Category: Cerita Yuni

  • Bicara lantang, Sek ta lah!

    Sek ta lah!” lantangnya yang kemudian diikuti saling pandang kita semua.
    Di omongi wong tuwek, malah njawab sek ta lah!” kata Mbah Kungnya.

    Sebetulnya kelantangan yang diucapkan Luna tidak begitu jelas namun entah kenapa semua yang ada disitu memahami bicaranya. Dan sekilas memang mengarah ke ucapan: Sek ta lah!

    Sek ta lah merupakan bahasa slang Suroboyo. Kalau di Jawakan seperti menyebut: Mengko sek toh, jika diartikan ke bahasa Indonesia semacam ucapan “Sebentar! atau Ntar!” dengan pasang mimik ngeyel.

    Kalau orang dewasa bicara: Ntar! dengan muka ngeyel itu biasa, paling-paling dicemberutin orang disebelahnya sambil membatin: “Dibilangin ngeyel!”. Tapi kalau yang mengucapkan anak-anak berusia 12 bulan, hasilnya sungguh luar biasa. Bagaimana tidak, anak berusia 12 bulan, yang baru belajar bicara tiba-tiba ngeyel ketika dibilangi baik-baik. Ngeyelnya pakai bahasa Suroboyo lagi!
    Jaman sekarang, walaupun tinggal di Jawa, jarang-jarang ada orangtua yang ngajari anaknya bicara bahasa Jawa. Seringnya bahasa Indonesia. Namun entah kenapa Luna diucapan pertamanya ngomong bahasa Suroboyo. Mungkin pengaruh Papa-Mama dan Kakak-kakaknya yang setiap hari ngobrol dengan Suroboyoan. Terlebih lingkungan sekitarnya yang sehari-hari berbahasa Suroboyo.

    Luna adalah anak tetangga. Rumahnya persis didepan rumah saya. Usianya sekarang kurang lebih 18 bulan. Setiap pagi jam 6, dia selalu teriak-teriak minta main ke rumah. Disaat Kakak-kakaknya berangkat sekolah begitu juga Mamanya yang berangkat mengantar kakaknya yang duduk kelas 1 SD, Luna juga tak mau kalah minta keluar rumah. Kadang-kadang malah sengaja dikeluarkan untuk menghindari Mamanya yang pergi mengantar supaya tidak nangis.

    Sejak bayi, Luna digendong buyutnya didepan rumah. Kalau ingin nggendong saya gendong dia lalu saya bawa ke dalam rumah. Karena kebiasaan, sampai sekarang setiap melihat pintu rumah saya terbuka maunya minta main. Kalau saya tidur, dibangunkan. Kalau saya duduk ngetik seperti ini, tangan saya ditarik diajakin main diluar.

    Tentang mengapa tiba-tiba dia bicara sek ta lah! Ceritanya begini:
    Waktu itu usianya 12 bulan. Sedang semangat-semangatnya Mama, Mbah dan Buyutnya mengajarinya berjalan. Setiap hari belajarnya diluar rumah sehingga setiap hari juga saya dan Ibu melihatnya.

    Suatu sore Luna yang berjalannya masih tertatih-tatih berusaha turun dari lantai rumahnya menuju ke jalan. tinggi lantai sekitar 15-20 cm. Dibagian kiri lantai terdapat selokan sehingga siapa saja termasuk saya berusaha turut menjaga agar Luna tidak jatuh ke selokan ketika sewaktu-waktu dia lari ke luar rumah. Namanya juga anak-anak, sewaktu-waktu tanpa sepengetahuan orangtuanya bisa saja lari keluar.

    Sore itu kebetulan Mamanya, Mbah Kungnya, saya, Bapak dan beberapa tetangga sedang berdiri diluar. Tiba-tiba dari dalam rumah Luna keluar dan tertatih-tatih berusaha turun ke jalan. Tanpa menghampiri kami semua hanya menonton sambil ngetes kelincahan Luna. Mbah Kungnya memberi aba-aba dari jauh.

    “Awas… hati-hati.. tangannya pegangan dipintu…..”
    Belum juga selesai bicara, Luna sudah bicara lantang: “Sek ta lah!

    Satu kata: Heran. Speechless. Semuanya tak bisa berucap apa-apa selain terpingkal-pingkal. Sekalian saja, dengan gokil Mbah Kungnya menambahkan: “Di omongi wong tuwek, kok njawab sek ta lah!” (Dibilangi orang tua malah jawab sebentar)
    Makin ngakaklah kami..

    Selama bermain dengan saya Luna memang suka ngoceh. Ngocehnya asal-asalan. Kalau ingin sesuatu dia menangis atau teriak sambil nunjuk-nunjuk. Seringnya sih dia narik-narik tangan untuk menunjukkan sesuatu. Misalnya dia ingin minum, dia membawa saya ke rak gelas lalu menunjuk gelas dan galon. Tinggal saya memahami kemauannya, oh dia minta minum.

    Sekarang, usia Luna bertambah. Kosakatanya juga bertambah. Kalau minta gendong, tangan dan kakinya merajuk ke badan saya sambil bilang: “Ndong.. ndong..”. Kalau sedang banyak orang duduk dibangku, sedangkan dia ingin duduk disitu, dia berteriak: “awa.. awa..” yang berarti awas, minggir. Dan paling bikin gemes lagi ketika saya naruh HP sembarangan. Oleh Luna HP itu dipegang lalu ditaruh ke telinga trus bilang: “Alo.. alo.. (diam sebentar) ngomong lagi “iya, Pak” dengan muka seolah-olah berbicara dengan seseorang.

    Meski belum dikaruniai anak, kehadiran Luna menceriakan hari-hari saya. Malah banyak yang ngira Luna anak saya. Yang bikin hancur lagi, ada yang mengira saya baby sitternya! Ampuun deeh 😀

    Pelajaran penting jika gendong anak orang, carilah yang kulitnya sewarna, biar gak dikira baby sitter! 😀

    Ini nih foto Luna. Sehari-harinya bermain diluar ditemani mbah buyutnya dan tetangga sekitar

    Sehari-harinya riang. Baru nangis ngejer kalau disuruh masuk ke dalam rumah :D
    Sehari-harinya riang. Baru nangis ngejer kalau disuruh masuk ke dalam rumah 😀
    Pinter memainkan lidah. Dilipat, ditekuk.
    Pinter memainkan lidah. Dilipat, ditekuk.
  • Baik sama tetangga, pengajuan kredit di ACC

    Baik sama tetangga, pengajuan kredit di ACC

    Tadi siang ketika duduk-duduk didepan rumah Ibu saya didatangi seorang laki-laki. Penampilan laki-laki itu biasa layaknya orang lewat. Berjaket, berambut gondrong ikal setengah kemerahan. Dengan sopan laki-laki itu bertanya kepada Ibu saya:

    “Nuwun sewu, Bu. Ndherek tanglet (numpang tanya) rumah yang dipojokan gang yang berpagar hijau itu rumahnya Bu Fulan sendiri ya?”

    Ibu saya yang sedang membersihkan daun pisang menoleh lantas berpikir sejenak. Mungkin heran kenapa tiba-tiba ada orang datang dan ujug-ujug menanyakan status rumah orang.
    Masih berpikir Ibu saya bertanya balik, “rumah pojokan yang mana Mas?”

    Kebetulan saat itu saya sedang nonton TV didalam. Dari kaca riben saya bisa memperhatikan penampilan orang asing itu dan mendengarkan pembicaraan secara seksama. Sama seperti Ibu, saya juga berpikir, rumah pojokan gang berpagar hijau itu yang sebelah mana..

    Mendengar beberapa kali obrolan antara Ibu dan laki-laki itu tampaknya belum juga menemukan rumah mana yang dimaksud, dan Bu Fulan siapa yang dimaksud. Untuk membantu Ibu sekaligus memperjelas obrolan akhirnya saya ikutan nimbrung.

    “Nik, rumah pojokan gang yang pagarnya hijau itu rumahnya siapa?” tanya Ibu begitu melihat saya keluar.

    “Rumah Bu Felani (bukan nama sebenarnya) mungkin, Bu”
    “Yang suaminya sudah meninggal” tanya si Mas menambahkan keterangan.
    “Oh, iya rumahnya Bu Felani itu Bu..” kata Saya
    “Emang rumahnya Bu Felani, pagarnya hijau?” tanya Ibu.
    “Kalau tidak salah ingat, Iya..”

    Agar makin jelas si Mas menunjukkan ke saya “Sini deh Mbak, saya tunjukkan rumahnya..”

    Saya dan Laki-laki itu berjalan ke arah tengah gang untuk melihat posisi rumah yang dimaksud. Dan memang benar yang dimaksud laki-laki bernama Bu Fulan ya Bu Felani itu. Kebetulan jarak rumah saya dan rumah Bu Felani agak jauh tapi masih lingkup satu RT.

    Sambil berjalan balik saya lantas menebak-nebak maksud kedatangan laki-laki ini. “Mas, surveyor, ya?” tanya saya.

    “I.. Iya Mbak..” jawabnya gagap. Mungkin salah tingkah karena saya bisa menebak maksudnya. Padahal mestinya identitas surveyor tidak boleh diketahui orang lain, lebih-lebih tetangga yang akan ditanyai. “Mbak kok tau?” tanya Mas itu lagi.

    “Ya.. sekedar tau” jawab saya sambil senyum misterius. “Surveyor Adir*?” tanya saya lagi.
    Tampaknya pertanyaan yang kedua ini membuat Masnya lumayan kaget. Terlihat dari raut mukanya yang memerah. Senyumnya pun tampak kalau salah tingkah. “Emang Bu Felani mau kredit laptop, Mas?” lagi-lagi pertanyaan saya menghunjamnya.

    “Iya Mbak..” mukanya makin memerah. “Kok Mbak tau semuanya?”
    “Yah.. sekedar tau aja Mas..” jawaban yang saya kasih masih sama.

    Sebetulnya saya sudah tau sejak awal kalau dia itu surveyor. Dari pertanyaan pertama yang ditanyakan ke Ibu tentang status rumah Bu Felani itu sudah cukup menjawab kalau dia itu sedang menyurvei calon pengaju kredit.

    Dan kesempatan inilah yang akhirnya menjawab pertanyaan saya selama bekerja di toko komputer dulu yang juga melayani kredit melalui leasing. Bukan ingin menjelekkan prosedur suatu leasing namun yang menjadi keheranan saya adalah cara surveinya.

    Cara survei leasing Adir* ini tidak dengan mendatangi rumah pengaju kredit akan tetapi mereka bertanya kepada tetangga sekitaran rumah. Tentang status rumah sang pengaju kredit, pekerjaannya apa, punya anak berapa, dan lain-lain dengan bahasa halus ala orang ngobrol sehingga lawan bicaranya tidak sadar bahwa si surveyor ini sedang mengorek keterangan tetangganya sendiri. Dan karena saya tau kalau dia surveyor, pertanyaan-pertanyaannya saya jawab tentang yang baik-baik mengenai Bu Felani dengan tegas. Itu saya lakukan supaya pengajuan Bu Felani disetujui. Dan untung begitulah adanya meski sebetulnya saya tidak kenal-kenal banget siapa Bu Felani. Andai satu kata saja saya melontarkan kalimat meragukan, bukan tidak mungkin Surveyor itu me-reject. Sebab saat bertanya surveyor tak hanya mencari jawaban, tetapi juga gelagat yang diberi pertanyaan.

    Meski tidak pernah secara langsung terlibat dengan surveyor kredit elektronik tapi saya hanya mengaitkan pengalaman yang lalu-lalu. Seperti yang sudah-sudah, selama bekerjasama dengan leasing ada banyak kejadian tidak mengenakkan yang saya temui. Kejadian yang mestinya hubungan antara leasing dan customer, mau-tidak mau pihak toko turut terlibat juga. Salah satunya adalah customer yang telpon marah-marah karena pengajuan kreditnya tidak ada kabar sama sekali. Di ACC atau di reject. Sebagai pihak toko, saya pikir itu tugas leasing memberi info ke customer, ternyata tidak, kalau pengajuan customer reject, maka customer sama sekali tidak diberitau.

    Sebagai penjual, tentunya saya juga ingin semua customer di ACC. Agar saya tau status-status customer, melalui sales leasing saya selalu minta hasil surveinya. Dari situlah saya dapat jawaban ACC/Rejectnya customer. Sebagai pelayanan maka tugas saya merangkap memberi info status kepada customer. Kasihan kalau mereka menunggu lama yang kemudian ternyata DITOLAK!

