Hari Sabtu

“Sekarang hari apa, Bu?”

“Hari Rabu! Kenapa toh Pak, tiap hari nanya melulu?”

Aku tersenyum.

Di usia ke 63 ini tak ada kebahagiaan selain menunggu tiba nya hari Sabtu. Hari yang sejak remaja dulu pernah kunantikan. Hari yang membuat jiwaku bagai muda lagi. Hari yang membuat hidupku selalu bahagia akan setiap kedatangannya. Membayangkan tawanya, cerianya, keluguannya, tangisannya, teriakannya, dan semuanya. Cucu-cucuku, kakek merinduimu..

SIM C harga 400 ribu

Kejadian ini saya alami tahun 2008.

Gara-gara capek kucing-kucingan sama polantas yang sering operasi dadakan di tikungan jalan di Surabaya, akhirnya suami saya menyerah membuat SIM baru lagi. SIM lamanya yang keluaran Kabupaten Magetan tidak bisa diperpanjang lagi karena KTP yang sekarang sudah berganti menjadi KTP Jakarta. Jadilah kami mudik ke Jakarta sekaligus mengantar suami membuat SIM baru.

Berbekal pengetahuan sangat minim tentang tata cara pembuatan SIM, kami berdua berangkat ke tempat pembuatan SIM di bilangan Jakarta Barat. Maklum waktu saya membuat SIM melalui calo jadi tidak tau tahapan-tahapannya. Tau-tau datang melakukan sesi foto diri, besoknya SIM sudah jadi. 

Berangkat pagi-pagi dari rumah. Oleh mertua di pesan supaya kami ngurus melalui calo. Bayar lebih mahal gak papa asal SIMnya bisa selesai hari itu juga. Dari pada ngurus jalur sendiri, meskipun biayanya lebih murah tapi hasilnya gambling. Bisa lulus, bisa tidak, kan?

Turun dari angkutan umum, kami sudah di sambut oleh teriakan calo. Awalnya mereka nawari ojek masuk kedalam kantor pembuatan SIM yang jaraknya ratusan meter, tapi ujung-ujungnya mereka nawari jasa pembuatan SIM C dengan harga Rp. 550.000.

Saya kaget dong, mahal amat… secara saya bikin di Surabaya melalui calo tarifnya hanya Rp. 275.000. Dua kali lipat dari calo Surabaya.  Eh lupa ya, ini kan Jakarta..

Rembug punya rembug, kami memutuskan masuk dulu ke dalam ruangan untuk mencari info biaya pembuatan SIM baru. Berapa, sih, bayarnya bila tanpa calo?

Setelah dihitung-hitung mulai asuransi, tes ini, tes itu total yang harus kami bayarhanya  adalah Rp. 125.000. Jelas kami ngiler.  Jika menggunakan jasa calo, selisih bayarnya 4x lebih mahal!

Setelah diskusi alot, akhirnya kami memutuskan untuk ngurus SIM sendiri tanpa melalui calo. Belajar menjadi warga yang baik. Berusaha menuruti anjuran banner yang dipasang besar-besar di area loket pendaftaran. Kami mengikuti alur tahapan mengurus SIM yang tertera ditempelan kaca. Suami saya mengikuti prosedur secara baik dan benar. Harapannya supaya SIM jadi dan meyakini diri demi membuktikan kepada semua orang bahwa membuat SIM sendiri tanpa jasa calo sebenarnya bisa!

Mulailah suami mulai melakukan pendaftaran dan tes kesehatan, yang dengan mudah dinyatakan lulus. Selanjutnya kami dihaturkan membayar asuransi. Saya sudah seneng karena asurasinya sudah kami pegang. Tinggal selanjutnya menjalani tes tulis dan tes drive.

Sayang, tes tulisnya dinyatakan tidak lulus. Padahal Suami saya yakin sudah mengerjakan semua soal dengan baik dan benar. Tapi tidak lulus? Sedangkan dia tau dan melihat sendiri peserta ujian lain yang duduk di sebelahnya tidak mengerjakan tugasnya. Pura-pura mengerjakan, padahal tidak.

Dengan seribu kekecewaan kami pulang. SIM yang digadang-gadang bisa dibawa pulang gagal total.

