Keistimewaan dibalik bilangan 7

Angka 7 itu istimewa. Dalam keganjilannya, angka 7 memiliki banyak keistimewaan. Sesuatu yang memiliki bilangan 7, dan paling istimewa dalam hidup saya adalah Surat Al-Fatihah.

Surat Al Fatihah disebut-sebut Ummul Qur’an. Membaca terjemahan ayat demi ayatnya terasa sekali maknanya. Dari mulai menyebut NamaNya, MemujiNya, Dia Sang pemilik alam semesta, Dia tempat peminta pertolongan, dan Dia tempat mengadu segala doa.

Tapi, tapi, hemmm.. disini saya tidak sedang ingin membahas fadhilah Al Fatihah. Pembuka diatas hanyalah opini saya saja. Sama sekali tidak bermaksud menggurui, menghakimi, menjaksai apalagi mendokter’i. Rangkaian kata diatas tiba-tiba saja muncul di kepala saya, yang lalu diterima syaraf kemudian meluncur ke jari dan mendarat di tuts keyboard.

Buka bersama pesenan sponsor :D
Buka bersama pesenan sponsor 😀

Ide tulisan ini awalnya terbentuk dari dua rangkan huruf, 3 dan 4. Dan entah kenapa tiba-tiba saya menyambungkan angka keduanya sehingga menghasilkan bilangan 7. Dari sinilah kemudian saya membuka kesimpulan sendiri, ternyata benar, bahwa angka 7 itu angka ganjil yang istimewa. Setidaknya itu yang saya rasakan. Sekali lagi saya rasakan. Di ulang, Saya Rasakan! Bagi yang tidak merasa, jangan memaksa merasakan, karena bisa fatal akibatnya. 😀

Hari ini (eh ralat hari kemarin :D) saya merasakan benar keistimewaan yang hadir dalam hidup saya. Tak ada yang lebih membahagiakan dari pada di beri umur panjang. Hanya panjat syukur dan berdoa, Amiin Amiin Amiin. Ketambahan pula sponsor doa dari teman-teman serta saudara yang begitu menguatkan saya. Menguatkan bahwa tak ada yang sia-sia di dunia ini. Segala yang sia-sia itu ternyata hanya bisa dilakukan dengan berdoa, berusaha, serta berpikir positif.

Puji syukur, hari ini banyak yang mendoakan saya. Perhatian, ucapan, lantunan doa, sudah lebih dari cukup ketimbang keriaan pesta. Cukuplah lantunan doa-doa itu yang berpesta di hati saya sehingga seusainya mereka terbang beterbaran di atas langit dengan membawa sekeranjang doa untuk dipersembahkan kepada Allah, Sang Pemilik Hidup. Satu kata yang bisa diucapkan, Kabulkanlah Ya Allah..

Sungguh hari ini yang terjadi diluar rencana saya. Apalah arti bertambahnya usia jika saya belum bisa menggapai derajat khalifah sejati. Akan tetapi Allah memiliki rencana yang lebih indah dari yang saya bayangkan. Bertubi-tubi kebahagiaan itu mengguyur jiwa saya. Terima kasih teman-teman, semoga doa-doa baik yang kalian sampaikan dibalas seperti doa-doa yang telah kalian panjatkan.

—–000——

Wow sudah panjang aja tulisannya 😀

Padahal sih inti postingan ini mau bilang terima kasih kepada teman-teman atas ucapan selamat dan doa yang ditujukan ke saya. Hari ini kalian sangat luar biasa!!
Terima kasih juga kepada Tim Bedhug Asyiiik yang menyeponsori makan malam saya dan teman-teman. Terima kasih kepada Pemilik perusahaan elektronik terbesar yang mengirimi saya hadiah berupa Power Bank canggih. Terima kasih kepada Manager Perusahaan Telekomunikasi yang memberi saya apresiasi berupa smartphone keren atas ulasan acara yang saya posting di blog. Terima kasih kepada Member Emak Blogger Surabaya, Mak Nining, atas kado manisnya. Terima kasih untuk sahabat sekaligus Kakak, atas kado cantiknya. Dan semua pendukung acara saya yang tak disebutkan satu persatu disini.

