Setiap memegang ATM Tahapan Xpresi, saya selalu teringat kejadian beberapa waktu lalu saat transaksi di Apollo Marina Lantai 2 Surabaya. ATM saya seakan tidak diakui kevalidannya. Muka mbak kasir kayak gak percaya saat saya menyodorkan kartu ATM berwarna merah yang ada foto saya.
Ceritanya saya sedang membeli Smartphone Xiaomi Redmi 2. Benar – benar niat beli karena smartphone ini titipan teman.
Tiba di Plasa Marina saya langsung menuju counter Apollo lantai 1 dan melihat daftar harga yang di pajang di atas kaca etalase. Karena harga Xiaomi Redmi 2 tidak tercantum di list, saya bertanya ke Mas yang jaga di sana. Di katakan harga Xiaomi Redmi 2, 1.500.000. Harga itu kemudian saya kantongi lalu pindah ke counter lain untuk ngecek harga siapa tau dapat lebih murah. Selisih 25 ribu saya pikir lumayan dong..
Ternyata di toko lain harganya lebih mahal dari yang dijual di Apollo. Merasa tak ada yang lebih murah saya balik lagi ke Apollo. Niatnya langsung beli biar gak kelamaan ‘thowaf’ ke Mallnya.
Begitu balik ke Apollo lantai 1, saya dilayani pegawai perempuan. Sebut saja Mawar.
“Mbak, saya mau beli Xiaomi. Harga berapa?”
“Satu juta lima ratus, Mbak” jawab mbak Mawar yakin. Habis itu Mbak Mawar di senggol temannya seakan memberi kode. Merasa dikasih kode, Mbak Mawar segera meralat kepada temannya “Eh, berapa harga Xiaomi?”. Temannya diam beberapa saat, lalu dengan songongnya menjawab keras dengan menunduk tanpa melihat saya, “Satu koma enam!” Mbak Mawar langsung mundur kebelakang.
Lho? Kok naik?
Merasa ada sesuatu saya tanya, dong, “Lho tadi katanya satu koma lima. Tadi Mas – nya yang disana juga bilang satu koma lima, lho, Mbak”
“Satu koma lima itu harga unit aja, gak pake install aplikasi” jawabnya sewot.
“Memang saya beli unit aja, Mbak. Gak usah di isi aplikasi. Barangnya mau dipakai buat hadiah. Kalau dibuka jadi gak seperti baru nanti” Saya katakan sesuai pesan teman saya. Teman saya memang gak mau barangnya di buka. Dan saya juga paham bagaimana selama ini Apollo menjual smartphone. Kalau isi aplikasi customer diminta menambah harga antara 50ribu – 100ribu.
“Gak bisa, kalau mau beli disini harus sekalian diisi aplikasi”
Dari pada eyel – eyelan, saya ngalah aja deh pindah ke Apollo lantai 2.
Apollo yang saya tau memang selalu membuka kemasan boxnya Hal ini dilakukan untuk memastikan kelengkapan isinya dan barang dalam keadaan baik. Niatnya baik, agar customer tidak kecewa dengan barang yang telah dibeli. Tapi masalahnya, untuk kasus saya ini, teman saya memang benar – benar tidak mau kemasannya dibuka.
Di Apollo lantai 2 saya di temui Mbak yang ramah.
“Xiaomi –nya ada, mbak?”
Dijawabnya ada. Saya kemudian di arahkan ke bagian sales lalu si Mbaknya pergi.
“Xiaomi ada, Mbak?” tanya saya ke sales wanita. Cantik, tampilannya modis. Sebelum menjawab, sales tersebut bisik – bisik ke temannya yang sedang asyik pegang gadget.
“Ada, harga satu koma enam”
“Di Apollo bawah saya tanya harga satu koma lima, mbak. Gak bisa disamain?”
“Satu koma lima itu gak ada install aplikasi”
“Iya, memang saya gak minta install. Dan saya minta jangan dibuka karena mau dipakai buat hadiah”
“Lho kalau gak dibuka berarti gak di cek dong…” nada si Mbaknya mulai gak enak didengar
“Iya gak usah di cek, mbak. Karena buat hadiah”
“Trus kalau gak dicek, nanti kalau isinya kosong gimana?”
Duh, kok gitu sih ngomongnya. Dalam hati saya pengen nyolot gini, “jadi selama ini kalian suka jual barang zonk?!”. Karena gak mau rame saya sabar aja hadapi.
“Saya kesini mau beli HP, mbak. Bukan cari masalah. Ini barang titipan tema saya”
“Kalau gak dicek ada apa-apa resiko tanggung sendiri, lho, ya! Jangan balik kesini kalau chargernya gak ada. Dan Xiaomi ini gak ada bawaan earphonenya!” nadanya udah bener-bener sewot.. wot!
Udah kesel, saya jawab keras sekalian, “iya saya tanggung. Sekarang Mbak nya mau jualin saya, gak?”
Dengan muka sewot si mbaknya ngetik di komputer. Nada bicaranya gak ada halus-halusnya.
“Saya bayar pakai debit, mbak” kata saya nyodorin ATM merah saya.
Tau gak, melihat tampilan ATM saya, muka mbaknya langsung berubah. Berubah dari sewot jadi tambah sewot haha.. kayak-kayak saya ini penjahat yang di curigai membawa ATM palsu.
Pertamanya, ATM saya dipegang trus dibolak-balik. Di elus-elus, dibolak-balik lagi.
“Mbak, itu ATM BCA!” kata saya.
Bukannya percaya, ATM saya malah di tunjuk – tunjukin ke teman-temannya. Tau, gak teman – temannya juga ikutan kepooo… ATM saya dipegang secara bergantian 3 orang!
Saya antara sebal, marah, dan gimana gituu. Mau tertawa udah malas nunjukin muka ramah.
Sebelum di gesek ke mesin EDC, kartu saya masih juga di bolak – balik.
“Mbak, itu ATM BCA!!” kata saya lagi.
Begitulah, akhirnya transaksinya berhasil. Sambil jalan pulang, saya menggerutu, “Cantik-cantik ndeso!!” Haha.. maaf bukan mau ngeledek, tapi itu kartu debit bukan kredit, kenapa harus gak percaya. Wong, ya ada logo Banknya. Yang penting, kan, saat di gesek duitnya keluar.
Lucunya lagi, di nota print – print-annya, di pojok kanan atas terdapat tulisan dapat hadiah perdana AON. Saat saya tanyakan, hadiah itu gak berlaku untuk pembelian tanpa install aplikasi. Ngomongnya pelan dan hampir-hampir gak jelas. Ya sudahlah mungkin mereka lelah jualan.
Resiko customer seperti saya yang pengin beli barang harga murah tapi dapat pelayanan zonk!
Leave a Reply to Ria M Fasha Cancel reply