Sejak menemukan di sebuah rak obral Gramedia saya ketagihan mengoleksi buku karya Sophie Kinsella.
Awalnya saya tak begitu suka dengan buku-buku terjemahan. Entah mungkin nerjemahinnya kurang pas atau apa kadang saya bingung sendiri membacanya. Siapa tokoh utamanya, konfliknya apa, apa yang sedang diobrolin, gak sampai di kepala saya. Sudah beberapa kali saya membaca buku-buku terjemahan, juga mencoba dengan beberapa penulis. Tapi tetap aja, saya nggak ngerti maksudnya.
Suatu ketika saat ngobrak-abrik buku obralan di sebuah rak yang ditata mirip bak buku dengan aneka judul dan jenis buku bercampur aduk disana. Tangan saya memegang buku berwarna putih yang sampulnya sudah hilang entah kemana, dan tiba-tiba saya merasa ingin membelinya. Agak ragu-ragu, sebab judulnya berbahasa Inggris ‘Confessions of a Shopaholic’ yang langsung saya simpulkan bahwa ini adalah buku terjemahan.
Judulnya menarik banget untuk dibeli. Tapi bayangin buku itu adalah buku terjemahan, keraguan saya melonjak. Di beli, nggak, dibeli, nggak. Harganya sih murah aja, Cuma 20 ribu. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya putuskan untuk membeli. Yah, kalaupun nantinya gak terbaca, gak masalah, toh Cuma 20 ribu ini..
Sesampai dirumah, langsung aja buku itu saya ambil untuk dibaca. Maksudnya, saya ingin menakhlukkan buku terjemahan. Masak sih saya gak bisa baca buku terjemahan sama sekali. Apakah semenyerah itu saya dengan buku-buku terjemahan sehingga tak satupun buku terjemahan ada dikoleksi saya.
Baru baca sehalaman aja, langsung ketagihan. Saya merasa tulisan Sophie Kinsella beda banget dengan buku-buku terjemahan lainnya. Gaya-gaya tulisan ‘aku’ nya humanis banget. Ia harus rela berbohong demi mengungkapkan kejujuran. Juga sikapnya yang konyol begitu menyentuh perasaan membuat sayang untuk tak meneruskan membacanya sampai habis.
Dan begitu saya habiskan satu buku, tiba-tiba saya merasa sayang. Kenapa tadi saya terlalu cepat bacanya.
Besoknya saya mencoba ke toko buku. Tak seperti biasanya, kali ini saya mengobok-obok deretan rak bagian novel terjemahan. Tak ada alasan lain, yaitu mencari novelnya Sophie Kinsella. Hingga sekarang, kebiasaan pertama masuk ke toko buku adalah mencari novelnya Sophie Kinsella.
Lambat laun, tanpa terasa, saya sudah mengoleksi novelnya Sophie Kinsella mulai dari serial si gila belanja: Confessions of a Shopaholic (Pengakuan si gila belanja), Shopaholic Abroad (Si gila belanja merambah Manhattan), Shopaholic ties the knot (Si gila belanja akhirnya kawin juga), Shopaholic and Sister (Si gila belanja punya kakak), Shopaholic and Baby (Si gila belanja punya bayi). Sebetulnya masih ada 1 lagi kelanjutannya, Minishopaholic yang menceritakan bayinya si Becky (si gila belanja) yang juga punya hobby seperti Mamanya, gila belanja. Sayangnya beberapa kali saya nyari sudah gak ada lagi.
Selain serialnya saya juga memiliki ChikLitnya, The Undomestic Goddess (Bukan cewek Rumahan).

Dari kesemua buku itu saya memiliki kesimpulan tersendiri, bahwa si penulis ini rajin belanja dan selera belanjanya tinggi banget. Dia sering menyebut merk dan butik ternama seperti Tas Louis Vitton, Rok Miu-miu, Jas Armani, DKNY, M&S, French Connection, Knickerbox, Denny and George dalam setiap penulisannya. Mungkin saja untuk menuliskan itu semua, Sophie harus mengoleksi semua merk itu lebih dulu sehingga dia mengerti harga, kualitas dan ciri-cirinya.
Demi melengkapi koleksi buku Sophie Kinsella, menemukan buku secondnya di Jl. Semarang yang halamannya sudah hilang itu sesuatu banget. Padahal buku second itu barunya masih terpajang di Rumah Buku Ngagel. Dan saya mendapatkan secondnya itu dengan harga sepersupuluh dari harga aslinya, Novel itu berjudul Can You Keep a Secret (Jangan bilang-bilang, ya…)

Dan kemarin itu, saya mencoba ke tempat persewaan novel. Niatnya sih mau nyari majalah fotografi. Karena nggak ada, saya nanya ke si Mbaknya, apakah punya koleksi novelnya Sophie Kinsella. Sayangnya nama Sophie Kinsella gak begitu dikenal. Dia lebih mengenal Harlequinn. Nyatanya saat saya melototi satu persatu koleksinya saya menemukan beberapa, hanya beberapa, masih lengkapan punya saya, buku Sophie Kinsella. Karena buku terbarunya yang ChickLit: Pesta Tenis belum ada di persewaan, pun saya mau beli juga masih pikir-pikir (galau milih antara beli buku atau beli baju lebaran) saya nemu buku Remember Me? (Ingat aku?), Ah lumayan..

Dan kayaknya saya terlambat mengenal buku-buku Sophie Kinsella. Setelah browsing ternyata ada banyak sekali buku-buku Sophie Kinsella yang belum saya punya dan di toko buku pun sudah nggak dipajang lagi. Seperti, ChickLit: I’ve Got Your Number, Klub Koktail da Berbagi Rajang. Padahal sebelumnya sempat lihat dipajangan, tapi saat-saat terakhir saya lihat di Gramedia Rosa, Rumah Buku, dan Toga Mas sudah gak ada. Cek di daftar komputer dan tanya ke Mbaknya juga bilangnya nggak ada. Gak tau lagi deh, nggak adanya itu emang stock kosong atau sudah ditarik ke penerbit. Saya Cuma berharap kalaupun sudah gak dipajang lagi, dan stock di gudang masih banyak, semoga kalau ada pameran, novelnya di obral murah..
Ada yang ngoleksi bukunya Sophie Kinsella juga? Mbak Erry dan Mbak Irma saya yakin punya) 😀
Leave a Reply