Konon membuat SIM sendiri tanpa calo itu bisa asal mau riwa-riwi. Menurut bocoran petugas di sana dan gosip dari teman-teman, peserta yang tidak lulus tes harus ngulang lagi 14 hari kemudian. Kalau pengulangan tes selanjutnya masih tidak lulus juga, maka harus ngulang lagi dan lagi. Setelah pengulangan tes 5 kali, baru bisa dinyatakan lulus dengan selamat. Itu kata teman-teman saya. Mungkin ada teman-teman yang ingin mencoba? 😀

Setelah gagal membuat SIM secara ‘mandiri’, beberapa bulan kemudian kami ke Jakarta lagi dan urusannya masih tetep, untuk membuat SIM. Tapi kali ini kami tidak mau coba-coba. Mau tidak mau harus melalui calo, titik. *nyerah juga akhirnya*

Kabar gembiranya, ongkos jasa calo mengalami penurunan sangat tajam, kami diminta bayar 400 rebu saja. Walaupun masih terbilang mahal!  Senangnya, kami tidak ribet urus sana-urus sini. Bayar, tunggu beberapa menit, lalu foto. Olala, SIM akhirnya jadi dengan selamat, Horee…

Iseng saya tanya ke petugas, kenapa gak pakai tes, jawabannya karena rombongan. O, begituuuu ternyataaa.. 😀

 

Pengalaman pertama belanja online

Membeli barang di toko online pernah saya lakukan sekali. Waktu itu ada customer yang ingin membeli Monitor LCD merk Sa*sung layar 23 inch.

Bekerja di toko komputer, mencari spare part adalah tugas saya, karena toko di tempat saya bekerja tidak menyediakan barang. Akibatnya bila ada yang ingin membeli barang mereka harus memesan dulu melalui chatting atau telpon. Bagi yang sudah langganan mereka terbiasa dengan keadaan ini disamping mereka bisa menawar harga, barang yang saya kasih pun garansinya baru (garansi per tanggal pembelian) karena saya pesankan dulu melalui distributor.

Seperti biasa customer itu tanya-tanya dulu. Punya LCD Monitor Sa*sung 23’ nggak? Typenya apa? Harga berapa?

Mendapat pertanyaan yang bertubi-tubi itu seringnya saya jawab singkat dan padat: “Saya cek dulu ya”

Merekapun mahfum.

Segera saja saya menghubungi seluruh pemegang Monitor merk tersebut. Dari mulai kelas Distributor, Master Dealer hingga Dealer, semua saya hubungi untuk menanyakan ketersediaan barang dan harga yang paling murah.

Sayangnya dari kesemuanya itu mengatakan barang yang saya cari sedang kosong. Bahkan mereka juga mengatakan stock di Jakarta juga sedang kosong.

Kalau sudah begini langkah saya selanjutnya adalah menawari customer itu dengan stock barang yang sedang ready di Surabaya, misalnya ada ready  layar 22, ya itu saya tawarkan’.

Namun usaha tawar menawar itu gagal karena customer saya maunya yang 23’. Tak mau pasrah meninggalkan customer, sayapun berusaha mencari cara lain yaitu browsing di toko online.

Lucu sih sebetulnya. Saya jualan komputer tapi malah nyari ditoko online yang harganya diatas harga yang seharusnya saya dapatkan. Apalagi untuk dijual kembali. Bisa saja saya tawarkan ke customer dengan harga mahal tapi saya takut kalau customer itu gak jadi beli. Kalau sekedar gak jadi sih gak masalah, kalau toko saya di cap mahal? Tapi saya pikir, apa salahnya dicoba, namaya juga usaha?

Namun lagi-lagi usaha saya gagal karena di toko-toko online yang masuk jajaran halaman pertama google, rata-rata hasilnya tak memuaskan saya. Mulai link yang error, link yang diklik tak ditemukan, hingga link terbuka namun harga yang tertera jauh lebih mahal.

Ditengah kebuntuan, saya tanya ke teman-teman dan bos yang rajin buka internet, dimana toko komputer online yang menjual LCD 23’. Dari mereka biasanya saya dapat informasi serta memberi link alternative untuk saya kunjungi, karena mereka aktif di forum.

“Coba buka ent*r computer.com, disana barang-barangnya lengkap” kata Bos saya.

Mendengar namanya saya sedikit ragu, sebab selama ini toko online yang sering jadi perbincangan adalah toko itu-itu aja. Sedangkan nama toko ini baru sekali ini saya dengar. Dan lebih ragu lagi, pendengaran saya yang salah atau Bos yang salah nyebutin webnya karena saya tulis ent*rcomputer.com, yang muncul toko komputer luar negeri. Rupanya saya yang salah ketik, harusnya ent*rkomputer.com.

Begitu terbuka, halaman depannya berisi promo produk murah. Di bagian atasnya tertera alamat, no telpon dan YM. Selanjutnya ada kolom-kolom petunjuk jenis-jenis produk yang ingin kita cari.

Langsung saja saya klik bagian kolom LCD.

Daan.. betapa senangnya, dihalaman itu terpampang semua jenis, ukuran, type, dan merk LCD Monitor. Tampilannya berbaris persis pricelist sehingga memudahkan saya mencari barisan merk yang ingin saya beli.

Barisan harga itu tanpa gambar dengan spesifikasi seadanya. Harga yang tertera juga sangat murah. Saya yang setiap hari berpegang harga distributor aja masih kalah dibanding toko ini. entah kenapa harga-harga yang tertera rata-rata adalah harga dealer. Malah beberapa diantaranya dibawah standart harga dealer.

Bukan kesenangan, saya malah takut. Ini beneran toko online apa sekedar nampang harga doang. Malah-malah toko ini fiktif yang menawarkan harga murah kemudian berujung.. ah saya tidak mau berandai-andai. Namun ketakutan itu saya halau karena toko ini menyebutkan alamat. Jadi tidak mungkin kalau toko ini fiktif.

Lebih girang lagi, saat saya bertanya LCD 23’ melalui layanan chatting, si CS menyatakan barang ready.  Sayangnya layanan mereka sedikit lamban. Dari 6 CS yang tersedia, hanya 2-3 saja yang online. Setelah nge-BUZZ berkali-kali dan menunggu sekian jam (jam loh, bukan menit) baru salah satu dari mereka menjawab (Sengaja saya BUZZ semua CS yang online dengan harapan mana yang duluan balas dia yang saya orderi). Untungnya si CS tersebut enak diajak ngobrol. Bahkan dia menyarankan untuk packingan LCD dialas pakai kayu supaya aman. Ah, solusi yang jitu, saya aja gak kepikiran sampai kesana.

Akhirnya terjadilah transaksi. Seperti harapan saya barang sampai dalam waktu 2 hari.

Saya senang belanja online di sini karena selain barang-barang yang dijual sangat lengkap, harga yang ditawarkan termasuk murah. Namun yang jadi kendala adalah kurangnya layanan informasi.

Saya contohkan toko komputer di Surabaya yang rata-rata buka jam 9-10 pagi, maka jam segitu  YM mereka langsung nyala. Namun di ent*rkomputer ini hingga jam 10 lebih, layanan chatting belum ada yang nyala. Saya berpikir, apakah toko komputer ini belum buka? Atau sudah buka tapi YMnya belum dinyalakan?

Sayang kan kalau ada yang beli harus ketahan, namanya juga toko online pastinya YM adalah sarana termudah yang bisa diakses.

Seperti saya yang ada di Surabaya, gak mungkin kalau harus interlokal telpon kesana, walaupun saya butuh banget barangnya. Kalaupun ada No GSM tapi khusus untuk layanan SMS aja. Pun saya coba SMS juga gak dibalas-balas.

Walaupun hanya sekali bertransaksi saya jadi sering berkunjung kemari. Setiap membuka halaman web ini untuk mengecek harga,  seringkali saya mendapati YMnya CS hanya beberapa yang online. Mungkin saja si CS kebanjiran order sehingga harus jawab sana jawab sini. Kalau sudah begitu kenapa layanan CS lainnya tidak dibuka sehingga kami, para calon pembeli dapat segera bertransaksi.

Jangan rusak hubungan ini

Menjadi karyawan yang sudah bekerja sekian tahun serta setiap hari bertemu teman-teman yang sama membuat hubungan saya dengan karyawan lainnya ibarat dulur ketemu gedhe alias akrab dengan sendirinya.  Kesamaan nasib dan pengalaman membuat dinding tinggi yang awalnya terpisah secara pelan-pelan menyatu menjadikan hubungan erat bak kakak dan adik.

