Tag: LigaBloggerIndonesia2014

  • Huffington, blog politik rame pengunjung

    Huffington, blog politik rame pengunjung

    Setau saya blog politik temanya sangat berat. Artikel-artikel yang diposting biasanya berisi tulisan yang sulit dimengerti orang awam. Namun diantara 10 blog populer menurut Technorati yang memiliki penghasilan luar biasa saya menemukan 1 blog yang temanya politik dan ramai pengunjung.

    Namanya Blog Huffington

    Tampilan Blog Huffington
    Tampilan Blog Huffington

    Ketika mendarat di blog Huffington saya langsung dibuat linglung. Pasalnya navigasi halamannya banyak banget. Saya hitung ada 11 biji! Selain Front Page, navigasi lainnya ada Politics, Business, Media, Green, Tech, Arts, Travel, Women, Religion, Huffpost Live, dan AllSections. Belum ditiap navigasi ada drop downnya. Oke.. anggap saja blog ini semacam blog gado-gado, ups!

    Yaa.. kurang lebih samalah dengan blog saya ini. Blog gado-gado yang tak memiliki niche khusus. Hanya saja perbedaannya terletak dari tulisan per kategorinya. Kalau Huffington tiap tulisannya sesuai dengan navigasinya, sedangkan blog saya tergantung tema kontesnya haha.. makanya tema blog saya ini nggak kesana nggak kemari 😀

    Sayangnya diblog Huffington saya tidak menemukan halaman aboutnya. Lagi-lagi sama dengan blog saya, halaman aboutnya masih kosong haha..

    Tapi-tapi dibagian headernya Huffington terdapat kata-kata: The World Post a Partnership of The Huffington Post and Berggruen Institute on Governance yang saya indikasi kalau blog ini bukan blog personal.

    Mengenai tulisan.. terus terang saya katakan tulisan dia lebih baik dan berkualitas. Gaya bahasa yang digunakan menggunakan bahasa jurnalis walau tetap memegang kesan sederhana dan mudah dimengerti. Sementara blog saya sama sekali jauh dari bahasa jurnalis. Sebenarnya saya ingin sih mempelajari tulisan berbahasa jurnalis namun kembali lagi bahwa, ini menurut pandangan saya lho ya.. sekali lagi pandangan saya.. orang Indonesia tidak begitu suka membaca tulisan blog yang isinya padat. Berkunjung sih berkunjung, tapi sengaja tidak meninggalkan komentar. Saya juga tidak alasannya apa, mungkin saja malas membaca, atau bisa juga bingung mau komentar apa 😀

    Untuk template, saya boleh berbangga hati template saya lebih bagus hihi.. setidaknya ketika orang berkunjung diblog saya, mereka tidak kebingungan mencari artikel postingan terbaru. Sedangkan di Huffington mungkin karena templatenya menggunakan template koran dimana halaman pertamanya terdapat foto dan potongan artikel sehingga jika ingin membaca selengkapnya bisa mengklik judul yang diinginkan. Dan kembali lagi halaman seperti itu sangat membuat bingung pembaca. Contohnya saya sendiri ketika membaca di salah satu artikelnya. Usai membaca saya klik halaman Home supaya kembali ke menu awal. Nyatanya ketika saya ingin membaca halaman yang tadi saya buka, saya tidak menemukannya lagi. Padahal artikel yang saya baca adalah postingan tanggal 18 Maret 2013.

    Tampilan halaman blog Huffington
    Tampilan halaman blog Huffington
    Tampilan Blog saya yang postingannya urut tanggal dari atas ke bawah. Foto aka tampak jika judulnya diklik
    Tampilan Blog saya yang postingannya urut tanggal dari atas ke bawah. Foto aka tampak jika judulnya diklik

    Untuk tampilan gambar yang digunakan saya pikir ada yang hasil jepretan sendiri dan ada juga milik google. Saya tidak berani berspekulasi sebab memang ada beberapa foto yang gambarnya sudah umum digunakan orang seperti foto Obama dan foto Vladimir Putin. Tapi jangan salah juga disana ada tampilan foto bagus yang settinganya ditampilkan lengkap mulai jenis kamera, ISO, segitiga exposurenya. Namun saya pikir gambar yang digunakan di setiap artikelnya hanya sebagai tampilan luarnya saja, sebab disetiap berita sama sekali tidak ada gambar yang nampak.

    Perbedaan yang sangat menonjol antara blog saya dan blog Huffington adalah jumlah komentar! Meskipun blog umum dan politik tapi sungguh sensasional, jumlak komentarnya diatas angka 200 semua!

    Disinilah saya harus belajar banyak dari blog Huffington. Secara detail saya ikuti mengapa blog Huffington ini disebut blog ‘mahal’ mungkin karena dari segi gaya bahasa yang sederhana dan mudah mengerti. Tidak bertele-tele dan tepat sasaran. Meskipun artikel yang ditulis lumayan panjang tapi kesemua kalimatnya berbobot tapi ringan dibaca sehingga pembaca tidak dibuat harap-harap cemas bagaimana endingnya.

  • 3 Kategori untuk Didno76

    3 Kategori untuk Didno76

    Selama wira-wiri di jagat perbloggeran baru tau kalau Kang Didno memiliki blog lain selain taktiktek.blogdetik.com. Setiap kali blogwalking Kang Didno selalu menggunakan alamat blog yang di blogdetik. Sehingga ketika saya mendapat mention dari Kang Didno yang berisi ajakan berpartisipasi Giveaway blog didno76.com saya jadi heran dan secara otomatis bergumam:

    “Lho, Kang Didno punya blog baru?”

    Setelah baca-baca ternyata blog didno76 bukanlah blog baru. Malahan pada 24 Maret nanti blog ini akan merayakan ulang tahun yang ke 5 tahun. Wow.. berarti selama ini saya ketinggalan informasi dong. Dan itu artinya blog ini hadir setahun lebih tua dari blog saya yang di blogdetik.

    Ketika pertama kali mengunjungi blog didno76 saya langsung tertarik dengan tampilannya yang sederhana namun elegan.  Berwarna dasar putih dan sedikit sekali terdapat sentuhan warna membuat blog ini tampak nikmat dipandang. Judul headernya yang bertuliskan “Media Informasi dan Teknologi” sama sekali tak menampakkan bahwa ini adalah sebuah halaman blog. Saya pikir malah halaman website sebuah perusahaan elektronik sebab disana artikel-artikel yang disajikan melulu berisi informasi teknologi. Terlebih disamping kanannya terdapat banner toko online yang kebetulan saja dipenuhi gambar produk elektronik sehingga makin membuat komplit blog ber-niche IT ini.

    Untitled1

    Kalau saya perhatikan Kang Didno sengaja menggunakan blog ini sebagai blog pendulang ulang. Lihat saja widget advertisement yang dipasang ditambah dengan sub halaman pasang iklan yang menunjukkan kelebihan apa saja yang dimiliki blog ramah pandangan ini.

    Dalam halaman itu tertulis bahwa pengunjung blog didno76 dalam sehari didatangi pengunjung sebanyak 5.000 – 18.000 yang terdiri dari ragam usia baik pria maupun wanita. Menurut saya wajar jika pengunjungnya bisa sebanyak itu sebab blog dengan niche IT memang sering dijadikan jujugan pengunjung yang ingin mengais informasi seputar gadget dan teknologi terbaru.

    Kita tau saat ini masa teknologi sedang berjaya dimana banyak orang haus akan informasi teknologi dan kebanyakan mereka  berlomba mendapatkan informasi mengenai seluk beluk dunia IT baik hardware maupun software. Ditambah lagi tingginya jumlah netizen yang meningkat tajam membuat siapa saja ingin selalu mengupdate perkembangan dunia digital.

    Seperti yang bisa kita lihat jika berkunjung ke blog didno76 artikel populernya tak jauh-jauh dari seputaran informasi gadget dan aplikasi sosial media. Dari 10 artikel terpopuler, 5 diantaranya mengenai perkembangan aplikasi sosial media, 3 diantaranya mengenai perkembangan smartphone, 1 artikel berisi fitur tersembunyi dari Google, dan 1 artikel lagi yang tidak ada hubungannya dengan internet yaitu artikel berjudul 10 pesawat tempur tercepat yang pernah dibuat.

    10 Artikel Populer
    10 Artikel Populer

    Dari kesepuluh artikel populer tersebut bisa saya simpulkan bahwa dunia informasi digital sedang menjadi trend masyarakat. Dan setiap apapun yang berbau kecanggihan teknologi pasti langsung dilirik.

    Kesimpulan saya juga makin teryakini dengan banyaknya jumlah pengikut yang bergabung di Fanspage Media Informasi dan Teknologi. Tak tanggung-tanggung sebanyak 2.341 orang telah menjadi bagian dalam Fanspage ini. Sedang sebanyak 640 orang telah menjadi member blog Media Informasi dan Teknologi. Itu artinya banyak orang yang membutuhkan informasi seputar teknologi.

    Secara keseluruhan tampilan blog ini sudah sangat lengkap. Di bagian navigasi sudah terdapat 6 pilihan diantaranya; Home, Informasi, Teknologi, Prestasi, Pasang Iklan, dan Kontak Kami. Dari ke 6 navigasi tersebut ada 2 kategori yang sudah sesuai dengan niche IT yaitu Informasi dan Teknologi. Namun menurut saya 2 kategori itu rasanya tidak cukup menampung seluruh artikel yang sudah diposting. Pengkategoriannya masih terlalu umum dan itu membuat pengunjung susah untuk membaca artikel yang dibutuhkan.

    Untitled2

    Lalu Kategori apa lagi yang sebaiknya ditambah diblog Didno76?

    Sebagai salah satu pengunjung blog Didno76 saya menyarankan agar kategorinya bisa ditambah beberapa. Penambahannya bisa 2 – 3 kategori agar blog ini semakin mantap sebagai media informasi dan teknologi. Antara lain seperti dibawah ini:

    1.       Kategori Tutorial Teknologi

    Dalam banyak kasus teknologi selain pengetahuan informasi, pengguna internet juga membutuhkan tutorial-tutorial khusus mengenai teknologi terbaru. Seperti misalnya artikel Cara Download Video Youtube ke Tablet Android yang sudah pernah diposting di blog didno76 dan sukses menjadikannya sebagai salah satu artikel terpopuler. Itu sudah menjadi salah satu contoh bahwa artikel seperti ini sedang banyak dibutuhkan orang.

    Sebelumnya artikel ini dimasukkan dalam kelompok informasi namun alangkah baiknya jika tutorial dibuatkan kategoti sendiri agar pengunjung dapat dengan mudah mencari sesuatu yang dirasa butuh. Kategori ini juga bisa diisi tentang tutorial membuat/mempercantik weblog.

    2.       Review produk elektronik

    Review produk dewasa ini semakin dibutuhkan orang banyak. Tentunya selain spesifikasi lengkap pembaca blog juga membutuhkan alasan penting apa agar konsumen tertarik membeli produk yang diinginkannya. Dari informasi tersebut sedikit banyak calon konsumen tau kelebihan dan kekurangan produk yang akan dibeli tersebut sehingga mereka menjadi semakin yakin dan mantap untuk membeli.

    3.        Tips dan Trik Teknologi

    Kang Didno kan seorang guru. Agar tidak menghilangkan esensi seorang pendidik saran saya Kang Didno membuat Kategori Tips dan Trik Teknologi. Hal ini sebagai langkah pengawasan terhadap anak agar selalu berhati-hati memanfaatkan kecanggihan teknologi dan internet. Sudah banyak sekali kasus penyalahgunaan internet terhadap anak dan sebagai seorang pendidik disekolah tak ada salahnya jika Kang Didno juga menerapkannya di media blog.

    Dalam kategori ini Kang Didno bisa mengisi artikel semacam tips seperti: Tips aman bersosial media, Bijak memilih tontonan untuk anak, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk trik-triknya Kang Didno bisa mengisinya dengan Sukses menaklukkan flappy bird atau bisa yang lainnya.

    Jika 3 kategori ini ditambah navigasinya menjadi; Home, Informasi, Teknologi, Tutorial , Review, Tips dan Trik , Prestasi, Pasang Iklan, dan Kontak Kami

    9 Kategori!

    Agaknya terlalu banyak untuk sebuah navigasi, ya. Soalnya terlalu banyak navigasi juga tidak bagus untuk tampilan sebuah blog yang akhirnya membuat bingung pembaca. Usul lagi dari saya bagaimana jika Kategori Pasang Iklan dan Kontak Kami dijadikan satu saja. Dibagian kanan sidebar, Kang Didno kan sudah memasang badge Dukung di Facebook dan Follow My Twitter jadi navigasi Kontak Kami tentu saja bisa dihilangkan sehingga jumlah kategorinya menjadi 8.

    Dukung Facebook dan Follow Twitter di bagian kanan sidebar. Saya sudah ambil bagian disana :D
    Dukung Facebook dan Follow Twitter di bagian kanan sidebar. Saya sudah ambil bagian disana 😀
    Dropdown Kontak Kami di bagian bawah header
    Dropdown Kontak Kami di bagian bawah header

    Kurang lebih tambahan kategori inilah yang bisa saya berikan sebagai masukan untuk blog Didno76 agar kedepannya blog ini lebih bermanfaat kepada banyak orang. Saya doakan sukses selalu untuk Kang Didno bersama Didno76 nya dan semoga ditahun-tahun mendatang ada ucapan selamat Ulang Tahun lagi yang ke 6, 7, 8 dan seterusnya, Amiin

  • Ingin selalu bersama mereka

    Sejak memulai ngeblog 4 tahun lalu saya tak pernah berpikir akan mengalami banyak perubahan hidup dikedepannya. Kegiatan yang berawal dari iseng-iseng yang sekedar ingin mengaplikasikan pola pikir dalam bentuk tulisan ternyata membawa banyak pengetahuan, pengalaman serta hal-hal yang mengesankan.

    Kegiatan ngeblog yang kala itu saya gunakan sebagai hobi sampingan, kini berubah menjadi pekerjaan utama. Coretan-coretan yang dulu mengesankan begitu labil pelan-pelan menemukan karakter aslinya. Dari sana saya mendapatkan pelajaran penting bahwa merangkai huruf dan kata itu ternyata tidak mudah. Diperlukan kebiasaan dan latihan yang terus menerus.

    Selama 4 tahun menjalani karier menjadi blogger banyak suka duka yang saya rasakan. Namun itu bukan kendala besar sebab saya menjalaninya dengan senang. Tanpa tekanan dan paksaan. Dan kebebasan berekspresilah yang menempa saya hingga tetap bertahan bergelut dalam dunia blogger.

    Satu kebanggan yang tak bisa diungkapkan dengan bahasa adalah dukungan dari teman-teman blogger yang hingga sekarang tak ada putus-putusnya menjalin silaturrahmi antara satu sama lain walau hanya berupa satu kalimat yang terangkum dalam kotak komentar ajaib. Karena dari kotak ajaib itulah sebab pertemanan kita bermula.

    Kini blogger telah berkembang. Efek interaksi tulisan telah membawa mereka menemukan passion masing-masing. Meski begitu perbedan passion tetap menyatukan mereka dalam kebersamaan visi dan misi. Dan inilah motivasi terbesar saya mengapa hingga saat ini menekuni aktivitas blogging, adalah karena ingin selalu bersama mereka.

    1959888_510739305714357_1418082948_n

     

    1622648_269014956607364_568713867_n

     

    1620736_10201829149826206_1390520967_n

  • Mengenal Desa Tembakau

    Mengenal Desa Tembakau

    Postingan ini lanjutan dari postingan sebelumnya

    Saat mobil berhenti ditengah tanjakan, kami berempat berjibaku mengendalikan laju mobil supaya tidak semakin mundur.

    “Injak gasnya” teriak Kang Yayat

    “Sudah” balas Mas Rinaldi

    Dan entah bagaimana kemudian mobil pelan-pelan bisa naik ke tanjakan walau derunya mengalahi suara mobil derek. Gak yakin juga sih, bunyi mobil derek itu bagaimana hehe

    Sampai di jalanan datar dan stabil barulah kami semua turun. Bukan untuk melihat view bagus, tapi penasaran darimana bau gosong itu berasal. Pasalnya usai berhasil naik, tiba-tiba menguar bunyi gosong di indera penciuman kami. Kang Yayat mengira bau itu dari kampas rem, tapi Mas Rinaldi membantah, bau itu asalnya dari ban. Ya udahlah bukan perdebatan sulit, yang penting jalan tanjakan itu sudah berlalu.

    Walhasil keoptimisan Kang Yayat semakin menipis. Pesimis, jalan yang dilalui tidak sampai tujuan. Kami sudah terlalu jauh masuk kedalam desa tapi sama sekali belum melihat rumah penduduk. Masalahnya ini desa orang dan kami juga tidak tau mau kemana haha.. yang jelas tujuan kami satu, menemukan tempat tembakau. Ditengah niat putar arah yang sepertinya juga tertahan karena jalan setapak yang dilalui hanya cukup satu mobil membuat kami meneruskan perjalanan lagi minimal sampai menemukan lahan luas untuk kami jadikan tempat berbalik arah.

    Berbekal petunjuk penduduk, kira-kira 500 meter sampailah kami pada sebuah pertigaan. Menurut informasi di dekat-dekat pertigaan itu terdapat rumah yang menjual tembakau. Usai tanya sana sini, ternyata rumah yang menjual tembakau berada jauh dibawah disalah satu jalan pertigaan tersebut. Wuih, ampuun jalannya menurun curam! Dipikir lagi daripada nanti mobil kami bisa turun tapi gak bisa naik maka dipilihlah jalan kaki. Resikonya Mas Rinaldi harus tetap diatas, menunggu didalam mobil. Sempat ada yang memberi tawaran membawakan mobil sampai dibawah, tapi kami menolak. Hihi.. masih takut dan trauma 😀

    Kurang lengkap gimana suguhannya :D
    Kurang lengkap gimana suguhannya 😀
    PS: Bukan pesan sponsor 😀
    Saya milih suguhan ini sahajo, lebih maknyus :D
    Saya milih suguhan ini sahajo, lebih maknyus 😀

    Begitu sampai di rumah Pak Haji, pemilik tembakau, kami disambut dengan ramah. Obrolan yang tidak bisa fokus karena memikirkan insden tadi bercampur waktu yang mulai beranjak petang membuat kami tidak bisa berlama-lama. Padahal disana, kalau mau lama itu menguntungkan sebab para komunitas asbak(ul) karimah dibolehkan melinting rokok sendiri dengan tembakau dan kertas yang sudah tersedia. Ditambah suguhan kopi susu plus ketan jagung dengan kuah gula kelapa, hmm.. mungkin suatu hari nanti boleh diulang..

    “Ogah! Aku kapok kesana lagi!” celetuk Cak Lozz panik. Doi mati gaya sambil pegangan bangku erat-erat.

    “Yang bener aja, nggak.. nggak mau lagi naik” kata Mas Rinaldi yang ketika turun menolak pegang setir.

    Dan Alhamdulillah perjalanan turun tidak menemui kendala. Semua baik-baik saja. Bahkan kami sempat turun ditengah jalan buat foto-foto pemandangan.

    Oya ngomong-ngomong desa Semambung selain memiliki view bagus, hawanya segar. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Madura. Bagusnya lagi disepanjang jalan desa masih banyak terlihat rumah penduduk yang bentuknya mirip rumah adat Madura. Atap gentengnya rendah dengan dinding terbuat dari kayu. Penduduknya ramah-ramah dan asyik diajak ngobrol. Sayangnya ketika kesana tidak sedang musim panen sehingga kami tidak bisa melihat bentuk tanamannya. Menurut Pak Haji musim panen tembakau terjadi sekitar antara bulan Juni dan Juli.

    Dipilih dipilih..
    Dipilih dipilih..

    Gimana-gimana, tertarik datang? 😀

  • Durian modern

    Durian modern

    Baru tau kalau duren itu enak rasanya. Serius! Pke banget!

