Kisah Mantan Kakak Ipar Meninggal Sekeluarga Terpapar Covid-19
“Nik, Bapaknya Mega hari ini meninggal, tolong kamu ke rumah lihat Mega dan adiknya. Kasihan mereka sendirian”
Sebuah pesan dari Kakak di Banjarmasin memenuhi notif WA pagi-pagi buta. Saya tak langsung merespon, yang saya lakukan justru berpikir layaknya seorang detektif yang mengungkap kasus kematian seseorang.
Sebagai info, bapaknya Mega adalah mantan suami kakak saya. Setelah berpisah, kakak pindah ke Banjarmasin, sedangkan Mega dan adiknya ikut sang bapak bersama istrinya yang baru beserta tante dan nenek dari pihak Bapak. Jadi total 1 rumah ada 6 orang.
Suatu hari kakak saya memberi kabar kalau tante (adik bapaknya Mega) meninggal. Saya hanya bisa termangu mengingat sang tante ini masih usia produktif. Karena sudah keluarga mantan, saya juga tak begitu peduli sebab kematiannya apa.
Selang 7 hari, datang lagi kabar yang mengatakan neneknya Mega meninggal, penyebabnya jatuh dari kamar mandi. Kali ini saya agak sedih, tapi juga tak bisa berbuat banyak karena saya tak begitu dekat dengan keluarga bapaknya Mega.
7 hari kemudian kakak menelpon saya langsung yang mengabarkan bapaknya Mega meninggal di rumah sakit dan saya diminta untuk melihat kondisi anak-anak karena istri bapaknya Mega yang baru dalam perawatan medis.
Hmm, saya langsung diam sejenak. Kenapa kematian bisa seberuntun ini? Pun ujug-ujug menuduh Corona juga kurang etis, meski pikiran saya yakin arahnya menuju ke sana. Saya terbungkam dalam kebimbangan. Haruskah saya ke rumah Mega? Alih-alih mencari alasan, saya kemudian memberanikan diri bertanya kepada Kakak, “Mbak Eni, sepuntene (mohon maaf) Bapaknya Mega meninggalnya karena apa?”
Di jawab, “Karena Covid”
Dieengggg, dugaan saya benar.
“Lalu kondisinya Mega sekarang bagaimana?”
“Mega dan adiknya positif Covid”
Lha dalaah.. saya jadi bingung, bagaimana mungkin saya mendatangi Mega kalau mereka positif? Akhirnya dengan seribu maaf saya katakan belum bisa mengunjungi anak-anaknya. Mungkin pada hari lain ketika semua dinyatakan sehat.
Sejak berpisah dengan Kakak, hubungan saya dengan 2 keponakan ini seperti terputus. Di sisi lain bapaknya melarang anak-anaknya bertemu dengan keluarga kakak. Jadi ketika dimintai tolong ke rumah mantan suaminya, saya agak salah tingkah meskipun bapaknya Mega sudah meninggal dunia.
Kronologis Kematian Beruntun
Begitu banyak penggalan berita yang saya terima atas kabar kematian mantan suami kakak beserta keluarganya, namun dari semua cerita, saya memiliki satu kesimpulan bahwa sebenarnya yang membawa Covid-19 ke rumah adalah si Tante.
Diceritakan, selama pandemic rutinitas pekerjaan sang Tante diselang seling. 3 hari ngantor, 3 hari di rumah. Pada hari terakhirnya di dunia, sang Tante kebagian kerja di rumah. Setelah 3 hari WFH, keesokannya jadwal dia masuk kantor. Namun yang terjadi dia merasakan sesak nafas dan muntah-muntah, sebelum dibawa ke dokter, sang Tante dinyatakan meninggal.
Sampai di sini tidak ada yang menduga sebab kematiannya sehingga jenazahnya dirawat secara normal dengan prokes standar.
Kenapa Mega bisa terpapar virus? Selain tinggal 1 rumah, Mega juga turut memandikan jenazah Tantenya beserta istri bapaknya.