Sebut saja namanya Bulan. Usia yang terpaut 2 tahun, membuat saya memanggilnya Mbak Bulan, walaupun kalau secara hitungan kertas saya yang lebih lama bekerja dibanding dia. Kepintarannya berbicara dan mengerti keinginan satu sama lain membuat saya suka bila berdekatan dengannya. Tak hanya saat bekerja, diluar jam kantor pun kami sering bertemu dan berlama-lama ngobrol melalui telepon. Seringnya sih Mbak Bulan dulu yang menelpon saya untuk curhat masalah cowok, menurutnya saya bisa membaca kemauan cowok karena dianggapnya saya sudah menikah, sedangkan dia belum.

Hingga suatu hari, tepatnya sebelum libur lebaran, saya ijin tidak masuk karena membuat kue lebaran untuk dibawa mudik ke rumah mertua. Supaya tidak jadi masalah, saya ijinnya tidak terus terang beralasan bikin kue, namun alasan lain yang lebih masuk akal. Yang tau saya bolos bikin kue hanya Mbak Bulan saja, teman-teman lain tidak tau.

Esoknya ketika saya masuk, suasana kantor berubah drastis. Entah kenapa teman-teman semua pada gak ngajak ngomong saya termasuk Mbak Bulan. Gak mau berprasangka buruk saya pun menganggap biasa aja, seperti tak terjadi apa-apa. Tapi makin saya buat biasa makin lama mereka ini makin menjengkelkan. Ditanya baik-baik jawabannya singkat, kayak saya ini musuh dalam selimut. Akhirnya saya memilih diam dan aktifitas seperti biasanya.

Saat Bos datang kekakuan kami bukannya mencair, tapi makin menjadi. Saya jadi bingung, ada apa sebenarnya..

Lalu saya dipanggil Bos keruangannya. Saat ini pun saya tak menganggap hal itu aneh karena bos sering memanggil saya mengajak ngobrol dan diskusi panjang lebar. Begitu saya duduk dihadapannya, Bos langsung berkata: “Bulan ini kamu terakhir kerja disini”

Seperti badai besar menghantam karang saya kaget. Saya jawab: “Masalahnya apa, Pak?”

Setelah diam beberapa saat, bos berkata: “Kemarin kamu nggak masuk bikin kue, ya?” sambil tatapan menyelidik. Jelas saya kaget, padahal kemarin saya ijin gak masuk dengan alasan ada urusan keluarga, kenapa sekarang dia tau saya gak masuk karena bikin kue.

“Kalau iya, kenapa Pak?” tantang saya balik. “Bikin kue kan termasuk urusan keluarga”. Si Bos diam. Lalu dia bilang akibat saya gak masuk sehari tokonya merugi. Saya jawab begini: “Pak ditoko ini yang bagian jualan bukan hanya saya, lagian besok sudah lebaran, lihat aja toko-toko sebelah sudah pada tutup. Tapi Bapak aja yang bertahan buka. Kalau memang kemarin saya dilarang bolos, kenapa Bapak gak balas SMS ijin saya? Karena bapak gak balas saya anggap ijin saya disetujui, seperti ijin yang  kemarin-kemarin mana ada Bapak balas SMS ijin saya, toh Bapak gak semarah ini..”

Debat kusir kami berlanjut. Bahkan si Bos menuduh yang nggak-nggak. Katanya saya suka ngasih harga modal ke kompetiter, dia juga menyalahkan saya karena sering berhubungan dengan teman-teman mantan karyawannya, dan tuduhan-tuduhan lain yang justru makin terdengar gak masuk akal.