    Wkwk.. beneran! Andai tau kalau durian itu enak sejak dulu saya bakalan mengaguminya. Telat.. telat!

    Tau enak pke banget, itu gara-gara suatu sore, pulang kerja, Suami saya datang bawa bungkusan plastik. Gak pakai nanya-nanya lagi, saya masukkan aja ke dalam kulkas. Sesuai sarannya.

    Malam-malam, sambil nonton Mata Najwa iseng saya buka bungkusan tadi. Woahh aromanya.. nyebar kemana-mana.. aroma Durian, sodara! Begh, nikmat-nikmat sedaaap.. bikin lidah trecep-trecep.

    Etapi yang saya nikmati itu bukan buah durian, lho.. tetapi suatu makanan yang bentuknya kotak gendut seperti bluder berwarna ijo pupus. Penasaran dong, saya taruh satu biji diatas lepek lalu saya buka kemasannya. Aromanya tetep, seger bangeeet. Begitu kemasan terbuka, ijo-ijo itu saya belah pakai sendok.

    Ternyata oh ternyata didalamnya terdapat dua lapis adonan lembut. Paling atas berupa vla, sedang bawahnya buah durian. Bungkus ijonya terbuat dari semacam tepung tipis yang gunanya untuk menahan kedua adonan lembut tersebut supaya tidak mbleber kemana-mana. Dan ketika keduanya dimakan, sensasinya bikin deg-degan. Rasanya itu seperti melihat sandal gebetan ada di samping sandal saya. Bersanding manis diem-dieman tapi saling menatap. Aih, wkwk..

    Pancake Durian Raja Durian
    Pancake Durian Raja Durian

    Durian. Buah satu ini sejak dulu selalu jadi kontroversi. Yah, apalagi kalau bukan karena aromanya yang bikin mabuk. Meski fans beratnya mengatakan dagingnya enak, namun sangat menjijikkan bagi yang membencinya aromanya.

    Daan setelah saya sadari, se-eneg-enegnya aroma durian, rasa dagingnya itu nikmat juga kalau dimakan. Apalagi kalau bijinya sudah dibuang lalu tinggal buahnya aja yang dihaluskan. Hmm.. berasa ratu dalam dongeng yang punya peri banyak dan saya tinggal duduk manis menikmati hidup 😀

    Betul-betul baru kali ini saya melihat buah durian yang dikemas secara modern. Puas menikmati rasanya, saya coba browsing di internet. Ternyata eh ternyata, makanan yang barusan saya makan itu namanya Pancake Durian.

    Menurut Tante wiki Pancake Durian adalah makanan ringan berupa puree daging durian dan vla atau krim kocok yang dibalut dengan kulit crepes atau dadar gulung. Panganan ini pertama kali dipelopori oleh pedagang-pedagang kue rumahan di Kota Medan. Lambat laun tersebar di kota-kota lain di Indonesia, seperti Jambi, Semarang, Jakarta, dan lain-lain.

    Bagi yang selama ini nggak suka makan buah durian, Pancake durian ini bisa dijadikan alternatif untuk dinikmati. Sudah gak perlu repot belah-belah durinya. Tinggal buka pancakenya, di sendok lalu nikmati. Praktis dan gak ribet.

    Ada yang pernah makan Pancake Durian?
    Bagi dooong 😀

  • Gadis Biru

    Gadis Biru

    Saat pertama menjejakkan kaki di lantai Metro Mini jurusan Terminal Senin, mata saya seketika tak bisa lepas pada sesuatu yang menggelitik hati. Sebuah pemandangan yang jarang sekali saya lihat di Surabaya hingga membuat fokus ini sulit melepas pandang darinya.

    Seorang gadis bercelana legging motif corak dipadan dengan kaos biru bertuliskan Stylish girl.  Sebuah tas saku warna biru tercangklong di pundaknya, serasi dengan warna sepatu kets yang dikenakan. Rambutnya diikat  lalu ditekuk rapi yang sekilas mirip gelung, lalu dipermanis  dengan bandana biru berpita cantik di atas kepalanya. Makin menawan kala melihat giwang tempel model kancing bulat bermotif polkadot yang juga berwarna biru di telinganya.

    Semua serba matching. Saya menyebutnya Gadis Biru.

    Make upnya cantik. Lengkap pula. Memakai bedak, eye shadow dan lipstik warna natural, ditambah alis hitam tebal non tato disertai garis hitam melingkari mata. Makin menambah keanggunan khas wanita sosialita ibukota. Perawakannya yang tinggi dan berkulit putih bersih laksana mahkluk sempurna yang tak kurang suatu apa.

    Suka melihatnya. Yakin bukan hanya saya saja yang tertarik, tapi juga semua mata  tertuju ke padanya. Jangankan laki-laki, saya yang wanita pun tak kalah terpesona memandangnya.

    Tiap kali mencuri pandang, selalu saja saya temukan  1– 2 orang yang tersenyum ke arah Gadis Biru. Tak jarang sambil berbisik, kepala mereka seraya geleng-geleng. Barangkali antara kagum dan heran.

    “Masih jauh, Bu, tetap di dalam aja!” teriak si gadis biru kepada salah seorang penumpang yang dari tadi melongok ke luar jendela metromini memastikan seberapa jauh lagi tujuan pemberhentiannya. Suaranya begitu parau namun lantang.

    “Om, masuk dong, Om!  Ah.. si Om bikin penuh pintu aja nih” Protesnya kepada salah satu penumpang yang berdiri di dekat pintu bus.

    “Harusnya bisa dapat 100 penumpang, dari tadi hanya 10 orang!” Lanjutnya sambil teriak menggerutu.

    Saya yang dari tadi melongo melihat gaya libas Gadis Biru, kini tersenyum simpul.  Ucapan Gadis Biru itu terlalu Hyperbola. Jangankan si Om yang kena damprat itu, saya saja dari tadi hanya bisa berdiri di dekat pintu. Boro-boro geser, menempatkan pijakan kaki aja susah. Bagaimana mau masuk, coba, kalau suasana di dalam kendaraan sudah sesak oleh manusia hingga nafas saja berat. Dan inilah kelebihan yang dimiliki Gadis Biru, walau ucapannya sadis namun tak membuat semua orang marah. Pun yang didamprat malah tertawa kacau.

    “Bu berdiri yang bener, Bu, supaya mobilnya bisa muat banyak!” Teriaknya ke arah tengah Metro Mini. Entah kepada siapa teriakanya ditujukan. Ada aja sesuatu yang diprotesnya.

    “Bang, tolong masuk, Bang!” Kali ini ditujukan pada orang di dekat saya

    Emang dari tadi saya di luar?” protes lelaki yang dipanggil Abang. Gadis Biru tak mengindahkan, Ia lantas menerobos kerumunan menuju lorong tengah Metro Mini.