    Yang jadi permasalahan adalah customer selalu marah-marah kalau saya kabari bahwa pengajuannya direject. “Lho kok bisa reject, lha wong saya belum disurvei kok direject!” begitu selalu. Jelas dan wajar jika customer marah, nyatanya memang mereka tidak pernah disurvei dan tau-tau pengajuannya ditolak. Siapa yang gak sakit hati? Kecewa pasti.

    Jadi, buat teman-teman yang mau, atau akan mengambil kredit melalui leasing, seperti itulah gambaran kerja surveinya. Dan pelajaran moral yang bisa dipetik disini adalah berbaik-baiklah sama tetangga, siapa tau suatu saat nanti ada surveyor datang dan mengorek keterangan tentang kalian. Sst.. siapa tau yang survei ternyata calon mertua 😀

  • Nggak yakin ulang tahun

    Nggak yakin ulang tahun

    Nama Heru Umam atau Chairulumam kayaknya sudah saya dengar lama. Malah sepertinya sejak saya memulai ngeblog. Tapi begitu nyasar ke blognya, eh.. ternyata blognya baru berumur setahun! Lha terus dulu-dulu itu Heru siapa ya.. apa sayanya yang nglindur? 😀

    Oh baru ingat sekarang, Mas Heru Umam itu yang aktif komentar di grup Dblogger. Pantesan namanya gak asing di telinga. Di Timelinenya juga Mas Heru ngaku sebagai Humas @Dbloggercomm. O…  ternyata.. 😛

    Tapii.. beneran kok blog randeskop, andeskop, sekop 😀 atau apapun itu namanya pernah saya kunjungi dan saya komentari. Atau jangan-jangan Mas Randeskop -nya yang gak pernah blogwalking.. hayo ngaku.. *semacam harapan agar blog ini mendapat kunjungan balik* 😀

    Heru Umam. Jujur saya tidak kenal orangnya. Ketemu saja belum pernah (Gak yakin kalau belum pernah ketemu, Mas Heru ikutan Asean Blogger di Solo kan? Berarti kita pernah ketemu, tapi gak saling kenal) Tapi dalam ranah perbloggingan namanya tidak begitu asing. Mungkin karena efek gabung di komunitas sehingga blognya gak dikenal, malah justru orangnya yang terkenal..

    Satu pelajaran paling berharga jika ingin jadi orang terkenal, mengenallah blogger terkenal supaya ketularan terkenal.. 😀

    Barangkali ada yang heran mengapa tiba-tiba saya menulis tentang blog randeskop. Ini semua karena hasil beberapa kali blogwalking sehingga saya banyak menemukan postingan tentang nama Chairulumam. Dari pada kepo berlama-lama saya pun mencari tau, ealah.. ternyata blog randeskop sedang mengadakan giveaway, pantesaaan..

    Begitu dapat, saya clingak-clinguk dulu. Memastikan postingan mana yang berisi tentang Giveaway itu. E lhadalah.. ternyata judul postingannya yang “Blog Gue Ulang Tahun Masa Sih?

    randeskop

    Bentar.. sebetulnya yang merayakan ulang tahun siapa sih? Kok judulnya malah balik nanya? Memang Lu merasa Ulang Tahun kagak, kok nanyanya ke Gue? *Nahlu saya jadi ikut-ikutan nyebut-nyebut Lu Gue* Trus-trus.., ucapan selamat saya masih diperlukan kagak? Kalau kagak perlu saya buang nih kado *jengkel kelas kakap* 😀

    Oke deh, menurut penerawangan saya blog randeskop ini angker. Indera ke 6 saya mengatakan blog randeskop dihuni banyak makhluk halus. Seperti rumah yang bertahun-tahun tak dihuni, rumputnya setinggi tiang bendera. Daun-daun kering rontok dimana-mana. Bagian atapnya juga banyak sawang (rumah laba-laba). Mungkin Mbak Kunti dan Mas Gendruwo krasan tinggal disini. Tuh lihat.. di sidebar kanan paling atas, kalendernya aja bilang kalau tahun 2014 blog ini baru berisi 1 postingan. Pertengahan bulan lagi.. tanggal 14. Masak iya posting blog nunggu sampai tiba bulan purnama? Hehe..

    heru2

    Tuh bener kan, blog ini hidupnya emang diatas tanggal 10. Mas Heru sengaja kali posting blog nunggu bayar listrik sama bayar tagihan internet dulu. Saya lihat postingan bulan Desember ada 3, November ada 1, Oktober ada 2, Sepetember ada 2 dan Agustus ada 1. Kesemuanya diposting diatas tanggal 10 semua lho.. eh ada 1 ding yang bulan September dipost tanggal 7. Itu pun judulnya cinta-cintaan. Sudah gak tahan nunggu tanggal 10 kali buat nyatain cinta. Ayo Mas Heru ngaku! 😀

    Tapi-tapi.. biar postingannya dikit PR blognya udah 1 lho.. lumayan dapat 25ribu ngerjain job ripiu hehe..

    herui

    Tulisan-tulisan Mas Heru Umam di blog menurut saya bagus. Andai kalau diseriusin blog randeskop ini bisa ramai. Paling tidak PRnya bisa lah naik jadi 3. Soalnya sayang blognya kalau dianggurin lama-lama apalagi tulisan Mas Heru asyik dibaca. Tulisan-tulisannya mencirikan kalau Mas Heru memiliki pemikiran yang dewasa meskipun punya panggilan seabreg Rully/randeskop/chairul/umam/chairulumam/andeskop yang mengakibatkan kesan alay. Bukan alay negatif lho cuma bingung aja nama segitu banyak diambil sendiri.. ther.. la.. lu..!! 😀

    Kalaupun misal Mas Heru beralasan sibuk sehingga nggak ada waktu buat posting, saran saya sih posting yang pendek-pendek aja. 100 kata rasanya gak panjang kok. Malah enak saya blogwalkingnya kalau baca postingan pendek hehe..

