Suroboyo Bus
Cerita Yuni

Video Bahasa Suroboyoan Blogger Tayang di JTV Rek

Video Bahasa Suroboyoan Blogger Tayang di JTV Rek – Iseng-iseng berhadiah. Bisa dikatakan begitu ketika akun Instagram JTV Rek mengumumkan nama saya sebagai pemenang vlog terbaik ke 4 lomba video. Meksipun yang terpampang nama saya, tapi itu merupakan kemenangan bersama para member Ning Blogger Surabaya yang secara ramai-ramai keidean membuat video kompilasi ala Jawa Timuran.

Video Bahasa Suroboyoan Blogger Tayang di JTV Rek

Tepatnya tanggal 1 April 2020, Li Partic melemparkan link postingan @mcwanisuroboyo yang menayangkan video bersambung dengan durasi 3-5 menit dan sekonyong-konyong mengajak seisi grup membuat video serupa. Waktu itu awal-awal wabah Covid mulai menjangkiti Indonesia yang mana untuk pertama kalinya Pemerintah menghimbau rakyat agar tidak keluar rumah.

Menurut kami videonya lumayan sederhana. Apalagi seorang hanya bicara sepatah dua kata aja. Sisanya tinggal disambung-sambung. Tapi tema apa yang mau diangkat, itu yang butuh mikir keras! Mulailah bermunculan ide-ide. Ada yang mencetuskan bikin lagu, karaokean, dan lain-lain. Banyaknya ide itu membuat kami spontan melemparkan tema. Dan yang paling mendekati masuk akal adalah materi #dirumahsaja dan kampanye #tidakmudik.

Supaya videonya menarik, kami membuat dengan gaya bahasa Suroboyoan. Kan judulnya Ning Blogger Suroboyo.. biar seje dikit, hehe..

Bayangan saya prosesnya akan sulit karena harus membuat skrip sekaligus mengatur siapa yang mau dan akan tampil ngomong apa. Bagian prakteknya yang gampang, mek ngomong sak nyuk’an tok. Potongan-potongan itu kemudian digabungkan jadi satu paket video. Yah, walaupun satu orang tampilnya cuma beberapa detik, tetapi butuh ekspresi dan kreativitas juga, kan.

Disaat kami diskusi serius, mbak Wiwid muncul dengan skripnya. Seperti ini: Rek – Nek awakmu – isih seneng cangkruk – ngopi – mabar – golek wifi gratisan – muliho saiki! – ojo nyusahne emakmu!

Dari skrip pendek ini berkembang menjadi panjang sedikit, tapi sebisa mungkin kemasannya maksimal 1 menit (sesuai durasi feed Instagram).

Supaya pesertanya banyak, saya mencoba menambahkan skrip menjadi: Rek – Nek koen – Jek seneng cangkruk – ngopi-ngopi – demi gratisan wifi – gae ndelok – Hoho hihe – muliho saiki! – Gelem ta mati cepet – ndang mulih! – ojok nyusahno mbokmu!. Mengingat video kompilasi ini sesuai asas suka-suka, kami tidak memaksa mereka yang tidak berkenan. Dilempar aja skripnya. Siapa mau ambil skrip apa.

Rupanya tak sulit lho mengatur orang yang sevisi ini. Jam 7 pagi ide dilempar, jam 10 semua video telah terkumpul. Setelah melalui proses editing dengan menambahkan teks terjemahan sekaligus mengganti video yang dirasa greget Suroboyonya kurang, jam setengah 12 siang selesailah video itu dibuat.

Selama proses pembuatan terasa lucu. Sambil menunggu kiriman video lengkap, setengah harian grup isinya menertawakan kegokilan sendiri. Ada yang tampak judes, ada yang endel, ada pula yang penjiwaannya bikin ngelus dada KFC, haha.. yang tak disangka, Li menutupnya dengan Bahasa Madura.

Penasaran? Ini hasilnya!

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Yuniari Nukti (@yuniarinukti) pada

Lomba Video #NgomahWae bareng JTV

Gayung bersambut, selang 2-3 hari video kami post di sosmed masing-masing, Wulan datang membawa kabar bahwa JTV sedang mengadakan lomba video dengan tema #NgomahWae. Saat itu admin hanya menginformasikan teasernya aja, hadiahnya apa masih rahasia. Kata adminnya, Pokoke dikirim dhisek!

