Menurut berita yang saya dengar, konon sebentar lagi Samsung baru akan merilis smartphone S5, yakni type diatas smartphone keluaran Samsung sebelumnya, S4.
Dan ngomong-ngomong, sebelum Samsung menggelontorkan smartphone S5nya ke Indonesia saya malah sudah punya smartphone 5S duluan. Baru beli hari minggu kemarin.
Ini nih penampakannya..
Smartphone 5S punya saya
Tapi cukup dari situ saja ya penampakannya, karena kalau dibalik penampakannya jadi seperti ini..
Hehehe hardcasenya ada tulisan Advan.
Ketika memutuskan beli smartphone ini saya tertarik dengan layar sentuhnya yang lembut dan nyaman. Sangat berbeda jauh dengan layarnya Andromax-i yang pernah saya punya (Ngomong-ngomong Andromax-i nya sudah saya jual, lumayan tinggal nambah 300ribuan sudah dapat hp baru layar 5’)
Walaupun smartphone ini masuk dalam kategori merk yang beberapa hari lalu usai merayakan Imlek (eh tapi bukan Advan aja deh yang merayakan Imlek, ada banyak merk lain yang juga merayakan Imlek *modus nyari relasi supaya gak sendirian pegang HP merk minoritas*) akan tetapi spesifikasinya lumayan mumpuni. Layarnya 5’, kamera belakangnya 5MP, dan memiliki 2 slot GSM.
Sebelum membeli Advan 5S ini awalnya saya tertarik dengan Samsung Grand Duos. Dan setelah dipikir-pikir harga merk ini mahal buanget, 3 juta lebih! Kalau dipikir-pikir daripada duit 3 juta saya belikan henpon, mendingan saya belikan yang lain.. beli lensa kamera, barangkali. Atau flash kamera.. hmm kayaknya beli laptop aja deh buat Suami biar kalau mau pakai gak gantian. Padahal mah duitnya nggak sampai 3 jeti, daripada lumanyun mendingan beli yang murahan aja.. hehe
Saat memutuskan beli apa nggak, itu juga termasuk kegalauan tersendiri. Masalahnya saya belum pernah pakai produk merk ini. Setau saya produk Advan itu dulunya merk accesories komputer yang terkenal dengan TV Tunner dan monitor tabung. Biar bagaimana saya dulu juga pernah jualan kedua produk ini. Alhamdulillah sampai garansi habis kedua produk merk Advan ini baik-baik saja. hampir-hampir tak ada customer yang komplain. Seiring perkembangan pasar, merk Advan mulai merambah dunia elektronik digital seperti notebook, tablet dan smartphone.
Dan supaya keyakinan saya kuat, sengaja saya belinya di Pameran dimana biasanya ada demo produk barangnya. Setelah utak-atik sebentar dan merasakan kenikmatannya, baru saya putuskan membeli. Harganya lumayan terjangkau sih untuk smartphone berprocessor Dual Core 1.3 GHz dengan Android JellyBean 4.2.
Di brosur tercetaknya harga Rp. 1.199.000, ditawar-tawar akhirnya kena tidak sampai 1,1 juta, itupun masih dapat hadiah hardcase, bolpoint, cardreader dan mug yang ada foto saya.
Setelah dipakai beberapa saat, enak juga ternyata pakai HP China. Sudah harganya murah, spesifikasnya lumayan juga..
Mumpung masih dalam suasana Imlek, saya ucapkan selamat aja deh buat HP China, semoga selalu sukses menemani saya.. Gong Xi Fa Cai 😀
Di even Blogger Nusantara, ceritanya kami kebagian menginap di wisma 42 desa Tembi. Konon desa ini adalah desa wisata yang memiliki keindahan yang belum banyak diketahui orang. Di desa itu selain memiliki suasana pedesaan yang indah seperti sawah dan pepohonan bambu, disana juga terdapat cottage, rumah singgah yang bangunannya unik yang dibuat dari kayu dan ukiran dengan aneka perabotan ala desa yang terbuat dari anyaman. Di Tembi juga terdapat beberapa galeri seni lukis. Mungkin itulah mengapa Tembi dijadikan sebagai desa wisata.
Tiba di desa Tembi waktu sudah sangat larut. Kalau tidak salah sudah hampir jam 11-an. Rasa lelah dan penat setelah seharian mengikuti acara di Joglo Abang membuat kami semua ingin segera meluncur di pulau kapuk. Ditambah lagi perjalanan dari Joglo Abang menuju Tembi jaraknya lumayan jauh. Dan selama perjalanan itu saya tertidur pulas. Sama sekali nggak lihat jalan. Rasanya lama banget. Jaraknya sekitar Surabaya – Sidoarjo, mungkin.
Belum lagi ketika sampai digapura desa Tembi kami diharuskan registrasi dulu di meja panitia yang terletak di depan masjid yang jaraknya kurang lebih 200-300 meter dari gapura. Sudah mata ngantuk, lelah, payah, dan capek. Mana pula harus gendong-gendong ransel segala. Ransel yang berat karena ada laptop, adaptor, dan pakaian ganti selama 3 hari.
Setelah registrasi saya dinyatakan menginap di wisma no 42. Telisik punya telisik, letak wisma ini tak seberapa jauh dari gapura yang tadi kami lewati. Sudah jalan ke pojok lalu harus balik lagi ke depan. Ini kenapa persis setrikaan, sih.. 😀
Walaupun ke wismanya diantar sama salah satu panitia, tetap aja saya harus gendong ransel. Beberapa teman yang lain juga ada yang narik-narik tas trolli yang menimbulkan suara berisik ‘glodak-glodak’ melalui jalanan batako. Karena saking capeknya kali, sampai suara trolli mereka seperti tidak bersemangat.
Masuk ke dalam wisma kami langsung sibuk mencari tempat yang paling nyaman untuk dipakai beristirahat. Wisma yang kami tempati ini merupakan rumah penduduk yang kamar-kamarnya disewakan buat penginapan sementara para tamu. Mulai kamar tidur pemiliknya, hingga ruang keluarga sampai ruang tamu, semuanya diberi alas tikar dan bantal. Satu kasur bisa dipakai buat sendiri atau berdua. Seperti yang saya tempat misalnya, di dalam kamar itu terdapat 2 kasur. 1 kasur sempit, 1 lagi kasur lebar. Saya memilih kasur lebar, dan berbagi bersama Mbak Indah Juli. Sedangkan yang kasur sempit di tempati Mbak Erry sendiri. Di kamar sebelah ada Melly, Mbak Mechta, Mbak Esti dan entah siapa lagi. Pokoknya di wisma 42 itu ada Mbak Lies Surya, Mbak Fitri Rosdiani, dan masih ada blogger lain lagi.
Begitu masuk kamar, kami langsung antri di kamar mandi. Ada yang mandi, ada juga yang wudhu. Setelah semuanya bersih, dan bersiap untuk leyeh-leyeh di kamar, tiba-tiba kami lihat Mbak Lies membawa semangkuk mie kuah panas. kayaknya nikmat malam-malam dingin begini makan yang panas-panas.
Dan batallah niat leyeh-leyeh itu, gantinya kami ramai-ramai memesan indomie kepada Bapak tuan rumah. Sambil menunggu pesanan datang, kami berkumpul di salah satu ruang di dalam rumah itu ditemani teh panas yang sudah disediakan.
Beberapa saat menunggu, datanglah mie pesanan kami. Wajah-wajah yang sebelumnya terlihat payah kini sudah kembali riang. Begitu mie pesanan itu datang saya langsung bergairah. Bukan.. bukan gairah karena melihat semangkuk mie panas. Malah, ketika mangkuk mie itu diterima Mbak Erry dari samping kiri, saya sama sekali tak melihat mangkuknya atau mienya. Tapi saya melihat muka innocent sang pengantar indomie itu..
“El.. el..!” seketika saya berteriak sambil nunjuk-nunjuk si pengantar yang sudah menghilang dibalik tembok untuk mengambil mangkuk lainnya. Teriakan saya pelan aja walau sebetulnya begitu antusias. Andai itu bukan rumah orang barangkali saya sudah langsung teriak-teriak histeris. Hanya saja saya cuma.. hmm.. cuma menjaga harkat dan martabat saya sebagai seorang perempuan *cuih*
Melihat saya teriak-teriak begitu Mbak Erry, Mbak Mechta dan Mbak Esti bingung lihat saya. Dipikirnya mungkin saya kerasukan setan dan menggumam: “ini anak kenapa, sudah malam buta teriak-teriak nyebut nama anak Ahmad Dhani”
“Eh, beneran tadi mukanya seperi El. Ganteng banget!” saya berkata kepada Emak-emak yang ada disitu.
“Yang mana?”
“Yang ngantar Indomie tadi itu.. ntar ya kalau dia datang lagi”
“Masak sih..” para Emak sudah mulai kepo.
Gak tau kenapa waktu melihat cowok itu otak saya langsung nyebut nama El. Untung saja waktu itu gak nyebut nama Bapaknya 😀
Hiya, yang ditunggu akhirnya datang juga.. Mas El dengan 2 mangkuk indomie di tangan sedang menyerahkan kepada Mbak Erry. Dan bukannya segera diterima mangkuknya, mereka malah sibuk melihat mukanya Mas El. Kali ini disaksikan oleh Melly dan Mbak Lies.
Adegan selanjutnya adalah heboh ngomongin tentang kegantengan Mas El. Mereka, para emak-emak, histeris membabibuta.
“Itu sih.. Mas El sebelum naik ring tinju” jerit Mbak Esti
“Eh, mukanya seperti si Beiber dong..”
“Iya.. iya.. lihatin model sisirannya, miring gitu, ala ABG bangeet..”
“Ih, gilak bibirnya, merah cui…”
“Poto yuk poto..”
Saat Mas El nganterin mangkuk untuk ketiga kalinya, kami semua, penghuni wisma 42 sudah bergerombol menunggu kedatangannya. Apalagi kalau bukan untuk menyaksikan kebenaran akan gosip Mas El yang tingkat kegantengannya di atas rata-rata paras orang Jawa.
“Hmm.. Mas El. Maaf ya aku recokin sebentar. Boleh minta fotonya, nggak?” Tanya Melly dengan gaya lembutnya merayu Mas El.
“Boleeeeh..” sahut Mas El kalem sambil duduk disamping Mbak Erry yang kemudian disambut grrr ala Emak-emak.
“Ih, yang minta foto kan Melly, tapi kok duduknya milih dekat Mbak Erry, sih..”
Ternyata, prosedur minta foto sama orang ganteng di Yogja itu tidak rumit. Buktinya sekali ngomong langsung dikasih hihi.. Catat ya, itu tadi pelajaran moral paling penting kalau lagi datang ke Yogja 😀
Daaan.. rame-ramelah kami foto sama Mas El..
“Mas El, asmani pun sinten?” tanya Mbak Esti dengan gaya lembeng persis Ibu-ibu sedang mencari menantu buat anaknya.
“Denada.. ” jawabnya. Iihh… suaranya empuk bangeeet. Andai engkau rainbow cake, mungkin sudah kukunyah dengan sepenuh hatiku..
Habis sudah pesanan indomie diantarkan oleh Mas El. Tapi kami masih ingin ketemu Mas El lagi.
Caranya gimana yaa.. harus cari alasan lagi nih supaya Mas El hadir lagi diantara kami.
“Oh ya pinjem garpu!” satu suara pelan yang terdengar diantara kami lantas diamini bersama-sama
“Mas El, boleh pinjem garpu, gak?” manggilnya tetep Mas El.
Hanya dijawab senyuman oleh Mas El dan dia langsung beranjak dari kami. Ganti kami yang terkikik-kikik menahan tawa.
Beberapa saat kemudian..
“Ini Mbak garpunya..” terdengar suara ngebass
Mendengar sesuatu yang tak biasa kami semua langsung mendongak. Lho, kok ganti Bapaknya yang muncul. Lah Mas El nya kemana..
Usut punya usut ternyata Mas El sedang bercengkerama diluar. Entah malu telah di goda sama Emak-emak atau bagaimana sehingga dia nyuruh Bapaknya yang kasih garpu.
Ah.. malam ini begitu indahnya. Segala capek dan lelah hilang seketika setelah ketemu sang pujaan baru, Mas El Denada.
Yang paling nggak bisa habis tertawa lagi adalah ulah Mbak Lies Hadi yang mau berangkat tidur sempat pamitan dulu sama Mas El. Dengan gaya khasnya kami semua tertawa terpingkal-pingkal.
Selamat tidur Mas El, mimpikan aku dalam tidurmu… *uhuiii*:D
Yang penasaran dengan mukanya Mas El, ini lho dia
Mas El diantara para Emak Foto dapat dari ngubek-ubek FBnya Melly 😀
Wajarnya menjadi pendatang baru itu mengenalkan diri terlebih dahulu kepada teman, sahabat yang lebih dulu berkecimpung lalu berusaha keras mengambil ilmu dan hikmah dari mereka-mereka.
Di Pekan ke 4 Liga Blogger musim 2/2014 ini kebetulan tema yang dilemparkan panitia adalah: Mengenal peserta Liga Blogger Indonesia Musim 2/2014
Sama seperti ketika saya mengikuti kontes blog yang diadakan teman-teman, sebagian ada yang kenal tapi ada juga belum kenal. Ada beberapa alternatif dalam perkenalan antar blogger. Ada yang kenal bermula saling mengunjung blog, ada yang kenal karena saling komentar di FB, ada yang kenal ketika kopi darat.
Dan uniknya di liga blogger Indonesia 2 ini ada lho yang belum kenal sama sekali, belum pernah mengunjungi blog, tidak pernah bertukar komentar, belum pernah kopi darat.. tapi sudah mention-mention di Twitter..
Nah berikut ini teman-teman blogger yang saya kenal dari bermacam-macam alternatif tersebut:
1.Lies Surya @liessurya
Saya kenal Mbak Lies Surya sejak bergabung di forum Dblogger Community. Di forum itu nama Mbak Lies begitu terkenal malahan Mbak Lies sempat jadi juri lomba S DOGGER (Senyum Dblogger) yang diselenggarakan ketika perayaan ulang tahun Dblogger beberapa waktu lalu dimana saya berpartisipasi.