Kali ini saya gak mau balas, saya pikir buat apa berdebat dengan orang macam ini. Saya dengarkan apa aja dia ngomong. Yang kemudian saya tutup dengan pertanyaan: “Itu semua kata siapa?” Dia diam gak bisa ngomong. “Kalau benar tuduhan itu saya lakukan, saya do’akan semoga toko ini sukses”

Akhirnya saya terima kekalahan itu walaupun dalam hati saya merasa menang. Saya pulang tanpa pamit ke teman-teman, setelah sebelumnya mendengarkan istrinya bos nangis-nangis minta maaf dan meminta saya membuktikan bahwa saya tidak salah. Dari lubuk hati saya sebenarnya ingin mengorek pelakunya, tapi buat apa, toh kalau saya sudah menyerahkan pelakunya, tak akan membuat saya bisa kembali lagi bekerja disini.

Esok dan esoknya lagi tak ada teman-teman yang menghubungi saya, termasuk Mbak Bulan. Begitupun dengan saya, karena sudah sakit hati saya juga nggak mau menghubungi Mbak Bulan. Walaupun sebenarnya ingin sekali konfirmasi, namun bagi saya hubungan kami cukup sekian.

Suatu hari saya mendapat kabar kalau Ibunya Mbak Bulan meninggal dunia. Entah kenapa tiba-tiba saya ingin menemuinya meskipun dalam hati masih ada perasaan marah dan tak terima. Setelah diskusi dengan suami dan berusaha membuang jauh-jauh ego dan emosi, berdua kami kerumahnya yang ternyata sudah pindah alamat.

Pertama kali bertemu dengan rasa canggung kami berpelukan. Rupanya setelah sekian lama tak bertemu membuat kami masing-masing kangen. Ada perasaan menyesal walau tak terungkap. Dan rasa itu.. rasa kasih sayang kakak terhadap adik yang tetap dia simpan, mengacak-ngacak kepala, memaki-maki, menghina penampilan (yang memang saya akui dia lebih matching). Sambil pelukan kami sama-sama meminta maaf kesalahan lalu.

Hingga kini hubungan kami masih baik. Kami masih sering chatting, berkirim kabar, atau salah satu datang kerumah. Yang lebih membahagiakan beberapa bulan lalu Mbak Bulan telah melangsungkan pernikahannya. Selamat ya Mbak semoga hubungan kalian bahagia dan langgeng, Amiin.. 🙂


4 Halaman saja..

Tidak terasa hari ini sudah tanggal 1 bulan Sya’ban, itu artinya sebulan lagi umat muslim seluruh penjuru dunia akan menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Di bulan Sya’ban yang penuh barokah ini, umat muslim disunnahkan untuk memperbanyak amalan, salah satunya adalah malam Nisfu Sya’ban yaitu malam pada pertengahan di bulan Sya’ban.

Buat saya pribadi bulan Sya’ban ini adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri menyambut hadirnya bulan Ramadhan, karena dibulan Ramadhan nanti secara maraton selama sebulan penuh umat muslim digembleng untuk menambah, memperbanyak serta memfokuskan diri beribadah kepada Allah. Mulai dari puasa wajib, sholat sunnah Tarawih, hingga tadarus Al-Quran.

Beberapa hari lalu saya pernah membaca status di Facebook, entah status dari mana saya lupa. Intinya status ini mengenai target mengkhatamkan AlQuran selama sebulan, sehingga diharapkan setiap bulan umat muslim dapat khatam Al Quran sekali.

Susah? memang iya kalau secara teori. Apalagi bagi kaum muslimah yang setiap bulannya memiliki jatah libur. Namun saya apresiasif dan itu sangat menginspirasi saya untuk benar-benar niat ingin dapat mengkhatam Al Quran dalam waktu sebulan. Dan Alhamdulillah cara itu pelan-pelan telah saya laksanakan, hingga hari ini saya sudah sampai pada juzz 20. Pencapaian yang sangat luar biasa mengingat selama hidup saya belum pernah mengkhatamkan AlQuran dengan membacanya sendiri dari awal hingga akhir, dan bukan bergantian seperti saat khataman atau tadarusan.

Dari status ini di gambarkan secara gamblang. AlQuran terdiri dari kurang lebih 600 halaman. Sebulan ada 30 hari. Kalau dibagi hasilnya menjadi 20 halaman. Sholat wajib umat muslin dalam sehari adalah 5 kali. Jadi kalau setelah sholat wajib saya membiasakan diri membaca Al Quran, maka sekali sholat saya membaca 4 halaman saja. Seharusnya sih gak susah ya?

