Sepatu Nikma Basyar, sepatu kain dari Sidoarjo yang sukses merambah pasar ekspor

Nikma Basyar hand made

Hari ini adalah hari terakhir Pameran Produksi Indonesia 2015 di Exhibition Grand City Surabaya. Dan hari ini pula ketiga kalinya saya mengunjungi Pameran bertaraf Nasional yang penyelenggaraannya di adakan setahun sekali. Rajin banget yah hehe..

Entahlah rasanya tak ada jenuhnya jalan-jalan ke Pameran yang sebagian besar pesertanya dari para pengusaha UKM yang datang dari berbagai daerah. Seperti yang disampaikan oleh Sekjen Kementrian Perindustrian, Bapak Syarif Hidayat, peserta Pameran Produksi Indonesia 2015 35%-nya diikuti peserta dari Jawa Timur. Sisanya datang dari Bali, Yogja, Jawa Barat, DKI, dan Banten.

Nikma Basyar sepatu Hand made

Seperti tadi siang saja saya datang ke Pameran bersama Mas Rinaldy. Mumpung hari libur, kan, saya mengajak jalan ke Pameran. Niatnya mau menunjukkan bahwa produk-produk UKM Indonesia bagus-bagus. Karena memang saya sudah 2 hari ke Pameran dan melihat sendiri banyak produk UKM unik-unik dan kreatif.

Ketika jalan-jalan menyusuri barisan stand, saya berhenti di sebuah gerai yang menjual produk handmade sepatu. Namanya Nikma Basyar.

Mbak Nikmatus Sholihah, owner Nikma Basyar
Mbak Nikmatus Sholihah, owner Nikma Basyar

Stand Nikma Basyar dipenuhi oleh pasangan sepatu dengan motif khas Indonesia, yaitu tenun dan songket. Sepatu-sepatu dari ukuran kecil hingga besar terpajang di rak pameran. Di bagian lain, mata saya terpusat pada sebuah potongan halaman koran yang dibingkai rapi dengan foto pemiliknya, Mbak Nikmatus Sholihah, Sp.d, berada didalam pigora kaca. Ternyata profil Mbak Nikmatus telah diulas oleh media besar dihalaman khusus Wanita. Dari album katalog sepatu, Mbak Nikma juga menampilkan foto-foto ketika menjadi narasumber media TV. Keren, banget kaan..

Nikma Basyar sepatu hand made

Sambil melihat-lihat sepatu merk Nikma Basyar, saya bertanya kepada Mbak Nikma yang saat itu sedang sibuk menata sepatu di rak pajangan. Pembuka perkenalan, Mbak Nikma mengaku orang Krian-Sidoarjo. Ow, tibake tonggo dewe, Rek 😀

Dijelaskan secara detail oleh Mbak Nikma bahwa sepatu-sepatu kreasinya identik dengan bahan kain. Secara sengaja, Mbak Nikma ingin mengeksplorasi kain. Menurutnya kain-kain khas Indonesia memiliki corak khusus dan karena itulah Mbak Nikma menciptakan sepatu dengan tidak menutupi bahan kain itu sendiri. Malahan kain-kain itu bisa dikombinasikan!

Seperti yang saya lihat di stand Nikma Basyar aneka sepatu dari bahan kain katun, kanvas, batik, jins, kain tenun, hingga songket semua ada disana. Modelnya pun beragam dari mulai flatshoes, wedges, sepatu docmart, sepatu heels hingga sepatu couple.

Sepatu songket Nikma Basyar
Sepatu songket Nikma Basyar

Keunikan dari Nikma Basyar adalah bisa menyediakan sepatu dengan ukuran paling kecil hingga paling besar. Ketika saya tanya, ukuran paling kecil tersedia nomor 17, dan yang paling besar nomor 45. Saya terkesima mendengarnya.. bayangkan bagaimana sulitnya membuat sepatu ukuran kecil begitu apalagi ini buatan tangan, lho! Dan betapa bahagianya seorang wanita bila mendapati ada toko sepatu yang menjual sepatu dengan ukuran paling besar. Membantu banget, kan buat Ibu-Ibu yang kakinya lebar? Gak usah lagi impor kalau hanya mau beli sepatu besar, karena di Indonesa sendiri sudah ada produk UKM yang mengerti kebutuhan pasar. Salah satunya seperti produk Nikma Basyar ini..

Wedges dari kain tenun
Wedges dari kain tenun

Nilai tambah-nya lagi, sepatu merk Nikma Basyar bisa dicustom. Jadi kalau teman-teman mau pesen sepatu tapi sepatu yang hand made bisa hubungi Nikma Basyar dengan cukup hanya menunjukkan foto model sepatu yang diinginkan! Uhuyy bangetlah.. waktu pesannya juga gak lama lho, hanya 7 hari saja! aahh.. jadi pengen browsing model sepatu aja lalu ditunjukkan ke Mbak Nikma biar dibuatin hihi..

Sepatu Couple Nikma Basyar
Sepatu Couple Nikma Basyar

Berbisnis sepatu dimulai Mbak Nikma pada tahun 2013, dan hingga kini produk Nikma Basyar sudah menerima pesanan dari berbagai daerah seperti Riau, Makassar, Lampung, Mataram, dan Bali. Untuk pasar luar negeri, Nikma Basyar juga telah merambah negara Asean seperti Brunei, Malaysa, dan Singapura. Dalam satu bulan Nikma Basyar dapat memproduksi sebanyak 100 pasang sepatu.