Selalu suka lihat foto Mbak Lies yang ini 🙂 Foto dari FB Mbak Lies
Saya memang belum pernah bertemu Mbak Lies secara langsung sebab rentang tempat tinggal kami berjauhan, Mbak Lies tingggalnya di Pagaralam. Tapi saya sudah pernah kolaborasi membuat buku bersamanya lho.. Berteman dengan Mbak Lies itu mengasyikkan, kalau nulis status dan komentar di FB selalu bikin senyum. Kelihatan banget kalau mbak cantik satu ini pintar merangkai kata dan cerdas dalam berpendapat. Sesuai nama blognya, Easy, Mbak Lies itu gampangan. Maksudnya gak mau ribet mikir yang susah-susah.
Bicara mengenai blog, Mbak Lies begitu konsisten mengelola easy.blogdetik.com. Begitupun dengan platform blogdetiknya, Mbak Lies seolah enggan berpindah ke platform lain. Sudah kadung cinta sama Blogdetik ya Mbak?
2. Alfan Renata @AlfanRenata
Nama Alfan Renata begitu tak asing dikalangan Dblogger. Ketua Komunitas gitu loh.. awalnya saya tak begitu kenal dengan Mas satu ini. Seperti angin, namanya sliweran ngalor ngidul tapi tak ada penampakannya 😀
Susah euy nyari foto Mas Alfan, foto ini dapat nemu dr google 😀
Untungnya ketika di Joglo Abang Yogja saya sempat berkenalan dengan Mas satu ini. Siapa sih yang gak curiga melihat cowok ganteng memakai kaos Blogdetik lalu ngajak senyum? *Duh jadi GR*
Saking terpesonanya saya sampai lupa kalau pernah bertemu lagi di Jakarta ketika ada even Pesta Sahabat yang dilesenggarakan oleh Daihatsu.
Oo.. ini toh yang namanya Alfan Renata.. boleh juga dijadikan adik ipar, #ups 😀
Pemilik blog alfanrenata.blogspot.co.id dan alfarome.blogdetik.com ini menyenangkan kalau diajak ngobrol. Sedikit pemalu tapi bicaranya tidak sok. Saya suka tipikal seperti, karena gaya-gayanya gampang diajak berteman. Mas Alfan ini tinggalnya di utara Ibukota Jakarta.
3. Aisyah Rasyid @Cicajoli
Untuk Blogger satu ini terus terang saya belum begitu kenal. Tapi saya sudah pernah berkunjung di blognya dan sudah saling mention di twitter. Cocajoli ini masih tercatat sebagai Mahasiswi Fakultas Hukum Univ. Riau.
Cicajoli yang cantik.. foto dari FB Cicajoli
Dari beberapa kali berbalas mention Cicajoli ini peramah dan murah senyum. Bahkan di headerblognya ada foto Cicajoli yang sedang tersenyum manis. Membaca nama dan melihat fotonya seakan mengingatkan saya pada seseorang.. tapi lupa siapa.. mungkinkah artis cilik zaman dulu, Chicha Koeswoyo? Ah, saya belum bermasa dengan Chicha tapi suka aja dengan nama Chicha.
4. Kang Didno @didno76
Entah kenapa setiap ada even kopdar blogger saya selalu bertemu dengan Kang Didno. Terus terang saya jarang sekali berkunjung ke blognya tapi tiap ketemu langsung Kang Didno selalu menyapa saya. Aih.. indahnya pertemanan dunia maya..
Pak Guru yang sering memenangi lomba blog 🙂
Sama seperti Mbak Lies, Mas Alfan dan saya sendiri, Kang Didno ini juga memiliki blog di blogdetik. Yaitu taktiktek.blogdetik.com. Mungkin karena itu keeratan kami antar satau sama lain menjadi kuat, cieh..
Kang Didno ini seorang pendiri komunitas Indramayu dan aktif mengadakan pelatihan blogger. Mantap Kang, lanjutkan perjuanganmu! 😀
Terakhir saya bertemu Kang Didno di acara Blogger Nusantara Yogja dan acara Pesta Sahabat Daihatsu di Jakarta. Kebetulan saya dan Kang Didno sama-sama menjadi finalis lomba yang diadakan oleh Vivalog.
Itulah review 4 blogger peserta Liga Blogger Indonesia 2/2014 yang saya persembahkan buat teman-teman semuanya. Buat yang ingin membaca review tentang saya bisa dibaca dan berkunjung ke blog berikut:
1. Keluarga Baru Cicajoli 2. Dari Terdekat Hingga Terjauh 3. Tak Kenal Maka Tak Sayang
Percayalah ini bukan kemauan saya, telat posting ini akibat koneksi internet yang lelet. Sungguh sinyal down ini benar-benar menjengkelkan! Wahai Petinggi jaringan (baca: tower) lihatlah kegalauanku ini!
Entahlah salahnya dimana ada yang bilang ini semua akibat cuaca yang tidak menentu. Padahal cuaca di Surabaya baik-baik saja. Hujan tidak, banjir nggak. Kalau angin kencang sih iya.. apa memang jaringan internet semuanya sedang drop? Sudah coba-coba ganti provider sih tapi masih saja jaringan tidak terjangkau.
Ya sudahlah dari pada saya tidak bisa posting dan galau terus menerus saya bagi resep membuat kopi aja deh ya.
Resep ini resep istimewa yang saya dapat dari kunjungan ke desa adat Using Kemiren Banyuwangi 2 minggu yang lalu. Di desa Kemiren inilah terdapat sebuah Sanggar pembuatan kopi yang memiliki citarasa Internasional. Namanya Sanggar Pathok Kemiren. Sanggar ini merupakan Sanggar Binaan Bapak Setiawan Subiakto. Beliau ini seorang tester kopi dunia lulusan Hawai yang ingin mengangkat citarasa kopi lokal Banyuwangi yang setara dengan rasa kopi Interlokal.
Menurut para Tholek (dalam bahasa Using artinya: pemuda) cara membuat kopi yang benar supaya tekstur kopi tidak rusak dan aromanya tidak hilang adalah dengan tidak mencampurnya langsung dengan gula.
Kopi dan pelengkap suguhan
Cara ini sudah saya coba dan memang rasanya lebih nikmat. Tapi saya mencobanya menggunakan kopi Kemiren, dan belum coba untuk merk kopi kemasan. Seperti yang saya lihat saat berkunjung kesana, kopi Kemiren dibuat dari kopi asli tanpa campuran bahan lain yang disangrai menggunakan wadah semacam wajan yang terbuat dari tanah liat. Bentuknya mirip seperti cobek bumbu ulekan bumbu. Proses penyangraiannya pun menggunakan kayu bakar.
Mungkin saja teman-teman mau mencoba memakai kopi kemasan macam kapal api atau gelatik, barangkali ada perbedaan rasa. Sebab enak tidaknya kopi menurut saya relatif, tergantung lidah penikmatnya. Karena saya bukan peminum dan penikmat kopi, jadi hanya bisa bilang enak saja.
Kalau teman-teman mau bereksperimen silakan coba cara ini.
Kalau akan membuat kopi biasanya kopi dan gula di tuang dulu didalam gelas lalu dituangi air mendidih. Kemudian diaduk. Nah sekarang cobalah, kopi dituang dulu didalam cangkir kemudian tuang dengan air mendidih sebanyak 1/3 cangkir. Aduklah pelan-pelan. Kalau sudah, tambahkan air mendidih lagi sampai cangkirnya penuh. Aduk lagi pelan-pelan. Terakhir tambahkan gula sesuai kebutuhan.
Konon kopi yang enak adalah kopi yang banyak busanya. Jadi ketika membuat kopi dan mendapati ada busa, jangan buang busanya. Biarkan busa itu memancarkan aroma kenikmatan tersendiri.
Sudah dulu ya, soalnya lagi diwarnet. Waktu sejam saya sudah mau habis ini..
Oya, silakan coba resep diatas. Kalau kurang nikmat kabari saya, kalau sangat nikmat kabarkan kepada semua orang.. 😀
Oya lagi.. minggu ke 4 even Liga Blogger Indonesia 2014 temanya tentang review peserta LBI204, ngomong-ngomong saya sudah direview oleh Cicajoli di Keluarga baru Cicajoli dan Mas Alfan Renata di Dari Terdekat hingga Terjauh. Besok gantian saya yang nulis tentang mereka, jadi tunggu postingan berikutnya ya.. 🙂
Nama Heru Umam atau Chairulumam kayaknya sudah saya dengar lama. Malah sepertinya sejak saya memulai ngeblog. Tapi begitu nyasar ke blognya, eh.. ternyata blognya baru berumur setahun! Lha terus dulu-dulu itu Heru siapa ya.. apa sayanya yang nglindur? 😀
Oh baru ingat sekarang, Mas Heru Umam itu yang aktif komentar di grup Dblogger. Pantesan namanya gak asing di telinga. Di Timelinenya juga Mas Heru ngaku sebagai Humas @Dbloggercomm. O… ternyata.. 😛
Tapii.. beneran kok blog randeskop, andeskop, sekop 😀 atau apapun itu namanya pernah saya kunjungi dan saya komentari. Atau jangan-jangan Mas Randeskop -nya yang gak pernah blogwalking.. hayo ngaku.. *semacam harapan agar blog ini mendapat kunjungan balik* 😀
Heru Umam. Jujur saya tidak kenal orangnya. Ketemu saja belum pernah (Gak yakin kalau belum pernah ketemu, Mas Heru ikutan Asean Blogger di Solo kan? Berarti kita pernah ketemu, tapi gak saling kenal) Tapi dalam ranah perbloggingan namanya tidak begitu asing. Mungkin karena efek gabung di komunitas sehingga blognya gak dikenal, malah justru orangnya yang terkenal..
Satu pelajaran paling berharga jika ingin jadi orang terkenal, mengenallah blogger terkenal supaya ketularan terkenal.. 😀
Barangkali ada yang heran mengapa tiba-tiba saya menulis tentang blog randeskop. Ini semua karena hasil beberapa kali blogwalking sehingga saya banyak menemukan postingan tentang nama Chairulumam. Dari pada kepo berlama-lama saya pun mencari tau, ealah.. ternyata blog randeskop sedang mengadakan giveaway, pantesaaan..
Begitu dapat, saya clingak-clinguk dulu. Memastikan postingan mana yang berisi tentang Giveaway itu. E lhadalah.. ternyata judul postingannya yang “Blog Gue Ulang Tahun Masa Sih?”
Bentar.. sebetulnya yang merayakan ulang tahun siapa sih? Kok judulnya malah balik nanya? Memang Lu merasa Ulang Tahun kagak, kok nanyanya ke Gue? *Nahlu saya jadi ikut-ikutan nyebut-nyebut Lu Gue* Trus-trus.., ucapan selamat saya masih diperlukan kagak? Kalau kagak perlu saya buang nih kado *jengkel kelas kakap* 😀
Oke deh, menurut penerawangan saya blog randeskop ini angker. Indera ke 6 saya mengatakan blog randeskop dihuni banyak makhluk halus. Seperti rumah yang bertahun-tahun tak dihuni, rumputnya setinggi tiang bendera. Daun-daun kering rontok dimana-mana. Bagian atapnya juga banyak sawang (rumah laba-laba). Mungkin Mbak Kunti dan Mas Gendruwo krasan tinggal disini. Tuh lihat.. di sidebar kanan paling atas, kalendernya aja bilang kalau tahun 2014 blog ini baru berisi 1 postingan. Pertengahan bulan lagi.. tanggal 14. Masak iya posting blog nunggu sampai tiba bulan purnama? Hehe..
Tuh bener kan, blog ini hidupnya emang diatas tanggal 10. Mas Heru sengaja kali posting blog nunggu bayar listrik sama bayar tagihan internet dulu. Saya lihat postingan bulan Desember ada 3, November ada 1, Oktober ada 2, Sepetember ada 2 dan Agustus ada 1. Kesemuanya diposting diatas tanggal 10 semua lho.. eh ada 1 ding yang bulan September dipost tanggal 7. Itu pun judulnya cinta-cintaan. Sudah gak tahan nunggu tanggal 10 kali buat nyatain cinta. Ayo Mas Heru ngaku! 😀
Tulisan-tulisan Mas Heru Umam di blog menurut saya bagus. Andai kalau diseriusin blog randeskop ini bisa ramai. Paling tidak PRnya bisa lah naik jadi 3. Soalnya sayang blognya kalau dianggurin lama-lama apalagi tulisan Mas Heru asyik dibaca. Tulisan-tulisannya mencirikan kalau Mas Heru memiliki pemikiran yang dewasa meskipun punya panggilan seabreg Rully/randeskop/chairul/umam/chairulumam/andeskop yang mengakibatkan kesan alay. Bukan alay negatif lho cuma bingung aja nama segitu banyak diambil sendiri.. ther.. la.. lu..!! 😀
Kalaupun misal Mas Heru beralasan sibuk sehingga nggak ada waktu buat posting, saran saya sih posting yang pendek-pendek aja. 100 kata rasanya gak panjang kok. Malah enak saya blogwalkingnya kalau baca postingan pendek hehe..
Untuk tampilan blognya saya bilang sih sederhana, kalau perlu pake banget, karena secara keseluruhan tampilannya hitam putih aja. Untung aja ada banner warna Asean Blogger dan dblogger yang nyempil disitu, lumayan buat penyegar pemandangan. Hanya saja diblog Mas Heru nggak ada pengaturan arsip atau site mapnya, kalaupun ingin bongkar-bongkar terpaksalah buka daftar kategori dulu..
Mungkin karena efek hitam putih itu makanya sekilas blog ini kelihatan spy alias sepi maaf Mas sayalagi baik hati bagi-bagi kripik pedas nih 😀
Saran saya supaya tampilannya penuh, gak njomplang antara kiri dan kanan alangkah adilnya jika sidebar atasnya dikasih foto Mas Heru dan widget recent postnya dimunculkan, cara ini supaya sidebar kiri terlihat penuh. Kalau misal gak mau nampilin foto bisa juga blogrollnya ditambah. Masa blogroll cuma ada 1 nama dowang. Dari pada kelihatan gak niat pasang blogroll gitu mendingan dihilangkan aja wdget blogrollnya.
