Penanaman Pohon Cemara Gunung di Kawah Ijen
Alhamdulillah bisa ke Ijen lagi! Sekira bulan Agustus 2018 saya ke Ijen untuk pertama kali. Persis yang dilakukan oleh para wisatawan, saya dan kawan-kawan ke Ijen untuk melihat keindahan fenomena Blue Fire. Meski akhirnya gagal karena kami sampai puncak langit sudah mulai terang
Beratnya medan menuju puncak kawah membuat sebagian teman saya kapok ke sana lagi. Namun tidak bagi saya. Ijen terlalu sayang ditinggalkan. Selama ada kesempatan ke sana lagi, Insya Allah saya akan berangkat.
Rupanya impian saya datang ke Ijen lagi didengar alam. Senin, 16 Desember 2019, kaki saya sudah menginjak tanah Ijen. Meski sudah setahun lebih, cuaca Ijen masih seperti yang pernah saya rasakan dulu. Dingin.
Satu hal yang membuat Ijen berubah total adalah kondisinya yang tandus. Ranting bertumbangan. Batang pohon yang berdiri kokoh, alih-alih hidup ternyata kayunya mengandung abu. Kabarnya hutan Ijen mengalami kebakaran.
Penanaman Pohon Cemara Gunung di Kawah Ijen
Namanya Pak Irvan. Seorang penarik Taksi Ijen yang setiap hari menawarkan jasa angkutan kepada para pendaki. Dari beliau saya mendapat cerita kalau bulan Oktober 2019 Ijen terbakar hebat dan sempat ditutup selama satu bulan. Belakangan saya ketahui Taman Wisata Kawah Ijen tutup sementara antara 20 Oktober hingga 6 November 2019.
Yang membuat sedih, kebakaran itu menghanguskan sekitar 940 hektare Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen, Gunung Ranti, dan Gunung Merapi Ungup-Ungup. Dandim V Brawijaya, Bapak Yuli Eko sempat menceritakan bahwa ketika kebakaran terjadi, suasana Ijen bak medan pertempuran. Api di mana-mana hingga mengubah hutan yang hijau menjadi hangus.
Sedih. Kawah Ijen yang dulu saya kenal garang, kini kondisinya memprihatinkan.
Saya tau, tidak mudah bagi kawasan Ijen untuk bangkit kembali seperti dulu. Butuh waktu panjang bagi destinasi yang setiap dini hari dikunjungi ratusan wisatawan untuk kembali hijau. Tapi juga tidak akan berpengaruh apa-apa kalau kita hanya diam saja melihatnya. Butuh aksi nyata dari kita semua terlibat memperbaikinya.
Dalam rangka menghijaukan kembali kawasan konservasi Ijen, Bakti Lingkungan Djarum Foundation bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur tergerak melakukan kegiatan Siap Darling, yakni Siap Sadar Lingkungan di Taman Wisata Kawah Ijen.
Aksi SiapDarling yang dilancarkan oleh Djarum Foundation melibatkan 250 mahasiswa dari seluruh Jawa Timur yang tergabung dalam Darling Squad. Mereka akan menanam 500 bibit pohon Cemara Gunung (Casuarina Junghuniana) di area Taman Wisata Alam Kawah Ijen seluas 1,1 hektare.
Sedikit informasi tentang Cemara Gunung, tanaman ini termasuk family Casuarinaceae yang merupakan jenis tanaman yang toleran terhadap musim kering dan kemungkinan mampu mengatasi keadaan kekurangan oksgen. Pada saat pohon Cemara Gunung tumbuh beberapa meter, tanaman ini akan tahan terhadap kebakaran (World Agroforestry Center (WAC) 2008)
Aksi Sadar Lingkungan Generasi Milenial
Disela kegiatan penanaman pohon, saya sempat ngobrol sedikit dengan 2 mahasiswa anggota Darling Squad. Namanya Fika dan Susiani, mahasiswa berbeda kampus tapi sudah akrab satu sama lain. Yang satu berasal dari kampus Bangkalan, satu lagi dari kampus Malang.
Mereka mengaku senang bisa terlibat dalam gerakan penanaman pohon di Ijen. Jauh-jauh mereka datang untuk menambah pengalaman selain sebagai wujud nyata menjaga alam sekitar.
Dalam sambutannya, Vice President Director Djarum Foundation, FX Supanji mengatakan, peranan Siap Darling melalui program penanaman di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen merupakan langkah nyata kepedulian generasi milenial terhadap lingkungan yang rusak akibat kebakaran. Selain itu, dengan menjaga lingkungan, program ini juga diharapkan dapat melatih rasa cinta lingkungan dan rasa bangga memiliki. Untuk jangka panjang, program ini adalah langkah kecil menuju terciptanya ekosistem lingkungan yang seimbang.
Selain penanaman pohon, Darling Squad juga melakukan aksi mengumpulkan sampah bersama-sama. Selama acara berlangsung, Darling Squad juga diajak berbagi pengalaman yang berhubungan dengan konservasi alam. Saya pikir kegiatan itu akan menjenuhkan, tapi ternyata mereka cukup antusias.
Tidak hanya mahasiswa, saya juga turut menikmati semua rangkaian acara. Semua serba santai. Sambil bercerita, anak-anak ini dapat duduk sambil leyeh-leyeh di bantal santai yang telah disediakan panitia.
Kemasan acaranya lumayan kompleks. Sambil olahraga naik turun hutan Ijen, mereka diajak mendengarkan talkshow bertema Menuju Ijen Darling. Ada hiburan juga tari Gandrung Banyuwangi. Dan pada akhir acara, semua hadirin dihibur oleh grup band Barasuara.
Sampai jumpa Kawah Ijen, baik-baik ya di sana. Semoga suatu hari nanti kita bisa berpelukan lagi. Aku Siap Darling, Kamu kapan?
Munasyaroh
Saya yakin mahasiswa dan pelajar yang ikut Darling adalah para para aktivis pecinta lingkungan klo aktivis lain gak bakalan mau ikutan.
Mbak Yuni sekarang jadi Blogger pecinta lingkungan juga