Tips Mengajukan Pinjaman Dana Cepat secara Online
Menjelang lebaran, kebutuhan hidup semakin meningkat. Ketika uang THR hanya tinggal kenangan, solusi alternatifnya adalah mencari pinjaman dana cepat.
Namanya juga situasi sedang kepepet, pasti ada sebagian orang yang melakukan segala cara untuk mendapat tambahan saldo segar. Salah satunya mencari informasi pinjaman melalui online.
Apa sih yang nggak bisa didapat pada era digital saat ini?
Fenomena meminjam uang melalui Fintech
Kalau boleh saya bilang, mendapat utang-utangan sekarang itu semudah membalik telapak tangan. Puluhan bahkan ratusan perusahaan keuangan online akan siap menyalurkan modalnya kepada siapapun. Ada atau tiada jaminan, bisa dipastikan uang akan cair dengan mudah. Tinggal pintar-pintarnya kita aja mengatur biaya cicilan serta masa tenor agar tidak terjadi besar pasak daripada tiang.
Memang enak punya utang gali lubang tutup lubang terus! Nggak, kan?
Di sisi lain, saya sering mendengar cerita mengerikan tentang peminjaman uang melalui online yang menggunakan tata cara penagihan kurang sopan. Parahnya lagi, bunga yang diberikan konon hitungannya tidak wajar.
Saya tidak tau klirunya di mana. Bisa saja karena terlalu lama nunggak sehingga dikejar oleh bagian debt collector. Atau sebaliknya, petugas tagihnya terlalu semangat, hehe
Kadang kala usai menerima dana segar, kita tidak sadar telah menggunakannya untuk keperluan tidak penting. Nraktir teman, beli barang elektronik, belanja-belanji. Nahasnya, giliran jatuh tempo mulai deh tergopoh-gopoh nyari duit buat bayar cicilan. Inilah yang akhirnya sering dialami banyak orang: terlilit utang!
Dihubungi minta pertanggung jawaban, selalu ngeles. Malah HP sengaja dimatikan. Begitu pula saat didatangi ke rumah, orangnya tidak menampakkan diri. Ujung-ujungnya saudara, tetangga, dan teman yang jadi sasaran.
Begitu itu yang disalahkan siapa?
Bijak mengelola Utang
Beberapa waktu lalu saya mengikuti seminar keuangan yang tema utamanya Bijak mengelola utang. Yap! Berani berhutang, harus juga bijak mengelolanya.
Disampaikan oleh narasumber, ada 2 tipikal orang berutang. Utang Baik dan Utang Buruk.
Utang Baik
Pengutang yang baik adalah yang memanfaatkan dana utangnya secara bijak. Tujuan berutang benar-benar untuk menutupi kebutuhan baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
Pengutang yang baik sudah pasti memiliki gambaran jelas kapan saatnya mencicil, sehingga sebelum jatuh tempo, dana sudah siap. Karena sifat utangnya produktif, mereka akan berupaya memutar dana seefisien mungkin. Misalnya untuk keperluan modal usaha, mencicil kendaraan untuk digunakan penghematan transportasi keluarga, dan lain-lain
Utang Buruk
Pengutang yang buruk adalah menggunakan uang hasil utang untuk foya-foya dan kesenangan hidup tanpa berpikir manfaatnya kedepan.
Biasanya pengutang buruk lebih kearah konsumtif. Membeli sesuatu yang tidak jelas manfaatnya. Dan inilah yang sering terjadi di masyarakat. Saya sering melihat ibu-ibu membeli smartphone berharga jutaan. Bukan digunakan sebagai penunjang usaha online, tapi hanya sebagai punya-punyaan.
Namun, apapun jenis utang. Menurut pakar keuangan, cara bijak mengelola utang sewajarnya besaran cicilan tidak lebih dari 30% gaji yang diterima setiap bulan.
Tips Mengajukan Pinjaman secara Online
Namanya kebutuhan seringkali datang tanpa diduga.Hal itu menimbulkan seseorang harus berhadapan dengan utang. Apa mau dikata jika suatu ketika harus melunasi biaya pendidikan anak atau untuk biaya menikah. Mau tidak mau mengajukan pinjaman secara online.
Pengajuan pinjaman melalui internet dinilai efektif. Selama data yang diperlukan lengkap seperti identitas dan data penunjang lain ada, tanpa jaminan pun bisa cair tanpa melalui proses berbelit-belit.
Syarat yang diperlukan untuk pengajuan utang, biasanya meliputi KTP, Kartu Keluarga, Slip Gaji. Jika ingin lebih meyakinkan bisa ditambahkan Surat Kendaraan atau Fotocopy Kartu Kredit.
Bagi yang bingung menentukan jenis pinjaman, informasi yang disajikan oleh situs pinjaman diberikan beberapa pilihan. Misalnya Kredit Tanpa Agunan, Kredit khusus Karyawan, Kredit Pemilikan Rumah, Pinjaman Usaha, Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor, dan lain-lain.
Untuk besaran pinjaman memang tidak dijelaskan secara gamblang. Sepengetahuan saya, besaran plafon yang diberikan suatu perusahaan finansial terhadap pengajuan utang seseorang dinilai dari data yang disajikan. Belum tentu lho, slip gaji besar, dana yang diberikan bernilai besar.
Di luaran sana banyak sekali perusahaan Fintech yang memberikan penawaran peminjaman online dengan iming-iming dana cepat cair. Tapi harus hati-hati, tidak semua perusahaan itu memiliki legalitas.
Jangan sampai karena berutang, kita malah kejeblos dalam jaringan rentenir. Tips mengajukan pinjaman secara online adalah:
Pelajari seluk beluk perusahaan Fintech tersebut. Seperti kejelasan lokasi perusahaan, nomor telepon yang bisa dihubungi, serta website resminya.
Jangan mudah percaya pencairan dana cepat, pastikan berapa patokan suku bunga yang diberlakukan.
Pelajari tenor (masa utang) yang diberikan oleh perusahaan
Cek legalitas perusahaan apakah telah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau belum. Jika belum segera hindari agar tidak merepotkan
Berutanglah sesuai kebutuhan
Untuk memudahkan kita mencari tempat pinjaman online yang baik, ada baiknya cek dulu di https://www.cekaja.com/kredit/. Website CekAja.com akan memberikan informasi segala macam masalah keuangan. Dari informasi yang diberikan, kita bisa bandingkan produk-produk finansial seperti kredit, asuransi, tabungan, maupun investasi yang baik berdasarkan kebutuhan nasabah 🙂
Leave a Reply