Terakhir, saya ucapkan kepada pengunjung blog saya yang telah rela membaca postingan ini dari awal sampai akhir tanpa skip kata atau kalimat satupun! Meskipun penutupnya lebay, amit-amit deh saya emang begitu orangnya hihihi..

*Woooii.. sudah, woii.. ini bukan panggung Piala Citra!!!*

Isinya Power Bank
Isinya Power Bank

Ramadhan dan Tadarus

Ramadhan selalu membawa kenangan. Tiap bulan Ramadhan ada saja hal-hal yang tak luput dari ingatan. Indahnya kebersamaan dengan bulan Ramadhan seakan membawa sepercik berkah yang tak bisa digantikan dengan apapun.

Kenangan akan Ramadhan yang telah lalu tiba-tiba melintas dari ingatan saya ketika membaca komentar dari seorang narablog di status Facebook saya.

Ini komentarnya:

Screenshot_1

Komentar Pak Yunus ini seketika membuat hati saya campur aduk. Antara ingin tertawa, kangen, juga sedih.

Apa yang di tulis Pak Yunus diatas adalah pengalaman saat saya masih aktif di perkumpulan Remaja Musholla. Kami, remaja-remaja yang terlalu semangat menghidupkan bulan Ramadhan setiap hari berjibaku dengan segala kegiatan yang ada di Musholla.

Tradisi di kampung saya (mungkin juga dimana-mana) setiap bubaran sholat Tarawih selalu melanjutkan aktifitas dengan berkumpul di Musholla untuk tadarus Al-Quran. Sekian anak remaja berpakaian muslim rapi saling bergantian membaca ayat-ayat Al-Quran, sisanya menyimak apabila ada bacaan keliru.

Disaat capek membaca dan menyimak, beberapa diantara kami ngobrol di halaman Musholla sambil menikmati kue takjil yang disediakan warga untuk kami. Sungguh, itu semua kebersamaan yang sangat menyenangkan.

Yang paling saya ingat saat tadarus di Musholla adalah kami saling berebut mikrofon supaya dapat giliran membaca Al-Quran. Di Musholla kami, peraturan yang berlaku adalah siapa yang datang di Musholla lebih dulu, dialah yang pertama memegang mikrofon. Orang selanjutnya harus antri sambil menyimak halaman ayat dan surat.

Namanya juga anak remaja, membaca Al-Quran sambil memegang mikrofon adalah kebanggaan tersendiri. Memang sih, guru agama mengajarkan tidak boleh berbuat pamer, tapi coba bayangkan betapa bahagianya anak remaja ketika mendapati suaranya keluar dari mikrofon dan didengar warga seantero kampung. Kalau bacaannya lancar dan tajwidnya benar, biasanya akan mendapat pujian. Apalagi kalau lantunan bacaannya lembut dan pas panjang pendeknya. Semakin membuat orang pensaran.

Tapii, kami juga tidak bisa melarang teman yang bacaan Al-Qurannya plegak-pleguk sambil diulang-ulang. Contohnya seperti:

“Laa.. Laa  tak.. Laa  tak  huduhu..”
“Kulli.. kulli.. kulli…”

Lalu tiba-tiba ada yang iseng nyeletuk, “Kuli uyah, ta!”
Kalau sudah ada yang iseng begini ruangan Musholla seketika akan gempar dengan suara tawa yang berkepanjangan, dan tak di sadari suara kami riuh hingga ke kemana-mana. Saking ngakaknya, tak sadar kalau mikrofon itu dalam keadaan ON.
Kalau sudah begitu kami mendapat maki dari warga kampung hihi..

Pada dasarnya kegiatan tadarus yang kami lakukan bukan untuk ajang pamer. Tetapi benar-benar sebagai ajang belajar bersama. Sudah banyak bukti teman-teman yang awalnya tidak bisa membaca Al-Quran, tetapi setelah sering menyimak bacaan Al-Quran dia jadi pinter membaca. Bacaannya lumayan lah untuk seorang yang belajar ngaji secara otodidak.

Tips saya kalau ingin belajar membaca Al-Quran dengan benar, sering-seringlah duduk didekat orang yang membaca Al-Quran. Sambil menyimak bacaannya, sambil perhatikan baik-baik tajwid, tanda baca, dan kefasihan yang diucapkan. Kalau terbiasa, lama-lama, Insya Allah bisa membaca Al-Quran sendiri dengan benar. Meski belum lancar yang penting tajwid, tanda baca, dan kefasihannya benar. Tapi jangan sungkan juga berguru pada orang yang ngerti supaya belajarnya ada yang memperhatikan.

Semoga Ramadhan ini membawa keberkahan bagi yang masih belajar membaca Al-Quran. Saya doakan semua teman-teman bisa membaca Al-Quran! Amiinnn… 🙂

Menghidupkan malam

Kata Pak Ustad di ceramah sholat Tarawih tadi, salah satu amalan bagus yang dilakukan selama bulan Ramadhan adalah menghidupkan malam. Aktifitasnya boleh memperbanyak sholat sunnah atau membaca Al-Quran.

Dari sebelum masuk bulan Ramadhan saya sudah berusaha menghidupkan malam. Bisa dibilang kehidupan saya terbalik seperti kehidupan orang pada umumnya. Bila sebelumnya saya tidur malam dan siang bangun, kali ini saya melakukan sebaliknya. Yaitu malam melek, pagi usai Shubuhan saya beranjak tidur. Persis istri males, bangun-bangun sudah bedhug dobol. Eh, nggak dobol-dobol banget lah, maksimal jam 9.30 saya sudah harus bangun hihi..

Jam 5 tidur, bangun 9.30. diitung-itung tidur saya selama 4,5 jam!

Lalu ngapain aja saya melekan malam?
Adalah yang dikerjakan. Yang jelas apa yang saya lakukan jauuh dari nasehat Pak Ustad diatas. Itulah kenapa mendengar ceramah Pak Ustad tadi malam saya seperti kena tampar.

“Jangan biasakan melek malam kalau gak digunakan untuk sholat dan membaca Al Quran. Itu namanya hidup hanya untuk mengejar duniawi”

Huahaha.. Pak Ustad, jangan marahin sayaa..
Iya memang saya melek malam, tapi ampuun, saya gak berbuat maksiat!

Buka-bukaan aja, ya.
Jadi sebenarnya saya melek malam itu bukan ngapa-apain. Saya hanya menjaga supaya tidak keblabasan bangun sahur. Udah, itu aja.

Saya ini tipikal perempuan yang susah dibangunkan. Jangan bangun sendiri, dibangunkan aja lo susah! Kalau sudah merem, mata rasanya berat diajak melek lagi. Sangat berbeda dengan Mas Rinaldy yang dalam keadaan ngantuk berat lalu dibawa tidur 10-15 menit bisa segar kembali.

Lha saya?
Jauh-jauh sebelum pergi tidur diniatkan bangun jam sekian. Sampai pasang alarm segala supaya bisa bener-bener bangun. Nyatanya, bangun saya tetep kesiangan. Mungkin sebal dan keki, alarmnya sampai diam sendiri hehe..

Demi menghidupkan malam bulan Ramadhan ini, dan demi tidak keblabasan bangun sahur, saya menata niat untuk tidak tidur malam. Apapun akan saya lakukan supaya mata ini bisa tetap melek lebar. Kalau perlu diganjel pakai tasbih haha..

Wikipedia
Sumber foto Wikipedia

Untungnya punya suami sabar yang hanya bisa mengurut dada ketika melihat jam 8 pagi istrinya masih teller di kasur. Malah kata Mas Rinaldy, sengaja dibiarkan saya tidur karena kasihan tidurnya sampai ngiler-ngiler huahaha… buka rahasia aja nih ah

Begitulah cerita saya menghidupkan malam bulan Ramadhan. Yah, walaupun gak berguna-guna amat untuk kehidupan, tapi malam-malam termenung sendiri sambil memikirkan dosa dan kehidupan selanjutnya konon dapat mempengaruhi kualitas keimanan kita. Gitu kata Pak Ustad! Saya mah apa atuuhh… 😀

Selamat Ulang Tahun, Luna

Tadi sore saya mendapat sebuah bingkisan ulang tahun . Bingkisan ini berisi jajanan khas anak-anak yang biasanya dibagikan kalau sedang ulang tahun. Ada susu, piatos, biscuit coklat, permen, dan sekotak donat.