Selain owner Nikma Basyar, Mbak Nikma juga merangkap sebagai designer sepatu sekaligus bagian QC. Hal ini dilakukan supaya kualitas produk Nikma Basyar terkendali dengan baik. Bahkan sebagai bentuk pelayanan terhadap konsumennya, Nikma Basyar menyertakan kantong khusus untuk sepatunya sebagai packaging-nya. Selain untuk menghemat biaya kirim (agar tak kena volume ekspedisi) juga sebagai pelindung penyimpanan sepatu di rumah konsumen. Saat saya lihat packaging sepatu Nikma Basyar tampak cantik banget.. rasanya pengen segara di bungkus dibawa pulang hihi..

Packaging sepatu Nikma Basyar sebelum dikirim
Packaging sepatu Nikma Basyar sebelum dikirim

Teman-teman penasaran dengan produk Nikma Basyar?
Kunjungi saja di www.nikmabasyar.com
IG: @nikmabasyar2
Twitter: @nikmabasyar
Facebook: nikmabasyar2
Email: nikmabasyar@gmail.com

 

Pameran Produksi Indonesia 2015, upaya mencintai dan mengapresiasi karya anak bangsa

Produk Indonesia itu gak berkualitas..
Orang Indonesia itu kurang kreatif..
Industri dalam negeri itu begini.. kualitasnya itu begitu..

Adakah yang pernah berpikir begitu?
Gak munafik, saya pernah berpikir begitu.
Sadis banget ya.. hehe

Saya menyadari pemikiran sempit saya terhadap produk buatan Indonesia sangat-sangat kurang. Terutama bila berhubungan dengan seni. Tau sendirikan ciri khas orang Indonesia rata-rata adalah pecinta seni. Dan barang yang bernilai seni pasti mahal harganya. Itu yang sampai sekarang tidak sepenuhnya saya sadari. Apalagi bila dibuat dari kreativitas manual alias hand made.
Pintu masuk Pameran Produksi Indonesia @ppi2015 hari ini tampak ramai menjelang dibuka secara resmi oleh Menteri Perindustrian dan Gubernur #JawaTimur. Aneka Produk Unggulan dari berbagai wilayah  daerah Indonesia dipamerkan sebagai upaya mempromosikan haNamun pandangan saya perlahan melunak setelah berkunjung di Pameran Produksi Indonesia 2015 (PPI 2015) di Convention & Exhibition Hall, Grand City, Surabaya, 6 Agustus kemarin. Ternyata produk hand made tidak sepenuhnya mahal. Apalagi jika di kreasikan dengan kesenian tingkat tinggi. Hal ini akan dapat dijadikan langkah awal produk industri kreatif terus tumbuh di masyarakat agar semakin banyak pribadi yang terinspirasi lalu melakukan inovasi sehingga memiliki daya saing produksi.

#ProdukUnggulan bidang Otomotif dipamerkan di @ppi2015 #GrandCitySurabaya. Beberapa produk otomotif yang dipamerkan terdapat #MobilMiniOffroad Fin Komodo, Motor Niaga, serta #mobillistrik ELVI #BanggaProdukIndonesia #SeruPPI2015 #Mobil

Ajang Pameran ini seakan membuktikan pada saya bahwa kemampuan industri dalam negeri berkembang cukup pesat. Berbagai produk unggulan dari berbagai macam segmen seperti Alat Transportasi, Kerajinan, Furnitur, Garmen, Makanan, Minuman, Tas, Kosmetik dan produk herbal, hingga produk yang bermuara teknologi macam Alat Rumah Tangga hingga Alat yang berhubungan dengan permesinan membanjiri stand-stand yang ada di PPI 2015.

Pameran Produksi Indonesia 2015
Menteri Perindustrian membuka Pameran Produksi Indonesia 2015 secara resmi

Di hari pertama pembukaan pameran saya begitu antusias dengan produk-produk yang dipajang peserta. Apalagi ketika dengan ‘gokilnya’ saya membuntuti Gubernur Jawa Timur, Bapak Sukarwo, dan Menteri Perindustrian, Bapak Saleh Husin, yang mengunjungi stand peserta satu persatu.
Bapak Sukarwo dan Bapak Saleh Husin mengunjungi stand Balai Riset dan Standarisasi Surabaya di @ppi2015  yang memamerkan Hasil Penelitian dan Pengembangan Garam Beryodium #SeruPPI2015 #BanggaProdukIndonesia #GaramBeryodium

Cukup informatif penjelasan yang diberikan oleh peserta pameran ketika Pakde Karwo (panggilan akrab Orang Jawa Timur dengan Pak Gubernur ) bertanya mengenai keunggulan produk yang dipamerkan.

Tak sabar berada di antara kerubutan jurnalis, saya lantas ‘berkeliaran’ sendiri melihat berbagai jenis karya unggulan anak bangsa.

Dari sekian jenis produk industri yang dipamerkan, saya tertarik mengulas 3 produk peserta pameran. Alasan saya memilih mereka karena produk yang di pamerkan sangat menarik, terutama nilai jual dan inovasinya.

1. EXOTICO Indonesian Premium Coffe Minum kopi akhir-akhir ini telah menjadi gaya hidup masa kini. Dimana-mana banyak kedai kopi beterbaran. Aneka jenis minuman berbahan kopi di modifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi minuman lokal dengan rasa ‘interlokal’. Ya, sebab kopi Indonesia adalah komoditas yang sangat diunggulkan.

