Pesan minum, disuguhi Rivanol

Jangan salahkan generasi 80 –an, seperti saya, kalau hanya mengenal obat merah sebagai penolong pertama ketika terjadi kecelakaan. Anak 80 –an, mana kenal dengan yang namanya Rivanol. Taunya obat merah! Pilihan lain, ya Betadine.

Tadi siang, gara-gara beli Rivanol, saya dimarahi sama petugas apotek. Masalahnya sepele, gara-gara saya tanya, “Rivanol apakah sejenis kapsul?” wes gitu, thok. E, lha kok saya di marahi entek ngamek! Wkwk..

Salah saya apa? Klirunya dimana?

Ketika lewat di jalan Gresikan, saya bilang ke Mas Rinaldy, saya haus, saya mau beli minum. Lalu, ujug-ujug dia menghentikan motor di pinggir jalan, dan saya tolah-toleh mencari penjual minum, dan membatin, mana penjual minumnya?

Dengan santai Mas Rinaldy menunjuk ke sebuah apotek di sebrang jalan. “Tolong belikan Rivanol”

Lhah? Kok di suruh ke apotek. Lha wong saya haus..

Oke, mungkin diantara kami sedang tidak ada kesinkronan 😀

“Beli Rivanol, berapa biji?” tanya saya.
Saya nggak ngeh, kalau Rivanol adalah obat luar. Saya mikirnya Rivanol sejenis obat pereda nyeri semacam Amoxicillin. Karena Mas Rinaldy sedang menderita sakit yang jauh dibilang keren, yaitu sakit ‘chanthenghen’, istilah gaulnya, cantengan. Maka dia minta dibelikan obat pereda nyeri.

rivanol

Di Apotik, saya langsung bertanya ke petugas, punya Rivanol, gak? Dibilang ada.
Sebelum Rivanol –nya ditunjukkan ke saya, petugas bertanya, “Mau yang besar, apa yang kecil?”

Lagi-lagi kepala saya tidak sinkron, efek butuh aqua, kali. Saya mikirnya petugas apotek ngasih pilihan, saya mau beli yang dosis besar, apa dosis kecil.

Sebelum saya jawab, saya tanya balik ke petugas apotek, “Yang besar berapa, yang kecil berapa?”

Dijawabnya, “yang kecil harga 2.500, yang besar 4.500,-“

Hmm.. saya diam sebentar. Mikir, yang besar dosisnya berapa mg, yang kecil berapa mg. Daripada keliru, saya tanya, “Rivanol itu apa, ya? Sejenis pil atau seperti kapsul?”

Tak disangka jawaban petugas apotek sungguh sangat mengagetkan. “Ya ampuuun, Mbaak, sampean ini gimana, Rivanol kok kapsul. Sampean gak tau Rivanol, ta?”

Saya jawab aja sekenanya, “Tau, kayak Amoxicillin, kan?” Huahaha.. jawaban saya ternyata kliru! Sok tau! Wkwk..

Petugas langsung mengambil sebuah botol berwarna kuning dari etalase dan menunjukkannya didepan saya. Pas saya lihat, ya ampuuunn, ini kan saya punya di rumah. Oalaah ini namanya Rivanol, tooh.. wkwk.. saya gak sadar kalau di kotak P3K sudah ada obat ini, dan entah lupa, atau gak tau namanya saya gak tau kalau yang dimaksud Rivanol ternyata obat kuniiing.. panteees, kok kayak gak familiar gitu dengar kata Rivanol, haha..

“Sampean ini gimana, Rivanol ya Rivanol. Kayak alkohol, gitu lho, buat membersihkan luka!”
“Oh…!”

“Sampean ini aneh, udah segede gini gak tau Rivanol. Emangnya sampean gak pernah sakit?”
“Nggak” jawab saya menggeleng sekenanya. Haha..

Selama beberapa menit saya di ceramahi sama petugas apotek. Mereka menjelaskan fungsi Rivanol, kenapa luka harus dikasih Rivanol, dan bla.. bla.. bla…

Setelah menunggu beberapa menit, saya beli yang besar. Biarin, ah, dari pada kena malu. Itung-itung buat inves di rumah.

Di depan Mas Rinaldy saya bilang, “saya tadi haus, mau beli minuman, lha kok di suguhi botol Rivanol..!”

“Iya habis ini cari Indomaret”

Ealaaah, tibak’e sama-sama gak sepaham 😀

Terkunci di luar

Saya kasih tau, ya, saya habis melakukan atraksi, lhoo.. atraksi naik ke atas genteng demi membuka kunci rumah!
Percaya nggak, sih?
Percaya aja lah yaaa.. kasihan udah capek-capek nulis ini.. 😀

Hmm, saya mulai dari mana ya enaknya..

Jadi gini rumah saya itu pintunya ada 2. Pintu yang satu kuncinya di bawa orangtua, dan pintu satunya lagi kuncinya kami yang bawa. Padahal 2 pintu ini satu sama lain nyambung seruangan rumah. Jangan tanya mengapa konstruksinya begitu, bukan saya arsitekturnya.. 😛

Singkat cerita Ibuk saya pergi ke Jombang. Esoknya saya nyusul Ibuk ke Jombang. Otomatis Bapak sendirian dong di rumah. Supaya gak merepotkan Bapak, satu pintu saya kunci, dan kuncinya saya bawa. Esoknya lagi Bapak pergi ke Jombang sama Kakak dengan membawa kunci pintu sendiri. Sampai disini okee, semua baik-baik saja. Setelah urusan di Jombang selesai, kami semua pulang bareng dengan jalan beriringan yang berakhir di rumah Kakak saya di Driyorejo. Rupanya Bapak dan Ibuk saya memilih nginep di rumah Kakak. Ya udah saya pulang dong ke rumah.

Waktu pamit pulang, Bapak saya bilang gini: “Kunci pintu sebelah ada di saku baju, ambil aja sendiri”. Nggak tau kenapa saya nolak ambil kunci punya Bapak. Saya pikir, wong saya bawa kunci sendiri, kok, ngapain bawa kuncinya Bapak. Sesampai di rumah ndilalah saya gak bisa buka pintu rumah. Nah lho, apakah masalahnya??

Ketika sampai rumah baju saya dalam keadaan basah, kehujanan di jalan. Lupa gak bawa jas hujan. Harapannya tiba di rumah mandi lalu leyeh-leyeh. Eh, lha kok pas buka kunci, pintunya gak mau kebuka. “Wah, pintunya pasti di slot dari dalam sama Bapak!” Pintu punya saya itu di dalamnya memang ada slotnya. Mungkin sebelum Bapak pergi, biar aman, pintunya di slot dari dalam. Mau nggak mau, supaya bisa masuk ke rumah saya harus buka slotnya dulu dong. Inilah masalahnya…

Supaya bisa masuk ke dalam rumah alternatifnya adalah:
1. Buka pintu pinjem kunci punya Bapak (berarti kami harus balik lagi ke Driyorejo ambil kuncinya Bapak)
2. Naik ke atas genteng masuk rumah lewat atas

Pilihan pertama butuh energi dan waktu. Hujan deras badan lelah karena naik motor dari Jombang, mosok harus kembali lagi ke Driyorejo.

Pilihan kedua lebih cepat dan praktis. Tinggal naik pakai tangga kayu, jalan mengendap-endap melalui genteng, kalau berhasil tinggal buka slot pintu. Resikonya: gelap, memicu talang rumah bocor, genteng patah, kaki kena paku, kepleset genteng yang basah, harus menghindari saluran kabel listrik, dan di omelin tetangga sebelah. Yang terakhir gak nyaman bangeet huehue..

Mas Rinaldy sudah nekat mau ambil opsi pertama. Tapi saya keukeuh ambil opsi ke dua. Sebelum naik saya mikir dulu. Menggambar kemungkinan-kemungkinan jelek yang harus saya hindari. Bersyukur gak ada suara petir. Meskipun begitu cukup menyiutkan nyali saya melihat langit bolak-balik jepretin ‘lampu blits’ nya.

Oke saatnya beraksi!

Pertama-tama saya naik ke atas rumah dengan tangga kayu yang sudah tersedia. Kayak Macgiver ajah peralatannya sudah disediain hehe..

Setelah berada diatas genteng saya cari ancang-ancang aman, sela mana yang bisa di lewati agar genteng dan talang tidak pecah. Pelan, selangkah demi selangkah saya menapak. Kalau ada suara “kretek-kretek” saya buru-buru memindah tapakan kaki. Sambil melangkah, saya berusaha menyamankan posisi tubuh agar imbang supaya tidak kepleset. Keadaan basah membuat sekitar saya licin. Setelah berupaya selama beberapa menit saya berhasil menggapai pintu masuk ke dalam rumah. Horeee… Baru kali ini hujan-hujan di atap rumah haha..

Dan tiba-tiba, tetangga sebelah keluar rumah. Untung udah berhasil.. hihi..

Esoknya Bapak dan Ibuk saya pulang dan heboh nanyain bagaimana caranya saya bisa masuk ke dalam rumah. Ujung-ujungnya begini: “Awas aja kalau nanti hujan bocor, kamu harus tanggung jawab!” haha…

Prediksi Tren Blogger Indonesia 2016

Prediksi Tren Blogger Indonesia 2016

Mengawali tahun baru seperti biasa banyak postingan blog membahas tentang resolusi, prediksi, dan si si yang lain. Wajar, Januari sebagai bulan pembuka tahun dijadikan sebagai acuan dalam rangka mengukur konsistensi diri terutama semangat meramaikan dunia blogging yang setiap tahun cenderung meningkat.

