Category: Kuliner

  • Sensasi minum Es Durian rasa Leci di Surabaya

    Sensasi minum Es Durian rasa Leci di Surabaya

    Sensasi minum Es Durian rasa Leci di Surabaya. Gara-gara suka makan Pancake Durian, saya jadi ketagihan makan makanan yang berbahan sari buah durian. Lebih enak makan sari Duriannya sih ketimbang makan buah Durian asli hehe. Tinggal gigit manis kayak makan bubur 😀 Tapi tetap minat kok kalau ada yang kasih buah durian asli. Sama enaknya. Apalagi kalau di lempar sama juragan duriannya langsung wakaka.. *kode*

    2015-09-13_01-20-45

    Usaha kuliner berbahan sari buah durian makin kreatif aja ya. Sebelumnya Pancake Durian pernah ngehits, lalu ada Mochi Durian. Pokoknya yang berbau-bau durian sekarang mudah dijumpai. Ehm, emang sudah rejeki pecinta durian kali ya, nggak usah nunggu musim durian runtuh dulu baru rame-rame menikmati.

    Seperti ketika saya melintas di daerah Rungkut Surabaya saya melihat gerobak es durian. Dari nama gerobaknya, penjual itu memang khusus menjual minuman dari bahan utama durian. Ah, siang-siang panas, siapa sih nolak mampir minum es. Apalagi ini es-nya es durian.. Hmm.. Sensasi minum Es Durian rasa Leci di Surabaya benar-benar ngehitss..

    Untuk bisa menikmati segelas durian saya harus berdiri di urutan ke 5 orang yang antri membeli es durian. Saya lihat pembelinya rata-rata anak kuliahan. Pinter juga nih penjual, buka gerainya didekat kampus ^^

    Sambil antri saya longak-longok melihat Ibu yang jual meracik es durian. Kemasannya sederhana, menggunakan gelas plastik. Walau begitu diam-diam ngiler juga dengan aroma durian yang menguar kemana-mana. Hmmm.. sedaaap.

    Penampakan es durian ini sekilas seperti es campur. Ada mutiara warna-warni nya, ada buah leci, apukat, dan lain-lain, terakhir ditutup dengan onggokan es serut dan toping susu coklat. Konon duriannya ada dibagian bawah gelas. Supaya gak murni durian aja, mungkin, makanya dikasih bahan tambahan lain.

    Tiba giliran saya, tiba-tiba ada serangan galau. Pas Ibu penjual tanya mau yang rasa apa, saya bingung. Bayangan saya namanya es durian ya rasa durian ajaaa haha..
    “Emang ada rasa apa aja, Buk?” tanya saya balik. Dipikir si Ibu saya sudah langganan beli jadi gak dikasih daftar menu. Lalu si Ibu menyerahkan sebuah kertas berisi nama-nama menu es durian.

    Setelah lama mikir, saya memutuskan es durian leci coklat. Saya milih ukuran yang medium harga Rp. 18.000,-/gelas. Ada ukuran lainnya, yang paling kecil Rp. 16.000,- dan paling besar Rp. 20.000,-. Kata Ibu penjualnya, ukuran apa saja ukuran gelasnya sama. Yang membedakan besar kecil hanya ukuran duriannya. Ternyata oh ternyata, durian yang digunakan adalah durian beku. Sama kayak yang dipakai buat Pancake.

    2015-09-13_01-21-02

    Durian beku itu bentuknya kotak. Sebelum di masukkan ke dalam gelas, duriannya di potong persegi. Tambahan lainnya dikasih bola-bola warna kayak jelli dan buah leci (karena saya milih leci). Terakhir baru dikasih es serut dan coklat susu cair.

    Saya heran saat melihat Ibu penjual sedang menyerut es batu. Model alat penyerutnya gak seperti yang saya lihat jaman dulu. Dulu-dulu es batu ditaruh di bawah mesin lalu di giling. Tapi Ibu ini nggak, dia cukup memasukkan es batu ke dalam lubang lalu remah-remahan es nya jatuh sendiri ke baki. Tak hanya saya aja lho yang kepo, pembeli lainnya juga ikut-ikutan kepo. Karena sama-sama kepo saya dan pembeli lain rame-rame memfoto mesin es serut listrik tersebut haha.. Oalaah kemana aja sih saya sampai ketinggalan info begini. Kebanyakan chatting kamu, Yuun.. 😀

    2015-09-13_01-21-27

    Sensasi minum Es Durian rasa Leci di Surabaya sungguh menggoda. Sayang wadah kemasanya pakai gelas, seandainya menggunakan mangkok mungkin rasa duriannya lebih terasa karena ngaduknya rata dan rasa manis coklatnya nyampur.

  • Kebab Turki Baba Rafi, Bisnis Waralaba asli Indonesia yang mendunia

    Kebab Turki Baba Rafi, Bisnis Waralaba asli Indonesia yang mendunia

    Pernah makan Kebab?
    Suka makan Kebab?
    Saya Alhamdulillah pernah dan suka 😀

    Kebab. Dari namanya saja sama sekali tidak bercirikhas makanan Indonesia. Malah lebih ke-Arab-arab-an. Dari hasil browsing saya dapatkan info nama kebab berasal dari bahasa Arab: kabab yang awalnya berarti daging goreng, bukan daging panggang/bakar (Kebab).

    Kebab Turki rasa Indonesia. Makglek! @ppi2015 @babarafionline #Kebab #KebabSpesial #SeruPPI2015 #KebabTurki #Kebabbabarafi

    Tapi tapi kenapa Kebab bisa sampai mendarat di Surabaya?
    Apa uniknya Kebab kok sampai banyak orang suka.
    Apakah karena bahan-bahannya terbuat dari daging sapi yang ditambah dengan sayuran kemudian dibalut tortila renyah.
    Mungkin juga.
    Saya rasa iya.
    Soalnya di Indonesia makanan dengan bahan seperti ini masih jarang. Rata-rata orang kita masih suka makan makanan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi dan roti. Sedangkan pada Kebab, daging sapi menjadi bahan utama yang mampu mengganjal perut lapar atau sekedar jajan-jajan manis.

    Di Pameran Produksi Indonesia tanggal 6-9 Agustus kemarin, saya mengikuti talkshow sukses bisnis waralaba bersama Kebab Turki Baba Rafi dengan pembicara Mbak Nilam Sari, Young Entrepreneur franchise kebab Indonesia yang saat ini menjadi Marketing Director PT Baba Rafi Indonesia.

    SAM_2834

    Sebagai orang Surabaya, Kebab Baba Rafi bukan makanan yang sulit dicari. Outlet Kebab Baba Rafi telah tersebar dimana-mana. Di sekitar rumah saya saja, ada kalau gak salah 4 sampai 5 outlet kebab. Icon gerai warna merah dan kuning dengan logo tulisan KEBAB BABA RAFI menjadi ciri khas merk Kebab Baba Rafi. Itulah kenapa saya tak menyia-nyiakan mendengarkan talkshow ini. Selain ingin tahu banyak tentang kebab beserta seluk beluk bisnis gerobakan, hingga bagaimana franchise Indonesia kebab bisa sampai mendunia. Siapa tau.. suatu saat saya bisa menjadi partner Mbak Nilam dan sukses berbisnis Kebab. Amin kan yesss hehe

    Usai mengenalkan diri, dengan gaya tutur bercerita, Mbak Nilam berbicara sejarah berdirinya Kebab Baba Rafi. Wanita yang hari itu mengenakan atasan batik warna merah dipadu celana hitam, begitu smart menjelaskan urutan menjalankan bisnis yang ketika itu masih sangat sangat baru. Bagi masyarakat kita, Kebab masih dianggap makanannya orang Arab, dan kita yang bukan Arab kalau ingin makan menu Arab harus pergi ke resto yang menjual menu Arab. Kalau di Surabaya mungkin ke daerah Ampel kali yaah hehe

    SAM_2833

    “Kebab Baba Rafi dimulai dari 1 gerobak!” Curhat Mbak Nilam. Saya tulis ‘curhat’ aja ya karena memang kisah yang disampaikan Mbak Nilan seperti sinetron GGS yang konfliknya naik turun 😀 Persis kisah Mbak Nilam ketika pertama mendirikan usaha dan berkali-kali menemui kendala. Yah namanya saja usaha baru, produknya juga produk yang belum diketahui orang. Wajar bila banyak sandungan, mulai dari modal, persaingan produk sejenis, hingga kecermatan manajemen. Apalagi saat baru memulai bisnis gerobakan Mbak Nilam beserta suaminya pasangan yang nikah muda. Hanya saja yang saya salutkan dari Mbak Nilam adalah kegigihannya mempertahankan produk. Modal dianggap sebagai urutan sekian.

    “Uang itu hanya alat. Kalau alat difungsikan suatu saat akan berkembang. Justru kalau uang sebagai alat pembayaran hanya disimpan saja dia akan diam” kata Mbak Nilam. Hmmm.. iya juga ya. Masalahnya saya ini masih takut rugi kalau menjalankan bisnis, apalagi bisnis yang dijalankan masih di awang-awang.

    Waktu itu tahun 2003, Hendy Setiono, suami Mbak Nilam, mendirikan usaha Kebab Baba Rafi pertama kalinya di kota Surabaya. Apakah Mas Hendy orang Arab? sehingga menamakan usaha Kebabnya dengan brand BABA RAFI? Ternyata tidak, sodara! Itu salah besar. Dugaan saya benar-benar salah. Iya, sih, sekilas Baba Rafi cenderung ke-Arab-araban. Tapi tau gak sih, Baba Rafi sebenarnya adalah sebuah singkatan. Baba yang penyebutan Bapak, dan Rafi nama anak Pak Hendy. Jadi kebab Baba Rafi diartikan sebagai Kebab Bapaknya Rafi. Gitu kata Mbak Nilam. Sedangkan produk Kebab yang beredar pesat saat ini dengan merek Baba Rafi awalnya hasil trial error.

    SAM_2832

    Hmmm.. nyambung sih ya kalau disambung-sambungkan. Judul produknya dari Arab, mereknya kebaca ke-Arab-araban! Inilah kunci keberhasilan itu. Pak Hendy dan Mbak Nilam pinter ‘menggathukkan kata’ sehingga membuat Kebab Baba Rafi dikenal dan disukai banyak orang. Meskipun penikmatnya sebagian besar bukan orang Arab, tapi saat menikmati Kebab kenapa perasaan saya seperti sedang berada di padang pasir haha

    Tahun 2005, usaha Kebab Baba Rafi mulai bersinar. Tahun itu mulai diberlakukan sistem franchise. Dua tahun kemudian, 2007, outlet Baba Rafi sudah memiliki 336 outlet! Sebagai franchise murah dengan investasi terjangkau, Kebab Baba Rafi menjadi salah satu bisnis yang menjanjinkan.

    SAM_2830

    Sesuai visi Kebab Baba Rafi, Berusaha untuk menjadi bisnis waralaba kebab yang terbesar, menguntungkan, dan paling berpengaruh. Tahun 2009 pengaruh Kebab Baba Rafi membawa hasil. Beberapa penghargaan diraih oleh Baba Rafi, diantaranya Pemenang Top 30 Best ASEAN Franchise (2009), Pemenang Marketing Award oleh Majalah Marketing (2010 – 2011), Pemenang Best Seller Franchise 2012 oleh Majalah Franchise (2012), Penerima Penghargaan Franchise Market Leader and Fastest Growing 2013 for Kebab Category oleh Majalah Franchise (2013), dan Mendapat Penghargaan Franchise&Bisnis Market Leader dari Majalah Info Franchise (2014).

    Misi Kebab Baba Rafi yang berusaha menjadi waralaba kebab terbesar didunia dengan menawarkan makanan berkualitas dengan harga terjangkau juga dipercaya oleh negara tetangga. Filipina menjadi negara pertama Kebab Baba Rafi menyebrang ke luar negeri. Lalu menular ke Malaysia, hingga tahun 2009 Baba Rafi memutuskan Go International dengan membawa nama Indonesia. Wao terharu banget bacanya.. Misi anggun yang membawa nama Indonesia harum sampai ke mancanegara. Pelan namun pasti Baba Rafi membuka outlet di China, Srilanka, Singapura, Brunei Darussalam, dan Belanda. Tahun 2014 jumlah outlet seluruhnya berjumlah 1200+ outlet! *kalkulator mana kalkulator*

    20150806_134636

    Kadang-kadang terbersit rasa heran mengapa Kebab Baba Rafi bisa menjadi kudapan favorit orang Indonesia. Jawaban yang diberikan Mbak Nilam, Kebab Baba Rafi selalu mengedepankan makanan halal dengan kemasan praktis namun terlihat elegan. Begitu juga dengan tim manajemen yang solid dan berpengalaman franchise Baba Rafi berkembang pesat.

    Dalam upaya pengembangan produk, Baba Rafi tidak hanya mengandalkan Kebab saja, tetapi juga menyediakan burger, hotdog, dan Canai. Bahan-bahan isi juga dikombinasikan dengan macam-macam daging. Tidak melulu daging sapi, daging ayam juga.

    Cuek aja makan Kebab. Asal Kebabnya @kebabbabarafi. Kebab Turki Super LOW FAT yang Nggak bikin gemuk! :D Ayo Mbak @ki_seki @niar_ningrum @edapoenya makan Kebab yuuuukk.. Hentikan sementara dietnya wakaka! @babarafionline @ppi2015 #kebabbabarafi #HebohKeba

    Usai mendengarkan cerita bisnis Baba Rafi, saya mendapat icipan makan kebab gratis dari Mbak Nilam dan tim kebab Baba Rafi. Tidak hanya saya, tetapi teman-teman blogger yang lain juga boleh menikmati. Kebetulan hari itu kebab Baba Rafi sedang mengadakan kontes foto di Instagram ekspresi makan kebab. Sebagai pendukung, Kebab Baba Rafi telah menyiapkan 100 biji kebab yang dibagikan secara gratis tis tis buat para pengunjung pameran. Rame dan seru pokoknya!!

    2015-08-21_09-10-48

    Alhamdulillah jadwal makan siang menjelang sore saya hari itu disponsori oleh Kebab Baba Rafi. Terima kasih Kebab Baba Rafi, Terima kasih Mbak Nilam, Terima kasih PPI 🙂

  • Cara asyik menikmati kopi

    Kopi.. kopi.. dimana-mana banyak warung kopi. Kedai kopi, café menjual kopi, hingga teknik penyajian kopi dikupas tuntas oleh para penggemar kopi. Kopi sekarang bukan lagi sekedar bubuk hitam dicampur gula lalu disiram air panas. Tetapi teknik pengolahan kopi juga menjadi daya tarik utama. Jenis-jenis kopi juga makin beragam. Ada kopi Luwak, Kopi Bali, Kopi Aceh, dan kopi rasa nikmat yang diolah dengan tehnik khusus. Lalu bagaimana cara asyik menikmati kopi yang pas untuk gaya hidup modern?

    Hingga saat ini sebetulnya saya juga masih meraba-raba bagaimana cara asyik menikmati kopi supaya bisa berlama-lama duduk di kedai kopi. Biar dibilang kekinian, konon kopi harus diminum sedikit-sedikit. Kalau perlu tiap angkat cangkir, aroma kopinya dihirup dulu sampai menusuk hidung sambil merem-merem.

    Nyatanya, saya termasuk golongan orang yang tidak bisa menikmati kopi. Saya belum bisa meneguk kopi sececap-cecap. Kalau ingat saya sedang bersama teman-teman saya berusaha minum sedikit-sedikit. Tapi tetap saja, kopi saya yang habis lebih dulu hehe

    Dulu, ketika masih kecil saya suka minta kopi punya Bapak. Bapak saya dulu kalau minum kopi tidak pernah minum langsung dari gelasnya, tetapi dengan cara dituang dulu ke lepek (piring kecil) barulah kemudian disruput sedikit-sedikit.

    Masa berlalu, cara menikmati kopi juga berubah. Selama pengalaman melihat orang ngopi di cafe, jarang sekali saya lihat ada orang minum kopi pakai dituang dulu diatas lepek seperti yang Bapak saya lakukan. Dugaan saya mungkin cangkir lepek sekarang kecil-kecil. Bila semuanya dituang ke dalam lepek besar kemungkinan isi cangkir langsung habis 😀
    kopi kemiren

    Kalau mau ngopi menurut gaya saya, ada beberapa cara asyik menikmati kopi supaya kopi tetap terasa nikmat dan kegiatan ngopi bisa bertahan lama.

    1.    Tunggu kopi sampai setengah dingin

    Menunggu kopi dingin sama halnya dengan mengulur waktu. Sambil nunggu kopi dingin, kita bisa bebas ngobrol sama teman-teman. Supaya ada seninya, pura-pura aja sibuk ngaduk-ngaduk kopi. Walau perasaan segera mencicipi kopi sangat besar cobalah bertahan dulu tidak meminumnya. Sambil ngaduk, sambil bayangkanlah betapa kerennya duduk ngobrol di café sambil mutar-mutarin sendok didalam cangkir.

    2.    Jangan minum terlalu buru-buru

    Konon menikmati kopi yang enak adalah dengan menyeruputya sedikit-sedikit. Sambil nyuruput sambil merasakan sensasi aroma kopi. Trik supaya ngobrol di café bisa lama adalah minum kopi sambil santai, sambil ngobrol, sambil utak-atik hape, dan sambil ngapain kek.. baca buku juga bisa

    3.    Sambil ngemil-ngemil cantik

    Ngopi paling enak baiknya ditemani dengan camilan-camilan manis. Camilan apa aja. Mau sambil makan donat, makan kentang, atau makan gorengan. Camilannya gak usah banyak, secukupnya aja. Minimal penampilan meja kita kelihatan semarak oleh makanan.

    4.    Baca buku atau Koran

    Kalau sedang di café sendirian, siapkan buku atau Koran di dalam tas. Supaya keberadaanmu di dalam café tak terlihat seperti orang yang sedang ngegalau baca aja buku atau Koran. Dengan begitu penampilanmua akan tampak seperti orang borjuis hihi..

    Begitulah ulasan saya tentang cara asyik menikmati kopi. Tips-tips diatas saya tulis berdasarkan pengamatan langsung di lapangan. Tapi kalau ada teman-teman yang mau menambahkan kebiasaan ngopi dengan cara berbeda ya monggo saja…

  • Rahasia membuat nastar enak dan empuk bagi pemula

    Rahasia membuat nastar enak dan empuk bagi pemula

    Selesai membuat nastar kemarin, ada beberapa teman yang tanya rahasia membuat nastar enak dan empuk. Terus terang urusan olah mengolah kue ini saya bukan ahlinya. Benar-benar pemula. Kalau benar bulat-bulat kue nanas yang saya buat rasanya enak dan empuk, itu hanya sebuah kebetulan. Dan Alhamdulillah yaa kalau banyak yang suka.

    Sebelum saya mendapatkan resep nastar yang benar-benar enak, nastar buatan saya biasa-biasa aja. Malah sering trial error. Dan tiap menemukan kesalahan pada hasil nastarnya, diusahakan dicari-cari bagian mana yang keliru. Yah, beginilah resiko otodidak. Enak gak enak, wes anggap aja enak. Buat-buat sendiri untuk dimakan sendiri. kalau enak ya dipuji sendiri dong.. kalau gak enak anggap aja nasib lagi apes hehe..

    Rahasia membuat nastar yang enak dan empuk bagi seorang pemula memang perlu pengorbanan. Apalagi hanya bermodalkan resep dari segala sumber yang mana rasanya belum tentu pas dilidah masing-masing orang. Tak sekali aja saya kejeblos membuat nastar dengan resep yang menurut saya gak sesuai ekspetasi awal.

    nastar

    Baiklah saya akan membagikan resep kue nastar yang saya buat kemarin itu. Seperti yang saya bilang, resep nastar yang saya buat kemarin didapat dari kebaikan teman saya yang memang pernah sekolah bidang masak memasak. Pssst.. konon resep itu adalah warisan orang tuanya lho!

    Ini dia resep kue nastarnya..

    1. 1000 gram Tepung Terigu
    2. 600 gram Mentega
    3. 3 butir Kuning Telur
    4. 300 gram Gula Halus
    5. 250 gram Susu bubuk
    6. 1 sendok teh Baking Powder
    7. 50 gram roombutter
    8. ½ sendok teh vanili
    9. Selai nanas

    Cara membuatnya:
    1. Kocok Mentega, roombutter, gula dan kuning telur sampai tercampur. Jangan lama-lama, yang penting adonan tercampur rata.
    2. Masukkan susu bubuk, baking powder, dan vanili, aduk pelan-pelan.
    3. Terakhir tambahkan tepung. Nuangnya sedikit- sedikit ya supaya nyampurnya rata.
    4. Setelah adonan terasa tidak menempel, itu tandanya adonan sudah kalis. Selanjutnya tinggal mulung-mulung dan bentuk sesuai selera. Mau dibikin bulat, atau dibentuk seperti daun, ya monggo saja.
    5. Terakhir, sebelum di masukkan ke oven, olesi dulu atasnya dengan kuning telur.

    Untuk menghasilkan kue nastar yang empuk, renyah, dan sedap, ada beberapa tips yang di ajarkan oleh teman saya.

    1. Agar kue tetap terasa renyah, sebelum di jadikan adonan, sangrai dulu diatas wajan tanpa minyak. Tips ini untuk menjaga agar cookies yang dihasilkan rasanya tetap renyah meski disimpan lama dalam toples kue. Selain itu juga menjaga kue agar tidak mudah berjamur.
    2. Untuk menghasilkan aroma cookies yang sedap, teman saya berpesan agar menambahkan roombutter. Sebenarnya pakai mentega sudah cukup, tapi kalau ingin rasa kuenya sedap, tambahkan sedikit roombutter.
    3. Supaya kue tidak lengket diloyang, sebelum dipakai memanggang olesi dulu dengan mentega lalu tabur-taburkan atasnya dengan tepung terigu. Sedikit saja menaburkanya.
    4. Sebelum dicampurkan dengan adonan, ayak dulu tepung terigu supaya adonan tercampur rata.
    5. Untuk menghasilkan tampilan kue berwarna kuning cantik, campurkan olesan kuning telur dengan 1-2 tetes pewarna kuning telur

    Rahasia membuat nastar yang enak dan empuk sudah saya bagikan disini. Bagi pemula yang ingin mencoba, boleh banget lho mumpung lebaran masih beberapa hari lagi. Kalau teman-teman keberatan dengan besaran ukuran resep diatas, bisa dicoba dengan perbandingan setengah resep. Tinggal ngurangi aja ukurannya. Barangkali tips-tips diatas masih ada yang perlu ditambahkan, hayuukk kita share disini bersama-sama, sambil belajar membuat kue yang uenaakk..

  • Balada nastar

    Mendekati lebaran saya suka bikin-bikin kue kering. Terutama kue nastar. Kue kering yang umumnya berbentuk bundar dengan isian selai nanas ini selalu jadi kue yang paling favorit orang serumah, terutama Mas Rinaldy. Wah, dia ini rajanya nastar! Meskipun nggak lagi lebaran, secara mendadak dia selalu minta dibuatin nastar.

    Hayoo siapa yang sudah bikin nastaaar, sudah mau lebaran lho ini..

    Gara-gara nastar, blog ini terlupakan selama beberapa hari. Seperti ada keasyikan tersendiri saat duduk bersila sambil wiridan nastar 😀

    Seandainya tidak kepo dengan resep-resep nastar yang beterbaran di internet, membuat nastar paling-paling hanya beberapa jam. Tepatnya, kira-kira 3-4 jam-an! lama juga yah hehe..

    Selama membuat nastar, saya selalu berpedoman dengan resep pemberian teman beberapa tahun yang lalu. Teman saya ini setiap lebaran pesanan nastarnya banyak, dan dia dengan baiknya membagi resepnya buat saya. Tapi demi melihat iklan kue kering yang di dimodifikasi dengan tambahan seperti keju atau dibentuk model ala candy pop, saya kok jadi penasaran sama resepnya.

    Berjam-jam saya duduk di depan leppie. Alih-alih mencari resep nastar yang wenak, yang kalau di makan rasanya ‘prul-prul’ empuk sehingga ketika dipajang di toples jadi pusat perhatian semua orang.

    Namun apa yang saya dapat ternyata tidak sukses mengubah keyakinan saya. Semakin saya banyak browsing resep, semakin pusing sendiri memilihnya.  Semakin cantik penampilan nastar itu, ternyata semakin rumit bahan-bahannya. Cara membuatnya pun juga ribeet..

    Ya, sih, semua memang soal selera. Juga tingkat ketelatenan. Tapi bila berhadapan dengan orang yang serampangan kayak saya, bikin nastar pakai cara modifikasi-modifikasian yang atasnya dikasih taburan kejulah, di celup pakai toping coklatlah, dan aneka bahan agar kue terlihat cantik, stock sabar saya langsung kempes. Awalnya iya semangat, bentuk bulat-bulatnya dibagus-bagusin. Begitu datang rasa jenuhnya, bulat-bulatannya di besar-besarin supaya belenggu nastar ini cepat buyar sehingga saya bisa ndlosor meluruskan punggung hihi..

    Nastar nanas
    Nastar

    Percayalah, bikin nastar itu mudah. Sangat mudah. Bikin adonannya pun gampang. Masalah terbesar yang membuat kue ini lama selesainya adalah membentuk bulatan-bulatannya ituu..

    Secara teori sangat sederhana. Ambil sejumput adonan, lalu isi dengan selai nanas, bulatin lagi, trus di putar-putar supaya tampilannya halus. Ini masih tahap pertama. Di tahap selanjutnya adonan nastar-nastar itu harus diolesi dengan kuning telur di bagian atasnya. Terakhir masukkan deh ke dalam oven. Gampaaang, kan..

    Sekarang coba bayangin melakukan kerjan begitu dengan pemandangan didepanmu berupa wadah berisi bongkahan besar adonan dengan campuran bahan 2 kilogram terigu. 2 jam, gak bakalan habis tuh adonan! hihi..

    Akhirnya, demi kemaslahatan umat, dan demi kebaikan urat punggung, kembalilah saya ke resep andalan yang bertahun-tahun saya gunakan. Walaupun gak ada campuran keju, atau katakanlah toping coklat, yang penting bulatan-bulatan itu masuk kriteria kue nastar. Toh ketentuannya sudah  memenuhi syarat. Di dalam adonan ada selai nanasnya hehe..