    “Ongkos-ongkos.. Ongkosnya, Bu” tangannya cekatan menerima lembarang dua ribuan dari penumpang baru. “Berapa nih, Bu, dua ribu sekarang, sudah gak jaman seribu lima ratus!” lanjutnya sewot kepada salah satu penumpang.

    Berkali-kali ocehan yang Ia lontarkan tak sedikit pun membuat penumpang sensi. Mereka malah mafhum dan tak sedikit yang kagum akan kecerewetannya.

    “Kiri!!” paraunya kencang sambil menghentak-hentakkan koin yang dari tadi digenggamnya di pintu kaca Metro Mini, tanda ada orang akan turun. Walau ucapan yang dilontarkan kepada penumpang cukup sadis, si gadis lumayan perhatian jika sedang menurunkan orang sepuh. Semua barang ia bantu turunkan dan tak lupa mengucapkan hati-hati. Saking perhatiannya, Ia kerap menyalahkan sopir yang terlalu kecepatan nginjak gas saat penumpangnya belum turun sempurna.

    ”Awas.. turun kaki kiri dulu, Bu..” si gadis biru turun sejenak lalu.., “Lanjut, Bang, goyaaang….!” Secepat angin Ia naikkan salah satu kakinya di atas lantai Metro Mini begitu penumpang sudah turun.

    Kala kerjaannya senggang, tangannya sibuk mengelus-elus lembarang kertas uang ribuan dan ditata sedemikian rupa. Sesekali matanya jelalatan mencari penumpang baru di jalanan untuk ‘dipaksa’ masuk ke Metro Mini penuhnya. Tapi sesekali juga dia waspada, melihat kebelakang barangkali ada Metro Mini lain yang secara diam-diam berusaha mendahului.

    Bila ada Metro Mini lain yang berada tak jauh dengan kendaraannya, cekatan dia melantangkan suara ke arah sopir, “16 lampu merah” sebagai tanda pemberitahuan kepada sopir bahwa ada Metro Mini lain bernomor 16 sedang berhenti di lampu merah.

    Kali lain dia berteriak cerewet “Siap-siap Arion..” atau “Siap-siap Tugas” sebagai tanda pemberitahuan bagi penumpang yang akan turun di tempat yang dia sebutkan tersebut.

    Bila akan berhenti mengambil penumpang, dengan semangat, tangannya memberi aba-aba kepada pengendara di belakang metro Mini agar sedianya diberi jalan.

    Si gadis biru itu benar-benar cekatan. Baginya semua penumpang harus habis dilahapnya, jangan beri kesempatan untuk Metro Mini lain.

    Saat tiba di Setasiun Senen saya harus turun. Rupanya daya pesona ‘magis’nya masih terbawa oleh saya, sehingga, meski sudah berada di ujung jalan, mata ini tak henti-hentinya menatap si gadis biru yang suaranya masih terdengar tegas menggelegar di kejauhan.

    Dialah Gadis Biru sang kenek Metro Mini.

    Yang membuat saya terus bertanya-tanya adalah, masak iya si gadis biru itu benar-benar berprofesi sebagai kenek. Sudah cantik, tegas, loyal dan berintegritas. Tak masalah juga kalau perempuan cantik jadi kenek. Masalahnya hanya pada saya, kenapa dulu gagal mempertahankan cita-cita jadi kenek, huhu..

    Adakah teman-teman di Jakarta yang pernah melihat Gadis Biru ini?

  • (Bukan) Hari Kasih Sayang

    14 Februari diperingati sebagai Hari Valentine kan yah, harusnya akan lebih bagus kalau mengingat-ingat kejadian yang indah dan manis tentang orangtua, teman, sahabat dimasa lalu. Namun entah mengapa hari ini ketika sambil mandangin daun-daun yang luruh oleh debu halus material vulkanik Gunung Kelud tiba-tiba saya teringat kejadian konyol dikantor dulu.

    Kejadiannya seperti dibawah ini.

    Asal tau aja kejadian seperti ini gak hanya sekali saya alami tapi berkali-kali. Bukan hanya saya saja tapi teman saya juga. Awalnya kami pikir si penelpon hanya iseng-iseng, maklum karena kami promosinya lewat iklan koran. Ternyata beneran lho.. orangnya bener-bener datang ke kantor dan transaksi. Berarti emang gak main-main kan ya. Nggak tau lagi kalau niat menggoda. Sukses bikin jengkel juga sih..

    Krriiinggg… bunyi dering telpon.

    Saya: Halo, siang
    Telp: Siang, apa betul ini tempat kredit komputer?
    Saya: Betul, bisa dibantu?
    Telp: Alamatnya dimana Mbak?
    Saya: Di Jalan Dharmawangsa 20, Pak (bukan alamat sebenarnya)
    Telp: Jalan Dharmawangsa 20 nomer berapa, mbak?
    Saya: Ya Nomer 20 Pak (Oh iya, harusnya waktu nyebutin alamat tadi saya bilang nomer 20, biar si penelpon gak bingung)

    Telp: Gang 20 nomer 20, gitu?
    Saya: Gak pake gang, Pak. Alamatnya Jalan Dharmawangsa nomer 20, gitu aja. Tempatnya pinggir jalan, kok.

    Telp: Oo.. Jalan Dharmawangsa 20… (sunyi sebentar, saya yakin dari nadanya si Bapak sudah paham alamatnya)
    Bentar mbak saya catatnya. Tunggu ya, saya ambil kertas sama bolpoin dulu

    Beberapa menit kemudian..

    Telp: Halo-halo Mbak, tadi alamatnya dimana?
    Saya: Ja.. lan.. Dhar..ma..wang..sa.. nomer 20, Paa…k (sambil ndikte biar lebih jelas)

    Telp: Bentar-bentar, mbak. Sambil saya tulis. J..a..L..a..n…

    Jalan apa mbak?

    Saya: Jalan Dharmawangsa nomer 20 (berusaha sabar meski harus dengan menajamkan nada suara) hehe

    Telp: Jalan Dhaaar..

    Dharmawangsa ya?

    Saya: iiiyyya Paaak.. (Pas ngomong Iya, huruf I dan Y nya saya tekan dalam-dalam. Trus ngomong Paaa..k nya saya buat sesabar mungkin)

    Tiba-tiba Sunyi. (saya pikir si Bapak sedang menulis)

    Telp: Halo-halo gimana mbak? Dharma apa tadi?

    Lha dalah, masih tanya, saya pikir sudah ditulis

    Saya: (Ngeliatin gagang telpon buat mastikan gagangnya tidak kenapa-napa. Lama-lama sebel juga. Harus berbuat sesuatu nih supaya wawancara alamat ini gak keblabasan kemana-mana) 

    Sebentar.. gini deh Pak, Bapak sekarang tinggal dimana?