Saya tersenyum saat menerimanya. Meski awalnya kaget karena menerima bingkisan ulang tahun dari seorang anak yang hari ini genap berusia 3 tahun.

Bingkisan Ulang Tahun dari Luna
Bingkisan Ulang Tahun dari Luna

“Mbak Juuni.. Mbak Juuni..” panggil seorang anak yang tingginya setinggi badan saya ketika jongkok. Ia berdiri di depan pintu sambil susah payah melepas sandal berkarakter Barbie, film kartun kesukaannya.

“Mbak Juni.. aku ulla tau..” Maksudnya dia menyerahkan bingkisan sambil berkata, Mbak Yuni, aku ulang tahun. Ya ya ya jelas saya paham dengan ucapannya. Meski cadel, 3 tahun bermain bersamanya membuat saya paham apapun yang diucapkannya.

“Oh, Luna ulang tahun?” tanya saya mengajak bicara. Padahal sudah jelas ucapannya, tetapi masih saja saya goda dengan pertanyaan balik. Kebiasaan usil yang kerap saya lakukan saat berkomunikasi dengannya.

“Iya, aku ulla tau” jawabnya tersenyum.

Setelah menyerahkan bingkisannya, dia berbalik pulang kembali ke rumah. Sedangkan saya, saya bengong menimang-nimang bingkisan itu.

Pikiran saya melayang ke waktu beberapa tahun lalu saat Luna masih berusia 7 bulan. Saya masih ingat betul muka polosnya yang berdahi lebar serta muka bersih dan cerah. Di usia itu Luna masih kerap di gendong neneknya di depan rumah.

Menginjak terantanan (belajar berdiri) Luna pertama kali menginjak lantai rumah saya. Saat itu sore jam setengah 5. Wajahnya yang selalu ceria dan tersenyum ketika di kudang membuat saya dan seluruh keluarga merasa memiliki anggota baru. Yang paling saya ingat sore itu adalah kejadian dimana ketika Luna sedang berdiri sendiri tanpa pegang apa-apa. Di satu sisi saya dan Ibuk sedang berada didepannya memegang sesuatu untuk menarik perhatiannya. Namun disisi lain, neneknya sedang sibuk memegang krah baju bagian belakangnya.

Tak disangka, ketika luna maju satu langkah, sang nenek secara tiba-tiba menarik krahnya. Daan, tumbanglah Luna kebelakang. Nangis? Jelaas.. anak segitu yang tiba-tiba nggeblak ke lantai dengan posisi rebah. Saya, Ibuk, dan neneknya begitu panik..

Itulah awal saya memiliki sahabat kecil yang kini telah berusia 3 tahun.

Sahabat yang riang
Sahabat yang riang

Sejak menjadi sahabatnya, saya seperti memiliki teman kecil yang asyik diajak bicara. Walau kadang sikapnya menjengkelkan tapi saya sayang padanya. Seperti main ke rumah ketika saya sedang sibuk mengejar dateline tulisan, tiba-tiba tangannya menarik tangan saya untuk diajak main bersamanya.

Kejengkelan lainnya ketika saya mengeluarkan motor lalu spontan dia naik ke atas motor dan minta dibelikan es krim di minimarket. Disitu saya merasa susah menolaknya. Meskipun katakanlah sedang tergesa-gesa. Begitu sayangnya untuk tidak meluapkan amarah.

Yang sangat menjengkelkan lagi adalah ketika saya mencuci motor lalu dia tiba-tiba datang dari jarak 1 meter. Mulanya datang dan bertanya:
“Mbak Juni tapaii?” (Mbak Yuni ngapain?)

Saya jawab, “nyuci motor”

Selama beberapa saat dia hanya mengamati aktifitas saya melaburi buih-buih shampo ke body motor. Saat saya lengah dia maju sedikit demi sedikit mendekati ember air tak jauh dari saya. Pertama-tama mencelupkan jarinya. Saya langsung menahannya, “Luna sudah cantik jangan main air, lho ya. Nanti bajumu basah”

“Aku dak tapai-tapai lo Mbak Juni” (aku gak ngapa-ngapain lho Mbak Yuni)

Saya tersenyum mendengar jawabannya. Tapi apa yang terjadi kemudian, Luna mengacak-acak air di didalam ember hingga kecipakannya jatuh mengenai baju dan sekujur tubuhnya.