Oya untuk sidebar tulisan terakhir dan komentar terakhir emang tulisannya ketimpa-timpa gitu ya. Kira-kira pengaruh settingan apa memang thema dari blogdetiknya? hmm.. kayaknya emang dari themanya ya, gak tau sih, gak yakin juga.. apa musti saya bilang masa sih juga? 😀
Satu lagi tulisan header blognya: Catatan GIla Blogger Gila.
Yang saya komen bukan maksud tulisan itu tapi saya cuma mau komen tentang huruf (i) pada kata GIla. Kenapa huruf i nya menggunakan huruf besar? apakah ada sesuatu yang istimewa di huruf i tersebut? hmm.. menurut saya bukan deh, kayaknya emang salah ketik. Masa sih? 😀 Nggak tau juga, nggak yakin juga saya hehe
Akhir tulisan saya ucapkan Selamat Ulang Tahun Blog Randeskop yang ke 1. Semoga ada ucapan selamat yang ke 2, ke 3 dan seterusnya. Dan semoga Blog ini makin rajin di update lagi sama pemiliknya hehe..
Ini sebuah cerita lama yang pernah saya alami kurang lebih 15 tahun silam. Yaitu pengalaman ketika mendaki gunung Welirang.
Waktu pertama kali mendaki saya masih dibangku SMK. Ide mendaki ini muncul saat saya sering kumpul-kumpul di Musholla ketika bulan Ramadhan. Biasa.. kalau bulan Ramadhan kan sehabis sholat Tarawih saya tadarusan di Musholla. Tapi.. namanya anak remaja pamitnya aja yang tadarus selanjutnya ngobrol sama teman sana sini hihi..
Ketika ngobrol di Musholla itu tiba-tiba ada satu teman yang ngajakin naik gunung. Supaya mendapat banyak peserta, si teman itu sambil promosi kalau naik gunung itu mengasyikkan. Menikmati suasananya, hawanya, sejuknya, dinginnya dan cerita-cerita indah lainnya..
Singkat cerita rencana naik gunung itu dimatangkan sekaligus direncanakan pada H+3.
Akibat promosi terselubung itulah saya terpicu untuk ikut serta. Meskipun sempat ragu, tapi si teman (sebut saja Heru) sudah memprovokasi saya, dia bilang kalau saya pasti kuat naik gunung. “Kalau Yuni pasti kuat, dia kan aktif lari-lari”
Berbekal semangat itulah akhirnya saya berangkat. Total peserta yang ikut ada 10 orang, 3 diantaranya sudah berpengalaman mendaki, termasuk Mas Heru.
Sebagai orang yang belum pernah mendaki saya tak membawa bekal apa-apa, selain mie instan dan beras. Untuk bekal minum dijalan saya membawa botol air minum kemasan 1,5L.
Di Pos pertama, di Pet Bocor Mas Heru menyuruh kami memenuhi botol-botol kosong yang kami bawa dari rumah sebagai bekal diperjalanan. Katanya perjalanan menuju Pos ke 2 memerlukan waktu 3-4 jam dan selama perjalanan tidak akan ditemukan sumber air lagi. Begh!
Begitulah akhirnya perjalanan trekking dimulai. Pertamanya saya semangat berjalan. Sambil sok merasa kuat saya lari sana-lari sini. Tak dinyana belum satu jam berjalan saya sudah kelelahan. Sebentar-sebentar minum-sebentar-sebentar minum. Efek kebanyakan minum itu akhirnya membuat badan saya bukan makin semangat, tapi makin drop. Tenggorokan mudah kering, perut seperti mual, plus kepala jadi nggliyeng.
Merasa kasihan, Mas Heru membawakan botol minum saya. Kini bekal saya lebih ringan.
“Mas Heru, masih jauh ta?”
“Nggaakkk.. paling habis sebatang rokok ini lho..” kata Mas Heru sambil nunjukin rokok yang nyala merah. Mas Heru ini kalau ditanya berapa jauh jawabnya selalu sampai habis sebatang rokok ditangannya. Padahal saya tau kalau rokoknya habis Mas Heru pasti nyalakan batang rokok baru lagi.. lucunya saya kok ya percaya aja sama ucapannya.
Bukan hanya saya yang drop tapi ada beberapa teman cewek juga. Kondisi dia sama seperti saya, sebentar-sebentar minta berhenti dan minta minum.
“Mas Heru, berhenti sebentar. Haus Mas..” kata saya memelas.
“Yun-yun.. dari tadi kamu minum terus” Jawab Mas Heru jengkel. “Jangan banyak minum, nanti badan kamu berat. Kalau berat jadi susah jalannya”
Wajar aja kalau dia jengkel, lha wong saya tiap 10 meter minta berhenti. Minta minum. Akibatnya teman-teman lain yang ada didepan ikut-ikutan berhenti dan nungguin saya sama teman yang kelelahan.
Permintaan saya kali ini di turuti sama Mas Heru. Eh, ada tapinya… saya boleh minum tapi cuma satu tutup botol saja.
Bisa dibayangkan gimana sengsaranya saya ditengah rasa kehausan hanya dikasih minum sebanyak satu tutup botol! Iya tutup botolnya yang kecil itu! tega banget..!
Ditengah penderitaan itulah ada salah satu teman yang memberi saya secuil gula aren. Katanya biar saya kuat jalan. Awalnya itu saya kira permen, ternyata gula aren yang berwarna merah. Kalau saya sih nyebutnya gula merah. Gula merah aren. Gula aren merah asli warnanya memang coklat kemerahan.
Tak hanya saya yang dikasih gula aren, semua teman juga dibagi. Gula aren yang sebongkah itu oleh Mas Heru di cuil-cuil kemudian dibagi-bagi sama yang lainnya. Untuk mencuilnya Mas Heru menggunakan batu yang dipukulkan ke gula tersebut. Mudah saja, sekali pukul gula itu sudah jadi serpihan kecil-kecil. Memang begitulah ciri gula aren asli, kalau di pukul mudah sekali hancur. Beda kalau gula aren yang dicampuri pemanis buatan, gula aren yang nggak asli kalau dipukul keras banget. Trus kalau dikunyah rasanya ada pahit-pahitnya.
Sebagai pegangan perjalanan, saya lalu dikasih beberapa serpih agar kalau lemas saya tinggal ngunyah gula itu. iya, dikunyah saja seperti permen.
Ajaib memang, setelah ngunyah gula aren, tenggorokan saya jadi gak haus. Itu karena gula aren tidak mudah larut dalam tubuh sehingga walaupun habis dikunyah rasa manisnya tetap melekat. Dan efek manisnya itu membuat lidah saya tidak terasa hambar meskipun nafas ngos-ngosan dan keringat berjatuhan akibat udara dingin dan perjalanan berat. Dari sini saya mulai percaya kalau gula aren adalah pemanis sehat yang bagus untuk dikonsumsi sehari-hari seperti membuat bubur kacang hijau, kolak santan, jemblem (sejenis penganan dari singkong yang diparut didalamnya diisi gula aren lalu digoreng), bumbu rujak manis, cuka pempek dan bubur campur.