    Telp: Di Surabaya, mbak
    Saya: Kalau begitu Bapak tau Jalan Dharmawangsa letaknya dimana?
    Telp: Tau mbak
    Saya: Ya sudah, kalau Bapak tau jalan Dharmawangsa itu dimana, Bapak tinggal lewat lalu nyari nomer 20. Begini lebih jelas, kan Pak?
    Telp: Oiya Mbak, Jelas. Saya sudah tau kok kantornya Mbak, kemarin saya sudah lewat sana
    Saya: Gubrak!! (Ngelus dada sambil mantengin UPS yang teronggok disamping CPU)

    Gustii.. paringi kulo sabaaarrr..

    Pertanyaan seperti ini sehari bisa 3-5 kali lho.. kadang saking gak bisa nahan jengkelnya saya sampai tertawa kepingkal-pingkal. Apalagi kalau melihat teman saya megang gagang telpon sambil ngelus dada dengan suara jengkel yang sengaja ditampakkan. Kami berdua sampai tertawa gak habis-habis. Ngerti sih bagaimana harus melayani konsumen tapi gak begitu juga kalii…

    Masih ada banyak sebenarnya kejadian konyol selama saya bekerja ditoko komputer. Mulai yang aneh sampai yang nyleneh dan hampir-hampir gak masuk akal. Tapi lain kali aja kalau saya ingat ya 😀

    Oya postingan LBI saya untuk minggu ini masih kurang. Harus nulis satu lagi nih biar klasemennya gak turun. Nanti malam deh nulisnya sekarang mau nyapu dulu hehe

  • Selebgram, seleb dadakan Instagram

    Boleh dibilang untuk jadi artis sekarang itu gak susah. Gak perlu modal cantik dan ganteng. Yang penting Percaya Diri. Begitupun untuk jadi orang terkenal, gak usah pakai prosedur yang rumit-rumit asal gaul dan gampang menerima siapa saja untuk kita jadikan teman itu sudah modal.

    Masih saya ingat ketika twitter sedang booming. *eh sekarang juga masih booming toh ya* Saat twitter baru merambah Indonesia semua orang ramai-ramai membuat akun di twitter. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan follower. Terus terang saja, saya termasuk orang yang tidak menikmati fenomena ini. Saya terlambat memahami cara kerja twitter. Dan ternyata hanya dengan nulis 140 karakter saja, sudah banyak tweeps yang mendapatkan penghasilan! Apalagi kalau bukan karena followernya banyak. Dan pengusaha cerdik memanfaatkan jumlah follower ini dengan meminta pemilik akun untuk menulis review tentang produknya, meskipun itu hanya sebatas 140 karakter!

    Blackberry Massenger! Yang satu ini beda lagi. Meski termasuk social media, namun dulunya BBM termasuk socmed yang paling exclusive. Ini dikarenakan harga perangkatnya yang exclusive walau akhirnya Blacberry Massanger ‘turun tahta’ dan mau ‘merakyat’ bersama akun social media lainnya. Konon (saya sebut konon karena saya juga termasuk terlambat menikmati booming BBM) banyak orang memanfaatkan aplikasi ini tidak hanya sekedar berbagi informasi / getok tular tapi juga digunakan untuk jualan. Segala macam produk online shop ditawarkan di aplikasi BBM ini. Nah disinilah letak kelebihan BBM dibanding akun lainnya, yaitu bisa memajang gambar secara langsung hanya bermodal smartphone.

    Melihat peluang yang berbeda inilah kemudian muncul Instagram. Berbanding terbalik dengan Facebook, dan twiter, Instagram segmennya menyorot ke fotografi. Lagi-lagi saya juga terlambat menikmati asyiknya berinstagraman, karena hingga saat ini saya belum memiliki akun disana hehe..

    Yah, kesenangan seseorang sudah berubah. Dulu buat status dengan tulisan, sekarang nulis statusnya menggunakan bahasa tubuh yang ditampilkan dari jepretan kamera. Mulailah marak yang disebut selebgram atau Seleb Instagram.

    Intinya Selebgram adalah orang yang rajin pajang foto di Instagram sehingga memiliki banyak follower. Bisa saja follower itu menyukai gaya berfotonya. Atau bisa saja foto-foto hasil jepretannya memiliki keunikan sehingga akunnya disukai banyak orang. Bahkan gara-gara suka upload foto di Instagram jumlah followernya bisa ribuan bahkan ratusan ribu! Ckck..

    Tren selebgram makin kesini makin dilirik pengusaha online shop. Para selebgram ini biasanya diminta meng-endorse barang dagangan milik online shop. Caranya pemilik online shop memberi pakaian kepada mereka lalu mereka diminta untuk memakai dan memotret untuk kemudian dipajang dan dipromosiin di Instagram. Kalau dipikir-pikir cara ‘menyewa’ selebgram ini lebih murah ketimbang nyewa artis yang sudah terkenal. Gak usah bayar, timbal baliknya ngasih produk ke si selebgram ini. Sama-sama untungnya kan..

    Dari beberapa sumber saya dapatkan pemilik online shop sekarang ini lebih suka jualan di Instagram. Alasannya, pencarian lewat hashtag lebih gampang. Dan selain itu upload foto pengguna Instagram gak secepat ditwitter. Sehingga sekali upload foto, tayangnya bisa lama, gak mudah ketumpuk-tumpuk sama status orang lain. Jadi pembaca lebih bisa menikmati dan memperhatikan foto yang ditampilkan.

    Nah, kalau teman-teman ingin jadi seorang selebgram dadakan, mulai deh foto-foto bergaya ala model, siapa tau dapat job.. lumayan dikasih gratisan produk hehe..

    Kira-kira foto saya dibawah ini bisa disebut selebgram gak sih? 😀YUNI9821

    Promosi kaos BWI (Banyuwangi) 😀

    ZPeneleh1Trus kalau ini, promosi apa ya.. Promosi kamera? promosi hem aja deh 😀

  • Trilogi Linimassa, kekuatan teknologi dan internet

    Trilogi Linimassa, kekuatan teknologi dan internet

    Linimassa.. Linimassa.. Linimassa.. ada dimana-mana

    Awal bulan Februari lalu saya banyak menemukan Hestek #TrilogiLinimassa bersliweran di Twitter. Linimassa? Apa itu? Sungguh saya buta tentang ini.

    Makin heran membaca kicauan teman-teman dari berbagai penjuru tanah air yang mengkumandangkan Nobar film Trilogi Linimassa. Mulai dari Samarinda, Semarang, Magetan, Madura dan lain-lain. Lantas saya berpikir apakah sedang diadakan event nobar raya disuatu tempat sehingga teman-teman diberbagai daerah saling me-RT dan replay antar satu sama lain. Tapi dimana tempatnya? Sepengetahuan saya bila ada event besar semacam Pesta Blogger atau Blogger Nusantara pasti ada yang woro-woro di Facebook, blog atau semacamnya. Namun kali itu saya betul-betul ketinggalan informasi.