    Untuk tampilan blognya saya bilang sih sederhana, kalau perlu pake banget, karena secara keseluruhan tampilannya hitam putih aja. Untung aja ada banner warna Asean Blogger dan dblogger yang nyempil disitu, lumayan buat penyegar pemandangan. Hanya saja diblog Mas Heru nggak ada pengaturan arsip atau site mapnya, kalaupun ingin bongkar-bongkar terpaksalah buka daftar kategori dulu..

    Mungkin karena efek hitam putih itu makanya sekilas blog ini kelihatan spy alias sepi   maaf Mas saya lagi baik hati bagi-bagi kripik pedas nih 😀

    Saran saya supaya tampilannya penuh, gak njomplang antara kiri dan kanan alangkah adilnya jika sidebar atasnya dikasih foto Mas Heru dan widget recent postnya dimunculkan, cara ini supaya sidebar kiri terlihat penuh. Kalau misal gak mau nampilin foto bisa juga blogrollnya ditambah. Masa blogroll cuma ada 1 nama dowang. Dari pada kelihatan gak niat pasang blogroll gitu mendingan dihilangkan aja wdget blogrollnya.

    Oya untuk sidebar tulisan terakhir dan komentar terakhir emang tulisannya ketimpa-timpa gitu ya. Kira-kira pengaruh settingan apa memang thema dari blogdetiknya? hmm.. kayaknya emang dari themanya ya, gak tau sih, gak yakin juga.. apa musti saya bilang masa sih juga? 😀

    heru

    Satu lagi tulisan header blognya: Catatan GIla Blogger Gila.

    Yang saya komen bukan maksud tulisan itu tapi saya cuma mau komen tentang huruf (i) pada kata GIla. Kenapa huruf i nya menggunakan huruf besar? apakah ada sesuatu yang istimewa di huruf i tersebut? hmm.. menurut saya bukan deh,  kayaknya emang salah ketik. Masa sih?  😀 Nggak tau juga, nggak yakin juga saya hehe

    heru3

    Akhir tulisan saya ucapkan Selamat Ulang Tahun Blog Randeskop yang ke 1. Semoga ada ucapan selamat yang ke 2, ke 3 dan seterusnya. Dan semoga Blog ini makin rajin di update lagi sama pemiliknya hehe..

    *maaf ye promosinye rombongan* 😀

  • Dbloggersuroboyo, komunitas blogger arek Suroboyo

    Dbloggersuroboyo, komunitas blogger arek Suroboyo

    DBlogger Suroboyo. Begitulah nama komunitas kami.

    Sesuai huruf D yang ada didepan penulisan nama, komunitas ini dibentuk atas persamaan platform yaitu detik, yang berarti blogdetik.

    Jika ada yang memiliki blog dengan platform blogdetik maka mereka semua sudah bisa disebut dblogger atau bloggerdetik. Keinginan para bloggerdetik untuk mengangkat potensi daerah agar memiliki komunitas sendiri itulah akhirnya kemudian muncul nama-nama komunitas seperti Dbloggersuroboyo, Dot Semarang (bloggerdetik Semarang), DTepian (bloggerdetik Samarinda), DPUMA (bloggerdetik pulau Madura) dan lain sebagainya.

    Saya sendiri menjadi salah satu anggota dari komunitas dbloggersuroboyo.

    Bermula dari aktivitas ngeblog di blogdetik saya kemudian diajak gabung dengan dbloggersuroboyo. Saya yang awalnya tidak biasa berkomunitas menjadi salah tingkah sendiri. Sempat saya berpikir berkomunitas itu nggak ada gunanya. Komunitas hanya sebagai ajang cangkruk dan ngobrol-ngobrol nggak jelas. Seiring perjalanan ngeblog akhirnya saya menyerah kalah. Saya harus angkat topi terhadap keberadaan komunitas. Pandangan tentang komunitas blogger turut diacungi jempol. Hanya karena gabung dengan komunitas, tak hanya blog saya saja yang eksis tetapi juga nama saya yang kemudian terangkat dengan sendirinya.

    Meskipun berangkat dari aktivitas online, namun kami kerap mengadakan acara offline. Acara offline inilah yang menjadi titik pangkal keeratan hubungan. Kebiasaan blak-blakan dan saling samper pembicaraan menjadi hubungan kami seperti saudara. Diimbangi tipikal arek suroboyo yang ceplas-ceplos menjadi keunikan komunitas ini.

    Jika diingat-ingat, sebenarnya ada beberapa komunitas blogger di Surabaya. Seperti TPC (TuguPahlawandotcom), Komunitas Blogger UPN, Komunitas Peniti, dan mungkin masih ada lagi tapi saya lupa namanya. Biasanya saya bertemu dengan anggota komunitas-komunitas ini ketika ada undangan atau even-even tertentu. Walau saling berbeda nama dan berseberangan visi misi tapi kami selalu akrab dengan mereka. Ya, keberadaan kami memang bukan atas dasar komunitas, tapi karena persamaan hobi yakni menulis dan ngeblog.

    Seperti pengalaman yang pernah saya alami, gabung dengan komunitas itu mengasyikkan. Bukan hanya bisa tambah teman tapi juga menambah pengalaman dan kesan tersendiri. Banyak keuntungan yang didapat bila gabung dengan komunitas seperti misalnya ketika ada undangan launching produk dari sebuah perusahaan, maka komunitas akan mengirim perwakilan untuk berangkat kesana. Kesempatan seperti ini tidak akan bisa datang jika seorang blogger tidak bergabung dengan komunitas.

    Barangkali ada yang bertanya, mengapa saya menulis tentang dbloggersuroboyo di blog ini, kenapa tidak di blog ceritayuni.blogdetik.com.

    Alasan pastinya karena tulisan ini merupakan postingan tema yang dilempar oleh Liga Blogger Indonesia. Kebetulan blog ini yang saya daftarkan untuk even LBI putaran ke2 jadi sekalian saja saya promosikan komunitas dbloggersuroboyo. Siapa tau ada teman-teman blogger yang menggunakan platform blogdetik dan tinggal di sekitar Surabaya bisa bergabung juga. Tapi jika tidak menggunakan platform blogdetik dan ingin bergabung bersama komunitas dbloggersuroboyo, boleh-boleh saja asalkan membuat akun dulu di www.blog.detik.com

    Untuk mengetahui berita terupdate bisa follow juga akun twitternya di @dbloggersby

    Yuk, gabung di komunitas dbloggersuroboyo, biar makin eksis ngeblognya..