Kopi Exotico

Di Indonesia sendiri kedai minuman kopi seringnya dipadukan dengan gula, susu, krimer, atau bahan-bahan penggugah rasa lainnya. Namun tidak sangat banyak yang memadukan kopi dengan buah-buahan lokal Indonesia. Adalah produk EXOTICO Indonesian Premium Coffe yang menciptakan inovasi baru menikmati kopi dengan rasa buah-buahan.

Kopi Exotico

Exotico Coffe dibuat dari biji kopi pilihan yang di campur dengan perbandingan 30% Kopi Robusta dan 70% kopi Arabica. Kopi-kopi Exotico hadir dengan berbagai rasa, antara lain Exotico Durian Coffee, Exotico Red Ginger Coffee, Exotico Mangosteen Coffee, dan Exotico Green Coffee.

Kopi-kopi dari Exotico diklaim sebagai kopi yang bermanfaat untuk kesehatan karena mengandung nutrisi dan antioksidan yang baik untuk tubuh. Kopi Exotico adalah kopi diet pertama di Indonesia yang mengandung ekstrak biji kopi hijau dengan serat larut. Jika selama ini proses pembuatan kopi di masyarakat dilakukan dengan menyangrai, tapi kopi Exotico melalui proses pengeringan (ekstrak)  yang kemudian dicampur dengan krim sehingga menjadi bubuk kopi. Info lengkap silakan berkunjung ke www.exoticoindonesia.com

Kopi Exotico

Yang membanggakan lagi adalah Kopi Exotico dinyatakan sebagai pemenang Penghargaan Inovasi SIAL (Salon International de l’Alimentation) Canada 2015.

Ketika saya mampir di stand Exotico saya sempat mencicipi kopi rasa durian dan kopi rasa green tea. Menurut saya rasa kopinya nikmat banget. Greentea-nya begitu terasa, begitu juga yang rasa duriannya. Diminum dingin terasa lebih sejuk.

Kopi pahit, kopi susu, kopi krimer sudah biasa. Yang nggak biasa itu ini, Kopi dengan rasa buah-buahan. Ada rasa Durian, Jahe, Greentea, dan rasa Manggis. Kopi @exoticoindonesia ini asli Indonesia lo.. Gak percaya? Beli aja di Pameran Produksi Indonesia 2

Wah, hari begini, siapa nolak minum kopi rasa buah-buahan. Kalau saya suka rasa durian, kalau kamu?
Pilih sendiri, yak! 😀

2. BAMBOO STUDIO

Saat tak sengaja menyusuri pameran, mata saya tertuju pada keranjang berisi potongan bambu dan gulungan besar benang berwarna putih di sebuah stand. Di sebelah keranjang berisi bambu tersebut terdapat produk textile; gantungan sweater, pajangan sepatu, kaos, dan kaos kaki. Penasaran dong saya masuk dan bertanya mengenai produk yang pamerkan tersebut.

Sepatu-sepatu Bamboo Studio
Sepatu-sepatu Bamboo Studio

Usut punya usut produk-produk textile tersebut dibuat dari serat bambu alami. Woww tersepona dong saya.. eh terpesona. Apa iya bambu bisa di dijadikan sebagai bahan textile?

Sweater Bamboo

Dijelaskan secara detail bahwa pembuatan produk textile dibuat dari campuran 20% katun dan 80% bambu. Sifat katun hanya berfungsi sebagai penguat agar bambu menempel sempurna.

Kaos kaki Bamboo

Keunggulan dari produk textile dengan bahan serat bambu alami adalah:
1. Anti bakteri alami. Batang bambu dinilai memiliki sifat anti bakteri alami karena mengandung Penny Quinone.
2. Dapat menghilangkan bau. Struktur pori-pori serat bambu dianggap bisa menghilangkan bau yang tidak sedap. Diklaim bahwa produk bambu tidak bau walau tidak dicuci selama sebulan! Hmm.. boleh dicoba, tuh..
3. Anti Ultra Violet. Serat bambu mampu menahan efek panas dan radiasi
4. Sehat dan nyaman dipakai. Kandungan Asam Amino yang terkandung dalam serat bambu dapat menjaga kelembaban kulit. Info lengkap silakan kunjungi www.alvinparker.co.id

proses Pembuatan Serat: Bamboo dicacah lalu direndam kemudian dicampuri Bio Enzim.
proses Pembuatan Serat: Bamboo dicacah lalu direndam kemudian dicampuri Bio Enzim.

Pada tahun 2015 Bamboo berhasil mennjadi pemenang Penghargaan Sepatu Wanita Casual Terbaik 1 pada Gelar Sepatu, Kulit, dan Fesyen 2015 yang diselenggarakan oleh Kementrian Perindustrian.

Karena penasaran dengan produk Bamboo Studio saya membeli sepasang kaos kaki dari bahan serat bambu. Boleh dong saya mencicipi produk buatan asli Indonesia.. saya yakin kedepannya terobosan unik ini dapat berkembang pesat 🙂

3. PT. TESTINDO

Perusahaan satu ini berbeda dengan 2 produk yang saya ulas diatas. Mengapa? Karena Testindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi per-mesinan.