Tapi kembali lagi ke saya, kalau hitungan itu hanya di bayangkan saja tanpa langsung direalisasikan pastinya akan susah, ada aja alasannya. Seperti kalau kerja bagaimana? Kalau sedang berhalangan bagaimana? Dan kalau sedang-kalau sedang yang lainnya, yah namanya juga manusia banyak maunya. Tapi saya gak mau memikirkan itu, pokoknya saya harus coba dulu. Yang penting niat dan kemauan. Kalaupun sekali baca gak sampe 4 halaman, yang penting dalam sehari saya harus baca Al Quran.

Dan memang benar membaca Al Quran itu bikin candu. Kalau sedang tidak ada kerjaan 4 halaman saja terasa kurang. Untuk memantapkan hati disela-sela waktu senggang saya gunakan untuk membaca juga terjemahannya. Dari sinilah timbul keinginan saya memiliki Al Quran yang lengkap dengan terjemahannya serta bacaan tajwidnya, karena saya sering lupa 15 huruf Ikhfa yang mesti dibaca samar.

Sepengetahuan saya ada banyak jenis Al Quran yang memudahkan umat muslim untuk membacanya, sekalipun bagi yang masih kesulitan membaca. Di toko-toko buku, di toko kitab, bahkan di toko online ada banyak tersedia berbagai macam Al Quran yang lengkap dengan terjemahan dan tajwid.

Seperti produk dari Syaamil Quran. Produk Syaamil Quran ini sangat lengkap variannya, dan saya ingin sekali memilikinya. Teman-teman muslim bisa memilih jenis AlQuran mana yang cocok untuk digunakan sehari-hari. Ada AlQuran New Miracle 66 in 1 yang dilengkapi dengan aplikasi digital, Murottal dari beberapa Imam, E-book Tafsir Ibunu Katsir, Video dan audio bermanfaat, serta banyak panduan ibadah sebagai pegangan sehari-hari umat muslim. Ada AlQuran Arafah yang dilengkapi Ushul Fiqih. Ada AlQuran Tajwid, AlQuran Fadhilah, dan yang terbaru serta lebih modern adalah Miracle E-Pen the Guidance yakni AlQuran tajwid yang dilengkapi dengan aneka fitu yang memudahkan umat muslim mempelajari dan memahami Al Quran secara fleksibel dan mudah dibawa.

Salah satu produk dari Syaamil Quran
Salah satu produk dari Syaamil Quran

Bagi umat muslim sekalian yang di bulan Ramadhan mendatang ingin mengkhatamkan Al Quran sebagai amalan tambahan bisa mendapatkan Al Quran produk AlQuran Syaamil ini melalui media online di fanspage https://www.facebook.com/QuranCentrumStore. Via twitter juga ada silakan follow di @syaamil_quran

Kalau umat muslim ingin mendapatkan pesan-pesan moral sebagai penyemangat dalam membaca AlQuran dalam kehidupan sehari-hari, Anda  juga bisa bergabung di fanspagenya di http://www.facebook.com/SemangatQuran atau follow @semangatquran.

Semoga pada Ramadhan mendatang, kita semua bisa memantapkan hati melaksanakan ibadah selama sebulan penuh agar apa yang kita laksanakan dibulan Ramadhan mendatang lebih baik dari bulan sebelumnya demi mendapatkan berkah, rahmad serta ampunan dari Allah SWT. Amiin  

Ada cerita dibalik Soto Gobyos Ngarsopuran

Nama unik dan harga menarik masih dianggap senjata ampuh pengusaha kuliner untuk menjaring konsumennya. Nama makanan yang aneh dan harga yang cenderung murah meriah akan sukses membuat rasa penasaran pecinta kuliner untuk mampir dan segera mencicipinya.

