Ketika Blogger harus tampil keren saat datangi event!

Kecuali, dresscode, blogger memiliki kebebasan dalam hal penampilan. Tanpa diminta oleh penyelenggara, blogger sudah mengerti estetika saat datangi event alias rapi sopan.

Hmm, Rapi sopan terlampau umum untuk diungkapkan detailnya. Pakai Kaos tanpa kerah dan bersandal bukan jepit, termasuk udah kategori rapi, bukan? Dibilang sopan, ya sopan. Dan kadang disinilah letak ujian itu. Masalahnya adalah dimana letak kerennya? 😀

Saya sendiri bukan tergolong orang keren. Dandan gak bisa, model kerudung gitu-gitu aja, pakai high heels susah, trus kekerenan apalagi yang mau saya banggakan? Kecuali celana jins hitam (kalau nggak biru) dan atasan batik. Saya rasa batik adalah pakaian paling aman yang saya gunakan ketika binggung menentukan penampilan. Bagi saya, apapun penampilan, asal foto –able, deh! Haha..

Saya menyadari, makin kesini event blogger semakin tak terkendali. Macam-macam acaranya, satu contoh kegiatan CSR Alfamart.

Dulu even di Surabaya tak tentu ada seminggu sekali. Bandingkan dengan sekarang, seminggu aja bisa dihitung jari. Dua hari sekali, bahkan setiap hari. Ini yang membuat saya makin pusing memantapkan penampilan. Runyamnya, baju yang dipakai jadi kelihatan itu lagi-itu lagi, wahaha…

Saya pernah, ya, memakai baju terusan batik. Terusan batik ini bagus, saya baru beli di pasar Beringharjo. Mungkin karena saya jarang pakai baju model terusan, otomatis jadi pusat perhatian, dong. #eaaa… bangga doong..
#eaaalagiii… Mungkin coraknya cakep kali, ya, secara tak sadar, ada teman yang menghapali baju saya.

Beberapa hari kemudian ada event blogger lagi, dan saya pakai terusan batik itu lagi. Ternyata ada yang ngenali, wahaha… “Kok pakai ini lagi, kemarin habis pakai ini” Dan saya ngakak sengakaknya. Gak nyangka ada yang menghapal baju itu! Padahal even sebelumnya ada jarak sekitar 2 minggu. Bisa jadi jarak pakainya terlalu pendek, atau mungkin banyak yang naksir modelnya, wakaka..

Suatu hari saya dan beberapa teman blogger jalan ke Royal Plasa. Ndilalah disana sedang ada pameran baju yang harganya wajar. Gak terlalu promo kayak Harbolnas. Kita jalan dong suka-suka. Ada model bagus dibeli, gak bagus ya cuma numpang nyoba doang haha.. pas ada yang bagus, saya coba satu model atasan. Lalu ada yang nyletuk, “Beli’o mbak, biar kliatan ganti baju” saya mendelik, emang selama ini saya gak pernah ganti baju! “dasaaarrrrr.. teman tak tau diuntung, kau!” pastinya guyon, ya 🙂

Saya tak sepenuhnya menyalahkan teman yang memberikan kritik pada saya soal penampilan. Kalau bukan mereka, siapa lagi yang mau ngritik saya? Justru saya senang dibegitukan sebagai masukan buat saya. Mending ngomong langsung, kan, dari pada jadi pusat perbatinan teman? Karena saya sendiri juga merasa gak bisa menjaga penampilan. Terlalu slebor, kata anak 90-an.

Penampilan rapi dan sopan untuk ukuran saya adalah celana jins, atasan kain, sandal / sepatu selop dan jilnan paris. Saya sadar, penampilan saya monoton, apalagi hijabnya polos semua. Meskipun gonta-ganti warna, polos selalu menampakkan monoton. Saya pernah coba pakai kerudung slobokan, eh, ada yang protes gak pantes.

Rapi gak rapi, sopan gak sopan dalam penampilan pada saat datangi event blogger gak selamanya harus terlihat keren. Saya pernah datangi even yang bikin penampilan saya down. Datang cakep-cakep pakai baju baru, bawahan udah sesuai dan matching sama atasan, sampai di acara sama panitia disuruh ganti seragam kaos. Hoalaaahhh, rasanya jadi orang rugi serugi-ruginya. Dandanan cakep tadi harus amblas ditutupi kaos sponsor. Mana gak bawa manset lagi! Duh, ilang cakepnya!