Beberapa hari kemudian Mega merasa indera penciumannya tidak normal. Dia sudah merasa ada tanda-tanda terpapar Covid lalu memutuskan untuk isolasi mandiri di kamar. Ketika beberapa hari kemudian neneknya meninggal, Mega sama sekali tidak keluar kamar walaupun rumah dalam kondisi banyak orang, dia menahan diri tidak bertemu manusia.
Keesokannya Mega meminta Bapaknya dan juga istrinya untuk melakukan rapid test, swab, PCR dan apalah namanya itu tapi mereka menolak. Berbagai cara Ia memaksa bapaknya cek ke Rumah sakit, tetap ditolak hingga akhirnya istri barunya masuk rumah sakit dengan diagnosa types. Bapaknya Mega pun ikut melakukan tes yang kemudianya dinyatakan positif.
3 hari dirawat di Rumah Sakit, terdengarlah kabar si bapak meninggal dunia.
Lalu bagaimana kondisi istri bapaknya Mega? Belakangan dia dinyatakan sembuh tapi memilih pulang ke rumah orang tuanya. Di sinilah beban keluarga ditanggung Mega bersama adiknya. Ia butuh kehadiran sosok orang tua yang menemaninya sekaligus menyelesaikan urusan rumah tangga yang tertunda
Alhamdulillah, seminggu lalu kakak saya yang di Banjarmasin pulang ke Surabaya sekaligus mengadakan selamatan kirim doa 40 hari untuk mantan suaminya. Kabar baiknya, Mega dan adiknya sudah dinyatakan sembuh.
Memang kematian manusia tidak ada yang tau, namun kabar duka yang datang beruntun juga cukup membuat hari kelabu apalagi penyebabnya adalah Covid-19 yang hingga saat ini masih membayangi kita semua.
Saya menulis Kisah Mantan Kakak Ipar Meninggal Sekeluarga Terpapar Covid-19 ini sebagai renungan betapa jahat dan kejamnya virus ini. Semoga apa yang saya tulis memberikan hikmah bagi teman-teman semua. Harapan saya, semoga kita semua dalam keadaan sehat dan diberikan panjang umur, Aamiin..
thya
Turut bersedih dan berduka ya mbaa.. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. Covid ini memang jahat banget ya mba.. btw, sekarang mega dan adiknya tinggal sama siapa mba?
Dessy Achieriny
Ya Allah kak, ikut sedih aku bayangin ditinggal keluarga tersayang sekaligus sedih banget rasanya pasti. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah.
Rach Alida
Innalillahi wiannailahi radjiun 🙁 Banyak kejadian seperrti ini tapi herannya masih banyak yang abai mba 🙁 Smoga Mega dan keluarganya selalu Alah berikan kekuatan ya
Sovi Nur Wakhidah
Turut berduka, Mbak. Semoga kita semua dijauhkan dari virus ini. Sehat selalu Mbak Yuni sekeluarga.
Keke Naima
Innalillahi wa innailaihi roji’uun. Turut berduka ya, Mbak. Itulah yang saya khawatirkan dari Covid. Penyebarannya sangat cepat. Dan risikonya adalah kematian.
Alvie
Turut berduka cita mbak, semoga Allah Ta’ala jauhkan kita dari musibah dan marabahaya…
Dewi Natalia
Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan ya mbak. Turut berdukacita ya mbak. Sehat2 terus mbak dan keluarga.
Ria Nugros
Turut berduka ya Mba. Virus ini memang sangat berbahaya ys, gak bisa kita anggap sepele. Namun sayangnya masih banyak orang yang santai saja menghadapi Virus ini
Nyak Rotun
Ya Allah, Mega sama adiknya pasti syok banget ya Mbaaa, menyaksikan orang2 terdekatnya meninggal secara beruntun T_T
Covid itu nyata, meski kadang terasa lelah karena kok nggak kelar2 ini pandemi, tapi kita harus tetep sabar dan patuh prokes!