Pameran Produksi Indonesia 2015

Di Indonesia sendiri perusahaan Industrial Solution tidak begitu banyak, apalagi jika menyangkut engineering services. Terlebih dalam bidang ini banyak perusahaan yang memanfaatkan jasa dari negeri orang. Nah itulah kenapa saya memilih mengulas tentang PT Testindo yang kualitas pelayanannya tak kalah dari jasa luar negeri.

Eh, eh saya kok sok-sok-an ngomong mesin disini ya.. padahal saya buta akan mesin-mesin industri begituan hehe.

Yang membuat saya landing ke stand PT Testindo adalah karena perusahaan ini amat keren. Setidaknya ada 3 bidang yang dipegang, antara lain: System Integrator, Jasa Engineering, dan Distributor.

Dalm bidang System Integrator, PT Testindo terbagi dalam beberapa divisi, yaitu Sistem Safety, Proses Control, Customize Analyzer, Monitoring System (Data Logging), Testing Machine, Sistem Fire and Gas, Scada, Telekomunikasi, dan Sistem Pengendali Daya.

PT Testindo

Untuk jasa Engineering, PT Testindo memberikan layanan pengujian di lapangan dan monitoring diagnosa, acceptance test, serta research dan development. PT Testindo juga perusahaan penyedia solusi engineering No. 1 di Indonesia dalam bidang pengujian dan pengukuran. Hebat, kaan..

Salah satu produk PT Testindo, Alat pengukur kekuatan tanah
Salah satu produk PT Testindo, Alat pengukur kekuatan tanah

Sebagai produk industri dalam negeri Perusahaan Testindo menerima disain, implementasi, dan membangun integrasi sistem kegiatan di lapangan. Dalam perannya sebagai distributor, komponen-komponen mesin sebagian diimpor dari Amerika dan selanjutnya di assembly di Indonesia. Untuk info lanjut mengenai PT Testindo silakan membuka halaman www.testindo.com

Sistem Monitoring Kereta Api
Sistem Monitoring Kereta Api

Itulah ulasan saya mengenai inovasi dan kreativitas produksi Indonesia dalam upaya meningkatkan daya saing Indonesia di mata Internasional. Dari sekian ulasan saya, terbukti bahwa karya anak bangsa tidak bisa dipandang hanya sebelah mata, tetapi harus difokuskan pada kedua mata secara seksama. Sebab inovasi dan kreativitas generasi muda ini perkembangannya berlalu begitu cepat sehingga cepat atau lambat memicu dampak pada perekonomian nasional.

Oya, Pameran Produksi Indonesia hadir di Surabaya mulai tanggal 6-9 Agustus 2015 aja loo.. Itu artinya, hari ini adalah hari terakhir! Agar tidak ketinggalan perkembangan informasi seputar industri buatan anak negeri pastikan teman-teman hadir di Pameran. Jangan ditunda-tunda lagi karena Pameran Produksi Indonesia tahun ini khusus di selenggarakan di di Surabaya!
Selamat datang di Pameran Produksi Indonesia 2015.  Pameran promosi produk unggulan Karya Anak Bangsa yang diselenggarakan di Grand City Surabaya 6-9 Agustus 2015. Menghadirkan 159 Perusahaan yang terbagi dalam berbagai jenis usaha; #KerajinandanPerhiasan

Ayo dongg banggalah menggunakan produk Indonesia.. kunjungi dan ramaikan Pameran Produksi Indonesia 2015 lalu sebarkan berita baik pada khayalak melalui jejaring sosial agar gaungnya terdengar diseluruh dunia. Kalau import saja kita bisa, mengapa kita tidak eksport saja? 😀

Ketika Reuni-an Bayar Dewe-Dewe

Apa yang terjadi kalau makan rame-rame di Resto tanpa lebih dulu melakukan reservasi?
Jawabannya dijutekin sama waitres! 😀

Nggak tau kenapa si waitres ini setengah-setengah kasih pelayanannya ke kita ketika saya dan teman-teman makan di sana. Saya menyadari, kekeliruan kami adalah tidak melakukan reservasi!

Ceritanya teman-teman SMK yang udah puluhan tahun gak ketemu tiba-tiba menghubungi saya ngajak reunian. Jelas dong saya senangnya amit-amit. Membayangkan muka-muka sableng mereka jaman sekolah dulu saya senyum-senyum sendiri.

Singkat kata kami janjian di Royal Plasa pintu masuk Mall. Kenapa coba harus janjian di pintu gerbang Mall? Tak taulah itu mereka ini kan lugu-lugu (kayak saya *uhuk*), alasannya takut nyasar *alasan yang gak beralasan* hehe..

Muka sih kalem, tapi kelakuan horor hehe
Muka sih kalem, tapi kelakuan horor hehe

Baiklaah, akhirnya saya datang dan menunggu di pintu gerbang..
5 menit 10 menit belum ada tampak muka-muka mereka. Sempat ragu jangan-jangan saya-nya yang gak ngenali mereka. Tiap orang lewat saya pantengin mukanya sampe detil. Ada Ibu-Ibu berempat jalan gandengan saya tatap mukanya satu persatu. Siapa tau diantara mereka ada yang saya kenal. Persis kayak polisi di kota Bebek nyari gerombolan si Berat huahaha..