Tahun 2016, Liga Blogger Indonesia kembali hadir dengan tema-tema menarik setiap minggunya. Dan tema minggu pertama kali ini adalah Tren Blogger Indonesia Tahun 2016.

Dalam bidang apapun, tren memang tak ada matinya. Seperti halnya di dunia fashion, model pakaian setiap tahun senantiasa berubah. Sepatu, tas, perhiasan, bahkan otomotif sekalipun, selalu mengalami perubahan. Namun setiap perbedaan yang terjadi ada kalanya seperti roda berputar.

Pada era 70-80-an, celana model Cutbray mendominasi pakaian orang-orang dewasa. Terlihat dari pakaian-pakaian yang dipakai Bang Haji Rhoma Irama dan grup Warkop Dono Kasiono Indro, hampir model celananya melebar dibagian bawah. Untungnya saya lahir generasi 80, masa dimana film-film Indonesia sedang booming sehingga saya bisa melihat mode peninggalan era 70-an.

Masa berganti, dan saya menginjak remaja. Eh, celana Cutbray rame lagi. Sebagai remaja yang pengen eksis, saya pakai dong celana cutbray punya Bapak saya. Lumayan keren, siih.. teman-teman saya juga banyak yang bilang keren, kok hehe..

Kembali lagi ke Prediksi Tren Blogger Indonesia 2016

Menurut ‘Ramalan’ saya, Tren dunia blogger tahun 2016 mengalami banyak perkembangan. Seperti kata kartu Tarot The Chariot, prediksi yang saya dapat memiliki arti Penentuan, Penaklukan, Ambisi, Pergerakan, Kemajuan. *Diam-diam sudah kayak tukang ramal aja, ih* 😀

the chariot

Baiklaah, sekarang saya akan konsentrasi meramal nasib Blogger Indonesia setahun kedepan. Tolong siapkan kembang 7 rupa, secengkeh pisang, dan secangkir kopi. Jangan lupa tambahkan beberapa linting tembakau buat ngusir nyamuk.. hihi..

Blogger dan Buzzer

Melihat geliat ramainya dunia blogger dan social media saat ini, besar kemungkinan kemanfaatan blog sebagai media penyampai berita positif (buzzer) sangat diperlukan oleh sebagian kalangan, seperti katakanlah instansi dan perusahaan. Lagi-lagi alasan kejujuran bahasa yang disampaikan para blogger memicu pihak terkait untuk menyandarkan bahu di pundak netizen.

Komunikasi Komunitas

Begitupula perkembangan komunitas yang saat ini makin merajalela. Kemudahan membuat micro group modal aplikasi android, memicu sebagian blogger membangun komunitasnya sendiri. Aplikasi WhatsApp salah satunya yang dapat menampung 100 nomor HP. Jadi jangan heran bila grup-grup komunitas di Facebook yang beranggota ribuan sepi komunikasi. Karena obrolannya lebih intens lewat chatting. Tapi tetap saja, pembangunan komunitas blogger Indonesia masih sesemangat pembangunan MRT di Jakarta hehe..

Jakarta sebagai Bloggerpolitan

Bloggerpolitan, istilah apalagi ini..
Semoga istilahnya gak kliru, kalau salah benerin ya, nemunya asal-asalan inih biar kebaca keren aja hihi..
Karena jumlah bloggernya buanyaaakkk.. jangan mupeng jika tiap hari di Jakarta banyak acara dan undangan blogger. Ada blogger Jakarta mengakui kalau sehari bisa dapat 2 – 3 tawaran undangan!

Jakarta sebagai pusat ‘peradaban’ Indonesia masih dianggap kiblat bagi perusahaan. Di Jakarta banyak kantor-kantor perusahaan bertengger, walaupun kenyataannya produksinya dilakukan di seantero Indonesia Raya.

Sebagai blogger daerah kita jangan merasa iri dengan penghuni bloggerpolitan. Meskipun banyak peluang undangan, tapi rintangannya juga sak bajeg. Macet, udah pasti. Lelah karena jarak tempuh jauh, juga termasuk kendala.

Sebagai blogger daerah kita juga bisa kok mengadakan acara sendiri. Contohnya Arisan Ilmu dan Sunday Sharing Blogdetik yang setiap bulan rutin diadakan. Memang acaranya tidak semewah di Jakarta, godie bag pun juga nggak ada, tapi yang pasti ilmu-ilmu blogger daerah tak kalah pintar dengan blogger Ibukota. Camkan itu!! 😀

Seperti yang dikatakan kartu Tarot The Chariot:

Optimisme dan motivasi akan membawa kesuksesan. Dan sebuah kemenangan dapat dicapai melalui usaha pribadi

So, Prediksi Tren Blogger Indonesia 2016 akan sukses di capai dengan jalan melakukan usaha sendiri secara konsisten dan tak berhenti berusaha.

#MeluPatroli, malah dihormati. Dikira KasatLantas!