Bubur campur madura yang menggunakan gula arenJajan pasar campur, ada klanting, dan gethuk yang disiram gula aren cair
Bubur madura didalam gerobak . Kata Buk penjual, gula cairnya dibuat dari gula aren sebab bubur ini banyak dikonsumsi balita jadi biar balita-balita itu sehat dan tidak batuk.
Cuko manis gula aren di warung Pempek Ny Farina
Ngomong-ngomong gula aren saya sering membuat kudapan yang lezat, nikmat dan sehat. Bahannya dari singkong yang dikukus. Saya milih singkong karena mengandung karbohidrat, sama seperti kandungan nasi. Harga sekilonya pun murah meriah.
Singkong rebus yang belum ada rasa
Karena saya tidak bisa masak, singkong kukus itu saya modifikasi rasanya. Kalau tidak asin gurih, ya saya bikin rasa manis. Supaya tidak ribet singkong kukus itu tinggal saya tuangi gula aren cair.
Untuk membuat gula aren cair juga tidak susah, tinggal masukkan air dan beberapa biji gula aren padat kemudian dimasak sampai airnya mendidih dan gula aren menjadi kental.
Hasilnya jadi seperti ini:
Gula aren cair
Inilah penampakan singkong kukus manis sehat ala saya
Singkongnya kemeprul dipadu dengan lezatnya gula aren, menjadi makanan sederhana ini berkelas bintang lima 😀
Ada yang menyebut gula aren ini dengan sebutan palm sugar. Menurut penelitian, palm sugar memiliki banyak khasiat untuk tubuh terutama mengembalikan metabolisme tubuh yang menurun, mengatasi masuk angin dan aman dikonsumsi bagi penderita diabetes.
Palm sugar aman dikonsumsi karena terbuat dari nira pohon aren yang diolah dengan cara tradisional sehingga menghasilkan gula yang berkualitas baik dan rasa manis yang tidak dimiliki oleh gula putih.
Palm Sugar Organic produk Arenga yang dikemas dalam beberapa macam.
Sejak mengunyah gula aren itu perjalanan pendakian saya jadi lancar. Mas Heru sudah tak lagi ngomel-ngomel dibelakang saya hehe..
Pendakian berikutnya saya jadi langganan diajak sama Mas Heru. Terhitung saya sudah berhasil menahklukkan gunung Welirang sebanyak 3 kali! 3 kali yang sampai puncak, lainnya ada yang hanya niat ngecamp aja..
Pokoknya kalau mau naik gunung doping saya bukan minuman berstamina, cukuplah gula aren saja. Tak hanya dibawa dalam bentuk bongkahan, gula aren ini juga saya seduh dengan teh. Seduhan ini lalu saya masukkan dalam botol tahan panas lalu dipakai buat jaga-jaga kalau ditengah jalan ada yang kelelahan dan kedinginan.
Kasihan teman yang baju biru itu 🙁
Saya sudah sumringah karena ngunyah gula aren terus hihi
Pagi-pagi tetap semangat ^_^Kalau ini emang niat ngecamp 😀
Untuk memudahkan masyarakat menyajikan makanan yang menggunakan bahan penyedap gula aren, sekarang ini sudah hadir produk gula aren yang dikemas dalam beberapa macam, namanya Arenga Organic Palm Sugar. Macam-macam produknya antara lain: Palm Sugar gula semut, dan Liquid Palm sugar dengan pilihan rasa pandan, original, durian, nangka.
Kehadiran produk Arenga ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat akan pentingnya pemanis sehat. Tak hanya menonjolkan rasa saja, tetapi juga rasa lezat dan kandungan-kandungan lain yang bermanfaat bagi tubuh.
Sesuai huruf D yang ada didepan penulisan nama, komunitas ini dibentuk atas persamaan platform yaitu detik, yang berarti blogdetik.
Jika ada yang memiliki blog dengan platform blogdetik maka mereka semua sudah bisa disebut dblogger atau bloggerdetik. Keinginan para bloggerdetik untuk mengangkat potensi daerah agar memiliki komunitas sendiri itulah akhirnya kemudian muncul nama-nama komunitas seperti Dbloggersuroboyo, Dot Semarang (bloggerdetik Semarang), DTepian (bloggerdetik Samarinda), DPUMA (bloggerdetik pulau Madura) dan lain sebagainya.
Saya sendiri menjadi salah satu anggota dari komunitas dbloggersuroboyo.
Bermula dari aktivitas ngeblog di blogdetik saya kemudian diajak gabung dengan dbloggersuroboyo. Saya yang awalnya tidak biasa berkomunitas menjadi salah tingkah sendiri. Sempat saya berpikir berkomunitas itu nggak ada gunanya. Komunitas hanya sebagai ajang cangkruk dan ngobrol-ngobrol nggak jelas. Seiring perjalanan ngeblog akhirnya saya menyerah kalah. Saya harus angkat topi terhadap keberadaan komunitas. Pandangan tentang komunitas blogger turut diacungi jempol. Hanya karena gabung dengan komunitas, tak hanya blog saya saja yang eksis tetapi juga nama saya yang kemudian terangkat dengan sendirinya.
Meskipun berangkat dari aktivitas online, namun kami kerap mengadakan acara offline. Acara offline inilah yang menjadi titik pangkal keeratan hubungan. Kebiasaan blak-blakan dan saling samper pembicaraan menjadi hubungan kami seperti saudara. Diimbangi tipikal arek suroboyo yang ceplas-ceplos menjadi keunikan komunitas ini.
Jika diingat-ingat, sebenarnya ada beberapa komunitas blogger di Surabaya. Seperti TPC (TuguPahlawandotcom), Komunitas Blogger UPN, Komunitas Peniti, dan mungkin masih ada lagi tapi saya lupa namanya. Biasanya saya bertemu dengan anggota komunitas-komunitas ini ketika ada undangan atau even-even tertentu. Walau saling berbeda nama dan berseberangan visi misi tapi kami selalu akrab dengan mereka. Ya, keberadaan kami memang bukan atas dasar komunitas, tapi karena persamaan hobi yakni menulis dan ngeblog.
Seperti pengalaman yang pernah saya alami, gabung dengan komunitas itu mengasyikkan. Bukan hanya bisa tambah teman tapi juga menambah pengalaman dan kesan tersendiri. Banyak keuntungan yang didapat bila gabung dengan komunitas seperti misalnya ketika ada undangan launching produk dari sebuah perusahaan, maka komunitas akan mengirim perwakilan untuk berangkat kesana. Kesempatan seperti ini tidak akan bisa datang jika seorang blogger tidak bergabung dengan komunitas.
Barangkali ada yang bertanya, mengapa saya menulis tentang dbloggersuroboyo di blog ini, kenapa tidak di blog ceritayuni.blogdetik.com.