    Foto diambil di Margo Utomo Plantation Banyuwangi
    Foto diambil di Margo Utomo Plantation Banyuwangi
  • Dikejar deadline!

    Dikejar deadline!

    Niat rajin posting setiap hariku belum-belum sudah gagal.. Padahal sekarang masih pertengahan bulan Januari, tapi sudah gagal duluan hehe..

    Harusnya sih gak gagal andai tanggal 9 kemarin saya gak membabibuta Blogwalking.. ya begitulah kalau sudah blogwalking, mau posting bawaannya jadi males aja..

    Tanggal 10 nya sudah gak ada waktu lagi buat posting, sebab malamnya saya harus berangkat ke Banyuwangi bersama rombongan Dbloggersuroboyo untuk mengikuti dBlogger plesir nang Banyuwangi. Sungguh undangan yang menggoda Iman.. 😀

    Acara dBlogger plesir nang Banyuwangi merupakan undangan dari Bapak Bupati Banyuwangi yang diperuntukkan kepada dbloggersuroboyo agar mengeksplorasi potensi yang ada di kota Banyuwangi untuk kemudian ditulis di blog masing-masing.

    Seperti biasa, untuk ajakan seperti ini gratis buat blogger.. blogger, gituloh haha..
    Etapi ada kewajibannya juga, live twit dan posting blog minimal 3 postingan! Bagusnya lagi live twit dan postingan blognya dilombakan.

    Untuk live twit dan posting blog minimal 3 awalnya terlihat gampang. Kalau untuk urusan jalan-jalan rasanya tak susah mencari ide postingan. Tapi kalau ternyata salah satu diantara 3 postingan itu harus ditulis ketika di Banyuwangi ternyata tidak gampang! Dan kewajiban itu harus ditulis pada perjalanan hari pertama, maksimal setor tulisan jam 12 malam, tet!

    Melihat rundown yang saya terima, harusnya dihari pertama itu rombongan harus sudah kembali di penginapan jam 22.30. Ternyata molor sodara.. mana saya belum nulis postingan, lagi.. molornya itu karena ada tambahan acara yang mendadak, yaitu undangan minum kopi di kafe milik Dinas Perdagangan Banyuwangi. Alamakk..

    Dan begitulah akhirnya saya memohon-mohon kepada panitia agar diberikan dispensasi waktu 2 jam. Waktu 2 jam untuk nulis postingan, posting blog, masukkan foto serta memberi backlink. Kalau tulisannya 300 kata sih gak papa, lha ini syaratnya minimal 700 kata.. mabok!

    Usai masuk kamar saya sudah berjibaku dengan laptop dan cardreader pinjeman. Pokoknya jam 2 harus sudah kirim link twitter.

    Sudah gak bisa mikir lagi bagaimana ngantuknya mata dan lelahnya badan. Apalagi hari ke 2 perjalanan diawali melihat sunrise di Pantai Boom. Berangkat dari hotel jam 4 pagi. Jadilah saya Cuma dapat tidur sejam! Benar-benar seperti dikejar setan.

    Tapi seru!
    Sumpah ini seru!
    Baru kali ini saya tidur sejam tapi gak merasakan pusing. Padahal aslinya badan saya nggreges dan bersin-bersin. Alhamdulillah.. masih diberi kekuatan.

    Kejar-kejaran dedline pun masih berlanjut di Surabaya. Karena kesempatan menulis laporan perjalanan terakhir tanggal 15. Iya hari ini!

    Sampai di Surabaya tanggal 13 shubuh. Seharian saya berkutat dengan tulisan. Tapi kali ini saya nyerah dulu. Badan sudah mulai demam.

    Tanggal 14, jam 3 pagi saya bangun lanjut nulis postingan lagi. Wes tah, benar-benar seperti kejar setoran.. begini ini resiko jalan-jalan sama wartawan. Wartawannya detik hihi..

    Alhamdulillah saya sudah berhasil menulis 8 postingan! *tarik nafas dalam-dalam* kesemuanya ini adalah catatan perjalanan mulai keberangkatan hingga kepulangan dari Surabaya-Banyuwangi hingga kembali lagi ke Surabaya

    Ternyata Banyuwangi itu luar biasa!
    Kabupaten penghasil kopi dengan citarasa dunia dan pemilik pantai-pantai indah bak berlian yang tersembunyi!

    Selengkapnya silakan baca-baca postingan saya disini:

    1. Prolog: 15 Bloggerdetiksuroboyo plesir nang Banyuwangi

    2. Mengenal kerajinan aluminium, pemerahan susu dan agrowisata Banyuwangi

    3. Yuk, mengintip pendopo ramah lingkunga Bumi Gandrung

    4. Menguak potensi kopi Using desa adat Kemiren

    5. Sanggar Genjah Arum Kemiren, surga kopi lokal bercitarasa dunia

    6. Berburu Sunrise Of Java sekaligus petualang di Pantai Rajegwesi

    7. Epilog: Pantai dan kopi satu kesatuan milik Banyuwangi

    8. Nasi Tempong dan sayur lucu, kuliner khas desa Kemiren

    Saya mau istirahat dulu.. 😀YUNI8681

  • DBLOGGER, Komunitas belajarku

    DBLOGGER, Komunitas belajarku

    Mbak Anny, Kak Julie, Melly, Kang MT..

    Mereka adalah nama-nama yang saya kenal di awal memiliki blog. Nama-nama yang mempunyai persamaan platform dan telah mengajari banyak hal.

    DBLOGGER Community nama komunitasnya. Komunitas yang awalnya dibentuk untuk menyatukan blogger berplatform blogdetik. Seiring waktu berjalan dblogger Community melebarkan sayapnya dan membaur dengan blogger yang tidak berplatform blogdetik. Suatu peningkatan yang patut diacungi jempol..

    Banyak cerita dan kenangan selama bergabung menjadi anggota dblogger. Cerita dan kenangan manis yang teramat pahit untuk dilupakan. Di tahun 2010, tahun awal saya ngeblog, dblogger lah yang menjadi tempat belajar saya. Disana banyak diajarkan hal-hal dan diskusi menarik seputar dunia blogging. Ibarat murid, dblogger adalah sekolah ngeblog saya. Jika saya tidak mengerti suatu hal, anggota dblogger akan turun tangan mengatasi.

    Ah, jadi ingat ketika saya tidak bisa memasang widget di sidebar blog. Dengan lugunya saya meminta tolong sekaligus memberikan username dan password blog kepada kang MT untuk dipasangkan. Meski kang MT sudah mem-warning agar setelahnya username dan password saya diganti supaya aman, nyatanya hingga sekarang blog saya aman-aman aja walaupun peringatan kang MT saya abaikan hehe

    Kekompakan juga semakin terasa ketika saya menghadiri Pesta Blogger 2010. Sengaja saya datang dari Surabaya demi bisa bertemu dengan teman-teman. Ternyata kedatangan saya berbuah manis, meski belum pernah bertemu sebelumnya, kedatangan saya diterima dengan sangat baik dan ramah. Kejadian lucu yang saya ingat di acara itu adalah saya dan Mbak Anny keluar masuk mengunjungi stand sponsor demi mengejar goodie bag! Hasilnya saya mendapatkan banyak sekali pernak-pernik, mulai kaos, pin, stiker, bolpoin, dan macam-macam aksesoris.

    Tak hanya itu saja setiap kali ada even, anggota dblogger Community selalu merajai. Lihat saja foto-foto dibawah ini:

    Foto Ultah dblogger ke 2 di Gandaria City
    Foto Ultah dblogger ke 2, 11 Januari 2011 di Gandaria City
    DBlogger dan Dot S di even Pesta Blogger 2010
    DBlogger dan Dot S di even Pesta Blogger 2010
    dblogger di even Blogger Nusantara 2011, Sidoarjo
    dblogger di even Blogger Nusantara 2011, Sidoarjo
    Kompak di Blogger Nusantara 2011 Sidoarjo
    Kompak di Blogger Nusantara 2011 Sidoarjo
    dblogger ada di tengah-tengah peserta ASEAN Blogger 2013, Solo
    dblogger ada di tengah-tengah peserta ASEAN Blogger 2013, Solo
    dblogger di even Blogger Nusantara 2013, Jogyakarta
    dblogger di even Blogger Nusantara 2013, Jogyakarta
    Even ONOFF 2011 Epicentrum Jakarta
    Even ONOFF 2011 Epicentrum Jakarta
    lomba gobak sodor online dblogger surabaya
    lomba gobak sodor online dblogger surabaya

    Melihat foto-foto diatas siapa sih yang bisa melupakan keseruan dan kekompakan mereka. Pastinya makin cinta lah sama dblogger..

    Oya, tanggal 11 Januari nanti dblogger merayakan hari jadinya yang ke 5 Tahun. Selamat ya buat dblogger semoga di usianya yang terus menanjak naik ini dblogger bisa terus aktif dan kompak.. 🙂

    Buat yang ingin gabung menjadi anggota dblogger silakan follow akun twitternya @dbloggercomm

  • Jika Blogger menulis review politik

    Saya suka heran kenapa ya tiap kali buka Facebook kok sering muncul foto Pak Menteri yang lagi nyapres. Gak hanya sekali lho tapi berkali-kali, bahkan sekali scroll munculnya bisa 2 sampai 3 kali. Isinya tau sendiri lah pasti ngajak supaya saya bergabung ke fanspage nya dia.

    Begitupun di twitter masih juga menemukan foto Pak Menteri ini. Pokoknya setiap buka internet foto Bapak satu itu selalu muncul dimana-mana. Kenapa tagline nya gak diubah aja menjadi Dimana ada kamu, disitu ada saya 😀

    Capres Indonesia. Gambar diambil dari Google
    Capres Indonesia.
    Gambar diambil dari Google

    Fenomena seperti ini memang wajar sebab internet sudah menjadi media promosi yang paling ajib. Terlebih tahun ini kan tahun politik, tahun seorang calon berlomba-lomba mendapat suara sebanyak-banyaknya. Tak hanya berpromosi melalui media offline seperti menyebarkan banner, pamflet, kaos dan selebaran, mereka juga berpromosi melalui jejaring sosial media. Terutama Facebook dan Twitter.

    Tak berhenti disitu para calon ini juga aktif melakukan promosi dengan menggunakan media blog. Isinya semacam menulis review. Konon bayaran yang ditawarkan kepada blogger nilainya lumayan tinggi. Dengar-dengar sih bayarannya mencapai.. ssttt.. 1,5juta! Glek! Siapa coba yang gak ngiler..

    Huft! sungguh tantangan menulis yang membuat hati galau berkepanjangan hehe..

    Tapi semua kembali lagi ke pribadi blogger itu sendiri. Mau nerima tawaran itu apa nggak. Terus terang nominal yang ditawarkan memang menggiurkan. Hanya dengan menulis 300-400 kata blogger sudah mendapat gaji sebanyak itu.

    Menurut saya blogger Indonesia amat cerdas menanggapi hal-hal seperti ini. Dan saya pikir banyak blogger yang pintar dalam mengambil suatu keputusan apalagi menyangkut politik yang semakin memanas ini. Dan menurut saya sah-sah aja jika blogger menerima tawaran itu selama apa yang ditulis mengandung semangat kebangsaan. Tidak menyinggung pihak lain dan kalimat yang disampaikan tidak mengandung unsur-unsur yang memicu perselisihan antar partai, antar calon dan antar partisipan yang akhirnya berujung bentrok sehingga memicu pertengkaran publik, lebih-lebih mengganggu keamanan masyarakat. Intinya blogger harus pandai-pandai menyusun kalimat sesuai opini masing-masing.

    Akan tetapi jika blogger menolak tawaran menulis itu juga gak masalah sebab blogger juga memiliki hak untuk menerima atau menolak tawaran menulis.

    Nah, seandainya nih teman-teman mendapat tawaran menulis seperti yang saya ceritakan diatas kira-kira mau nerima gak, dan apa alasannya? Sekedar pengen tau aja sih hehe..

  • Proyek Monumental 2014: Optimalisasi Blog

    Gak terasa sudah tanggal 5 Desember aja.. itu berarti gak sampai sebulan sudah ganti tahun dong ya.. Dan baru nyadar juga kalau lomba blog Proyek Monumental Tahun 2014 yang digelar Pakde Cholik di Blogcamp akan segera berakhir #huft, mulai mengerahkan aji-aji de power oh kefefet# 😀

    Jika ditanya apa proyek saya di tahun 2014, dengan mantap akan saya katakan bahwa saya ingin mengoptimalisasi blog!