    Etapi diluaran banyak lho nastar dengan aneka rasa macam-macam. Nggak melulu selai nanas, bahkan sekarang ada nastar durian, nastar nutella, dan nastar rasa lainnya.

    Alhamdulillah, setelah di tes oleh beberapa tetangga, nastar saya dibilang enak dan layak konsumsi hihi..

    Nastar
    Nastar yang sudah keluar dari oven, sementara di tumpuk-tumpuk dulu seperti ini. Sulit dibayangin seandainya kue ini atasnya dikasih toping. Bakal amburadul topingnyaa.. jadi maaf saya tidak sanggup, saya tidak telaten 😀

    Hayoo, siapa disini yang lebaran nanti di rumah ada nastarnya, icip-icipan yuuuuk.. 😀

  • Apem dan Tradisi Megengan

    Apem dan Tradisi Megengan

    Apem dan tradisi Megengan tidak dapat dipisahkan kala menjelang bulan Ramadhan. Di bulan yang penuh hikmah dan kemuliaan ini apem dikait-kaitkan sebagai ikon permintaan maaf terhadap sesama kaum muslim sebelum masuk pada bulan puasa. Dalam upaya menjemput bulan penuh berkah itu, warga di kampung saya saat ini beramai-ramai melaksanakan tradisi Megengan dimana salah satunya adalah membuat apem.

    Layaknya menyambut tamu spesial, tradisi Megengan ini dilakukan sebagai upaya mengungkapkan rasa syukur kepada Allah karena masih diberi kesempatan bertemu kembali dengan bulan yang penuh kemuliaan ini.

    Membuat apem dan tradisi Megengan, selain upaya mengucap syukur juga untuk berkirim doa kepada orang tua, saudara, serta anggota keluarga lain yang telah meninggal dunia.

    Seperti yang terlihat beberapa hari belakangan setiap bubaran sholat Maghrib. Jamaah laki-laki sepulang dari Musholla berbondong-bondong membawa kotak makanan sumbangan warga yang sedang berkirim doa.

    Nasi Berkatan
    Nasi Berkatan

    Isi kotak makanan tentu saja bermacam-macam. Nasi dan lauk, atau berisi jajanan tradisional dimana Apem dan Pisang selalu ada didalamnya. Dalam tradisi Megengan, Apem memang harus disajikan. Konon dari cerita yang pernah saya dengar Apem adalah ikon permintaan maaf yang dalam bahasa Arab berbunyi Afwan.

    Dulu, sebelum masuk ke masa serba instan seperti sekarang, Ibu saya selalu membuat kue apem hasil olahan tangan sendiri. Kue apem buatan ibu saya bentuknya macam-macam. Ada yang lebar seperti piring, bulat seperti mangkok, atau merekah seperti roti kukus.

    Saat bersiap membuat kue apem, Ibu membeli tape singkong untuk kemudian diolah menjadi apem. Saat membuat adonan apem, Ibu saya tidak langsung mencetak atau memanggang, tetapi didiamkan dulu selama beberapa waktu agar adonan mengembang dahulu. Cara ini dapat menghasilkan kue apem yang empuk serta mendapatkan tekstur bulatan-bulatan kecil didalam kue saat kita membelahnya.

    Tak hanya itu, kue apem ciri khas buatan Ibu saya adalah diberi toping nangka diatas apem. Fungsinya bukan hanya sebagai mempercantik tampilan kue tetapi juga dapat menguarkan semerbak aroma buah nangka yang legit dan ‘ngangeni’.

    Oya, kata Ibu saya, membuat kue Apem tidak boleh sembaragan. Pertama-tama bahan dan resep harus disesuaikan dengan kebutuhan. Selanjutnya teknik mengolah juga perlu diperhatikan, seperti mengolesi cetakan kue apem dengan margarin atau minyak goreng agar tidak lengket. Daan yang lebih penting dari itu semua adalah kesabaran hati saat menguleni adonan sekaligus menunggu adonan mengembang. Asal tau saja membuat kue apem, (atau kue-kue lainnya) kalau tidak pintar mengontrol emosi diri hasilnya bisa berantakan!

    Ada yang bisa membuat Apem?
    Kalau saya sih, No! 😀

  • Jelajah Kuliner Bangkalan, dari Nasek Serpang hingga Bebek Sinjay

    Jelajah Kuliner Bangkalan, dari Nasek Serpang hingga Bebek Sinjay

    Tak banyak yang saya tau tentang pulau Madura, selain jembatan Suramadu. Walau jarak Surabaya dan Madura hanya terpisah jembatan sepanjang 5.438 meter, namun sulit bagi saya mengeksplorasi keunikan tetangga ‘seberang pulau’ ini. Alasannya sih sederhana, tidak hapal jalanan di Madura hehe..

    YUNI9702edit

    Bagi orang Surabaya, perjalanan melalui Jembatan Suramadu bukan kali pertama saya lakukan. Kekuatan angin laut yang berhembus kala berada diatas jembatan menjadi sensasi sendiri selama perjalanan.

    Suatu kehormatan ketika seorang teman blogger asli Bangkalan Madura mengajak saya berkunjung ke rumahnya. Dalam obrolan melalui aplikasi massanger, Alam, berjanji mengajak saya mengenalkan kuliner khas dari kota Bangkalan. Sungguh ini undangan paling menyenangkan.

    Senin, 1 Juni 2015, pagi-pagi saya berangkat ke Madura. Perjalanan darat yang menyeberangi lautan itu hanya membutuhkan sekitar 1 jam perjalanan. Tiba di rumah Alam di Desa Kebun, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, saya langsung di suguhi sebungkus Nasek Serpang.

    Apa itu Nasek Serpang??

    Nasek Serpang, atau Nasi Serpang, merupakan makanan khas dari Kabupaten Bangkalan. Nasek Serpang biasanya disajikan pada pagi hari di jam-jam waktu sarapan.
    SAM_2072

    Karena perut lapar soro, saya segera membuka tali karet pembungkus Nasek Serpang. Di dalam bungkusan itu terdapat nasi putih punel dengan aneka lauk didalamnya. Sekilas penampakan Nasek Serpang hampir mirip dengan nasi campur di Surabaya. Bedanya, dalam Nasek Serpang tidak ditemukan olahan berbahan baku sayuran. Yang ada hanya lauk dengan berbagai macam jenis.

    Tanpa menunggu lama, Nasek Serpang itu segera saya obrak-abrik. Saya pensaran lauk apa saja yang ada disana. Begitu karet penahan bungkusan lepas, tampaklah sekepal nasi putih bersama lauk-pauk yang terdiri dari Brengkes Tongkol, Soun bumbu kecap, Sambal goreng kerang, Sepotong telur asin, udang bumbu rujak, serundeng, rempeyek teri dan kacang, serta kuah tahu + cecek bumbu santan. Woww benar-benar kuliner lokal yang unik.. khas masakan Indonesia dengan racikan bumbu rempah lengkap.

    Ketika sedang menyantap Nasek Serpang, Alam menyuguhi saya minuman Kobbhu’.
    SAM_2077

    Kobbhu’ adalah sejenis minuman kesehatan dengan bahan utama kelapa muda. Kelapa muda ini dicampur dengan air rebusan gula merah dan sereh. Kobbhu’ disuguhkan dalam keadaan hangat. Lebih pas lagi bila diminum kala udara dingin atau sedang turun hujan.
    SAM_2073

    Puas menikmati Nasek Serpang dan Kobbhu’ saya diajak ke dapur tradisonal di rumahnya untuk menemani keluarganya memasak hidangan khas Bangkalan yang lain. Namanya Topa’ Ladhe. (Baca Topak Ladeh, huruf e nya mengatup dibaca seperti menyebut kata senyum.

    Topa’ dalam bahasa Madura berarti Lontong. Bila digabungkang menjadi Lontong Ladhe. Makanan ini merupakan sajia khas warga Bangkalan saat Lebaran Idhul Fitri.

    Bumbu-bumbu yang dibutuhkan untuk memasak Topak Ladhe adalag Bawang Merah, Bawang Putih, Ketumbar, Kunir, Kencur, Laos, Merica, Daun Bawang, Santan, dan Tepung Beras.
    SAM_2080

    SAM_2081

    Dalam pengamatan saya, bumbu-bumbu Topak Ladhe di uleg halus lalu dicampurkan ke dalam tepung beras. Selanjutnya ditambahkan dengan santan kental dan diaduk diatas tungku dengan bahan bakarnya menggunakan kayu sampai menjadi kental seperti bubur.
    SAM_2087

    SAM_2089

    SAM_2111

    Cara menyajikan Topak Ladhe ini mudah sekali. Topak yang sudah dipotong-potong di tata diatas piring lalu disiram dengan kuah Ladhe. Selanjutnya ditaburi dengan bumbu kering yang dibuat dari bahan jagung dan sebutir cabe. Dan Topak Ladhe pun siap dihidangkan dengan krupuk puli sebagai pelengkap.
    SAM_2129

    SAM_2137

    Setelah menikmati Topak Ladhe, Alam belum puas juga mengajak saya berburu kuliner. Kali ini Alam mengajak saya menyusuri Jalan Raya Ketengan 45. Yap, kemana lagi kalau bukan ke Bebek Sinjay.