Melihat bajunya sudah basah semua, dan percuma kalau saya larang sehingga justru mengakibatkan tangisan super heboh, saya biarkan saja dia main air. Agar keonaran ini segera berlalu saya buru-buru menyelesaikan cucian dengan mengguyur semua air ember ke body motor. Dengan begini saya rasa semua akan aman terkendali. Pekerjaan saya cepat beres (meski gak bisa dibilang bersih, gara-gara nyuci asal-asalan), juga agar Luna tidak masuk angin karena basah kuyup. Sebagai penutup saya menggandeng Luna dan mengantarkan ke Mamanya agar segera digantikan baju baru.

16 Juni 2015, Selamat 3 Tahun Luna.. semoga menjadi anak yang solehah dan tetap menjadi sahabat yang menyenangkan

Mau acara diliput, beli koran 1000 exp!

Seperti yang sudah pernah saya share di wall FB dan grup Kumpulan Emak Blogger (KEB), bahwa bulan Mei ini kota Surabaya kejatahan tempat Arisan Ilmu.

Senang? Tentuu, kapan lagi bisa bertemu, silaturrahmi, dan kumpul-kumpul bersama teman-teman blogger. Masa iya harus nunggu halal bi halal dulu supaya bisa kumpul-kumpul. Obat kangen mahal harganya, Bune..

Usai berunding-runding manis, kami mendapat keputusan bahwa Arisan Ilmu diadakan di Taman Flora Surabaya alias Kebun Bibit Bratang. Alasan kami memilih Taman Flora sebagai lokasi arisan ilmu adalah tempatnya yang luas, suasananynya sejuk, pepohonannya rindang, juga dilengkapi area bermain anak. Saya yakin kami akan terlihat seperti mahasiswa muda genius yang sedang mendiskusikan hasil penelitian. Ide cemerlang!

Tung itung itung, Emak dan anak sama-sama untung. Sementara Bapak buntung dulu yaa kali ini dapat tugas jagain anak main hihi..

Jauh-jauh bulan rencana yang kami susun aman jaya. Bahkan kami sama sekali tak dipusingin soal tema dan pembicara. Emak-emak Surabaya gitu lho.. semua serba dibuat gampang!

Apa bingungnya? Tempat sudah, tema ada, pembicara bersedia, makanan udah bawa sendiri-sendiri, apa lagi?

Untuk materi bisalah di atur-atur. Rencananya materi nanti akan di fotocopy sebanyak peserta yang hadir. Maklumlah karena gak ada projector, jadi kita pakai sistem analog.

Tapiii.. begitu banner arisan ilmu itu di share di grup, apa yang sudah didiskusikan secara matang harus di set ulang lagi dari awal. Bayangan 15 orang duduk bergerombol dengan cantiknya di bawah pohon pinus, harus digusur ke lokasi yang lebih strategis. Yap, mau tak mau harus menggunakan pendopo sebab peserta yang daftar diluar ekspetasi kami. Yang sudah tercatat hingga hari ini hampir 3 kali lipat, Insya Allah akan bertambah lagi.

Tapi bukan soal itu yang mau saya tulis disiniiii!!
Pembukanya terlalu bertele-tele, sih ini! 😀

Ini soal tawaran publikasi media cetak ternama di Indonesia.

Pagi hari, sekonyong-konyong ada yang menghubungi saya ngajak ketemuan untuk membahas liputan arisan ilmu. Siapa mau nolak kalau acara sekeren Arisan Ilmu di liput oleh media massa yang oplahnya saya yakin lebih dari ratusan ribu ekslempar. Iseng saya browsing oplah koran itu sehari mencapai 500.000 ekslempar!