    Kedengarannya cemen banget ya. Tapi begitulah memang harapan saya ditahun depan. Walau sebetulnya kalau dipikir-pikir lagi, sebagai seorang blogger yang sudah ngalor ngidul ngetan ngulon (baca: malang melintang) yang bulan Januari nanti menginjak tahun ke 4, mengoptimalkan blog adalah kewajiban yang harus dijalani sejak awal. Namun kenyataannya mengelola blog itu tak semudah sekedar ucapan. Terutama kegiatan posting dan blogwalking.

    Ada banyak sekali halangan dan rintangan sehingga kegiatan ngeblog tidak bisa dilakukan secara optimal lebih-lebih alasan kesibukan yang tidak begitu jelas nama kesibukannya apa hehe.. padahal didalam banyak kesibukan tersimpan pula banyak waktu longgar, bener begitu nggak sih? Nggak apa nggak? Hayo ngakuu.. 😀

    Meski bukan seutama posting, tapi blogwalking saya akhir-akhir ini mengalami kemerosotan yang amat tajam, bahkan mulai mendekati tingkat kemalasan akut. Apalagi kalau sudah mulai ngejar postingan kontes. Di awal-awal ngeblog dulu blogwalking amat gencar saya lakukan, klik sana klik sini, komen sana komen sini, ikut kontes sana, ikut kontes sini. Namun entahlah, kenapa akhir-akhir ini kerajinan saya sedikit berkurang (kurang rajin bukan berarti males, kan? 😀 )

    Sengaja saya tidak mau muluk-muluk tentang proyek hidup saya setahun kedepan. Bukan karena takut gagal tetapi saya hanya menyeimbangkan kemampuan yang ada. Apalagi dengan titel saya sekarang yang Drs, alias Di rumah saja, membuat jiwa saya ingin membuktikan bahwa saya seharusnya bisa melakukan sesuatu yang terbaik. Dan sesuatu yang paling dekat dan mudah saya lakukan adalah ngeblog.

    Akhir-akhir ini saya baru menyadari bahwa 4 tahun kemarin, kegiatan ngeblog saya hanya sekedar hura-hura. Walau toh, memang harusnya begitu, ngeblog sebagai kesenangan. Tetapi andai hura-hura itu dilakukan dengan lebih serius mungkin hasilnya akan berbeda. Setidaknya postingan yang saya tulis bukan dijadikan sebagai ajang menggugurkan kewajiban semata. Jujur dalam postingan-postingan lama itu ada banyak rahasia yang belum terungkap ke permukaan bahwa sebetulnya banyak sekali postingan saya yang GeJe, yang tidak jelas tujuannya, dan yang hanya saya jadikan sebagai posting penggugur agar tidak di cap sebagai blogger malas posting hehe..

    Kesadaran itu baru saya rasakan saat melihat teman-teman blogger telah banyak meraih prestasi. Dari kegiatan ngeblog saja rata-rata mereka sudah mengantongi penghasilan sendiri. Wujud nyata penghasilan bisa berupa uang, barang, dan yang paling membuat mupeng adalah menerbitkan buku dari kumpulan tulisan di blog! Keren nggak itu.. kalau tulisan di blognya se tema sih gak masalah dibukukan, lha kalau blog saya yang kebanyakan geje, apa yang mau di bukukan?

    Jika blog ditulis dengan lebih serius kemungkinan besar tulisan-tulisan itu akan berwujud menjadi semacam kumpulan cerita penuh makna yang suatu saat bisa saya manfaatkan, entah itu sebagai pembelajaran diri atau malah dijadikan buku yang syukur-syukur bisa nampang di toko buku besar.

    Lalu apa yang saya lakukan untuk menggarap proyek optimalisas blog pada tahun 2014 mendatang?

    1. Yang pertama saya lakukan adalah membenahi kategori blog terlebih dahulu misalnya, kategori Surabaya yang berisi hanya tentang perkembangan kota Surabaya. Kategori kontes, hanya berisi tulisan kontes. Kategori Kopdar, tulisan yang berisi kopdar saja (jujur saja selama ini kalau habis kopdar saya jarang bikin postingan. Sepertinya kemalasan itu akibat kebanyakan makan gurame balet :D), dan kategori lain yang lebih personal.

    2. Saya akan berusaha untuk rajin membuat postingan. Kalau posting setiap hari agaknya susah ya, jadi saya ambil 2 hari sekali saja agar hari berikutnya bisa saya gunakan untuk blogwalking sambil mencari info kontes 😛

    3. Saya akan membuat postingan yang bersifat serial. Misalnya saya menulis tentang pengalaman pribadi saat naik kereta api ekonomi Gaya Baru Malam sehingga tulisan saya nantinya berisi cerita dan pengalaman suka duka naik kereta ekonomi. Saya optimis bahwa tulisan yang bersifat serial lebih mudah dikumpulkan dan dijadikan buku.

    4. Yang pasti saya ingin belajar mendalami karakter tulisan agar tulisan-tulisan yang terpublish mengandung jati diri pribadi saya. Karena sebagai blogger interaksi dengan teman hanya melalui tulisan aja.

    5. Belajar dan mengumpulkan kosakata baru. Saya akui kosakata saya sangat kurang sekali sehingga agar tulisan saya lebih berbobot dan kaya bahasa maka saya harus terus banyak-banyak membaca.

    Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sajikan. Semoga yang sedikit ini bisa saya kerjakan dengan sungguh-sungguh. Biarlah yang sedikit ini menjadi banyak dulu agar seiring berjalannya waktu yang banyak itu bisa terus terkumpul dan menjadi ladang karya. Amiin 🙂

  • Prediksi Jitu: Menebak maaf

    Ketika admin Warung Blogger melontarkan Prediksi Jitu sebagai kata kunci periode ke 2 dalam program PKK kepala saya langsung nyut-nyutan. Maksudnya apa ini.. Kalau cerita abg sih jelas ya karena berhubungan dengan kenakalan remaja. Sedangkan ini.. harus mikir berulang-ulang apa maksudnya.

