, bawang putih yang sudah digoreng, garam, asam matang, kacang sambel yang sudah digoreng, sama gula manis/gula batok. Setelah diuleg ditambahkan air supaya jatuhnya encer.

Di Surabaya sendiri banyak ditemui penjual rujak manis. Disepanjang jalan Polisi Istimewa berderet-deret penjual rujak manis. Harga yang dipatok relatif, yang paling mahal dijual 10 ribu rupiah. Buahnya macam-macam, mulai dari timun, bengkuang, mangga, melon, jambu air, belimbing, apel, pepaya, nanas, semangka, dan tahu goreng.

Nah gara-gara ada mangga dirumah jadilah saya membuat rujak manis sendiri. Bumbu yang saya pakai seadanya saja. Yaitu:
Cabe rawit sesuai selera
Garam secukupnya
Asam manis, dikasih banyakan supaya asamnya kuat
Gula merah, kasih banyakan biar bumbunya banyak
Air secukupnya

Cara bikinnya:
Cabe, garam diulek samapi halus. Tambahkan asam, diuleg lagi. terakhir baru dikasih gula merah yang sudah diiris lembut biar mudah ngulegnya. Kasih air, uleg lagi biar rata. Jadi deh!

Selanjutnya tinggal potong-potong buah yang ada. Saya pakai buahnya mangga, timun sama bengkuang. Adanya cuma itu, sih.. 😀

Hasilnya seperti ini:

Rujak buah bikinan sendiri :D
Rujak buah bikinan sendiri 😀

Ngomong-ngomong, selain mangga, rujak manis ini juga termasuk jenis makanan sebagai tanda kehamilan lho.. jadi jangan kaget kalau sedang makan mangga lalu ada teman yang nyeletuk: “ngidam, ya?” haha