Tebakan saya orang yang nelpon pagi itu adalah jurnalis event, atau jurnalis lifestyle yang sedang membutuhkan berita. Karena saya orangnya baik yang nggak pernah buang duit di jalan, apa salahnya kalau ada jurnalis mau ngeliput? Itung-itung bantu jurnalis dapatin berita. Mau ngeliput ya sana liputen sak mblengermu! Mau foto-foto sampai njengking pun monggo.. sama-sama untungnya juga. Dia dapat berita, kami dapat publikasi. Adil, wes..

Rupanya tebakan saya salah. Bukan jurnalis event yang saya temui, tapi marketing event.

Jam 1 siang, sesuai kesepakatan, saya meluncur ke jalan Basuki Rahmad. Sebelum berangkat sengaja saya tidak makan dulu, supaya nanti bisa makan ayam goreng di sana. Nggak berharap di traktir sih, tapi kalau mau dibayarin juga saya gak nolak hehe..

Masuk ke dalam restoran saya bertemu 2 orang media, laki dan perempuan. Lalu dimulailah obrolan tentang arisan ilmu.

Apa adanya saya katakan bahwa Arisan Ilmu adalah acara komunitas. Acaranya nanti bla.. bla.. bla.. peserta yang datang sekian bla.. bla.. DAN tidak ada sponsor yang membantu.

TITIK.
Saya diam.
Orang media diam.

Saya tolah-toleh. Bingung. Kok 2 orang diam semua.

“Jadi gimana liputannya?” tanya saya.

“Hmmm.. jadi gini mbak, saya kira acara Arisan Ilmu ini adalah acara wah. Saya ada proposal (sambil nyodorin amplop raksasa berlogo nama media) silakan dibuka. Di proposal ini bila mbak mau acaranya diliput, syaratnya harus membeli koran J*** P** sebanyak 1000 ekslempar seharga @Rp. 3.000,-“

“…… nanti mbak akan mendapat publikasi di kolom galeri Activity. Selain itu koran yang telah diorder tidak boleh dijual diluar kegiatan” tambahnya.

Sekali lagi, yang bicara ini marketing event. Bukan jurnalis event.

Jangan-jangan waktu dia nelpon saya salah dengar. Perasaan sih nggak. Memang dia gak nyebutin jabatanya, jurnalis atau marketing. Di telpon bilangnya “… mau ngeliput acara..”.

Tapi tapi kembali lagi, dari awal mereka yang butuh liputan. Kalau ada yang butuh berita saya bisa terima, dan sifatnya untuk membantu. Toh, kolom yang ditawarkan adalah kolom ACTIFITY, satu kolom berisi foto dengan tulisan yang tak lebih panjang dari status FB. Jauuh.. jauh dari gambaran saya, yaitu tampil di halaman rubrik khusus wanita yang biasanya separuh hingga 1 halaman penuh.

Ini bukan soal bayar apa nggak, sungguh setelah ketemu marketing itu saya langsung membentuk opini bahwa apa-apa yang muncul di koran adalah berbayar! Tambah pengetahuan buat saya yang masih cupet tentang publikasi media.. lain kali kalau ngadain event dan ditawari publikasi harus tanya dulu, bayar apa gratis?

Tenaaangg urat sabar saya masih panjang, sepanjang kabel UTP yang bisa dipotong-potong sesuai kebutuhan tanpa meninggalkan keburukan signal internet, haha…

Usai ngobrol, dan merasa sudah tak ada lagi yang dibicarakan saya ijin pamit.
“Ini sudah, Mbak? Kalau sudah saya mau balik” Habisnya nungguin dari tadi, gak ada sinyal-sinyal obrolan bakal ditutup. Malah pembicaraannya melebar kemana-mana..

Masalahnya saat itu perut saya sedang lapaar dan haus maksimal. Kok kayaknya nggak enak banget kalau saya pamit pergi tapi malah pindah meja. Jadi daripada nggak enak sendiri, saya keluar aja dari restoran dan nyari tempat makan lain yang lebih menentramkan. Minimal menentramkan kondisi dompet 😀

Bersahabat dengan kegagalan

Hanya yang #BeraniLebih lah yang bersyukur mendapat penolakan, hibur saya pada diri sendiri saat mendapati naskah nonfiksi saya dikembalikan oleh penerbit. Di tengah gelombang kekecewaan, sakit hati, dan marah yang entah ditujukan pada siapa, membuat saya berusaha berpikir positif dan tidak mencari-cari kesalahan. Mungkin penolakan ini sebagai pecutan untuk berusaha lebih keras lagi.

Setelah susah payah mengenyahkan perasaan takut gagal saya kembali bangkit dengan mencoba membuat naskah dengan genre yang berbeda, yakni fiksi. Jiwa besar saya mengatakan barangkali genre fiksi lebih cocok untuk karakter saya. Demi mencoba menguasai hal baru ini saya berupaya membeli buku-buku fiksi, tips-tips menulis fiksi, dan mengikuti pelatihan-pelatihan penulisan. Namun rupanya usaha saya belum mendapatkan hasil, kenyataannya tulisan fiksi yang saya buat mandeg di tengah halaman. Kepala saya mampet, alur acak-acakan serta konflik yang saya rencanakan amburadul. Saya kecewa pada diri sendiri, saya merasa cita-cita sebagai penulis tidak dapat berjalan sesuai rencana. Harapan menjadi penulis pun sirna.

Dalam usaha meredam kemarahan, saya membeli lebih banyak buku-buku fiksi dan nonfiksi. Mungkin dengan memiliki banyak buku saya dapat menghibur diri sendiri dan mengenal lebih banyak gaya penulis buku best seller. Saya masih ingat nasehat tutor saya saat mengikuti pelatihan menulis bahwa untuk menjadi penulis sukses kenalilah penulis favoritmu dan carilah inspirasi darinya, selain juga himbauan untuk terus menulis, menulis, dan menulis.

“Yun, belajarlah membuat tulisan-tulisan pendek, lalu posting ke dalam blog” kata Papa Mertua membesarkan hati saya.

Blog?
Sudah lama saya mendengar kata blog, namun tak ada sedikitpun pikiran kesana. Mungkin yang dibilang Papa benar, saya harus membuat tulisan pendek agar ketrampilan menulis saya terasah.

Berbekal buku-buku blogging saya mulai belajar dan mempraktekkannya langsung. Dimulai dari membuka akun di platform gratisan, saya mulai mengisi konten sedikit demi sedikit.

Aktifitas ngeblog yang saya jalani mulai menemukan keasyikan tersendiri. Dari blog saya menemukan banyak hal-hal baru, pengalaman baru, teman baru, dan yang tak lebih membahagiakan saya dapat berkenalan dengan orang-orang hebat di dunia literasi serta bertemu dengan tokoh-tokoh yang memberi inspirasi.

Di tengah-tengah peserta ASEAN Blogger 2013, Solo Capture by Fitri Rosdiani
Di tengah-tengah peserta ASEAN Blogger 2013, Solo
Capture by Fitri Rosdiani
Bersama blogger lintas propinsi event Blogger Nusantara Jogya
Bersama blogger lintas propinsi event Blogger Nusantara Jogya
Bersama penulis favorit, Bang A. Fuadi
Bersama penulis favorit, Bang A. Fuadi
On Air Media di radio Suara Muslim Surabaya
On Air Media Radio
blogger4
Menerima hadiah juara pertama lomba menulis Earth Hour di hotel Surabaya
Bersama Bapak Wishnutama
Bersama Bapak Wishnutama

Kini cita-cita menjadi penulis telah saya raih. Meski bukan penulis buku, tapi saya bahagia menjadi penulis blog. Ratusan tulisan telah saya hasilkan, dan rata-rata 400 orang perhari membaca tulisan saya. Meski nama saya belum beredar ditoko buku, namun didunia maya nama saya terukir indah. Setidaknya mesin pencarian sudah mengenali saya. Kalau tidak percaya cobalah ketik nama saya, Yuniari Nukti, pasti terpampang di halaman pertama hehe..

Liburan di Bromo bersama Idah Ceris, sobat blogger dari Banjarnegara
Liburan di Bromo bersama Idah Ceris, sobat blogger dari Banjarnegara

#BeraniLebih telah membuktikan bahwa tak ada usaha yang sia-sia. Meskipun gagal kita telah mencapainya. Ayo #BeraniLebih!

 

Facebook: Yuniari Nukti
Twitter: @yuninukti

Pusing belanja online? Shopious ajaa..

