Review Novel The Teashop Girls, sehangat harapan semanis persahabatan

Kali ini saya ingin menulis review novel The Teashop Girls, sehangat harapan semanis persahabatan. Buku ini sudah dibaca lama, tapi baru sempat review sekarang 🙂

Meski teh disebut minuman yang mengandung banyak manfaat namun ketenarannya jauh jika dibandingkan dengan kopi. Seperti kopi, teh juga memiliki banyak jenis dan rasa, seperti teh hijau, teh merah, teh hitam, teh rasa vanilla, teh herbal, dan lain-lain.

teashop
Cover Novel The Teashop Girls. Sumber foto: goodreads.com

Annie Green, cucu seorang pemiliki kedai teh Steeping Leaf bernama Louisa merasakan itu. Sejak kecil Annie begitu menyukai teh. Bersama sahabat-sahabatnya, Genna dan Zoe, mereka menamakan dirinya Gadis-gadis Kedai Teh. Mereka kerap membuat acara high tea ala Inggris, merayakan ulang tahun bersama, dan membuat scrapbook tentang teh. Isi scrapbook macam-macam, ada resep makanan dengan bahan utama teh, cara membuat teh enak hingga kliping berisi iklan teh.

Ketertarikannya pada teh membuat Annie ingin menjadi bagian dari Steeping Leaf, caranya dengan melamar menjadi karyawan kedai di tempat neneknya. Tentu saja neneknya menerima keinginan Annie. Apalagi di kedai teh ada Jonathan, cowok ganteng yang magang di Steeping Leaf lalu ditugasi Louisa sebagai inventaris barang.

Keberadaan Annie di kedai Steeping Leaf membuat gadis-gadis Kedai Teh sering menghabiskan waktu bersama. Pelanggan-pelanggan baru datang silih berganti. Namun kendala mulai datang manakala listrik tiba-tiba mati mendadak dan kedai dinyatakan harus tutup sementara. Rupanya Nenek Louisa menutupi apa yang selama ini menjadi masalah di kedainya. Kenyataan listrik mati menjadi tanda bahwa Steeping Leaf tidak bisa membayar tagihan listrik, serta kedatangan seorang pria yang membawa surat pengusiran karena Louisa tidak bisa melunasi biaya sewa.

Melihat ini semua Annie dan teman-temannya berniat membantu Nenek Louisa dengan membantu promosi di sekolah dan membuat iklan di trotoar jalan dengan kapur. Sayangnya kegiatan itu harus hancur akibat cuaca yang tidak bersahabat sehingga menjadikan iklan-iklan yang mereka gambar hanyut terbawa air hujan.

Keadaan semakin sulit manakala hadir Zach Anderson, anak pengusaha real estate yang sombong dan dengan angkuhnya berusaha mengadakan perubahan kehidupan Shorewood.

Ditambah lagi hadirnya Kedai Franchise Kopi yang baru dibuka dengan suasana ruangan lebih modern dengan sofa cantik, seakan menurunkan derajat Steeping Leaf, yang merupakan kedai teh ala tradisional. Orang-orang yang dulunya pelanggan tetap Steeping Leaf, kini mereka berpindah ke kedai franchise kopi. Hal ini semakin membuat Annie dan Jonathan terpukul. Belum lagi hinaan-hinaan Zach yang semakin terdengar panas di kuping.

“……. Semua orang yang menjadi bagian dari Steeping Leaf harus memahami langkah yang harus diambil bisnis ini supaya bertahan. Satu-satunya hal yang tetap adalah perubahan. Orang bijak yang mengatakan itu. Kurasa Bill Gates”

Dan begitulah ide Jonathan untuk memperbarui penampilan kedai Steeping Leaf benar-benar mereka lakukan. Membershkan permukaan kedai, menurunkan poster dan mengecat kembali temboknya, menyingkirkan stoples yang tidak seragam, dan mengganti buku-buku dari rak dan menggantinya dengan yang baru.

Apakah perubahan besar-besaran yang dilakukan Annie dan Jonathan menjadikan kedai Steeping Leaf kembali menarik perhatian pengunjung?