    SAM_2166

    Menuju lokasi warung bebek yang namanya sudah dikenal luas itu, tidaklah sulit. Suasana lalu lintas di kota Bangkalan yang cenderung lengang begitu mudah kami jangkau. Betapa asiknya bila bisa jalan-jalan ke tempat lebih banyak lagi sambil mengeksplor kota Bangkalan. Berburu kuliner, berkunjung ke ikon wisata, dan lain sebagainya. Membayangkan serunya menyusuri kota Bangkalan bersama sahabat jadi ingin punya mobil sendiri supaya bisa total keliling kota.
    YUNI7696edit

    Saat sedang melamun saya teringat akan mobil Toyota Agya yang cocok untuk dipakai keliling kota. Bentuknya stylish sangat cocok untuk saya yang senang jalan-jalan. Tampilannya lincah memberikan kebebasan ketika mengendarainya. Apalagi sudah dilengkapi fitur audio canggih, berhenti menikmati sejuknya udara laut sembari mendengarkan musik menjadi hiburan tersendiri. Pulang bawa banyak oleh-oleh tak masalah karena bagasinya lumayan lega. Bentuknya yang ekspresif begitu luwes melaju dijalanan yang padat sekalipun.

    Toyota AgyaIni mobil idaman banget.. sebagai mobil city car bensinnya didisain irit dan ramah lingkungan. Pilihan warnanya keren-keren yang mengesankan gaya hidup masa kini.

    Tiba di warung bebek Sinjay, suasananya begitu ramai. Namun satu yang membuat saya penasaran, mengapa namanya Sinjay? Kayak India-indiaan gituu.. hehe
    SAM_2141

    Jawaban Alam sangat mengejutkan. Ternyata Sinjay berasal dari singkatan Sinar Jaya. Dan Sinar Jaya merupakan bengkel yang lokasinya pas didepan warung Bebek. Itulah mengapa sampai sekarang warung itu bernama bebek Sinjay. Lucu juga yah..

    Iseng-iseng saya melihat ke depan warung, benaaar, disana ada sebuah bengkel…

    Interior warung bebek itu sederhana saja. Ruangan lebar diisi tatanan meja panjang dengan kursi berhadap-hadapan.
    SAM_2158

    Usai mendapat tempat duduk strategis, saya segera masuk kedalam baris antrian. Karena kalau tidak, bisa memakan banyak waktu untuk antri saja. Padahal lidah ini sudah tak sabar segera mencicipi nasi bebek.
    SAM_2168

    Bebek Sinjay ini terkenal akan sambal pencit (mangga muda) nya. Terdiri dari pencit yang diiris panjang-panjang dengan campuran ulegan cabe. Daging bebeknya memiliki karakter empuk dengan taburan remah-remah gurih dan renyah serta lalapan timun dan kemangi.
    SAM_2164

    SAM_2152

    Konsep warung bebek Sinjay ini adalah self service, dimana pembeli harus melakukan semuanya sendiri. Dari mulai pesan makanan, membayar dikasir, hingga mengambil piring nasi bebek. Butuh kesabaran untuk bisa menikmati bebek Sinjay karena semua urutannya harus dilalui dengan antrian.
    YUNI7679edit

    Lengkap sudah kulineran di bangkalan..
    Lidah senang, perut kenyang, jadi malas pulang deh hehe..

  • Festival Jajanan Bango Surabaya 2015, Mengenal dan Melestarikan Kuliner Indonesia

    Festival Jajanan Bango Surabaya 2015, Mengenal dan Melestarikan Kuliner Indonesia

    Festival Jajanan Bango Surabaya yang berlangsung pada 31 Mei 2015 membuka kembali khasanah kekayaan kuliner Indonesia sebagai warisan yang patut dilestarikan. Aneka jajanan khas nusantara disajikan untuk dikenal serta dipopulerkan kepada masyarakat yang rindu akan olahan kampung halaman.

    Cuaca sangat terik saat saya berkunjung di Festival Jajanan Bango 2015 yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Jadi Surabaya ke 722 tahun di lapangan parkir Grand City Mall. Lalu lalang pengunjung begitu antusias memadati gapura berwarna Hijau yang menjadi pintu masuk Festival Jajanan Bango 2015 (FJB 2015). Sebelum benar-benar melewati gapura mereka tak menyia-nyiakan kesempatan berfoto dengan latar kecap Bango berukuran raksasa. Salah satunya saya. Boleh dong saya ikut narsis hehe…

    Gapura masuk Festival Jajanan Bango di Grand City Surabaya
    Gapura masuk Festival Jajanan Bango di Grand City Surabaya

    Begitu susah menunggu gapura itu sepi karena bukan hanya saya, ada banyak sekali orang yang juga ingin bernarsis disana. Bentuknya unik dominasi warna hijau dengan aksen genting berwarna merah serta dua tugu kecap dikanan kiri membuat gapura itu jadi ikonik Festival kuliner nusantara yang tahun ini penyelenggaraannya genap satu dekade.

    Setelah melewati gapura, rupanya saya masih belum bisa masuk ke dalam area Festival. Padatnya warga Surabaya dan sekitarnya yang ingin melihat gelaran akbar festival kuliner nusantara menguji kesabaran saya untuk bisa segera masuk ke dalam. Harus harus berhimpit dan berdesak-desakan dulu dengan pengunjung demi meloloskan diri dari pintu masuk 😀

    Pengunjung FJB 2015 dibawah terik sinar matahari
    Pengunjung FJB 2015 dibawah terik sinar matahari

    Tidak rugi juga berdesak-desakan sebab setelah itu saya diajak mengikuti rangkaian touring sejarah kuliner Indonesia sekaligus mengenal masakan-masakan khas daerah di Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Di Festival ini pula saya dapat mencicipi aneka jajanan dan belajar memasak bersama Chef berkualitas di stand Dapur Bango. Kehadiran Reog Ponorogo menambah daftar hiburan pengunjung yang siang itu sedang berkuliner sembari menikmati kesenian lokal. Bahkan spot-spot menarik seperti Kampung Bango beserta properti-properti uniknya juga jadi ajang rebutan pengunjung yang ingin berfoto!

    Hari itu benar-benar istimewa. Tidak perlu terbang jauh-jauh keliling nusantara untuk sekedar mengenali dan menikmati makanan khas daerah di Indonesa. Terselenggaranya Festival Jajanan Bango 2015 sejenak memuaskan lidah pecinta kuliner yang ingin mencicipi keanekaragaman masakan dari berbagai penjuru wilayah di Indonesia.

    Pengunjung antri di
    Pengunjung antri dideretan Kuliner Terbaik Indonesia Barat

    Bermula dari tanaman kedelai hitam

    Perjalanan saya dimulai dari ladang kedelai hitam Mallika. Kedelai hitam merupakan bahan baku bumbu olahan kecap sebagai penambah aroma masakan khas nusantara. Kelezatan kecap dipercaya memberikan cita rasa gurih alami di setiap masakan. Dari ladang kedelai hitam Mallika inilah tercipta kecap manis yang memiliki tekstur sangat kental berwarna khusus dengan kandungan nutrisi lebih karena melalui proses alamiah.

    Kedelai Hitam Mallika di melalui proses fermentasi
    Kedelai Hitam Mallika di melalui tahap fermentasi
    Bahan baku pembuatan kecap
    Bahan baku utama pembuatan kecap

    Para pengunjung Festival Jajanan Bango 2015 sangat diuntungkan saat melewati area ini sebab mereka ditunjukkan proses pembuatan Kecap Bango secara langsung lengkap dengan bahan bakunya. Mulai dari kedelai hitam yang difermentasikan padat selama 2-4 hari lalu dilanjutkan dengan proses fermentasi cair selama 4-6 bulan. Hasil fermentasi ekstrak kedelai kemudian dicampur dengan gula kelapa lalu dimasak selama 2-3 jam sehingga menjadi kecap matang. Proses terakhir pembuatan kecap sebelum didistribusikan adalah melalui tahap pendinginan, penyaringan serta pengemasan.

    Kecap dari Kedelai Hitam teksturnya kental dan warnanya lebih pekat
    Kecap dari Kedelai Hitam teksturnya kental dan warnanya lebih pekat

    Jelajah kuliner warisan nusantara

    Puas melihat proses pembuatan kecap saya beralih menuju galeri Bango. Di galeri ini saya seperti diajak menjelajahi warisan nusantara dari segala penjuru daerah di Indonesia. Walaupun ditunjukkan dalam bentuk dummy setidaknya saya bisa mengenal 88 jenis kuliner nusantara. Satu persatu nama masakan dan asal daerah di jajar diatas mangkok dan piring dalam sebuah meja berundak sehingga pengunjung dapat melihat secara jelas dan detail. Selain hidangan dummy, juga dipamerkan 3 buku resep masakan dari zaman dahulu.

    Puluhan jenis kuliner warisan nusantara dipamerkan di Festival Bango
    Puluhan jenis kuliner warisan nusantara dipamerkan di Festival Bango
    Acar Kupang kuliner khas dari Nusa Tenggara Timur
    Acar Kupang kuliner khas dari Nusa Tenggara Timur
    Rendang, kuliner Sumatera Barat
    Rendang, kuliner Sumatera Barat
    Colo-colo Hijau dari Maluku
    Colo-colo Hijau dari Maluku
    Sulawei
    Rica Rodoh Sulawesi

    Di Galeri Bango ini juga disediakan properti seperti caping Pak Tani, pikulan, tembikar yang khas akan nuansa pedesaan sehingga menjadi sudut menarik lokasi berfoto. Semakin dimanjakan lagi, pengunjung bahkan bisa mencetak fotonya langsung di booth foto yang telah disediakan.

    Salah satu pengunjung yang saya wawancarai mengatakan senang datang ke Festival Bango karena banyak sajian makanan dari seluruh Indonesia.

    Senang sekali, Mbak, acaranya rame dan banyak makanan-makanan khas seluruh Indonesia. Ada contoh makanan (yang dimaksud dummy) dan bisa cetak foto gratis” ujar Lina, pengunjung dari Sidoarjo.

    Mbak.. Mbak.. beli Mie Aceh 10 bungkus, yaa "D
    Mbak.. Mbak.. beli Mie Aceh 10 bungkus, yaa “D

    Mengenal sejumlah warisan kuliner tak lengkap bila belum berkunjung di Dapur Bango. Di stand Dapur Bango pengunjung dapat melihat aksi Chef mengolah hidangan nusantara menggunakan bumbu-bumbu rempah khas Indonesia. Ya, rempah Indonesia menjadi bumbu kunci kuliner Indonesia sebab rata-rata masakan Indonesia kekuatan rasanya terdapat pada bumbu rempah. Dengan menggunakan bumbu rempah hasil masakan menjadi terasa otentik. Se-otentik resep orangtua dahulu.

    Festival Jajanan Bango Surabaya 2015

    Dalam aksi menjaga kelestarian warisan nusantara, Dapur Bango memamerkan segala jenis bumbu rempah yang biasanya digunakan untuk memasak masakan sehari-hari. Seperti rahasia yang telah terungkap bahwa kuliner nusantara identik dengan bumbu rempah yang kuat, maka di Dapur Bango ini semua bumbu-bumbu warisan itu di tampilkan semua. Dengan gaya ruangan ala dapur rumahan, stand Dapur Bango semakin menambah kangen akan indahnya keakraban sebuah keluarga.

    Dapur Bango dan suasana dapur sederhana. Lihat ini jadi kangen kampung halaman :)
    Dapur Bango dan suasana dapur sederhana. Lihat ini jadi kangen kampung halaman 🙂

    Festival Jajanan Bango Surabaya

    Festival Jajanan Bango 2015 merupakan visi dan misi Bango dalam menjaga kelestarian kuliner asli Indonesia. Sungguh, event yang istimewa buat saya sebagai Arek Suroboyo. Selain untuk mengenang kembali sejarah kota Surabaya, saya juga berkesempatan mengenal sejarah kuliner di seluruh Indonesia. Ibarat pepatah satu dayung dua pulau terlampaui..

    Icip-icip Nasi Goreng Kambing
    Icip-icip Nasi Goreng Kambing

    Dalam Festival yang tahun ini mengambil tema Persembahan Kuliner dari Barat ke Timur Nusantara, pengunjung dapat menjelajah, mengenal, menjaga serta berpartisipasi melestarikan segala jenis kuliner terbaik dari wilayah Barat, Tengah hingga Timur. Dari pengamatan saya sekitar 40 jenis kuliner terhidang disana. Bahkan diantaranya terdapat nama-nama yang sudah populer di telinga kita. Sebut saja Tahu Tek Cak Kahar, Tengkleng Klewer Bu Edi Solo, Lontong Balap Cak Gendut, dan lain sebagainya.

    Kuliner Terbaik Indonesia Barat

    Saat melintas jajaran stand Kuliner Terbaik Indonesia Barat saya menjumpai beberapa kuliner yang nama dan asalnya sudah tak asing lagi. Meskipun begitu para pecinta kuliner tetap antusias dan rela antri demi bisa menikmati kuliner favoritnya. Bahkan ada beberapa stand yang antrianya puanjaaang sekali. Seperti yang terlihat di stand Martabak Mesir. Sungguh sedari awal saya ingin sekali mencicipi Martabak Mesir ini. Namun karena terlalu panjang saya memilih mencoba Pempek Ny. Kamto saja. Sama-sama antrinya, sih, tapi gak sepanjang Martabak Mesir hehe..

    Saya sempat bertanya kepada Bapak yang ikut dalam antrian Martabak Mesir. Pak Yitno, dari Surabaya, rela mengantre karena penasaran dengan rasa martabaknya.

    “Penasaran ae Mbak sama Martabak Mesir. Kok antrinya panjang begini. Wes gak popo Mbak panas-panasan sing penting iso ngincipi martabak haha…” komentarnya dengan tawa sumringah.

    Saat menikmati Pempek Ny. Kamto saya seperti berada 10 Ulu Palembang. Rasa dan aroma ikannya sangat kuat untuk lidah saya yang bukan orang asli Palembang. Ternyata ucapan teman saya benar bahwa Pempek adalah kuliner Indonesia yang wajib dicicipi. Paduan ikan, telor dengan siraman cuko asam menjadi sensasi sendiri saat menikmatinya.

    Pempek Ny. Kamto
    Pempek Ny. Kamto

    Dari catatan reportase saya, di deretan kuliner jagoan Indonesia Barat sebagian besar menyajikan kuliner khas dari Pulau Sumatera. Diantaranya Pempek Ny. Kamto, Sate Padang Surya Gemilang, Mie Ayam Bangka Tahu Kok, Martabak Mesir Resto Sederhana, Nasi Rendang Sayur Kapau Uni Nur, Nasi Gulai Kikil Ampera Roda Baru.

    Kuliner Terbaik Indonesia Tengah

    Di deretan Kuliner Terbaik Indonesia Tengah nama kulinernya lebih banyak berasal dari wilayah Indonesia bagian tengah mulai dari Jawa, Kalimantan, dan Madura. Tak kalah dengan kuliner Indonesia Barat, Kuliner Indonesia Tengah juga dipadati pengunjung. Jangankan lalu lalang, untuk berjalan saja badan ini selalu bersenggolan dengan pengunjung yang lain.

    Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih
    Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih

    Ngomong-ngomong masakan Jawa, sedianya saya pengen cicipi Ceker Lapindo nya Mbak Nik, namun lagi-lagi antrian mengular begitu panjang. Untuk menahan air liur tidak menetes saya pun memilih Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, yang masuk dalam ketegori Legenda Kuliner. Hmm.. rempahnya begitu kuat dan aroma kambingnya sangat terasa. Kebetulan saya belum makan siang jadi acara makan siang itu jadi pengalaman paling istimewa..

    Bandeng Tanpa Duri Bu Ulfa dari Sidoarjo
    Bandeng Tanpa Duri Bu Ulfa dari Sidoarjo

    Beberapa stand Kuliner Terbaik Indonesia Tengah terdapat Ceker Lapindo Warung Mbak Nik, Gado-Gado Arjuno, Rujak Cingur Sedati Bu Nur, Bandeng Bakar Tanpa Duri Bu Ulfa, Rawon Pak Pangat, Bakso Urat Kikil Pak Kumis, dan lain-lain.

    Kuliner Terbaik Indonesia Timur

    Sebenarnya saat melewati deretan stand Kuliner Terbaik Indonesia Timur, saya mempunyai beberapa rencana kuliner apa saja yang ingin saya cicipi. Beberapa pilihan yang menggugah selera saya adalah Coto Makassar Depot Paraikatte, Nasi Ayam Betutu Depot Singaraja, Ikan Bakar Rica-Rica Depot Tamasha, Bebek Tinoransak Depot Manado Citraland, Nasi Kuning Avon Ambon, Nasi Bakar Like Tidar Khas Manado.

    Membaca nama-nama kuliner di deretan ini selain ingin icip-icip saya juga penasaran bagaimana, sih, rasa jajanan dari daerah Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Saya lantas beracang-ancang untuk memesan Nasi Ayam Betutu Depot Singaraja. Penasaran banget akan nikmatnya Ayam Betutu ini. Daan mungkin belum rejeki kali yaa, saat saya memesan ternyata Ayam Betutunya sudah habis! Ya udah lah pasrah, cari makanan lain lagi..

    Saya beralih ke stand Coto Makassar. Pikir saya cuaca panas begini kayaknya cocok makan Coto Makassar. Eh ndhilalah kok ya belum rejeki lagi.. Coto Makassarnya habis haha..

    Ayam Bakar Taliwang Bersaudara
    Ayam Bakar Taliwang Bersaudara

    Etapi tapi saya berhasil mencicipi Ayam Taliwangnya! Huhuyyy…! Ayam Taliwang ini adalah kuliner dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ayam Bakar Taliwang memiliki cita rasa pedas terbuat dari campuran bumbu rempah asli dan terasi. Semakin bertambah nikmat kala seporsi Ayam Bakar Taliwang dipadu dengan pelecing kangkung khas Lombok. Cuocoookk, udara panas makannya yang pedes-pedes haha.. membara, Broo!!

    Sang Jagoan Kuliner Indonesia

    Daan ternyata Ayam Taliwang adalah satu dari dua kuliner warisan nusantara yang mendapat apresiasi bagus di pagelaran World Street Food Congress 2015 di Singapura pada bulan April yang lalu. World Street Food Congress 2015 atau WSFC 2015 yaitu ajang pentas kuliner dunia yang diikuti oleh 12 negara di dunia. Selain Ayam Taliwang, kuliner lain yang juga mendapat sambutan baik adalah Kupat Tahu Gempol

    Festival Jajanan Bango dan kolaborasi kesenian

    Saat saya berkeliling sambil kulineran, mata dan telinga saya tak bisa untuk tidak melihat dan mendengarkan gending Reog Ponorogo. Suara serulingnya membuat kepala saya adem dan tiba-tiba bangga akan kekayaan seni yang dimiliki nusantara tercinta ini. Betapa negara ini sangat kaya akan segalanya. Kaya pulau, kaya bahasa, kaya sejarah, kaya kesenian, dan kaya warisan kuliner!

    Kesenian Reog Ponorogo menghibur pengunjung FJB 2015
    Kesenian Reog Ponorogo menghibur pengunjung FJB 2015
    Kesenian Musik Keroncong di disesaki pengunjungi FJB 2015
    Kesenian Musik Keroncong di disesaki pengunjungi FJB 2015

    Festival Jajanan Bango Surabaya
    Puas menjelajah kuliner saya pulang dengan hati puas. Ternyata selama ini saya belum mengenal secara dekat akan kekayaan nusantara sendiri. Terbukti setelah saya hadir di Festival Jajanan Bango wawasan dan pengetahuan saya akan warisan kuliner semakin terbuka lebar.

    Semoga event Festival Jajanan Bango Surabaya dapat terus terselenggara agar semakin banyak lagi masyarakat yang mengenali masakan nusantaranya. Lebih dari itu agar saya dan masyarakat Indonesia bisa saling partisipasi menjaga kelestarian kuliner asli Indonesia.

    Salam kuliner!

  • Nikmatnya kuliner lokal rasa unik di LOKO Cafe Surabaya

    Nikmatnya kuliner lokal rasa unik di LOKO Cafe Surabaya

    LOKO Cafe Surabaya

    LOKO Cafe di Stasiun Gubeng Surabaya menambah kazanah kuliner restoran di Jawa Timur dengan aneka sajian menu khas daerah lokal dengan paduan citra rasa unik dan murah.

    Pengambilan lokasi di tempat menunggu kereta menjadi alternatif sendiri bagi PT Reska, anak perusahaan Perkereta Apian divisi restoran, untuk memanjakan lidah calon penumpangnya ketika berada di area stasiun.

    Saya berkunjung di LOKO Cafe Stasiun Gubeng Surabaya beberapa waktu lalu, tak berapa lama setelah dibuka secara umum. Ditemani oleh Manager Cafe & Restaurant, Mas Decil Christianto, saya bersama para food blogger Surabaya merasakan nyamannya berada dalam cafe dengan pemandangan lalu lalang kereta api yang berhenti diatas rel sambil menunggu calon penumpangnya, dan setelah peluit nyaring berbunyi panjang berlalulah kereta meninggalkan stasiun. Pemandangan yang membuat jiwa ini kangen dengan suasana mudik lebaran.

    Jam 13.00 tepat saya tiba di Stasiun Gubeng. Setengah kebingungan mencari lokasi LOKO Cafe berada. Semakin galau lagi manakala kontak Mas Decil tidak bisa tersambung sempurna hingga membuat nyali ini ciut kepada siapa tempat bertanya. Selepas meninggalkan motor di parkiran saya berjalan melewati koridor stasiun Gubeng yang siang itu tak begitu ramai, walau loket penjualan karcis tampak mengular lebih dari sepuluh orang.

    Menurut informasi yang saya dapat LOKO Cafe berada di area dalam Stasiun Gubeng Baru Surabaya. Namun keraguan saya berkata, “mana mungkin bisa masuk ke dalam area stasiun, bukannya harus memiliki tiket kereta dulu untuk bisa masuk ke dalam sana?”. Ternyata keraguan saya tak terbukti, kenyataannya pintu masuk stasiun yang sebelumnya ditutup kini telah dibuka untuk umum. Pengunjung, baik calon penumpang maupun pengantar, diperbolehkan masuk secara bebas. Tak perlu punya tiket, dan tak usah beli karcis peron.
    Kini nyali saya kembali normal karena tak ada lagi yang perlu di khawatirkan.

    LOKO Cafe Surabaya di Stasiun Gubeng tampak dari luar
    LOKO Cafe Surabaya di Stasiun Gubeng tampak dari luar

    Cafe milik anak perusahaan PT KAI di Stasiun Gubeng yang saya temui ini tampilannya tidak seperti yang ada dibayangan saya. Yang ini lebih indah dibanding ekspetasi saya. Konsep interior cafe mengusung trend industrial modern klasik ala Eropa, Prancis, dan Inggris. Walau begitu menu yang disajikan 80% terdiri dari menu lokal Indonesia, khususnya Jawa Timur.

    Interior LOKO Cafe Surabaya. Terlihat ramai kala siang hari
    Interior LOKO Cafe Surabaya. Terlihat ramai kala siang hari

    Bila diluar sana banyak restoran menyajikan menu nasi goreng atau nasi rawon spesial, menu andalan di LOKO Cafe justru kombinasi keduanya, yaitu nasi goreng rawon. Aneh kan-aneh kan???

    Nasi Goreng rawon di cafe ini memiliki kualitas rasa yang jauh lebih maknyus. Adalah nasi goreng yang berpadu dengan rasa kluwek. Sedap-sedap gimanaa gitu.. habis sepiring maunya nambah 😀

    Nasi Goreng Rawon Loko Cafe Surabaya. Harga 25k
    Nasi Goreng Rawon Loko Cafe Surabaya. Harga 25k

    Selain nasi goreng rawon, makanan yang difavoritkan disini adalah bebek goreng sambal mangga atau dikenal dengan sebutan bebek mayor. Lainnya lagi ada Rawon Iga Monster dan nasi goreng Surabaya.

    Rawon Iga Monster Loko Cafe Surabaya. Harga 43k
    Rawon Iga Monster Loko Cafe Surabaya. Harga 43k
    Barbeque Chicken Wings LOKO Cafe Surabaya. Harga 20k
    Barbeque Chicken Wings LOKO Cafe Surabaya. Harga 20k
    Bebek Mayor LOKO Cafe Surabaya. Harga 33k
    Bebek Mayor LOKO Cafe Surabaya. Harga 33k

    Selain maincourse, terdapat pula camilan berupa snacks, dessert, juga aneka minuman seperti coffe, yoghurt, Chocolate and Floats, Juice Squash, Milshake and Smoothies, dan Mojito.

    Hunny Bunny Pancake LOKO Cafe Surabaya. Harga 12k
    Hunny Bunny Pancake LOKO Cafe Surabaya. Harga 12k
    Calamary Fritty LOKO Cafe Surabaya. Harga 20k
    Calamary Fritty LOKO Cafe Surabaya. Harga 20k

    Secara resmi LOKO Cafe Surabaya ini dibuka tanggal 14 April 2015. 2 cafe sebelumnya telah dibuka di Semarang pada bulan Februari 2015 yang berlokasi di Stasiun Poncol, dan bulan November 2014 buka di Stasiun Tugu Yogjakarta. Bahkan dibulan Mei ini kabarnya LOKO cafe juga akan menambah lagi satu gerai di kota Bandung, lokasi tepatnya di Jalan Bengawan Bandung.

    Orange Mojito LOKO Cafe Surabaya. Harga 22k
    Orange Mojito LOKO Cafe Surabaya. Harga 22k
    Iced Moccacino LOKO Cafe Surabaya. Harga 17k
    Iced Moccacino LOKO Cafe Surabaya. Harga 17k

    Nah, bagi teman-teman yang ingin mencoba kuliner unik yang disajikan oleh LOKO cafe bisa langsung datang ke Stasiun Gubeng Surabaya. Meskipun tidak sedang bepergian, LOKO cafe juga terbuka kok untuk umum dengan jam operasionalnya juga lumayan panjang, yakni buka dari jam 06.00 hingga jam 22.00!