#MeluPatroli, malah dihormati. Dikira KasatLantas!
Judulnya khas koran Memorandum! 😀

P_20151231_190638_NT

Mobil yang saya tumpangi berjalan merambat saat melintas di jalan sekitaran Masjid Agung Surabaya. Menjelang malam pergantian tahun, PKL dan pengunjung yang berada di pelataran Masjid kebanggan Arek Suroboyo sangat padat. Rata-rata PKL menjual aneka pernak-pernik khas tahun baru, yaitu Terompet Tahun Baru. Cuaca malam yang cerah sangat mendukung aktifitas masyarakat yang tak mau ketinggalan merayakan momen tahunan itu.

Sambil menikmati keramaian dari dalam mobil Patwal, @Anggaputs, Mas Polisi ‘seger’ yang mengemudi mobil didalamnya ada saya, Mbak Mira Sahid dan Mas Dito, bergerak perlahan. Di hampir menuju sebuah belokan, Mas @Anggaputs pun mengurangi kecepatan. Di depan sana selain masyarakat yang lalu lalang, ada sekumpulan petugas Polisi Lalu Lintas sedang duduk santai di median jalan sambil ngobrol bersama kawan-kawannya.

Begitu mobil mendekati mereka, secara spontanitas, Pak Polantas yang asik duduk dan ngobrol itu buru – buru berdiri sambil menaruh tangannya di kepala tanda memberi hormat. Yang asik ngobrol mencolek temannya agar berdiri dan menghormat. Yang sibuk menghisap tembakau sesegera membuang puntung sekenanya.

Melihat sikap rekannya yang salah tingkah, Mas @Anggaputs tak tahan menahan tawa. Saya, yang duduk di jok belakang juga heran kenapa mereka harus memberi hormat kepada kami. Saya pikir, apa hebatnya kami? Kami hanya masyarakat biasa, bukan komandan, apalagi pejabat Kepolisian. Kecuali 2 rekan saya yang benar-benar pejabat, Mbak Mira founder Komunitas Emak-emak, dan Mas Dito, Bapak Komunitas Surabaya hehe.. yang tentu juga gak perlu dihormati secara fisik, toh? 😀

Melihat @Mas Anggaputs tertawa, saya mencari sebabnya.

“Kenapa mereka hormat, Mas?”
“Mobil ini HB – 9, Mbak. Dikira kita ini Pak Kasat” jawab Mas @Anggaputs sembari menunjuk kode di kaca depan mobil. HB adalah singkatan Hoofdbureau alias Biro Pusat.

Owalaah.. karena kode itu, toh, mereka menaruh hormat.
Begitu mendengar jawaban logis, seisi mobil pun tertawa tak habis – habis.

Oh, iyaaa..! Saya baru ingat kalau mobil yang saya tumpangi adalah mobil dinas milik Pak Andre Manuputty, Kasatlantas Surabaya. Mobil ini di serahkan buat kami Patroli karena Pak Andre memilih naik motor. Makasih, lho Pak Andre.. hihi.. Bapak baik dan pengertian, deh hehe..

Tak ada pikiran apa-apa saat saya, Mbak Mira, dan Mas Dito naik mobil HB – 9. Ketika bagi – bagi tim, secara acak kami memilih mobil ini. Tak di sangka yang kami naiki malah mobil punya Pak Kasatlantas hehe…

**

Cerita diatas adalah sebagian kecil pengalaman berkesan ketika saya #MeluPatroli pengamanan Tahun Baru bersama Kepolisian Surabaya.

Sebelum mulai #MeluPatroli, saya dan teman-teman netizen ikut apel siaga dulu di jalan Sikatan Surabaya bersama-sama TNI, Dinas Perhubungan, juga dari Pemerintah Kota.

P_20151231_164510
Tim Kepolisian

Kata penyiar radio Suara Surabaya ada 2173 yang personil yang dikerahkan. Entah, dari jumlah itu saya keitung, apa nggak. *penting, ya?* 😀

Selain dinas terkait, pengamanan juga melibatkan adik-adik Pramuka, Komunitas otomotif, dan Komunitas Motor.

P_20151231_163859
Eaaa, narsis dulu doong 😀

Kegiatan apel ini diadakan untuk koordinasi jalannya pengamanan kota Surabaya dalam menyambut malam taun baru berikut pembagian tim di 5 wilayah penjagaan: Bundaran Waru, Brebek, Karang Pilang, Grahadi dan Tugu Pahlawan.

Yang tidak biasa dalam perayaan taun baru di Surabaya tahun ini adalah tidak ada acara Car Free Night di jalan Darmo seperti yang terjadi pada tahun-tahun kemarin. Jadi yang malam tahun baru kemarin memilih ke Taman Bungkul selamat melongo.. gak onok pesta kembang api, Reek.. hihi..