Selain memberikan hadiah, admin juga menginformasikan kalau video yang dikirim akan ditayangkan di JTV. Lah nek iki aku sueneeeng, haha..

Video Bahasa Suroboyoan

Sambil bersiul-siul, dan tak lupa mengucap Bismillah, saya kirim video punya anak-anak Ning Blogger Suroboyo ke nomer WA sesuai instruksi di pengumuman lomba. Seperti halnya lomba blog, setelah mengirim video kami melupakan semuanya. Seperti amnesia aja. Tayang Alhamdulillah, gak tayang babahno. Nek gak tayang, admine sing ncen bangeten, hehe

Hingga suatu pagi yang indah, Ria memberitau bahwa video kami tayang di JTV semalam. Persisnya jam 8 setelah acara Pojok 7. Wah, wah.. ngunu lo arek-arek suwenengee ra eram!

Kabar baiknya lagi, beberapa hari lalu JTV mengganjar karya kami dengan memberikan apresiasi sebagai Video Terbaik ke 4 dengan hadiah uang tunai, yeaaaiiiii! Terima kasih JTV Rek..

Video Bahasa Suroboyoan

Sebagai informasi, JTV merupakan media televisi Jawa Pos yang menayangkan konten-konten lokal Jawa Timur. TV Lokal lah ibaratnya. Dari JTV inilah saya mendapat banyak istilah bahasa daerah yang selama ini dianggap tabu diutarakan secara langsung. Melalui Berita Pojok Kampung (beritanya orang Jawa Timur) saya mendengar kata hohohihe (perbuatan tidak senonoh), mbok dhewor (janda), pistol gombyok, empal gosong yang sekarang diubah jadi barang nylempit, mbalon, matek, rempon dan masih banyak lagi seperti montor kloneng (mobil pemadam), njekethek (ternyata), pentil muter (angin putting beliung), plokotho (dibohongi), banyu londo (minuman keras), prejengan (penampakan orang).

Sampai saat ini tiap mendengar berita Pojok Kampung, saya masih suka nyengir dan geleng-geleng kepala. Padahal yo wong Suroboyo asli, tapi masih aja kaget mendengar istilah arek Jawa Timuran. Apalagi bagian penyebutan barang sensitif. Gak dirungokno iku krungu, dirungokno kok cek kurang ajare, haha.. Tapi saya suka beginian, menunjukkan karakter ceplas-ceplos dan apa adanya.

Kampanye #OjoMudik versi anak-anak Blogger

Usai Ibu-Ibunya membuat video singkat, ternyata anak-anak ingin juga dibuatkan video serupa. Andai Salfa tidak meniru gaya-gaya kami, mungkin rencana ini tidak terlaksana. Anak ini memang kecentilan sih. Suka bener meniru gaya saya, dan gaya-gaya yang endel seperti ekspresi mbak Tata bagian ngomong, “demi gratisan waifi!”

Kok ya slametee dia gak meniru mbak Nining pas, “hohohihe aeeee”. Kalau itu terjadi buyar dunia persilatan, haha..

Untuk versi anak-anak, kami mengangkat tema #OjoMudik. Pas dengan kondisi saat itu Pemerintah mengeluarkan perintah larangan bepergian.

Untuk anak-anak skripnya begini:
Om Tante – Pakdhe Budhe – Aku kangen loh – Tapi Tahan dulu ya – Di Rumah Aja dulu – Ojo mudik dishek yo!

Buat Mbahkung mbahuti – Kakek Nenek – Kami minta maaf ya – belum bisa mudik – sehat-sehat ya – sampai ketemu

Ini video anak-anaknya:

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Ning Bloger Surabaya (@ningblogersuroboyo) pada

 

Terharu saya, ternyata ngatur anak-anak lebih mudah ketimbang ngatur orang dewasa. Dalam semalam saja semua video sudah terkumpul. Lucu-lucu mereka dan hasilnya diluar ekspetasi, saluuttt. Sampai ketika saya ngetik artikel ini, suara Yusuf (2 tahun 8 bulan) dengan kalimat Jehat-Jehat yaaa (maksudnya sehat-sehat yaa) menari-nari di telinga. Lucune talaah arek-arek iki.

Mugo-mugo Korona ndang amblas dari muka bumi. Sudah sakau pingin rujakan bareng sambil ghibahin hadiah dari JTV. Min, suwon sing akeh yo. Gusti Allah sing mbales!

19 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *