“Sek ta lah!” lantangnya yang kemudian diikuti saling pandang kita semua.
“Di omongi wong tuwek, malah njawab sek ta lah!” kata Mbah Kungnya.
Sebetulnya kelantangan yang diucapkan Luna tidak begitu jelas namun entah kenapa semua yang ada disitu memahami bicaranya. Dan sekilas memang mengarah ke ucapan: Sek ta lah!
Sek ta lah merupakan bahasa slang Suroboyo. Kalau di Jawakan seperti menyebut: Mengko sek toh, jika diartikan ke bahasa Indonesia semacam ucapan “Sebentar! atau Ntar!” dengan pasang mimik ngeyel.
Kalau orang dewasa bicara: Ntar! dengan muka ngeyel itu biasa, paling-paling dicemberutin orang disebelahnya sambil membatin: “Dibilangin ngeyel!”. Tapi kalau yang mengucapkan anak-anak berusia 12 bulan, hasilnya sungguh luar biasa. Bagaimana tidak, anak berusia 12 bulan, yang baru belajar bicara tiba-tiba ngeyel ketika dibilangi baik-baik. Ngeyelnya pakai bahasa Suroboyo lagi!
Jaman sekarang, walaupun tinggal di Jawa, jarang-jarang ada orangtua yang ngajari anaknya bicara bahasa Jawa. Seringnya bahasa Indonesia. Namun entah kenapa Luna diucapan pertamanya ngomong bahasa Suroboyo. Mungkin pengaruh Papa-Mama dan Kakak-kakaknya yang setiap hari ngobrol dengan Suroboyoan. Terlebih lingkungan sekitarnya yang sehari-hari berbahasa Suroboyo.
Luna adalah anak tetangga. Rumahnya persis didepan rumah saya. Usianya sekarang kurang lebih 18 bulan. Setiap pagi jam 6, dia selalu teriak-teriak minta main ke rumah. Disaat Kakak-kakaknya berangkat sekolah begitu juga Mamanya yang berangkat mengantar kakaknya yang duduk kelas 1 SD, Luna juga tak mau kalah minta keluar rumah. Kadang-kadang malah sengaja dikeluarkan untuk menghindari Mamanya yang pergi mengantar supaya tidak nangis.
Sejak bayi, Luna digendong buyutnya didepan rumah. Kalau ingin nggendong saya gendong dia lalu saya bawa ke dalam rumah. Karena kebiasaan, sampai sekarang setiap melihat pintu rumah saya terbuka maunya minta main. Kalau saya tidur, dibangunkan. Kalau saya duduk ngetik seperti ini, tangan saya ditarik diajakin main diluar.
Tentang mengapa tiba-tiba dia bicara sek ta lah! Ceritanya begini:
Waktu itu usianya 12 bulan. Sedang semangat-semangatnya Mama, Mbah dan Buyutnya mengajarinya berjalan. Setiap hari belajarnya diluar rumah sehingga setiap hari juga saya dan Ibu melihatnya.
Suatu sore Luna yang berjalannya masih tertatih-tatih berusaha turun dari lantai rumahnya menuju ke jalan. tinggi lantai sekitar 15-20 cm. Dibagian kiri lantai terdapat selokan sehingga siapa saja termasuk saya berusaha turut menjaga agar Luna tidak jatuh ke selokan ketika sewaktu-waktu dia lari ke luar rumah. Namanya juga anak-anak, sewaktu-waktu tanpa sepengetahuan orangtuanya bisa saja lari keluar.
Sore itu kebetulan Mamanya, Mbah Kungnya, saya, Bapak dan beberapa tetangga sedang berdiri diluar. Tiba-tiba dari dalam rumah Luna keluar dan tertatih-tatih berusaha turun ke jalan. Tanpa menghampiri kami semua hanya menonton sambil ngetes kelincahan Luna. Mbah Kungnya memberi aba-aba dari jauh.
“Awas… hati-hati.. tangannya pegangan dipintu…..”
Belum juga selesai bicara, Luna sudah bicara lantang: “Sek ta lah!”
Satu kata: Heran. Speechless. Semuanya tak bisa berucap apa-apa selain terpingkal-pingkal. Sekalian saja, dengan gokil Mbah Kungnya menambahkan: “Di omongi wong tuwek, kok njawab sek ta lah!” (Dibilangi orang tua malah jawab sebentar)
Makin ngakaklah kami..
Selama bermain dengan saya Luna memang suka ngoceh. Ngocehnya asal-asalan. Kalau ingin sesuatu dia menangis atau teriak sambil nunjuk-nunjuk. Seringnya sih dia narik-narik tangan untuk menunjukkan sesuatu. Misalnya dia ingin minum, dia membawa saya ke rak gelas lalu menunjuk gelas dan galon. Tinggal saya memahami kemauannya, oh dia minta minum.
Sekarang, usia Luna bertambah. Kosakatanya juga bertambah. Kalau minta gendong, tangan dan kakinya merajuk ke badan saya sambil bilang: “Ndong.. ndong..”. Kalau sedang banyak orang duduk dibangku, sedangkan dia ingin duduk disitu, dia berteriak: “awa.. awa..” yang berarti awas, minggir. Dan paling bikin gemes lagi ketika saya naruh HP sembarangan. Oleh Luna HP itu dipegang lalu ditaruh ke telinga trus bilang: “Alo.. alo.. (diam sebentar) ngomong lagi “iya, Pak” dengan muka seolah-olah berbicara dengan seseorang.
Meski belum dikaruniai anak, kehadiran Luna menceriakan hari-hari saya. Malah banyak yang ngira Luna anak saya. Yang bikin hancur lagi, ada yang mengira saya baby sitternya! Ampuun deeh 😀
Pelajaran penting jika gendong anak orang, carilah yang kulitnya sewarna, biar gak dikira baby sitter! 😀
Ini nih foto Luna. Sehari-harinya bermain diluar ditemani mbah buyutnya dan tetangga sekitar


Leave a Reply to joe Cancel reply