Seperti pengalaman saya saat berkunjung ke Solo Mei lalu bersama peserta ABFI 2013, sepulangnya jalan-jalan malam dengan Bis Werkudara, kami berniat untuk mencari makan malam. Kebetulan Bis Werkudara yang telah membawa kami putar-putar ke seluruh penjuru kota Solo berakhir di depan Hotel Sahid Jaya, sehingga bagi peserta yang menginap di Hotel Sahid Kusuma mau tak mau harus merelakan diri pulang menuju hotel sendiri-sendiri, termasuk saya. Walaupun jaraknya agak jauh serta tidak mengerti jalan mana yang harus dilewati, saya merasa aman-aman aja. Toh kami jalan rame-rame, kalaupun nyasar juga nyasar rame-rame 😀

Bersama teman-teman seperjuangan yang gak ngerti jalan, tibalah kami di depan Pura Mangkunegaran. *Ealah ternyata jalannya cuma memutari tembok Pura, kalau ini sih anak kecil juga tau* hihi

Karena bertepatan malam minggu, jadilah kami mampir jalan-jalan dulu di Night Market Ngarsopuro yang berada tepat didepan Pura Mangkunegaran. Suasana malam itu sangat rame sekali dimana di Pura Mangukenagaran juga terdapat pertunjukan tari-tarian, membuat antusiasme penduduk  meningkat.

Yang tadi sempat protes minta makan jadi lupa kesihir baju batik. Giliran ingat lapar, seperti orang bingung tarik ulur sama teman-teman ini, ada yang ngajak beli makanan A, pas ditawari si ini mau, si ono gak mau. Padahal si ini udah terlanjur duduk, jadi berdiri lagi deh haha.. sampe begitu beberapa kali. Kami terus lanjut jalan melewati semua jenis kuliner, dan semuanya gak ada yang klop!

Akhirnya setelah jalan runtut sampai ke ujung, barulah ada sesuatu yang menarik minat kami. Dan semuanya kompak bilang iya. Memang sih namanya cukup unik, Soto Gobyos. Harga yang tertera juga langsung membelalakkan mata, Rp. 2.000 saja!

Soto Gobyos Ngarsopuro

Penasaran kayak apa rasa soto gobyos harga duaribuan ini. Apakah puedes banget? Ato puanas banget? Yang pasti kayak judul sinetron, diantara 2 pilihan itu lah..

Begitu dapat duduk, serombongan ber 20 orang-an mungkin, kami memesan soto gobyos ini. Yah namanya rombongan, mas yang daftarin sampe bingung. Padahal sudah ada yang komando biar gampang nyatetnya “yang mau ngacung!”. Pas makanan datang eh, ada teriak ‘aku belum’. Ada lagi yang lainnya juga teriak ‘kurang 2 lagi’. Begitu sudah dikasih 2, teriak lagi ‘kurang lagi, 3’.  Mbak Inul bilang, maafkanlah..

Heran ini sama teman-teman, kenapa pesennya diencrit-encrit dan gak sekalian. Kasian si Masnya kayak setrikaan, kesana kemari riwa-riwi. Padahal setelah pesan, nunggunya juga lama lho, butuh waktu 15 menitan. Coba tau kenapa?

Mau ngasih tau jadi pengin tertawa saya. Maaf saya tinggal tertawa dulu ya 😀

Oke.. cukup!

Sebab, ukuran mangkok sotonya ini Cuma segedhe mangkok dawet! Itupun juga banyakan kuahnya. Ibarat normalnya orang makan, nasinya paling Cuma 5 sendok gak nyampe. Karena bawaan soto ini puanas pol, jadi saya bisa makan sampe 10 sendok. Itupun sudah saya tambahi aneka pelengkap seperti gorengan bakso dan telur yang harganya terpisah.

Tapi kalau segi rasa, wuih jangan ditanya, aseli! Wenak tenan! Rasa kuahnya mantap banget. Walaupun nasinya sedikit, tapi kuahnya sudah mewakili lidah. Sst.. karena itulah saya bisa habis 2 mangkok!

Pantes aja namanya soto gobyos! Rupanya harus habis 2 mangkok dulu supaya bikin gobyos! Jempol 4 deh buat trik marketingnya, Bu! Salut dengan idenya.

Soto Gobyos Ngarsopuran

Menurut insting bisnis saya ya *cieh*, Yang membuat soto gobyos dikenal orang mungkin karena segi harga. Hari gini gitu lho, disaat semua bahan pada naik, masih ada yang berani jual makanan dengan harga yang tak lebih mahal dari harga parkir motor!