    Rupanya, setelah saya cari tau, ternyata memang diadakan nobar secara serentak film Linimassa 3 di 50 lokasi seluruh penjuru tanah air. Oh.. begitu..

    Wah pasti seru dong ya kopdar sambil nobar.. pakai live tweet segala, lagi! Berasa 50 kota menjadi gedung bioskop yang penontonnya semua blogger.

    Berikut ini Live Streaming Launching Film Trilogi Linimassa di SMK TI Airlangga kota Samarinda

    Nobar Trilogi Linimassa di Samarinda. Foto milik @smkti
    Nobar Trilogi Linimassa di Samarinda. Foto milik @smkti
    Nobar Trilogi Linimassa di kota Magetan
    Nobar Trilogi Linimassa di kota Magetan. Foto milik @kotamagetan

    Etapi kenapa Surabaya sepi senyap adem ayem aja sih. Mana suaranya arek Suroboyo? Tidak mendapat ‘jatah’ nobar film Linimassa kah?

    Oh, ternyata Surabaya juga mengadakan acara serupa. Tapi saya dapat infonya telat. Itupun saya taunya ketika iseng-iseng nyecroll timeline dengan #TrilogiLinimassa, penasaran masak iya Surabaya gak dapat jatah.

    Supaya ke-kepoan saya terjawab, maka browsinglah saya di youtube Interet Sehat. Alhamdulillah dapat film Linimassa 2, Linimassa 3 dan Terpenjara di udara. Sayang film Linimassa 1 nya tidak saya dapatkan linknya. Ya udah gakpapa yang penting sedikit banyak saya mengerti apa itu film Linimassa.

    Film Linimassa dari kacamata saya adalah sebuah film dokumenter yang dipersembahkan oleh ICTWatch dan WatchDoc sebagai bentuk apresiasi perkembangan internet di Indonesia. Film ini sungguh luar biasa bagi seorang onliner seperti saya sebab ide yang dimunculkan pembuatan film ini sangat tidak terduga. Terdiri dari 3 seri yaitu Linimassa 1, Linimassa 2, dan Linimassa 3 yang kemudian disebut menjadi film dokumenter Trilogi Linimassa.

    Pada tayangan film Linimassa 2 siapa sangka kalau kerusuhan Ambon yang terjadi pada 11 September 2011 ternyata kejadian nyatanya jauh dari kehebohan yang ditayangkan dimedia? Itu diakui langsung oleh seorang pemuda bernama Almas. Diwawancarai oleh seorang penyiar radio bernama Manda, Almas mengaku bahwa kerusuhan Ambon tidak seseram yang dipemberitaan sehingga memunculkan kesan bahwa Ambon rawan konflik.

    Selain kebenaran berita yang berbanding terbalik dengan pemberitaa media televisi, Linimassa 2 juga menayangkan Komunitas Radio Primadona FM yang ada di Lombok dimana dengan adanya radio, warga tak perlu menunggu berita datang sebab masyarakat sendirilah yang menjadi pewartanya.

    Yang membuat saya terkesan dan hampir tak percaya saat ditayangkan sebuah Kampung Cyber di Yogjakarta. Di kampung Cyber itu 1 Rukun Warga berjumlah 141 warga terdiri dari 41 Kepala Keluarga dimana hampir 90%nya adalah pengakses internet aktif.

    Ada juga seorang anggota Komunitas Emak-emak Blogger yang berusia 72 tahun. Siapa lagi kalau bukan Bunda Yati Rahmad.. Bunda Yatii.. selamat ya Bunda jadi artis film sekarang hehe..

    Kesimpulan yang saya dapat tentang film Linimassa 2 ini adalah efek internet yang bombastis. Seperti quote yang saya dapat dari film itu:

    Hari ini orang-orang diseluruh pelosok nusantara dengan cara yang murah telah memilih teknologi menjadi berkah. Bukan bencana.

    Sedangkan tayangan film Linimassa 3, berisi tentang peranan internet yang difungsikan sebagai ajang Kemanusiaan, Perempuan, Lingkungan, Keragaman dan Pendidikan.

    Ada 5 judul cerita yang diangkat dalam film itu:
    1. Darah untuk Aceh.
    Judul ini mengangkat kehebatan internet dalam membantu masyarakat Aceh yang menderita Thalassaemia sehingga mereka mendapatkan bantuan darah dari seluruh penjuru tanah air.

    2. Satu mug beras untuk ROKATENDA. Letusan gunung Rokatenda yang terjadi beberapa tahun lalu telah menyengsarakan penduduk Sulawei sehingga mereka membutuhkan banyak bantuan. Atas inisiatif komunitas blogger disana mereka kemudian memanfaatkan internet sebagai media mendapatkan bantuan dana salah satunya dengan mengumpulkan satu mug beras.

    3. Omah Kendeng. Omah Kendeng, Jawa Tengah dulunya sebuah sebuah desa yang subur dengan lahan persawahan. Semenjak digunakan sebagai tambang batubara sawah-sawah mereka menjadi rusak disebabkan tanah yang mengandung lumpur. Lagi-lagi internet difungsikan sebagai media menyampaikan berita agar ijin pertambangan batubara dicabut.

    4. POSO Bangkit. Kerusuhan Poso yang memakan korban 5000 jiwa, kini telah bangkit. Dengan fasilitas internet perempuan mulai diberdayakan. Dari mulai belajar disekolah hingga bertanam dikebun sampai membuat pupuk sendiri. Hasilnya mereka jual melalui social media online.

    5. Samarinda Menggugat. Sama seperti Omah Kendeng, Samarinda juga bermasalah dengan pertambangan dan banjir.

    Film Linimassa adalah film inspiratif. Dengan durasi 52 menit, film Linimassa membuka mata dan hati kita semua. Dibalut kesan senatural mungkin berpadu kejujuran informasi menjadi kekuatan tersendiri. Film ini seolah membuka mata bagi kita semua bahwa internet adalah sahabat masyarakat yang jaringannya amat luas sehingga informasi yang didapatkan menjadi komplek, berimbang serta tidak menguntungkan sesuatu pihak.

    Selain Trilogi Linimassa, ICTWatch dan WatchDoc juga mempersembahkan film berjudul Terpenjara di Udara. Film ini mengangkat tentang betapa carutmarutnya berita informasi dimedia yang hanya menonjolkan rating serta mengandalkan politik kekuasaan. Bikin penasaran banget, kan?

    Ini cuplikan video trailer film Linimassa 3

     

  • Baik sama tetangga, pengajuan kredit di ACC

    Baik sama tetangga, pengajuan kredit di ACC

    Tadi siang ketika duduk-duduk didepan rumah Ibu saya didatangi seorang laki-laki. Penampilan laki-laki itu biasa layaknya orang lewat. Berjaket, berambut gondrong ikal setengah kemerahan. Dengan sopan laki-laki itu bertanya kepada Ibu saya:

    “Nuwun sewu, Bu. Ndherek tanglet (numpang tanya) rumah yang dipojokan gang yang berpagar hijau itu rumahnya Bu Fulan sendiri ya?”