Cerita masih berlanjut dengan kekecewaan Annie terhadap Jonathan yang ternyata lebih mencintai kakaknya, Beth, ketimbang dirinya. Padahal Annie sudah berusaha menjadi sosok yang diharapkan Jonathan. Louisa juga sepertinya tak begitu puas dengan perubahan yang dilakukan cucunya terhadap tokonya. Apapun alasannya Steeping Leaf adalah kedai peninggalan Charles, suaminya, dan Louisa tak ingin kenangan-kenangan terhadap Charles hilang begitu saja.

Masalah semakin runyam saat Annie dan Genna bertengkar hebat yang menyebabkan hubungan mereka merenggang. Semakin pelik lagi, Zach, begitu terus menerus mengganggu Annie.

Apakah kedai Steeping Leaf dapat kembali berjaya, dan apakah gadis-gadis kedai teh dapat bersatu kembali? Buku The Teashop Girls merupakan buku yang sarat akan persahabatan, cinta, dan kekuasaan. Di dalam novel ini, pembaca akan disuguhi catatan-catatan seperti resep membuat teh, resep membuat kue camilan, kliping gambar iklan teh, sejarah teh, catatan harian, tips mempercantik tubuh, dan catatan-catatan menarik lainnya.

Review Novel The Teashop Girls: sehangat harapan semanis persahabatan
Review The Teashop Girls: sehangat harapan semanis persahabatan

Membaca buku ini saya seperti sedang mendengarkan cerita beserta menikmati santapan-santapan teh dan camilan ala Inggris. Semuanya dibungkus dengan gaya bahasa menarik dan enak dibaca. Nyaris tidak ada salah tulis.

Sedikit catatan review The Teashop Girls, sehangat harapan semanis persahabatan dari saya adalah seadainya resep, gambar dan iklan itu disajikan dalam bentuk full warna mungkin novel ini akan menjadi buku yang indah.

Judul: The Teashop Girls (sehangat harapan, semanis persahabatan)
Oleh: Laura Schaefer
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan pertama: Maret 2013
Halaman: 309

Perhaps You, hanya cinta yang bisa

Ketika menulis draft ini saya sedang dipusingkan dengan postingan ASUS Notebook Terbaik dan Favoritku yang nasibnya dimesin pencarian belum beranjak ke halaman pertama Google. Aih.. baru kali ini ikutan kontes semi SEO dan ternyata emang rumit pake banget ya hihi..

Beberapa hari lalu saya dikasih pinjem sama Hani Wulandari Yasin buku berjudul Perhaps You terbitan Gagas Media yang dicovernya tertulis nama Stephanie Zen sebagai pengarangnya.

Hmm.. galau antara mau pinjem apa nggak secara buku Gagas Media yang hadiah even Gagas Debut lalu belum dibaca semua. Ditambah kemarin dapat kiriman lagi 2 buku dari Gagas yang di ‘Surat Cinta’nya menyatakan kalau buku ini adalah kekurangannya yang dulu. Duh, Gagas baik  banget sih, dulu dikasih 14 buku, sekarang dikirimi lagi 1 buku After Rain dan 1 buku bonus terlambat kirim Love Secret and Justice. Makasiihh banyak Gagas Media…  sering-sering ngasih buku yaaa 😀

cover-revisi_perhaps-you

Perhaps You. Baca buku ini saya hanya butuh waktu sehari saja *rekor baca buku tercepat yang pernah ku raih*.  Dibilang bagus, nggak juga soalnya cerita yang diangkat khas sinetron kita, perselingkuhan! Dan kenapa saya bisa menyelesaikan dengan cepat, alasan utamanya antara lain ini buku pinjeman. Gak enak dong kalau lama-lama minjem. Lainnya lagi karena banyak halaman yang isinya melulu isi BBM-an antara sang tokoh utama bernama Abby dengan selingkuhannya yang notabene rekan kerja bernama Chris.

Buku ini lumayan tebel, 441 halaman dengan font tulisan yang menurut saya kurang nyaman dibaca. Terlalu kecil dan seperti fotocopyan. Entahlah mungkin karena kertas yang digunakan semacam kertas buram sehingga ada halaman yang tintanya tebal dan ada yang tipis. Malah awalnya saya kira ini buku stensilan, kok.. tumben buku Gagas Media begitu ya..

Buku Perhaps You bercerita tentang Abby, seorang gadis anak pengusaha distributor lampu Oaks di Surabaya. Abby adalah lulusan Singapura yang kemudian bekerja ikut Ayahnya sebagai staf Adminstrasi. Ketelatenan dan kepintarannya mencari costumer membawa Abby menjadi seorang Manager Pemasaran. Walaupun dia bekerja di kantor Bapaknya sendiri, namun Abby tidak mau diperlakukan secara special. Ia ingin menjadi Abby yang dianggap karyawan biasa seperti staf yang lainnya.

Diawal cerita karakter Abby begitu kuat kalau dia seorang yang kaku dan lurus dalam hal percintaan. Ingatan akan Daniel, cowok yang diharapkan Abby selama 8 tahun yang hingga kini tak ada kabar membuatnya menjadi seorang yang pantang mengenal cinta. Sayangnya ketika mengenal Chris, rekan kerja dicabangnya Jakarta membuat Abby berubah pikiran. Konyolnya, Ia mau dijadikan selingkuhan Chris! Nah lo..

Sepertinya cerita karma berlaku untuk Abby. Mulanya Abby melarang Sandra, Sekretaris sekaligus sahabatnya itu pacaran dengan lelaki yang sudah berpasangan, eh ternyata malah Abby ikut terperosok dalam jurang yang sama.

Saya nggak tau ya kenapa Stephanie Zen mengangkat drama perselingkuhan seperti ini. Kesan ceritanya jadi sinteron Indonesia banget.. emang sih kemungkinan untuk terjadi didunia nyata peluangnya besar banget tapi kalau 2 orang sahabat melakukan hal yang sama itu kan jadi gimanaa gitu..

Dibalik cerita seputar orang kedua, halaman novel Perhaps You banyak dihabiskan isi BBM-an antara Abby dan Chris. Memang sih asyik baca obrolan orang selingkuh tapi sayang halamannya habis untuk hal-hal begituan.

Secara keseluruhan novel ini bagus. Kalimat yang disampaikan juga mudah dicerna. Stephanie sukses membawa pembaca  mendalami karakter para tokohnya hanya saja karakter untuk Abby rasanya kurang ‘jebret!’. Menurut saya Stephanie kurang konsisten menjadikan sosok Abby yang sejak diawal tak ada romantis-romantisnya tiba-tiba jadi sosok yang cengeng. Bentar-bentar nangis.. tau Chris makan malam sama ceweknya, nangis.. lihat PP FBnya Chris diganti, nangis.. lihat foto cincin tunangan, nangis lagi.. karena kebanyakan nangis pembaca jadi gak kebawa emosi. “Duh, nangis lagi..”

Dan untuk Daniel, kayaknya kamu harus protes sama penulisnya karena cerita kamu hanya sedikit diulas padahal kamu adalah dewa penyelamat diakhir cerita hehe..

Quote yang saya sukai di novel ini:

Cinta itu seperti pasir. Semakin erat kamu menggengamnya, semakin cepat pasir-pasir itu berjatuhan dari tanganmu.

Tak tahukah kau, seperih apa perasaan hati yang tak terbalas? menanti sesuatu yang tak kunjung datang?

Hari berganti hari, tetapi arah hatiku tak pernah berubah, selalu tertuju padamu. Aku tak pernah jenuh menunggu, menunggu untuk kau cintai. Namun, kau hanya menganggapku lalu. Seperti tak kasat mata aku bagimu.

Terkadang lelah menyuruhku menyerah, memintaku berhenti melakukan perbuatan sia-sia dan mulai mencari cinta baru. Namun, bagaimana mungkin aku sanggup melakukannya, kalau semua tentangmu mengikuti seperti bayangan menempel di bawah kakiku? Dan bagaimana pula caranya membakar habis semua rindu yang bertahun-tahun mengendap di hatiku?

Aku berharap mendapatkan jawaban darimu. Namun, kau tetap membisu, membuatku lebih lama menunggu