Dan lagi harga yang tercantum itu betul-betul harga yang sebenarnya. Gak pake tanda bintang kecil atau embel-embel syarat dan ketentuan berlaku. Oleh karenanya walaupun porsinya cukup ngagetin tapi ikhlas aja makannya. Disitulah mungkin seninya makan soto gobyos duaribuan ini, ada tawa, ada canda, ada celotehan dan pastinya ada joke-joke lucu yang membuat kita semua tertawa grrr..

Barangkali untuk mengimbangi pengeluaran, ibu penjual soto ini jualannya di belakang pasar Ngarsopuro yang sepi itu. Betul betul dibelakang, bukan didepan bersama stand-stand Night Market lainnya. Tapi, pengunjungnya tak kalah rame sama yang didepan!

Kok orang-orang bisa sampai ke belakang? Nah itu karena ada banner kecil yang dipasang di tembok bagian depan pasar lalu dikasih arah petunjuk sehingga memancing orang untuk datang. Secara kalau ibu itu jualan didepan, sudah pasti harus bayar ongkos stand.

Selepas menikmati 2 mangkok soto gobyos kami pulang masing-masing menuju hotel. Ada yang ke hotel Sahid Jaya dan ada yang ke Sahid Kusuma. Walau berbeda arah, kami telah membawa banyak kenangan manis dan cerita menarik yang nantinya dapat dipamerkan ke teman-teman dan sanak saudara bahwa di Solo ada makanan unik dan murah meriah, namanya Soto Gobyos

Aksi keren kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga

Yeayy.. Keren banget aksi kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga ini!!

Sempat ketinggalan nonton pertandingan Timnas Garuda melawan Netherland tadi malam yang sudah berjalan di menit 35 akhirnya berlanjut hingga berakhir babak pertama.

Saya bukan maniak bola banget ya, tapi karena kemarin itu penjaga gawangnya Timnas Garuda dipegang Kurnia Meiga jadilah saya menikmati pertandingan hingga menit ke 70 sekian-an, kalau tidak salah habis gawang kita kebobolan 2 kali deh.

Maunya saya pengen tetap nonton sampe pertandingannya habis, apalagi ada Andik yang diturunkan oleh pelatih Jackson F Tiago pada babak ke 2, tapi apa daya tiba-tiba saya merasa phobia akut. Walaupun sudah berusaha menenangkan diri sambil berbesar hati menerima apapun hasilnya karena pertandingan ini adalah laga persahabatan, tapi… bukan masalah kalah menangnya. Saya hanya menyayangkan duit yang 1 Miliar itu lho!! Ah.. melayang deh 😀

Kalau menurut pengamatan saya yang nggak gibol-gibol banget, pemain Timnas kita itu sudah kalah serangan dihadapan skuat Netherland, namun Timnas cuma bisa bertahan dan bertahan. Beruntung pawang gawang Garuda berkali-kali mengelak bola, dan jadilah pertandingan tadi malam menjadi asyik ditonton karena Kurnia Meiga berhasil menciptakan sebuah tontonan dramatis mengalahkan semua judul sinetron produksi Genta Buana!

Idih lirikannya.. :D
Idih lirikannya.. 😀

Kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga yang tadi malam tampil memukau dihadapan ribuan penonton, memiliki nama asli Kurnia Meiga Hermansyah. Lelaki bertinggi badan 184 cm dan bulan Mei lalu berusia 23 tahun merupakan sosok yang sangat piawai menangkap bola. Dugaan saya, sejak kecil Kurnia Meiga punya hobi menangkap kecebong dan belut di empang sambil hujan-hujanan. Dan waktu kecil Ibunya kerap menyanyikan lagu Cicak-cicak didinding. Jadi selain piawai membaca arah bola, instingnya juga ikutan main. Sekalinya ada bola yang mendekati gawang, hap! Langsung ditangkap, Tuh kan seperti lagu cicak-cicak didinding.. 😀

Setelah pertandingan semalam, konon Kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga dipuji oleh Pelatih Timnas Belanda, Louis Van Gaal karena beberapa kali sukses menampik bola yang mengancam gawangnya. Naah.. kalau penjaga gawangnya sudah bermain oke seperti ini, semoga untuk kedepan bisa diimbangi oleh pemain-pemain lainnya. Oke, Kurnia.. siap-siap ya dapat kontrak bintang iklan seperti Andik 😀

*gambar dari google