    Ibu saya yang sedang membersihkan daun pisang menoleh lantas berpikir sejenak. Mungkin heran kenapa tiba-tiba ada orang datang dan ujug-ujug menanyakan status rumah orang.
    Masih berpikir Ibu saya bertanya balik, “rumah pojokan yang mana Mas?”

    Kebetulan saat itu saya sedang nonton TV didalam. Dari kaca riben saya bisa memperhatikan penampilan orang asing itu dan mendengarkan pembicaraan secara seksama. Sama seperti Ibu, saya juga berpikir, rumah pojokan gang berpagar hijau itu yang sebelah mana..

    Mendengar beberapa kali obrolan antara Ibu dan laki-laki itu tampaknya belum juga menemukan rumah mana yang dimaksud, dan Bu Fulan siapa yang dimaksud. Untuk membantu Ibu sekaligus memperjelas obrolan akhirnya saya ikutan nimbrung.

    “Nik, rumah pojokan gang yang pagarnya hijau itu rumahnya siapa?” tanya Ibu begitu melihat saya keluar.

    “Rumah Bu Felani (bukan nama sebenarnya) mungkin, Bu”
    “Yang suaminya sudah meninggal” tanya si Mas menambahkan keterangan.
    “Oh, iya rumahnya Bu Felani itu Bu..” kata Saya
    “Emang rumahnya Bu Felani, pagarnya hijau?” tanya Ibu.
    “Kalau tidak salah ingat, Iya..”

    Agar makin jelas si Mas menunjukkan ke saya “Sini deh Mbak, saya tunjukkan rumahnya..”

    Saya dan Laki-laki itu berjalan ke arah tengah gang untuk melihat posisi rumah yang dimaksud. Dan memang benar yang dimaksud laki-laki bernama Bu Fulan ya Bu Felani itu. Kebetulan jarak rumah saya dan rumah Bu Felani agak jauh tapi masih lingkup satu RT.

    Sambil berjalan balik saya lantas menebak-nebak maksud kedatangan laki-laki ini. “Mas, surveyor, ya?” tanya saya.

    “I.. Iya Mbak..” jawabnya gagap. Mungkin salah tingkah karena saya bisa menebak maksudnya. Padahal mestinya identitas surveyor tidak boleh diketahui orang lain, lebih-lebih tetangga yang akan ditanyai. “Mbak kok tau?” tanya Mas itu lagi.

    “Ya.. sekedar tau” jawab saya sambil senyum misterius. “Surveyor Adir*?” tanya saya lagi.
    Tampaknya pertanyaan yang kedua ini membuat Masnya lumayan kaget. Terlihat dari raut mukanya yang memerah. Senyumnya pun tampak kalau salah tingkah. “Emang Bu Felani mau kredit laptop, Mas?” lagi-lagi pertanyaan saya menghunjamnya.

    “Iya Mbak..” mukanya makin memerah. “Kok Mbak tau semuanya?”
    “Yah.. sekedar tau aja Mas..” jawaban yang saya kasih masih sama.

    Sebetulnya saya sudah tau sejak awal kalau dia itu surveyor. Dari pertanyaan pertama yang ditanyakan ke Ibu tentang status rumah Bu Felani itu sudah cukup menjawab kalau dia itu sedang menyurvei calon pengaju kredit.

    Dan kesempatan inilah yang akhirnya menjawab pertanyaan saya selama bekerja di toko komputer dulu yang juga melayani kredit melalui leasing. Bukan ingin menjelekkan prosedur suatu leasing namun yang menjadi keheranan saya adalah cara surveinya.

    Cara survei leasing Adir* ini tidak dengan mendatangi rumah pengaju kredit akan tetapi mereka bertanya kepada tetangga sekitaran rumah. Tentang status rumah sang pengaju kredit, pekerjaannya apa, punya anak berapa, dan lain-lain dengan bahasa halus ala orang ngobrol sehingga lawan bicaranya tidak sadar bahwa si surveyor ini sedang mengorek keterangan tetangganya sendiri. Dan karena saya tau kalau dia surveyor, pertanyaan-pertanyaannya saya jawab tentang yang baik-baik mengenai Bu Felani dengan tegas. Itu saya lakukan supaya pengajuan Bu Felani disetujui. Dan untung begitulah adanya meski sebetulnya saya tidak kenal-kenal banget siapa Bu Felani. Andai satu kata saja saya melontarkan kalimat meragukan, bukan tidak mungkin Surveyor itu me-reject. Sebab saat bertanya surveyor tak hanya mencari jawaban, tetapi juga gelagat yang diberi pertanyaan.

    Meski tidak pernah secara langsung terlibat dengan surveyor kredit elektronik tapi saya hanya mengaitkan pengalaman yang lalu-lalu. Seperti yang sudah-sudah, selama bekerjasama dengan leasing ada banyak kejadian tidak mengenakkan yang saya temui. Kejadian yang mestinya hubungan antara leasing dan customer, mau-tidak mau pihak toko turut terlibat juga. Salah satunya adalah customer yang telpon marah-marah karena pengajuan kreditnya tidak ada kabar sama sekali. Di ACC atau di reject. Sebagai pihak toko, saya pikir itu tugas leasing memberi info ke customer, ternyata tidak, kalau pengajuan customer reject, maka customer sama sekali tidak diberitau.

    Sebagai penjual, tentunya saya juga ingin semua customer di ACC. Agar saya tau status-status customer, melalui sales leasing saya selalu minta hasil surveinya. Dari situlah saya dapat jawaban ACC/Rejectnya customer. Sebagai pelayanan maka tugas saya merangkap memberi info status kepada customer. Kasihan kalau mereka menunggu lama yang kemudian ternyata DITOLAK!

    Yang jadi permasalahan adalah customer selalu marah-marah kalau saya kabari bahwa pengajuannya direject. “Lho kok bisa reject, lha wong saya belum disurvei kok direject!” begitu selalu. Jelas dan wajar jika customer marah, nyatanya memang mereka tidak pernah disurvei dan tau-tau pengajuannya ditolak. Siapa yang gak sakit hati? Kecewa pasti.

    Jadi, buat teman-teman yang mau, atau akan mengambil kredit melalui leasing, seperti itulah gambaran kerja surveinya. Dan pelajaran moral yang bisa dipetik disini adalah berbaik-baiklah sama tetangga, siapa tau suatu saat nanti ada surveyor datang dan mengorek keterangan tentang kalian. Sst.. siapa tau yang survei ternyata calon mertua 😀