15 menit berlalu tanpa kepastian saya masuk dong ke dalam Mall. Ngapain luntang-luntung kayak anak hilang di luar pintu. Begitu masuk ke dalam pintu, sekilas ada wajah yang saya kenal. Tetep ragu, takut salah orang. Lha wong puluhan tahun (lebai ini lebai.. 😀 ) gak ketemu pertumbuhan badan mereka amat pesat. Bukannya tumbuh ke atas, tapi badannya tumbuh kesampiiing semuaa. Semacam kue kering yang di oven matangnya ngembang sempurna hihi..

Selesai tebak-tebakan ala orang baru sembuh dari penyakit amnesia saya buru-buru ngajak mereka naik ke atas, ke Resto D. Kabar dari PIC reuni yang datang 20 orang. Dan ternyata sampai tiba hari H belum ada yang melakukan reservasi. Alasannya takut batal dan gak ada yang datang.

Begitu tiba di resto D ujug-ujug kami minta meja sama kursi untuk 20 orang. Mas Waitres sempat kaget sih karena kami gak reservasi, tau-tau nylenong minta kursi hihi.. persis preman pasar yang masuk berjamaah minta dikasih jatah haha..

Di awal Mas Waitres sempat bilang gak ada kursi.
Dan persis kelakukan masih sekolah dulu, ada yang ngotot minta kursi.
Merasa ada temannya, saya juga ikut-ikutan dong (sok-sok berani hihi) milih-milih kursi kosong bekas orang makan yang belum sempat dibereskan.

“Ini kan kosong, Mas. Tinggal nambah beberapa kursi aja” kata saya seraya nunjuk salah satu meja panjang yang kayaknya bekas reservasi.

Merasa di gruduk orang banyak, Mas Waitres ngalah dan meminta kami menunggu 10 menit buat bersihkan meja. *horee menaang* 😀

10 menit berlalu kami pun dipanggil. Pas semua udah duduk saya merasa kursinya kurang karena ada yang masih belum datang. Lalu saya tanyalah ke Mbak Waitres yang ada disitu.

“Mbak, kursinya kurang 3, mejanya kurang 1”
“Lho tadi katanya 20”
“Iya Mbak, soalnya ada anak-anak, dan masih ada yang belum datang juga”
Dengan sewotnya Mbak Waitres menyalahkan saya, “Mestinya tadi diitung sekalian anak kecilnya.. katanya 20 sekarang minta nambah”

Yaelah.. si Mbaknya lapar kali :D. Digitukan saya diem aja. Gak protes, juga gak ngomong sama teman-teman. Kalau ngomong takut si Mbaknya kena protes sama yang lain. Soalnya teman-teman saya ini sejak sekolah dulu kelakukannya horor. Suka bikin kisruh.. *sori yo Rek, pancen ngunu kan kelakuanmu* haha..

Sesuai perjanjian diawal bayar makan kita diitung BDD alias Bayar Dewe-Dewe. Waktu sesi bayar membayar lagi-lagi kelakuan kami heboh. Merasa BDD mereka lari sendiri-sendiri ke kasir. Berdiri nungguin kayak antri bayar tagihan listrik. Demi kemaslahatan umat, saya minta mereka semua keluar resto (biar gak bikin ruangan makin sumpek). Tinggal saya dan Eni di kasir. Dari total tagihan semua dibayar pakai duit Eni dulu.

Di luar resto acara selanjutnya adalah Totalan!
Ada yang nagihin siapa makan apa. Berapa totalnya, bayarnya berapa. Kebetulan Santi bagian ngitung, saya yang bagian nodong hihi.. pas nemu hitungan ‘penak’ yang jumlahnya pas, gak ribut ngitungnya. Giliran ada recehan uang 700, 200, keributan pun dimulai lagi. Bukan rumit cari recehannya, tapi ruwet ngitung totalnya! Apalagi gak ada yang siap bawa alat hitung alias mesin kalkulator canggih! Dan herannya kok gak ada yang ngingetin kalau di HP ada aplikasi hitung. Ingetnya pas selesai ribut baru pada ngitung lewat HP. Astaghfirullah.. yo ngene iki lo Rek kelakuanmu yang bikin ngangeni…

Sesi totalan
Sesi totalan

Begitulah akhirnya kekisruhan acara reuni saya dengan kawan-kawan SMK. Walaupun sikap mereka menyebalkan (dari sudut pegawai resto) tapi kami semua tetap kawan terbaik (menurut saya *gak ada kecap nomer 7 sih*). Suwon yo Rek, besok-besok kita bikin acara yang lebih heboh lagi 🙂

Sehari bersama Smartfren, uji jaringan 4G LTE-nya Smart, Friend!

Hadirnya layanan 4G LTE di Surabaya menambah daftar koneksi yang perlu diperhitungkan. Meski saat ini jaringan yang dipersiapkan dalam tahap menuju kesempurnaan namun pembangunan internet mobile ber-pita lebar (broadband) ini sudah mulai menampakkan sinyal menjanjikan.

 

 

Tanggal 28 Juli lalu, saya menjadi salah satu manusia beruntung yang dapat merasakan kecepatan jaringan Smartfren 4G LTE di kota Surabaya.

 

 

Smartfren Network Test Drive ini merupakan upaya mempercepat implementasi layanan 4G LTE di kota besar. Sebelum di Surabaya Smartfren telah melakukan rangkaian Network Test Drive di Denpasar, Batam, serta Kepulauan Riau. Setelah Surabaya, uji coba jaringan ini berlanjut di kota Malang.