Alasan pastinya karena tulisan ini merupakan postingan tema yang dilempar oleh Liga Blogger Indonesia. Kebetulan blog ini yang saya daftarkan untuk even LBI putaran ke2 jadi sekalian saja saya promosikan komunitas dbloggersuroboyo. Siapa tau ada teman-teman blogger yang menggunakan platform blogdetik dan tinggal di sekitar Surabaya bisa bergabung juga. Tapi jika tidak menggunakan platform blogdetik dan ingin bergabung bersama komunitas dbloggersuroboyo, boleh-boleh saja asalkan membuat akun dulu di www.blog.detik.com
Untuk mengetahui berita terupdate bisa follow juga akun twitternya di @dbloggersby
Yuk, gabung di komunitas dbloggersuroboyo, biar makin eksis ngeblognya..
Pernah nggak teman-teman menulis ulasan suatu produk?
Atau pernah nggak teman-teman merasakan produk tertentu dan kemudian menuliskan hasil pengalaman itu dalam blog?
Yap, dengan kata lain mereview produk!
Sengaja atau tidak sengaja seorang blogger pasti pernah mereview sesuatu. Tentang apa saja. Baik itu produk, jasa, makanan, tempat makan, tempat wisata atau apa saja. Contoh gampangnya saat kita jalan-jalan dan mengunjungi sebuah tempat wisata. Saking kagumnya dengan tempat wisata tersebut sepulang dari jalan-jalan blogger akan langsung post di blog tentang apa saja yang dilihat, dirasakan, dan pengalaman yang didapat disana.
Saya yakin ketika disebuah tempat wisata, blogger-terutama blogger travelling akan mencatat, setidaknya menghapal rute menuju ke sana sekaligus harga tiket dan fasilitas yang didapat. Dari sini saja postingan itu sudah bisa disebut dengan konten marketing, walau mungkin judul dan kategorinya masuk dalam wisata.
Atau contoh lain yang sering dialami blogger yaitu job review. Nah.. kalau ini mungkin lebih mudah memahaminya..
Dalam job review seorang blogger tidak diwajibkan merasakan dan mencoba dulu apa yang sedang ditulisnya. Sebab ini terkait dengan pekerjaan dan fee yang diterima. Namun bukan berarti blogger melakukan kebohongan publik sebab dalam tulisan blogger hanya menyampaikan pesan-pesan sponsor yang ada didalamnya.
Secara singkat arti konten marketing adalah tulisan yang ditulis seorang blogger dengan merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan perdagangan atau jasa. Dalam penulisan konten marketing ini blogger bebas berkreasi. Kecuali job berbayar dimana blogger sudah memiliki ikatan kontrak dengan pihak-pihak tertentu sehingga dalam tulisan blogger wajib mengikuti persyaratan yang diajukan.
Mengapa konten marketing berhubungan dengan blogger?
Dewasa ini jumlah blogger di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan ini seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna social media di internet. Hal inilah yang memicu pelaku usaha untuk meminjam tangan blogger sebagai media promosi usahanya.
Cara ini sangat eektif sebab kedua belah pihak sama-sama diuntungkan. Blogger mendapat fee, pelaku usaha mendapat feedback dari pembaca.
Jadi, siapkah teman-teman blogger membuat konten marketing?
Niat rajin update blog setiap hari bermula dari keikutsertaan saya dalam Liga Blogger Indonesia (LBI)
Tentang Liga Blogger Indonesia (LBI) ini saya belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara menghitung pointnya. Namun setelah mempelajari pelan-pelan saya mulai mengerti kewajiban apa yang harus dilakukan peserta, antara lain mengisi form yang sudah disediakan plus mention @LBI2014.
Sebagai blogger yang baru mengikuti event ini saya sudah antusias sejak awal. Bahkan sejak gong hari pertama di buka saya langsung ambil posisi start. Dalam seminggu minimal saya harus menulis 2 postingan bebas dan 1 postingan tema. Serta blogwalking untuk mendapatkan tambahan point.
Bisa dilihat postingan saya dibawah ini yang tanggalnya berurutan:
Tak lupa setelah posting saya langsung mengisi form yang telah tercantum di postingan di web liga blogger Indonesia. Langkah ini sengaja saya dahulukan karena ada embel-embel:
Point dihitung hanya postingan yang sudah didaftarkan via form google.
Sebelum kemudian lanjut buka aplikasi twitter (Sesuai urutan syarat seperti yang tertera di postingan web LBI)
Ini nih kutipannya:
Sayang saat mengisi form aplikasi google yang disediakan penyelenggara, saya tidak printscreen. Dan memang saya tidak punya pikiran form ini bakal ada masalah. Pokoknya saya yakin aja kalau form itu pasti terkirim walau kemudian tidak ada pemberitahuan resmi bahwa pendaftaran saya sudah diterima/tidak.
Baru keyakinan saya makin mantap saat mention url saya di retweet oleh @LBI2014. Pastinya lega dong ya.. itu berarti tugas di Liga Blogger Indonesia sudah saya kerjakan dengan benar tanpa kurang syarat apapun meski jadwal postingan masih jauh dari batas tanggal pekan 1, kalau tidak salah antara tanggal 6 – 10 Januari 2013.
Usai menunaikan kewajiban LBI saya sudah merasa longgar dan saya sudah yakin bahwa point saya pekan sudah terpenuhi semuanya. Dengan pegangan saya sudah ngisi form dan mention serta di retweet plus blogwalking.
Baru di LBI pekan 2 saya tidak langsung mengerjakan postingan dikarenakan ngejar deadline. Tanggal 15 nya saya baru buka web LBI. Disana saya membuka postingan mengenai klasemen. Sungguh mencengangkan! Ternyata point saya hanya dihitung 2. Di sana terpampang postingan 2 saya 0, alias dianggap tidak mengerjakan!
Ketika saya konfirmasi, penyelenggara bilang kalau saya hanya mengisi form 2 kali. Begh! Jelas dong saya mencak-mencak.. lha wong jelas-jelas saya ngisi form 3 kali, kok dibilang cuma 2 kali.
Mereka juga mengirimkan gambar:
Oke kalau disitu nama saya tercatum 2 kali, tapi itu kan rekanpannya mereka. Yang jelas form yang saya isi bukan seperti itu.. form yang saya isi form bentuk online!
Yang saya sesalkan kenapa ketika setelah ngisi form tidak ada pemberitahuan, paling tidak ucapan trima kasih, kek atau apa.. apalagi bukti form isian itu tidak ada jejaknya. Mungkin kalau misal kirim laporan postingnya melalui email saya bisa membuktikan.
“Emang kalau bukti RT, masih kurang kuat ya @LBI2014? Kalo bukti form google mana ada?” begitu pertanyaan saya di twitter.
Kenapa saya tanya begini alasannya penyelenggara sendiri bilang kalau peserta wajib memiliki twitter untuk mention postingan. Penyelenggara juga bilang kalau tidak ada twitter tidak bisa mengikuti even ini. Berarti kesimpulannya lapor melalui twitter itu juga sama pentingnya dengan ngisi form!
Dijawab sama @LBI 2014 selalu saja gini: “pekan 1 Cuma ada 2 aja yang masuk”.
Lha kalau mereke ngeyel 2 terus, saya juga bisa dong ngeyel 3 dengan bukti RT sama postingan saya. bener nggak?
Paginya saya dapat mention dari @LBI2014:
Oke lah kalau mereka mengandalkan form. Walau pasti jelas saya kalah karena saya nggak punya bukti telah ngisi form.