Merasa terpedaya itu ketika asyik nge-sosmed lalu terjebak masuk ke toko online tapi disana cuma dipameri model-model baju dowang tanpa ada label harganya. Dan kalau mau tau harganya harus berhubungan lewat jalur pribadi. Kecewa tauk!!

Saya itu orangnya mudah terbawa arus. Kalau sudah terjerumus ke lembah sosialita bawaannya lupa waktu. Bahkan sampai komen sepanjang apapun bakal dilakoni kalau memang topiknya menarik.

Begitu juga saat asyik Instragam-an. Seringkali saat asyik melihat-lihat foto teman dan mendapati jumlah komentar yang ratusan itu rasanya bahagia sekali. Baca-baca komentar sambil nyari-nyari informasi menarik. Semakin lengkap bila ada akun yang ngiklan-ngiklan produk dengan embel-embel promosi harga murah barang bagus. Tsaah seperti menemukan air segar di tengah padang tandus. Yaah kali aja sambil nyecroll nemu barang murah dan bagus. Bener-bener rejeki, toh..

Tapiii rasanya kok ya seperti terjerumus ke lembah hitam manakala jari ini seperti di ping pong kesana kemari dari akun satu ke akun yang lain. Maksude piye ngono kuwi? Mau ngajak main petak umpet apa ya? Kalau memang beneran toko online ngapain juga ngunci-ngunci akun segala. Iya, tau, maksudnya supaya di follow, kan? Tapi nggak gitu juga kelees..

Sebagai wanita yang gampang lapar mata saya lebih senang berkunjung ke toko online yang jelas dan benar-benar menunjukkan dengan gamblang produk yang dijual sekaligus harga-harganya. Syukur-syukur kalau diskonnya ditampilin sekalian hehe.. nyatanya masih banyak saya temui toko online yang memang kehidupan promosinya ngubek-ngubek sosial media tapi tidak menganut kepercayaan terhadap calon pembeli. Salah satunya menggembok ‘tokonya’ rapat-rapat. Akan semakin bagus lagi seandainya calon pembeli diberi link website online shop yang dikelola sehingga akan lebih membuka kesempatan calon pembeli untuk melihat produk-produk yang dijual. Jadi nggak ada acara ping pong-ping pong lagi kesana kemari.

Ngomong-ngomong website, sekarang sudah ada website online shop sebagai agregator toko-toko online di instagram. Namanya Shopious.

Shopious1edit

Sebagai website yang menampung berbagai toko online, Shopious menjual beraneka barang-barang, antara lain fashion pria, wanita, anak-anak, gadget aksesoris, dan barang fancy. Di Shopious calon pembeli dapat menemukan barang-barang yang dijual oleh online shop di seluruh Indonesia.

Wah lebih irit dong, ya?
Jelas. Nggak hanya irit bandwith tapi juga irit waktu dan jari. Tinggal sekali klik, info detail produk, nama toko, sekaligus harga sudah tercantum disana. Jadi nggak perlu lagi ngubek-ngubek nama toko, hestek-hestek yang ruwet untuk mencari barang incaran. Selain itu pemilik toko online yang ada di Shopious semuanya bisa dipercaya. Nggak takut-takut lagi di PHP.

Di Shopious terdapat 4 navigasi:
– Kategori yang terdiri dari wanita, pria, anak-anak, gadget/accesories, dan rumah/hadiah.
– Koleksi terdapat barang apa yang sedang kita butuhkan, seperti pakaian, sepatu, tas, aksesoris, serta barang fashion lainnya.
– Daftar Toko berupa nama-nama toko sekaligus kontak penjualnya. Ada banyak toko disana, mulai A sampai Z!
– Inspirasi Style berisi OOTD siapa tau dapat dijadikan inspirasi dalam berpenampilan.

Shopious2edit

Bagaimana cara belanja di Shopius?
Mudah aja, tinggal buka akun di Shopious. Setelah mendapatkan barang yang disedang kita cari tinggal login, baru setelahnya akan dapat diketahui info sang penjual. Gampang, kan!

Instragaman boleh. Facebookan boleh. Twitteran boleh. Tapi jangan lupa kalau belanja online ke Shopious ajaa…