P_20151231_201354
Suasana Taman Bungkul tanggal 31 Desember 2015, jam 20.00

Kabar gembiranya, Bundaran Waru sebagai akses Surabaya – Sidoarja tidak ada penutupan jalan. Enak, tooh.. bisa wash-wesh keluar masuk Surabaya – Sidoarjo. Tapii.. bagi yang nekat lewat dengan motor dilengkapi knalpot brong, siap-siap berhadapan dengan petugas. Kalian…, WANTED!!

Jalannya apel berlangsung lancar. Tak ada huru-hara, kecuali barisan peleton yang berisi blogger. Maklum, kami sudah lupa teori baris berbaris. Yang kami ingat sekarang hanya teori bagaimana supaya hasil selfie terlihat indah hihi..

Niar Pak yang selfie! Saya cuma numpang narsis aja! Suer ewer-ewer, Pak..! *nyodorin Niar* 😀

P_20151231_143209

**

Selama ikut Patroli, Alhamdulillah kota Surabaya aman terkendali. Meskipun jalanan ramai dan banyak yang tidak memakai helm, tapi Polisi tidak ingin menindak.

Melihat banyaknya pengendara tidak memakai helm, saya bilang ke Mas @Anggaputs: “Mas, kenapa mereka gak ditilang?”
“Nggak, Mbak. Biar aja..”
“Capek ya nilang segitu banyak orang gak berhelm?”
“Hehe.. iya, mbak”
“Iyalah, Mas. Biarin aja. Kalau jatuh biar dirasakno dewe. Kalau kecelakaan, kan yang merasakan sakit mereka sendiri”
“Tapi kita juga yang kena repot, Mbak…”

Saya diam. Hmm.. iya juga, ya..

Wes yo Rek, sing gak gelem nggawe helm, nek ciloko ojo njaluk tulung Polisi..

Kombes Pol RP Argo Yuwono, Terkejut dinas di pulau Jawa

Saat aktif organisasi Kepemudaan di kampung, saya pernah berpikir bahwa menjabat sebagai Hubungan Masyarakat (Humas) itu menyenangkan. Seorang Humas seringnya berinteraksi dengan orang banyak, walaupun kadangkala dipusingkan urusan dan tetek bengek yang berhubungan dengan khalayak ramai. Begitupula yang terjadi pada Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono saat 6 bulan lalu di lantik menggantikan Kombes Pol Awi Setiyono.

Dugaan saya keliru, menjadi Humas tidaklah semudah gambaran saya.

Ketika bertemu beliau di sela acara koordinasi pengamanan momen pergantian tahun bersama Kapolda beserta jajarannya di hadapan jurnalis media, saya mencuri waktu untuk mendengarkan kisah Bapak 2 anak yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Tahanan dan Barang Bukti Polda Kalimanta Timur. “Saya ada disini karena saya adalah ‘corong’nya Kapolda. Apapun yang di sampaikan oleh Bapak Kapolda saya harus tau” jawaban sederhana tapi membuat saya berpikir ulang. “Oh, jadi tugas Humas Polda, begitu, ya..”

Argo Yuwono

Di tengah derai tawa yang hingar, saya ‘mojok’ berdua, eh ber-beberapa orang, ding, tepatnya ber lima *bahasanya mbulet* 😀 di Pasar Rakyat Singgasana Hotel, saya tertarik mendengarkan paparan sepak terjang beliau selama menjabat sebagai Kabid Humas Kepolisian di wilayah Jawa Timur.

Di temani sepiring ketela goreng dan segelas air putih, Pak Argo berkisah tak menyangka bakal dipindah tugaskan di pulau Jawa. Bahkan kertas Surat Tugas yang menyatakan kepindahan ke pulau Jawa di usek-usek sampai ludes untuk memastikan kebenarannya. “Seperti mimpi saja! Sampai sekarang pun saya masih tidak percaya bahwa saya ternyata di amanati tugas di pulau Jawa!”

Kebahagiaan tak terduga yang jatuh kepadanya lantaran selama 24 tahun menjadi anggota Kepolisian selalu mendapat tugas di daerah pelosok Nusantara dengan kondisi alam yang berat dan infrastruktur belum memadai. Meski memiliki latar belakang pengalaman Serse, namun beliau menerima dengan senang hati jabatan barunya menjadi Kabid Humas. Menurutnya, menjadi Humas Kepolisan adalah pengalaman baru. Untuk lebih memahami bidang barunya, Pak Argo tak segan membeli buku dan bertanya kepada rekan yang telah berpengalaman di bidangnya.

Trik ke-Humasan yang selama ini di jalani lelaki penyuka buku – buku Filsafat dan Budaya agar mandat Kabid Humas berjalan baik adalah sering belajar ngomong sendiri di depan kamera video. Trik ini dilakukan agar tidak demam panggung saat berhadapan langsung dengan kamera dan jurnalis. Begitpula saat menghadapi pertanyaan wartawan yang bertubi – tubi, Pak Argo tidak mau gegabah dengan menjawab semua pertanyaan.

