Review Film I am Hope: Di mana ada keberanian, Di situ ada harapan
Review Film I am Hope: Di mana ada keberanian, Di situ ada harapan
Siapa yang belum nonton film I am Hope?
Nonton, gih! Jangan lupa bawa sapu tangan. Siap-siap basaahhh… 😀
Sejatinya, film I am Hope sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia sejak tanggal 18 Februari 2016, tapi nonton bareng di Surabaya sendiri, baru diadakan tanggal 21 Februari kemarin. Gemerlap kabar nonton bareng sendiri sudah di sounding sejak Januari, lama banget kan yah.. karena itulah saya semangat berangkat.
Saya tiba di XXI Ciputra World jam 13.30, ada Bu Vanda berdua putrinya. Berjalan mendekat, sekalian clingak-clinguk nyari yang lain, “Mbak nobarnya di tunda jam setengah lima”
Reaksi saya spontan, “Uwwhattt?!”
Padahal, sebelum berangkat saya sempat komen di grup WA, ijin mandi. Lha kok sekarang ada kabar nobarnya di tunda. Yah.. yah.. piye, ya.. udah nyampe disana masak mau pulang. Mana diluar ujan deres. Ya udahlah ya, gak usah diceritakan protesnya disini, kasihan mbak Wulan Guritno dan Managemen film I am Hope yang udah jauh-jauh datang dari Jakarta tapi gak tau apa-apa tentang kejadian ini. Semoga kedepannya, ada koordinasi yang lebih baik lagi.
Para istri memotret suaminya. Kegiatan iseng yang bisa dilakukan sambil nunggu jadwal nobar
Lanjut cerita film..
Review Film I am Hope: Di mana ada keberanian, Di situ ada harapan
Tepat pukul 17.00 film I am Hope dimulai dengan gambaran keluarga bahagia Bapak, Ibu, Anak, yang terdiri dari Raja Abdinegara, Madina Abdinegara, dan Mia Abdinegara. Keluarga berjiwa seni yang hidup bahagia dengan profesinya masing-masing sebagai pecinta theatre.
Hingga suatu ketika, Madina harus meninggalkan suami dan anaknya karena mengidap penyakit Kanker. Kehidupan yang semula bergelimang, terkuras untuk pengobatan Madina.
Mia, gadis dewasa yang telah berusia 23 tahun tiba-tiba di vonis dokter menderita Kanker Paru-paru. Penyakit ini menjadi sebuah trauma yang tak akan habis. Setelah Madina, kini Mia. Raja merasa terpukul dengan keadaan ini. Ia takut kehilangan anggota keluarga yang dicintainya karena penyakit Kanker
Meski batinnya menderita, Mia di teguhkan oleh seorang sahabat dalam imajinasinya. Ia adalah Maia. Maia selalu berada disamping Mia dalam suka maupun duka. Disinilah kemudian kehidupan berat Mia berliku. Apalagi ada David yang selalu hadir menjaga Mia. Bersama David, Mia akhirnya sukses menembus Rumah Produksi. Naskah yang ditulis Mia berhasil diterima oleh PH Rama Sastra.
Kabar menyenangkan, tapi juga menyedihkan. Di satu sisi Mia akan menjadi calon sutradara (mengikuti jejak Ibunya), disisi lain Ayahnya ingin Mia fokus pengobatan. Bagaimana juga dengan nasib David yang dianggap sebagai penyebab parahnya penyakit Mia? Lalu bagaimana nasib Mia selanjutnya?
Film I am Hope berlatar belakang keluarga yang penuh kedamaian. Disini dicontohkan bahwa dukungan keluarga membawa kekuatan dalam menembus ketakutan.
Saya suka ucapannya Mia saat memberikan gelang harapan kepada penderita Kanker:
“Pakailah gelang ini. Jangan pernah takut gagal, karena di mana ada keberanian, di situ ada harapan”
Film I Hope merupakan besutan Sutradara Adilla Dimitri. Film ini dimainkan oleh bintang Indonesia yang namanya sudah tak asing lagi. Seperti Fachry Albar (David), Tio Pakusadewo (Ayah Mia), Tatjana Saphira (Mia), Feby Febiola (Ibu Mia), Ray Sahetapy (Dokternya Mia), Alessandra Usman (Maia), dan nama-nama lain seperti Ine Febriyanti, Ariyo Wahab, Ray Sahetapy, Kenes Andari, dan Fauzi Baadila
Review Film I am Hope: Di mana ada keberanian, Di situ ada harapan
1. Maia merupakan sosok imajinasi yang diciptakan Mia. Sebagai sosok yang tak wujud Maia pintar berekspresi. Terutama saat Mia jatuh dalam kesedihan. Yang menjadi catatan saya adalah adegan ketika Mia malas balas chattingannya David. Merasa harus membantu Mia, Maia mengambil smartphone Mia lalu membalas chattingan David. Sampai pulang saya kepikiran, kok Maia bisa sih balas chattingan David? Kan dia hanya imajinasi Mia?
2. Ketika adegan Mia datang ke gedung theatre saat baru pulang operasi. Waktu itu Mia didorong kursi roda sama Bapaknya. Tiba-tiba datanglah David menggantikan posisi Bapaknya Mia tanpa sepengatahuan Mia. Saya pikir Mia bakal terkejut dengan kedatangan David, karena sebelumnya mereka sedang marahan. Tapi ekspresi Mia biasa saja, gak terkejut sama sekali. Padahal saya berharap Mia akan terkejut.
Review Film I am Hope: Di mana ada keberanian, Di situ ada harapan , Lagi-lagi anak negeri menelorkan karyanya. Hadirnya film I am Hope semakin menyembuhkan luka perfilman Indonesia. Film I am Hope datang dengan membawa kepedulian dan dukungan kepada penderita Kanker di seluruh Indonesia.
Baca juga Review Film: Dilarang Masuk..! Bukan sembarang film Horor!
Nining
Iya mb samaan kita, kumikir ya Mia bakalan kaget yg ngedorong ganti so David, ealaaaah hahaha. Flat banget mnrtku aktingnya Tatjana, nhgak ada Tio Pakusadewo filmnini sepi keknya hihihi 😀
Hilda Ikka
Huahahaha aku juga mikir di bagian situ. Bego, padahal kemaren sempet ngobrol ama Adila Dimitrinya aku, kenapa nggak nanya xD
D. Indah Nurma
Poin nomor dua awalnya saya juga aneh mbak tapi malah seneng makin ke sininya. Enggak kaget malah menunjukkan ikatan emosi yang mendalam di antara keduanya. So sweet lah 😀
eda
huahahaa… mbaaaa.. terlalu banyak ‘lubang kosong’ di film inii, tapi yaa.. ga usah dipikir .. namanya juga hiburan 😀
HM Zwan
dari kemarin baca review beberapa teman,jadi pingin nonton mbak
inayah
Sebulanan ini lini masa penuh promo film ini ya mba