Tapi kembali lagi, saya punya bukti RT dari mereka dan juga postingan, apa itu masih kurang cukup?
Dan anehnya setelah saya protes begini baru ada yang komen di blog saya.
Terima kasih ya atas komentarnya.. tapi kenapa baru pekan 2 kalian ngasih komentarnya, lalu komentar untuk 3 postingan saya yang pekan 1 kemaren kemanaaa?
Katanya Liga Blogger, wong Liga sepakbola aja ada penonton dan komentatornya..
Maaf bukan saya gila komentar tapi setidaknya kasihlah apresiasi bahwa saya telah megikuti even kalian. Komentar OOT pun saya terima asalkan ada ucapan pemberitahuan bahwa tulisan saya telah masuk daftar list. Kalau sudah begini siapa yang dirugikan? Dan penyelenggara pun seakan lepas tangan.
Lebih aneh lagi, di pekan 2 LBI ini baru dibuatkan semacam daftar posting siapa-siapa aja peserta yang sudah mengerjakan dan sudah mengisi form. Lagi-lagi kenapa baru di pekan 2.
Saya benar-benar kecewa dengan panitia LBI2014. Kalau misal pekan 1 kemarin belum siap, mestinya gak perlu dimulai dulu sampai semuanya siap. Bisa saja formnya bermasalah sehingga ada ke-singsal-an data. Atau kenapa tidak menggunakan jalan lain, misal url postinga dikirim ke email aja supaya jika terjadi gangguan peserta masih bisa memiliki bukti. Jangankan form google, email saja masih bisa bermasalah. Bagusnya kalau diemail peserta bisa melihat terkirim/tidaknya.
Jujur atas kejadian ini saya agak males mengikuti Liga Blogger Indonesia. Kalau memang form digunakan sebagai pegangan penilaian kenapa tidak dicarikan alternative yang aman?
Sampai postingan ini saya tulis saya masih belum terima penjelasan yang memuaskan dari panitia. Sengaja saya tidak membalas mention mereka karena saya tidak mau eyel-eyelan di twitter, apa enaknya nulis segini panjang tapi harus diencrit-encrit di twitter?
Daannn saya makin tertawa melihat kinerja panitia penyelenggara LBI 2014 ini.. saat saya ngeklik halaman daftar posting pekan 2 peserta LBI, ada nama saya tercantum 2 kali postingan.
Padahal jelas-jelas saya belum mengerjakan postingan tema dan kenapa di nama saya bisa tercantum judul dan link.
Iseng-iseng saya klik ternyata yang muncul blognya Mbak Ririe Khayan wkwkw..
Woi.. penyelenggara! serius dong! kalau kerja yang teliti! Trus kalau sudah begini apa masih peserta juga yang disalahkan?????
Saya nggak nyari kesalahan panitia, tapi panitia juga jangan lepas tangan melihat kejadian yang saya alami.. saya maklum kalau panitia sibuk, tapi itu sudah resiko kalian mengadakan even ini. Hak peserta sudah saya penuhi, sekarang bagaimana kewajiban kalian menyelesaikan persoalan saya? Saya butuh solusi!
Niat rajin posting setiap hariku belum-belum sudah gagal.. Padahal sekarang masih pertengahan bulan Januari, tapi sudah gagal duluan hehe..
Harusnya sih gak gagal andai tanggal 9 kemarin saya gak membabibuta Blogwalking.. ya begitulah kalau sudah blogwalking, mau posting bawaannya jadi males aja..
Tanggal 10 nya sudah gak ada waktu lagi buat posting, sebab malamnya saya harus berangkat ke Banyuwangi bersama rombongan Dbloggersuroboyo untuk mengikuti dBlogger plesir nang Banyuwangi. Sungguh undangan yang menggoda Iman.. 😀
Acara dBlogger plesir nang Banyuwangi merupakan undangan dari Bapak Bupati Banyuwangi yang diperuntukkan kepada dbloggersuroboyo agar mengeksplorasi potensi yang ada di kota Banyuwangi untuk kemudian ditulis di blog masing-masing.
Seperti biasa, untuk ajakan seperti ini gratis buat blogger.. blogger, gituloh haha..
Etapi ada kewajibannya juga, live twit dan posting blog minimal 3 postingan! Bagusnya lagi live twit dan postingan blognya dilombakan.
Untuk live twit dan posting blog minimal 3 awalnya terlihat gampang. Kalau untuk urusan jalan-jalan rasanya tak susah mencari ide postingan. Tapi kalau ternyata salah satu diantara 3 postingan itu harus ditulis ketika di Banyuwangi ternyata tidak gampang! Dan kewajiban itu harus ditulis pada perjalanan hari pertama, maksimal setor tulisan jam 12 malam, tet!
Melihat rundown yang saya terima, harusnya dihari pertama itu rombongan harus sudah kembali di penginapan jam 22.30. Ternyata molor sodara.. mana saya belum nulis postingan, lagi.. molornya itu karena ada tambahan acara yang mendadak, yaitu undangan minum kopi di kafe milik Dinas Perdagangan Banyuwangi. Alamakk..
Dan begitulah akhirnya saya memohon-mohon kepada panitia agar diberikan dispensasi waktu 2 jam. Waktu 2 jam untuk nulis postingan, posting blog, masukkan foto serta memberi backlink. Kalau tulisannya 300 kata sih gak papa, lha ini syaratnya minimal 700 kata.. mabok!
Usai masuk kamar saya sudah berjibaku dengan laptop dan cardreader pinjeman. Pokoknya jam 2 harus sudah kirim link twitter.
Sudah gak bisa mikir lagi bagaimana ngantuknya mata dan lelahnya badan. Apalagi hari ke 2 perjalanan diawali melihat sunrise di Pantai Boom. Berangkat dari hotel jam 4 pagi. Jadilah saya Cuma dapat tidur sejam! Benar-benar seperti dikejar setan.
Tapi seru!
Sumpah ini seru!
Baru kali ini saya tidur sejam tapi gak merasakan pusing. Padahal aslinya badan saya nggreges dan bersin-bersin. Alhamdulillah.. masih diberi kekuatan.
Kejar-kejaran dedline pun masih berlanjut di Surabaya. Karena kesempatan menulis laporan perjalanan terakhir tanggal 15. Iya hari ini!
Sampai di Surabaya tanggal 13 shubuh. Seharian saya berkutat dengan tulisan. Tapi kali ini saya nyerah dulu. Badan sudah mulai demam.
Tanggal 14, jam 3 pagi saya bangun lanjut nulis postingan lagi. Wes tah, benar-benar seperti kejar setoran.. begini ini resiko jalan-jalan sama wartawan. Wartawannya detik hihi..
Alhamdulillah saya sudah berhasil menulis 8 postingan! *tarik nafas dalam-dalam* kesemuanya ini adalah catatan perjalanan mulai keberangkatan hingga kepulangan dari Surabaya-Banyuwangi hingga kembali lagi ke Surabaya
Ternyata Banyuwangi itu luar biasa!
Kabupaten penghasil kopi dengan citarasa dunia dan pemilik pantai-pantai indah bak berlian yang tersembunyi!