“Saya harus fokus, Mbak. Pertanyaan wartawan harus saya jawab satu persatu. Kalau ada wartawan yang tanyanya barengan, tidak akan saya ladeni. Soalnya saya takut salah memberi statement. Lha wong kadang – kadang pertanyaan mereka memancing opini, lho..!” ujarnya dengan logat Jawa kental.

Agar tidak salah menyampaikan, Pak Argo yang asli orang Yogjakarta, kerap merekam statement yang disampaikan oleh Kapolda. Agar lebih memahami kasus yang terjadi, beliau tak segan terjun langsung ke lapangan. Hal ini di lakukan agar Ia paham benar kejadian sebenarnya. Hasilnya, selama 6 bulan bertugas menjadi Kabid Humas, 30 kota di Jawa Timur sudah pernah beliau datangi.

Kebiasaan turun lapangan Ia lakoni sejak bertugas di NTT. Karena tidak ada aliran air, listrik, dan saluran telepon, saat malam hari, Pak Argo sering mengunjungi rumah masyarakat. “Saya ingin mendengar keluhan di masyarakat langsung. Walaupun tidak bisa membantu banyak, namun berada di tengah – tengah masyarakat adalah kegiatan menyenangkan”.

Beliau berkisah tentang pengalaman paling berkesan saat pertama kali menjabat sebagai Kasatserse di wilayah NTT. Pada tahun 1993, beliau harus mengantarkan Surat Panggilan kepada seseorang. Tugas yang tidak lumrah untuk seorang Kasat. Namun kendala jarak dan kondisi medan, bersama tim, beliau turun sendiri mencari alamat yang di tuju. Untuk menuju kesana tim kepolisian harus naik mobil selama 2 jam, naik motor selama 1 jam, ditambah lagi jalan kaki 2 jam. “Waktu itu saya bawa bekal makan sendiri. Untuk minumnya ambil langsung dari air pancuran. Di sana cari air sulit, mbak. Musim kemarau disana lebih lama ketimbang musim hujan”, paparnya.

“Itu masih berangkatnya, belum pulangnya. Sudah sampai disana, orangnya belum tentu datang memenuhi panggilan..” ujarnya. “Kalau gak datang, terpaksa harus jalan kesana lagi…!” Katanya sambil geleng – geleng dan tertawa.

Argo Yuwono1

Kenangan yang tak bisa dilupakan selama tugas di NTT adalah kebiasaan masyarakat setempat yang minta di kasih uang 100 rupiah merah. saat memanggil seseorang, masyarakat setempat harus di kasih uang 100 rupiah merah.

“Pokoknya mau uang yang 100 merah! Kalau gak merah, gak mau datang! Di kasih uang 500, gak mau. Di kasih uang 1000 gak mau. Harus yang 100 merah! Konon uang 100 merah digunakan buat nginang”.

Selain bertindak sebagai Kabid Humas Polda, saat ini beliau juga sedang mengelola beberapa website Kepolisian. Agar tidak ketinggalan informasi, Pak Argo juga selalu mengikuti kemana Pak Anton pergi. “Acara Informal pun, saya harus ada supaya kalau di tanya bisa menjawab. Tugas saya, kan, melengkapi statement Kapolda” tutup Pak Argo yang berniat melanjutkan pendidikan S3 jurusan Psikologi.

Begitulah kesimpulan obrolan saya dengan Bapak Polisi yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kasatserse dan Kapolres. Dalam catatan saya kisah yang di bagikan sebenarnya masih panjang, Spoilernya adalah cerita saat tugas di Nunukan – Kaltim, daerah perbatasan Malaysia dimana masyarakatnya memiliki jiwa Nasionalisme tinggi yang merayakan Hari Kemerdekaan selama sebulan penuh. Walau Infrastruktur masih jauh dari sempurna namun daerah ini memiliki Beras Adan, yaitu Beras Organik khas Krayan yang rasanya pulen. Konon Kesultanan Brunei menyukai beras Krayan.

Semoga tulisan yang berupa kesimpulan ini (kesimpulan kok panjang :D) bisa menginspirasi kita semua. Dibaca ampe habis, lho yaa.. hihi..

Sensasi Hair Spa Strawberry Yoghurt di HERBS SPA Surabaya

Hair Spa Strawberry Yoghurt di HERBS SPA menyegarkan, menutrisi dan melindungi rambut

Sekarang saya punya kebiasaan baru. Kibas – kibas rambut di depan Suami! huahaha..

Jpeg

Sepulang Hair Spa Strawberry Yoghurt di HERBS SPA , rambut saya jadi wuaaangii… Kalau dipegang haluuus dan jatuhnya sempurna. Harumnya Strawberry menyebar di mana – mana. Sampai saya sendiri lingak – linguk, cari bau wangi apa di rumah. Pas nyium rambut, bara sadar yang wangi ada dibelakang saya haha..

Sudah beberapa hari terakhir saya janjian sama Cewe Alpukat dan Mbak Kisekii untuk Spa bareng di Herbs Spa. Karena sama – sama sibuk, janjian itu molor – molor terus. Apalagi Mbak Kisekii sekarang liburnya gak bisa diprediksi. Saya sendiri juga sibuk piknik hihi.. Si Cewe Alpukat sibuk cari sandingannya, Cowo Alpukat. haha.. Dan begitu kemarin ada kesempatan, kami langsung meluncur ke Herbs Spa di Jalan Prapanca no. 56 Surabaya.

Jpeg

Layanan Herbs Spa dari ujung rambut hingga ujung kaki. Konsepnya menggunakan eksotis Timur Tengah dan perawatannya memakai bahan – bahan alami.

2015-12-18_03-39-04

Sengaja memilih Herb Spa karena wanginya seperti.. hmm.. minyak wangi klasik orang Arab. Seger – seger sedap. Pilihan Spa nya juga macam – macam. Ada Spa Susu, Yoghurt, Lumpur, Coklat, Coffe, Greentea, Strawberry, dan lain – lain.

Ketika bertemu owner nya langsung, Bu Eva Zulfah, menjelaskan alasan mengadopsi kebudayaan Arab di Indonesia. Adalah agar masyarakat umum bisa merasakan perawatan tradisi orang Arab. Sebagai pecinta wewangian Arab saya pun penasaran mencicipi Spa a la Timur Tengah ini. Kabarnya usai Spa wanginya gak ilang – ilang. Harumnya bisa tahan lama.

Asikk.. coba, ahh 😀

2015-12-18_03-40-21

Dari sekian pilihan saya memilih paket Gift 1 yang terdiri dari:
1. Hair Spa + Back Scrub
2. Hand + Foot Spa

Harga paketnya Rp. 140.000,-

Kalau dihitung – hitung ambil paketan lebih murah. Saya itung ‘pretelan’ aja ya, Hair Spa 110 ribu, Hand Spa Rp. 30 ribu, Foot Spa 50 ribu. Jadi paket Cuma 140 ribu. Hemat 50 ribuu 🙂

2015-12-18_03-39-50

Pilihan Hair Spa ada beberapa, diantaranya: Strawberry Yoghurt, Green Tea Butter, Cinamon Coffee, Black Chocolate, Mint, dan Vanilla Milk. Tiap kandungan bahan fungsinya macam – macam. Dari sekian pilihan yang cocok untuk rambut saya adalah Strawberry Yoghurt yang berguna untuk menyegarkan, menutrisi dan melindungi rambut.

Sebelum memulai Spa saya diminta memakai kain batik buat kembenan. Sempat was – was kalau ada laki – laki lewat hihi.. untunglah Herbs Spa, spa khusus untuk wanita, pelan-pelan kegalauan saya ilang.

2015-12-18_03-38-46

Terapis di Herbs Spa enak. Pijitannya kuat. Kalau merasa kurang kuat atau terlalu kuat, terapis baik – baik menyampaikan ke saya minta yang bagaimana. Terapisnya asyik di ajak ngobrol jadi saya gak merasa canggung minta begini, minta begitu.

Seperti kejadian saat rambut saya rontok waktu disisir. Mbak terapisnya tanya, Mau di uap pakai mesin, apa pakai handuk?

Karena saya nurut apa kata Mbak Terapis, saya pasrah aja denga menjawab, “Baiknya gimana kalau rambut rontok, Mbak?”

“Baiknya pakai handuk”

Saya jawab, “Ya udah pakai handuk, Mbak.”

Kemudian Mbak Terapis kasih alternatif lain, “Saya uap sebentar pakai mesin ya. 5 menit aja. Lalu pakai handuk”

Saya iyain aja.

Yang menjadi catatan buat Herbs Spa adalah pijatan tangan dan kaki waktunya kalau bisa di tambah. Beberapa meniiit saja. Karena saya suka pijat maunya di pijat agak lamaan hehe..

Secara keseluruhan Herbs Spa sangat saya rekomendasikan buat teman – teman yang ingin melakukan relaksasi. Tempatnya nyaman, bersih, dan luas.

Bagi yang mau naik pelaminan, Herbs Spa menyediakan paket treatment lengkap, seperti Arusah, yaitu perawatan rambut menggunakan bahan rempah alami. Rambut yang basah di kasih Ratus dan dupa Arab. Ini merupakan tradisi yang dilakukan Pengantin Arab.

2015-12-18_03-40-35

Juga Spa Cleopatra yang meliputi Body Massage menggunakan Olive Oil, Steam Badan, Scrubbing dengan aroma rempah yang sangat harum, Berendam rempah hangat dan wangi, Badan diolesi parfum menggunakan racikan Herbs, Ratus organ kewanitaan, serta diberikan minuman jamu tradisional untuk perawatan dari dalam.

Jpeg

Hair Spa Strawberry Yoghurt di HERBS SPA saya kemarin di tutup dengan sajian wedang jahe hangat. Sebelum pulang poles muka pakai Bedak Arab Kokuryu lalu menggoyang – goyang rambut yang haluuusnya minta di elus – elus dan wanginya yang selalu minta di endus, saya berjalan menuju kasir. Bayar, tentu saja! haha…

PaperBag Mural melawan budaya Konsumerisme

IMG-20151212-WA0023

Ada yang unik kemarin di Artotel Surabaya. Aneka paperbag mural terpajang cantik di dinding lobby hotel. Biasanya dinding – dinding Artotel penuh dengan pigora lukisan, tapi kali ini posisinya digantikan dengan rangkaian paperbag. Baguus bangeet..

Tanggal 12 Desember, saya baru ingat kalau voucher dinner di Rocca Restaurant sudah menjelang habis masanya. Mumpung hari terakhir, saya gunakan beli sesuatu. Nilainya lumayan, 200 rebuuu..

IMG-20151212-WA0028

Sebelum menuju Rocca, saya melewati galeri art di Lobby hotel. Begitu membuka pintu kaca saya merasa ada yang aneh disini. Kok dindingnya banyak paperbag.. kemana semua lukisannya? Saya perhatikan ke sekeliling, semua dindingnya penuh dengan paperbag. Bagus, sih.. lucu lihatnya. Ditambah dengan pencahayaan ruangan yang temaram, dengan kursi – kursi warna warni mencolok, semua terlihat indah. Sejak itu pikiran saya tak fokus milih makanan hehe..

Setelah mencari meja, dan buru – buru memilih makanan, sambil nunggu hidangan datang, saya melihat – lihat galeri paperbag dengan leluasa. Tidak hanya melihat tapi juga membaca lukisan dan tulisan khas seniman mural. Tema yang diangkat sesuai momennya. Paperbag dan Hari Belanja Online. Komplit!

Mulanya saya tertarik dengan gambar ini:

IMG-20151212-WA0009

Sekilas kok unik. Ada embel – embel belanjanya segalaa..
Dimana – mana, kok, ketemu tulisan BELANJA!!
Mentang – mentang peringatan Hari Belanja Online Nasional lalu segala apapun di disinggung – singgungkan dengan belanja. Saya sudah habis duit banyak, stock kode voucher saya sudah kepakai semua. Lalu, “Masalah buat Gue? Lari saja sana ke pantai dan ke hutan!” *apaan, sih, ini..* 😀

Jadi tema Galeri Artotel kali ini adalah PaperBag Custom Exhibition. Pameran ini berlangsung dari tanggal 13 November hingga 12 Desember 2015. Paperbag Custom Exhibition total ada 150 paperbag artworks yang diikuti oleh 30 partisipan yang terdiri dari Surabaya, Gresik, Malang, Brebes, Jogja, Jakarta, Bali, dan Malaysia.

Sebagai wadah belanjaan, paperbag itu di kemas dengan nuansa yang berbeda. PaperBag Custom Exhibition ini di organisir oleh Serikat Mural Surabaya dan Bunuhdiri studio sehingga hasil karyaya pun tak jauh – jauh dari goresan khas anak mural yang senang terhadap kebebasan berekspresi. Meski kadang mengandung pesan tersirat, seperti bahasa sarkas dan sindiran, namun ada sisi yang menghibur. Begitulah keindahan seni mural yang sesungguhnya.

Lihatlah paperbag – paperbag dibawah ini:

IMG-20151212-WA0018

IMG-20151212-WA0022

IMG-20151212-WA0020

Paperbag – paperbag di Galeri Artotel di lukis menggunakan berbagai macam teknik dan media. Seperti Painting on Linen, Artpaper Print, Brainwash, Stencil on Paper, Drawing dengan seni kolase, dan macam – macam.

Kalau punya paperbag seperti ini kayaknya bakal saya simpan dan pajang aja di lemari. Sayang kalau di pakai buat belanja, takut goresan lukisnya rusak. Kalau mau pakai, di isinya dengan barang – barang yang ringan dan kecil seperti boneka wisuda. Gak berani dekat – dekat sama air, takut basah hehe..

Bisa juga paperbag itu di pigora lalu di hadiahkan ke sahabat atau orang yang tersayang. Supaya pesannya tepat sasaran, pilih yang kata – kata nya cocok dengan kondisi hubungan. Seperti ini, salah satunya..

IMG-20151212-WA0034

Menikmati pameran paperbag di Artotel seakan tak ada puasnya. Sama seperti saat sedang berbelanja; rasanya puasa dan tidak puas. Bila budget sudah habis, baru terasa puasnya hehe.. Belanja sekarang sudah menjadi gaya hidup orang kota. Dan tujuan pameran ini digelar sebagai bentuk tantangan seniman muda dan pelaku kreatif untuk mengakali budaya konsumerisme.

2015-12-12_11-13-43