Semoga kita sehat2 selalu. Amiiin.
nurulrahma
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Merinding bacanya, Mba 🙁
Semoga wabah ini segera berakhir ya
Retno Kusuma Wardani
Innalillahi wa innaillahi rojiuun…dan herannya masih banyak yang gak percaya virus itu ada. Turut bersedih mbak, beberapa keluarga jauh juga ada yang meninggal karena virus ini. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT…
Emanuella Christianti
Turut berduka cita nggih Mbak Yun, semoga keponakan dan keluarga besar diberikan kesehatan dan pulih dari kesedihannya ya mbaaa…. Makasi uda sharing, jadi diingatkan lagi kalau segitu cepat dan bahayanya penularan covid di cluster keluarga….
Zia
Innalillahi wa innailaihi rojiuun. Ya Allah kebanyang banget ini sedihnya. Semoga yang sudah tiada diberikan tempat terbaik di sisi Allah. Sharing cerita seperti ini bisa jadi reminder jangan kendor prokes dan menahan diri untuk pergi-pergi ke tempat umum. Stay healthy buat semuanya.
Lidya
Innalilahi, turut berduka mbak Yun.
Bingung ya mbak satu sisi masih keponakan tapi kalau kondisinya positif covid agak riskan. Alhamdylullah Mega & adiknya sudah sembuh.
Bundabiya.com
innalilahi wa inna ilaihi rajiun.. turut berduka, Mba. kalau di keluargaku, kami sangat kehilangan karena ada rekan dekat ortuku yang meninggal karena covid. nelangsa banget rasanya.. mengingat beliau orang yang baikkk dan sangat entengan kalau ngasih bantuan. semoga kita semua sehat terus yaa dan semoga abis gini dapat giliran divaksin
Nyi Penengah Dewanti
Inalilahi wainnailaihi rojiun mba Yun. Turut bela sungkawa. Bude pakdeku juga kena Mba Yuni. Masih perawatan juga. Ya Allah semoga kita semua sehat selalu aamiin
Nia Haryanto
Ya Allah ya rabb. Sedih sekali bacanya. Gak kebayang gimana perasaan keluarga Mbak Yuni. Aku aja yang kehilangan satu paman, December lalu, sampe kini masih sesak rasanya. Semoga kejadian seperti ini bisa menjadi catatan bagi banyak orang untuk tak menyepelekan pandemi ini. Walopun udah ada vaksin, bahaya masih mengintai kita ya. 🙁
Sri Widiyastuti
innalillahi wainnailaihi rojiun, allahumaghfirlahum warhamhum waafihi wa’fuanhum. semoga sekeluarga husnul khotimah ya mbak. sedih membacanya. Ya Allah. semoga anak suami dan keluarga kita terhindar dari penyakit yang sedang wabah ini ya mbak
Yulia
Innalillahi wa inna iliaihi roji’uun.. turut berduka cita ya mba, dan semoga Mega dan adik segera cepat diberi kesembuhan
Rahmah
Speechless aku bacanya
Sakno Mega sama adiknya juga
Berarti sekarang Mega dan adiknya berdua tok Mbak?
Duh ibu tirinya juga balik ke rumah orang tuanya
Andy Hardiyanti
Ya Allah sedihnya.. tulisan ini sekaligus bukti bahwa corona itu ya memang ada. Sayangnya makin ke sini, semakin banyak yang sudah tidak peduli lagi. Padahal jumlah kasus makin hari, makin naik aja.
Intanpari
Turut berduka cita. Apa yajag terjadi saat ini memang kita harus selalu bersabar dengan ujian sang pencipta, mudah mudahan kita semua selalu diberikan kemudahan dalam segapa hal
Eni Martini
Turut berduka cita ya mba, sesungguhnya Covid sangat mengerikan banget ya mba. Buat sebagain orang tenang karena tidak banyak efek ketika terpapar, tapi sebagain lagi sampai merenggut nyawa. Ya Allah..kita harus tetap aware
Diah Alsa
Turut berduka Mbak, kejadiannya beruntun gitu ya, pasti Mega dan Adiknya sedih sekali ditinggal orang-orang terkasih.
Virus ini memang tidak boleh dianggap remeh, sampai kapan pun, makhluk kecil yang tak terlihat ini wajib diwaspadai 🙁