    LOKO Cafe Surabaya

  • Ketika Emak Blogger di Grebek Chef Ken dari Dapur SunCo

    Ketika Emak Blogger di Grebek Chef Ken dari Dapur SunCo

    #GrebekDapurSunco merambah kota Surabaya. Tak dinyana, rumah yang digrebek adalah rekan seperjuangan di dunia maya, yaitu Bu Titi Alfa Khairia. Gara-gara kerempongan Bu Titi, saya dan Mbak Nining mendapat cipratan masuk ke dalam frame kamera tim Sunco! Dan status sosmed saya hari itu diupdate menjadi, “Hari ini sedang sibuk syuting” hehe..

    Rencana silaturrahmi kami bertiga sudah disetting seminggu sebelumnya. Seperti biasa, kalau lagi senggang kami kerap membuat janji ketemu teman-teman. Hari Sabtu, 11 April 2015, pertemuan kami bertiga menjadi pertemuan yang spesial karena secara tak tiba-tiba, Chef Ken datang ke rumah Bu Titi bersama tim Grebek Dapur Sunco.

    Sebelum berangkat ke rumah Bu Titi, saya scroll timeline dulu untuk lihat-lihat update kabar teraktual. Dari ribuan kicauan di timeline, salah satunya berasal dari @SunCo_ID yang sedang berada di kota Surabaya dengan program Grebek Dapurnya. Iseng-iseng saya RT dengan menambahkan kalimat “Dapur saya dong, Miin”, meskipun peluang untuk disetujui super mikro hehe..


    Jam 9.15, saya tiba di rumah Bu Titi. Telat 15 menit dari waktu yang ditentukan. Biasaa jam karet hihi..

    Suasana di rumah Bu Titi pagi itu sepi, diruang tamu ada seorang wanita yang duduk sambil asyik bergadget. Oh, lagi ada tamu, pikir saya. Usai melepas sandal, eeh ada Mbak Nining menyapa saya. Ya udahlah kami masuk barengan lalu ngobrol-ngobrol di ruang tamu bersama Bu Titi.

    Ditengah obrolan, ada yang bertamu di rumah Bu Titi. Hayoo tebak siapa.. Dia adalah Chef Ken!
    Iya, Chef Ken yang terkenal ituu..
    Ken, sang juara Master Chef 2!!
    Haish, orangnya tinggi, putih, bersih, kalem, dan ramaah banget..

    FB_IMG_1428753304143
    Bu Titi mengenalkan tamunya, yang ternyata Chef Ken, pada saya dan Mbak Nining

    Di hadapan kami bertiga, Chef Ken mengatakan bahwa tujuannya datang adalah untuk Menggrebek Dapur Bu Titi sekaligus membuatkan hidangan makan siang untuk keluarga. Berhubung saat itu rumah Bu Titi sedang sepi, jadilah rejeki saya dan Mbak Nining yang kebagian menikmati santap siang olahan Chef Ken!
    Huraayyy.. jarang-jarang bisa bergaya ala Chef Marinka. Mencicipi sambil mengkritik masakan buatan Chef Ken hehe..

    2015-04-14_11-16-56
    Chefnya sabar, diajak selfie mau aja gitu 😀

    Chop Chop Chop… yuk lanjut lagi serunya di grebek Chef Ken!!

    Puas ngobrol-ngobrol dengan Chef Ken, sebelum beranjak menggrebek dapur, kami minta welfie doong sama Chef Ken. Jarang-jarang lho bisa dekat dengan Chef Ken. Mumpung bertemu eksklusif, dipuas-puasin aja foto-fotoan sama Chef nya haha.. 2015-04-14_11-13-10

    2015-04-14_11-16-05
    Bu Titi dipakein apron sama Chef Ken ^^

    Sebelum mulai memasak, Chef Ken menyiapkan dulu bahan-bahan beserta alat-alatnya. Chef Ken orangnya seru, apa-apa dikerjain sendiri. Saya, Mbak Nining, dan Bu Titi sama sekali gak direpoti. Saya mah apa atuh, cuma pinter masak air dowang 😀

    2015-04-14_11-18-30
    Bumbu dan bahan-bahan Steak Ikan Dori Saus Salsa

    Hari itu Chef Ken akan memasak Steak Ikan Dori Saus Salsa untuk kami bertiga. Terus terang, selain garam, cabe, dan telur, saya nggak tau bumbu-bumbu apa yang disiapkan Chef Ken di meja. Ketika mengolahnya, pun, Chef ken kelihatannya asal aja nabur-nabur bumbu di atas potongan ikan. Jauuh.. jauhh sekali dengan yang selama ini saya lakukan di dapur. Harus susah payah nguleg brambang bawang sampai nangis-nangis. Herannya, hasil jadi masakan Chef Ken jauuh lebih enak dari masakan saya. Jangan-jangan tangannya Chef ini sudah di joba-jabu mantra sakti. Modal tobar-tabur rasanya bisa bintang kejora haha..

    Dari sekian kegiatan, yang paling menyolok mata saya adalah adegan ketika Chef Ken melakukan uji Organoleptic, yaitu menyuapi Mbak Nining menggunakan sendok kecil berisi minyak goreng Sunco. Gimana Mbak Nining rasanya disuapi Chef Ken? Sedap, kaan? Kapan lagi bisa disuapi sama Chef terkenal.. anggap aja minum coklat anget hihi..

    2015-04-14_11-15-00
    Chef Ken sedang nggoreng Ikan Dori dengan minyak baik SunCo ^^

    Kata Chef Ken uji Organoleptic bergungsi untuk menguji kandungan LDL pada minyak. Minyak yang bagus adalah yang berwarna bening dan memiliki karakter mengalir seperti air. Seperti yang dirasakan Mbak Nining, minyak Sunco tidak meninggalkan lengket di tenggorokan.

    “Beningnya Sunco karena dibuat dari minyak kelapa sawit segar yang langsung di olah dalam 24 jam. Kemudian diolah melalui 3x penyaringan dan 2 x pemurnian sehingga hasil gorengan minyak Sunco mendapatkan gorengan yang renyah dan warnanya kuning merata serta tidak meninggalkan rasa gatal di tenggorokan” jelas Chef Ken di sela-sela memotong tomat untuk saus Salsa.

    Selama mendampingi Chef meracik dan mengolah bahan-bahan, saya berusaha kepoin Chef Ken dengan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini saya pendam. Seperti di bawah ini:
    “Chef, belajar masak dari siapa?”
    “Pernah kursus/sekolah memasak sebelumnya?”
    “Bagaimana rasanya berada di dapur Master Chef?”
    “Apakah di Master Chef dikasih bantuan resep masakan?”
    “Selama di Master Chef apakah ada kelas khusus untuk belajar plating?”
    Dan pertanyaan yang paling saya pendam selama ini adalah kepenasaran saya tentang Chef kesohor yang keberadannya selalu anti mainstream, “Chef, Chef Juna itu jahat, ya?” hihi..

    Di berondong dengan pertanyaan-pertanyaan itu, Chef Ken seolah menganggap biasa. Setiap pertanyaan saya dijawab dengan santai dan apa adanya. Mau tau jawabannya?

    Chef Ken belajar masak dari Ibunya, karena Ken anak terakhir dan dia sering membantu Ibunya didapur. Sejak dulu Chef Ken belajar memasak secara otodidak. Karena hobi, Chef Ken tidak menemui kesulitan ketika berada di dalam dapur Master Chef. Resep di Master Chef diberikan hanya ketika ada tantangan masakan duplikasi. Dan di Master Chef, pelajaran plating diberikan kelas khusus.

    Pertanyaan terakhir, tentang Chef Juna. Dimata Chef Ken, Chef Juna orangnya pendiam. Boleh dibilang Chef Juna jarang sekali bicara. Namun menurut Chef Ken, Chef Juna sering ngobrol dengannya dan Chef Opik.

    Terakhir tentang resep Steak Ikan Dori Saus Salsa yang disajikan hari itu merupakan resep asli karya Chef Ken sendiri. Untuk resepnya nanti saya buatkan dipostingan sendiri, yaa..

    Sebelum Chef pamit undur diri, Chef Ken mengajak kami makan bersama-sama lalu memberikan bingkisan berupa minyak Sunco kepada kami semua. Hasiikkk dapat minyak SunCo haratiis 😀

    Di akhir pertemuan, saat sesi syuting sudah selesai, kami semua ‘uplek’ didapur. Percaya nggak, Chef Ken membersihkan sendiri lho alat-alatnya, termasuk membantu kami menyimpankan bahan-bahan yang masih sisa. Saya dan Mbak Nining nyuci piring, Chef Ken yang membersihkan sisa bahan di mangkok. Ini adegan alami, bukan settingan.. Nih fotonya.. 😀

    2015-04-14_11-13-30
    Kompaaak :))

    Akhirnya syuting Grebek Dapur Sunco Surabaya selesai sudah. Senang sekali bisa bertemu tim Sunco dan juga Chef Ken. Terima kasih Sunco, terima kasih Chef Ken.. jangan kapok ya ketemu kitaaa 🙂