Apakah uji jaringan di Surabaya mampu menampakkan hasil secara maksimal?
Yuk marii kita lihat hasilnya..

 

 

Rangkaian Network Test Drive 4G LTE hari itu dibarengi dengan program Community Development dimana tim Smartfren menyelenggarakan workshop Pemanfataan Smartphone dan Teknologi 4G LTE di Bidang Pendidikan di beberapa sekolah pilihan di Surabaya.

 

Sekolah yang kami kunjungi saat itu adalah SMAN 1 Surabaya yang diikuti oleh perwakilan guru-guru dari SMAN 2, SMAN 5, dan SMAN 9 Surabaya. Penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan sebagai langkah mencerdaskan generasi penerus bangsa yang saat ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan internet, dan Smartfren dengan layanan 4G LTE nya menjadi bagian pelengkap penunjang layanan telekomunikasi sekaligus internet mobile broadband.

 

 

Selama mengikuti trip keliling Surabaya, saya tak henti-hentinya melakukan tes kecepatan jaringan 4G LTE Smartfren menggunakan aplikasi Ookla. Di beberapa wilayah yang saya lewati jaringan Smartfren terpantau naik turun. Kadang menunjukkan angka yang signifikan, kadang-kadang dibawah 10Mbps. Namun dari semua test jaringan, sama sekali tidak saya temukan dibawah 4 Mbps. Kecepatan yang menurut saya cukup lumayaan..

 

 

Hasil penunjukkan angka pada aplikasi test kecepatan dijadikan PR yang harus dibenahi oleh tim Smartfren untuk ke depannya. Dan memang inilah yang diharapkan Smartfren sebagai ajang pembuktian terkait kesiapan peluncuran layanan 4G LTE-nya.

Disampaikan oleh Pak Munir S.P., Head of Network Special Project Smartfren, bahwa Smartfren berusaha memaksimalkan kesiapan jaringan 4G LTE di Surabaya dan Malang. Adanya kegiatan Network Test Drive ini diharapkan dapat menunjukkan performa maksimal terkait layanan 4G LTE sebelum diluncurkan secara komersil kepada masyarakat.

 

Saya merasakan benar kecepatan sinyal 4G LTE. Beberapa kali mengupload foto, dan download aplikasi di playstore sama sekali tak menemukan buffer. Bahkan selama di jalan saya sempat nonton film Jodha Akbar via youtube dan rasanya aman-aman saja. Andai saat itu saya tidak diingatkan turun untuk makan malam, saya akan meneruskan yutuban sama Raja Jalal! Apalagi adegannya lagi seru-serunya! Hihi..

 

Kalau friends ingin tau banyak tentang perkembangan dunia Smartfren cari tau aja di www.smartfren.com, biar puasnya puaaaaaaass!!!

Kopdar lebaran di rumah Blogger Senior

Sejak tinggal di Jombang intensitas kopdar dengan Pakde Cholik menjadi berkurang. Kalau dulu saat masih tinggal di Surabaya, Pakde sering sekali mengundang kami, para blogger-blogger muda, untuk kopdar sambil ngobrol-ngobrol cantik. Tapi sekarang, bisa sih bisa kopdar, tapi harus diperhitungkan dulu secara matang soal waktu yang tak bisa ditolerir. Sebetulnya jarak antara Surabaya Jombang jauhnya masih wajar, paling-paling makan perjalanan 2,5 jam. Namun yang jadi kendala besar adalah bertemunya kami-kami dengan formasi yang lengkap lah yang sulit di satukan. Gak bisa sekompak dulu. Ada yang kerja, ada yang diluar kota, dan banyak sekali ganjalan sehingga acara kopdar di Jombang belum bisa terlaksana.

Hari Minggu kemarin, saya, Mbak Eda, dan Niar bertekad mengunjungi rumah Pakde Cholik di Jombang. Apalagi kalau bukan untuk menjalin tali silaturrahmi sambil unjung-unjung lebaran. Rasanya lebaran belum afdhol kalau belum saliman dengan blogger senior seperti Pakde Cholik hehe..

Rencana bermula ketika saya dan Mbak Eda ngobrol-ngobrol via chatting. Waktu itu saya cerita kalau habis berkunjung ‘riyayan’ di rumah Mbak Avy, teman blogger dari Sidoarjo. Seperti sebelum-sebelumnya kalau lebaran, saya berusaha untuk mengunjungi teman-teman sesama blogger yang tinggal se kota. Dan ini saya lakukan dadakan tanpa woro-woro sana-sini karena memang niatnya mau riyayan (lebaran). Kalau woro-woro dan pakai janjian dulu takutnya malah gak jadi.

Cerita saya riyayan itu direspon oleh Mbak Eda yang bilang, “kok gak ajak-ajak”. Waduh, jadi gak enak sendiri saya. Padahal saya perginya benar-benar dadakan 😀

Lalu Mbak Eda nanya lagi, “Gak ke rumahnya Pakde? Aku lama gak ketemu Pakde”. Terus terang saya pengin banget kesana. Biasanya kalau lebaran setelah sowan di rumah Pakde, saya ke rumah Kang Yayat juga. Tapi ada sebab lain karena beliau-beliau sedang diluar kota jadinya saya cari alternatif lain lebaran di rumah teman lainnya dulu.

“Ke Pakde yuk Mbak!” ajak Mbak Eda. Wah seneng banget dong. Apalagi ada temannya. Sambil chatting kami berdua bahas rencana ke Jombang rame-rame dan berkunjung ke rumahnya Pakde. Kami juga ajak teman-teman yang lain, dan ternyata hanya Niar yang bersedia.

Minggu pagi jam 7 kami berangkat menuju Jombang. Kondisi lalu lintas tak seberapa padat menjadikan perjalanan kami lancar jaya tanpa hambatan. Alhamdulillah kami tiba di rumah Pakde pukul setengah sebelas. Kalau diitung-itung perjalanan kami agak lama. Estimasi jalan 2,5 jam molor jadi 3,5 jam. Itu karena kami saling tunggu-tungguan saat janjian ketemu.

Tiba di rumah Pakde kami disambut dengan hangat. Guyonan khas a la Pakde puas menutupi kekangenan kami. Meskipun kami dipertemukan sebagai teman blogger, tetapi Pakde sudah seperti orang tua kami yang nasehat-nasehatnya walaupun disampaikan secara guyon tapi selalu bermanfaat. Selain aktif ngeblog, saat ini Pakde masih disibukkan dengan terus mengerjakan proyek nulis buku: satu bulan satu buku. Terbukti selama tahun 2015 Pakde sudah menelurkan beberapa buku bermanfaat . Salah satu yang baru terbit adalah buku berjudul Yuk ibadah di Dumay.

Menikmati bakso di rumah Pakde. Foto: FB Pakde
Menikmati bakso di rumah Pakde.
Foto: FB Pakde

Selain saya Pakde juga mengundang rekan blogger yang lain. Salah satunya Mas Junaedi Jun, seorang blogger Jombang, yang juga sowan ke Pakde. Jadilah Minggu itu kami lebaran silaturrahmi. Senangnya bertemu teman-teman blogger sambil riyoyoan..

Ditengah-tengah silaturrahmi, Niar dan Ara (putrinya Mbak Eda) asik nyemplung di kolam renang. Sedangkan saya sama Mbak Eda sibuk dengan makan bakso dimeja makan hihi..

Pertemuan yang gayeng. Tak terasa tiba-tiba jam sudah menujukkan pukul 4 sore. Bakda sholat Ashar kami pun pamit undur diri. Matur nuwun Pakde, Budhe, Mas Junaedi Jun, atas sambutannya yang hangat dan luar biasa. Semoga dilain hari kita bisa kembali ketemu dan menjalin silaturrahmi.. 🙂

Kopdar Halal Bi Halal Netizen dan Komunitas Surabaya

KopdarSurabaya

Undangan Kopdar Halal Bi Halal Komunitas Sosial Media Surabaya saya terima beberapa hari lalu. Ini merupakan ajakan halal bi halal pertama saya dengan teman-teman netizen dan komunitas pegiat jagat maya di Surabaya. Pengundangnya adalah Kopdar Surabaya.

Berlokasi di cafe jalan Kaliwaron 60 Surabaya, kopdar halal bi halal komunitas media sosial Surabaya berlangsung gempita. Obrolan gayeng sesama anggota komunitas yang disertai canda tawa membuat suasana kopdar begitu hidup. Candaan yang beberapa kali terlontar disertai dengan bahasa prokem Surabaya sepakat menciptakan kemeriahan tersendiri.

Kopdar Surabaya
Hanya Mas Rinaldy seorang ^^

Acara sedianya dimulai jam 19.00. Di banner undangan pun tercantum jelas jam 7 malam. Tapi seperti biasa, acara dimulai setelah molor selama sejam. Kecewa? Nggak, karena ini acara silaturrahmi biasa. Toh, nggak ada bedanya, mau dimulai tepat waktu atau molor, pulangnya tetep diatas jam 22. Itulah kebiasaan kopdar a la Arek Suroboyo, ngumpulnya suka lupa waktu hehe..

Para ‘Pembesar’ (Maksude badannya yang besar-besar hehe)

Bertemu dengan rekan-rekan komunitas media sosial Surabaya bukan yang pertama kalinya. Beberapa wajah bahkan sudah sering saya temui. Namun untuk kopdari kali ini, konon formasinya lebih lengkap. Banyak paras-paras baru yang sama sekali tak saya kenal. Bersyukur pertemanan saya jadi makin bertambah..

Tiba di lokasi acara suasananya masih lengang. Kursi dan meja yang ditata rapi masih terlihat melompong. Iyalah, saya kan bukan pecinta jam karet. Jam yang saya pakai adalah jam tangan berkualitas, original datang dari komitmen. *Cieeeh*

Beruntung saya tiba duluan sehingga saya bisa bebas foto-foto suasana cafe yang secara sekilas desainnya ke Belanda-belanda-an. Di bagian pojok ruangan terdapat kincir angin buatan. Yang paling saya sukai di cafe ini adalah saat melintas di gang kecil menuju kafe bagian belakang. Gang-nya sih kecil aja, tapi di temboknya penuh dengan tanaman merambat yang menutupi seluruh dinding. Di sepanjang gang yang lebarnya kurang lebih satu meter itu juga terdapat pot tanaman yang cantik-cantik. Melihatnya saja rasanya adem bangeet. Sayang saat melintas di gang itu pencahayaannya temaram, jadi gak bisa fotoan-fotoan disitu.

Jam 8 malam, acara di awali dengan live musik. Lagu-lagunya sih lumayanlah ditelinga, sambil ngobrol sesekali kami mengikuti lantunan lagu. Malah ada juga yang sambil melambai-lambaikan tangan seolah-olah sedang berada di tengah-tengah konser musik hihi..

Acara menjadi semakin hidup saat MC membuka acara. Mas MCnya gokil dan keisengan. Dia ngajakin pengunjung 5 orang maju kedepan lalu dihadih-i pulsa senilai 25 ribu. Eits tapi mereka harus di ‘plonco’ duluu..

Kopdar Surabaya
Aksi ploncoan 😀

Tak hanya peserta kopdar, tapi Mas MC juga iseng nyuruh maju pengunjung lain yang malam itu pas berada disana. Yang dipilih cewek cakep lagi.. Pilihan yang cerdas, Mas! 😀

Kopdar Halal Bi Halal Komunitas Media Sosial Surabaya menyenangkan sekali. Mereka adalah teman-teman yang seru dan anti malu. Meski ada yang baru sekali ketemu, tapi mudah sekli mengakrabkan diri dengan mereka. Terima kasih teman-teman komunitas Kopdar Surabaya, TuguPahlawan.com, NontonSub, Maknyus, CeritaSby, Kaskus, Malam Puisi, dan DBlogger Surabaya. Suwon yo, Rek, kapan-kapan kumpul-kumpul maneh 😀

Kenapa harus Boboi Boy?

Musim liburan begini di rumah saya selalu ramai dengan keponakan. Mereka saling berdatangan seakan sudah janjian sebelumnya. Saya maklumi karena usia mereka sepantaran. Sama-sama duduk dibangku 2 SD. Laki-laki semua, jumlahnya 3 orang. Total keponakan laki-laki yang sepantaran sebenarnya ada 5, tapi 3 anak ini yang sering muncul ke rumah, sisanya yang 2 anak lagi tinggal di luar kota, jadi jarang bisa kompak ketemu.

Seperti kejadian hari ini. Pagi-pagi Galih datang ke rumah diantar Ayahnya. Seperti biasa setelah menurunkan Galih, Ayahnya berangkat kerja. Tak lama kemudian datang si Kiki. Sama juga, Kiki juga diturunkan aja, selanjutnya Mamanya pergi. Terakhir Rama. Tanpa ba bi bu, barang pertama yang mereka cari adalah remote TV. Apalagi kalau bukan nonton film kartun anak-anak. Iya, ponakan saya senangnya nonton kartun. Walaupun cerita episodenya diulang-ulang sampai puluhan kali, tetap aja tuh di tonton. Seperti film Upin Upin misalnya. Doh, berapa kali serial Upin Ipin tayangannya di ulang-ulang. Bahkan dialognya pun mereka sampai hapal!

Urusan tonton menonton ini kalau sudah lawannya anak-anak, orang dewasanya wajib ngalah. Mereka merasa seperti TV punya sendiri. Bayangkan aja, bubar Upin-Ipin ganti Bang Jarwo. Selesai Bang Jarwo, lanjut ke Boboi Boy. Lebih herannya lagi, tiap kali saya ajak masuk ke toko film mereka kok ya masih milih Boboi Boy. Padahal kan di TV ada. Tiap hari juga sudah nonton. Kok ya masih aja milih film yang sama.

Tak jarang saya suruh mereka berhenti nonton TV. Kasihan kalau terus-terusan nonton. Matanya kadang sampai merah. Mereka nurut-nurut aja gitu.

“Gal, mbok ya main sana diluar. Ada Bimo, ada Arya. Jangan nonton TV terus. Gak bosen apa nonton TV terus-terusan” pelan saya kasih tau Galih. Maksud saya supaya matanya segar melihat susana luar.

“Nggak, main diluar gak enak. Nggambar aja wes kalau gitu!”

Hasiiik, kalau lagi sibuk menggambar, TV nya di cuekin biasanya..

Kalau sudah begini saya suka banget. Gambarnya lucu-lucu, sih. Demi mendukung mereka saya sampai stock pensil lusinan sama crayon di rumah. Lebih senang lagi kalau anak-anak ini saya kasih kertas sama pensil lalu saya mengucapkan kalimat dan mereka saya suruh menulis. Efektif banget cara ini buat mengalihkan perhatian mereka dari layar TV. Malahan mereka suka meminta saya membuat soal berhitung lalu mereka mengisinya sendiri. Ah, cerdasnya kaliaan inii..

Tapi kebahagiaan ini tak berlangsung lama. Tiba-tiba saja diantara mereka, salah satu ada yang menyalakan Tablet PC. Waah kalau sudah begini sayanya kalah. Apalagi di gadget itu ada banyak sekali aplikasi mainannya. Satu anak buka tablet, lainnya pasti ngikut.

Galih 3
Satu Tablet, 3 kepala 😀

Benar saja, mereka mulai berebutan melihat gambar pada layar 7 inch. Tablet satu dipakai buat 3 kepala. Senang-senang aja kalau mereka rukun seperti itu. Gak bertengkar meskipun 1 tablet di pakai rame-rame. Dan mereka ini kompak, lho. Mula-mula main game sambil teriak-teriak. Lama-lama teriakan mereka berubah dengan tertawa cekikian. Seperti ada yang lucu di sana. Penasaran dong apa yang mereka tonton. Ternyataa… mereka sedang nonton Boboi Boy!!

Ya ampuuunn.. Ciaobelaaa, capek pala Ratu Jodha!