    Supaya penasaran saya tebayar lunas langsung saja saya lari ke halaman pencarian lalu mengetik keyword tersebut. Dan ternyata… kata kunci kali ini berhubungan dengan judi dan togel! Duh miris banget melihatnya karena didepan saya terpampang link-link yang memuat aneka kata kunci yang intinya mengandung 1 kata, JUDI!

    Eh awas lo kalau suka main judi nanti bisa ditangkap Pak Polisi. Mendingan cari uang yang jelas supaya hasilnya juga jelas. Pak Ustad bilang judi itu dilarang agama, meskipun hasilnya banyak tapi tidak menjanjikan kemewahan. Mendingan kerja yang kasat mata, biar bisa puas nikmati hasilnya.

    Kalau diperhatikan secara seksama mendapatkan angka prediksi jitu togel itu susah-susah gampang. Dibanding gampangnya, lebih banyak susahnya. Paling tidak dalam sekali duduk penjudi itu bisa menghabiskan berbatang-batang rokok. Iya kalau cuma rokok, kalau pakai minuman keras yang di oplos sama obat serangga gimana? Nyawa lah taruhannya.

    Oya, omong-omong prediksi, nanti malam kira-kira Australia mau minta maaf sama Indonesia gak ya? Menurut berita di TV kemarin Pemerintah Indonesia menargetkan kalau hari ini adalah batas waktu yang diberikan kepada mereka supaya segera meminta maaf atas tindakan penyadapan yang dilakukan Australia kepada Indonesia. Geram juga dengarnya, enak aja dia bilang sembunyikan rahasia negara, bukalah rahasia negara lain. Maunya apa gitu lo, Mbok ya jangan gitu, kita kan tetanggaan. Jangan bikin orang Indonesia susah paham napa sih?

    Tapi yang sudah terjadi ya sudah lah. Gak usah diperpanjang kali diperlebar lagi. Indonesia ini orangnya baik-baik, sabar dan pemaaf kok. Yang penting sekarang segeralah minta maaf dan untuk data rekaman yang sudah disadap kembalikan kepada yang punya. Kalau pun sudah sempat dicopy, tolong dihancurkan dengan segera agar tidak bocor ke negara-negara lainnya.

    Semoga Prediksi Jitu saya ini benar bahwa Australia akan meminta maaf kepada Indonesia. Agar hubungan sedang memanas ini tidak makin meledak yang akhirnya menimbulkan rasa saling tidak percaya Indonesa kepada Australia.

  • Masuk Neraka Siapa Takut #Meninggalkan Sholat demi kuis

    Masuk Neraka Siapa Takut #Meninggalkan Sholat demi kuis

    Waktu dibangku SD saya paling sulit kalau disuruh Sholat. Ada aja alasannya. Kalau tidak capek, ya males.

    Setiap terdengar Adzan Maghrib, Bapak selalu menyuruh anak-anaknya segera ambil air wudhu lalu menunaikan Sholat di langgar dekat rumah.
    Berangkat sih berangkat, tapi ya begitu dengan perasaan setengah-setengah. Apalagi kalau menjelang Isya’, malesnya makin paraah. Jam-jam segitu kan waktu saya main sama teman-teman. Kalau nggak lagi asyik main gobak sodor ya main petak umpet. Ada panggilan sholat, dianggap gampang, toh waktu Isya kan panjang. Bisa sampai menjelang Shubuh.

    “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.al‘Ankabut(29):45)

    Padahal dalil ini sudah pernah saya baca tapi setiap membacanya seolah hal biasa saja. Dan dalil ini pertamakali saya temui saat di bangku SD pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di bab Sholat. Kalau tidak salah Bab Sholat diterangkan di awal-awal Cawu (Catur Wulan) setelah bab Thoharoh (Bersuci) dimana keduanya bagi umat Islam merupakan bab penting sebagai pedoman menyempurnakan kewajiban ibadah.

    Selain di sekolah, 2 bab ini juga diterangkan oleh Ustadz saya di TPA. Selama menjadi santri TPA tak henti-hentinya Ustad dan Ustadzah menjelaskan, menerangkan hingga mewajibkan semua santrinya menjalankan ibadah sholat 5 waktu.

    Sebagai murid yang baik tentu saja saya harus mengikuti anjuran Guru sekolah, kalau tidak patuh nanti takut nilai saya jelek. Masalahnya Guru suka mengabsen murid, siapa saja yang pergi ke Masjid dan siapa saja yang tidak pergi. Kalau tidak pergi alasannya apa. Jika alasannya tepat, misalnya sedang datang bulan, Guru akan memaklumi.

    Begitupun di TPA. Karena lokasinya didalam masjid, mau tak mau saya ikut sholat juga. Kalau tidak sholat mau alasan apa? Bilang haid juga tak mungkin, masak haid masuk masjid. Biasanya kalau haid Ustad/Ustadzah tidak mewajibkan santrinya masuk. Dan ini yang selalu saya tunggu-tunggu, bolos seminggu! Horee.. *penting! jangan tiru ini, kecuali kasusnya sama*:D

    Kembali ke cerita rumah.

    Demi menyuruh anak-anaknya Sholat, Bapak saya sampai harus marah-marah. Pokoknya setiap menjelang sholat Maghrib ada aja keributan di rumah. Paling sering ya disuruh matikan TV. Namanya juga anak-anak, kalau sudah asyik nonton kartun trus tiba-tiba disuruh matikan TV bawaannya pasti marah.

    Biasanya Bapak saya akan menunggui anak-anaknya. Setelah semua ambil air wudhu, lalu semua berangkat ke langgar satu-satu, baru Bapak saya berangkat sambil tak lupa mengunci pintu.

    Suatu ketika di TV sedang ada acara kuis Family 100 yang dipandu oleh Sonny Tulung. Acara kuis-kuisan seperti ini adalah acara yang paaling saya suka. Sayangnya, kuis ini ditayangkan tepat jam-jam orang Sholat Maghrib. Andai saya punya akses protes, akan saya protes yang punya TV agar acara itu ditayangkan usai Sholat Isya saja biar saya bisa nonton penuh.

    Dari mana tau saya ada acara kuis?
    Dari tetangga rumah. Kebetulan tetangga saya langganan nonton acara kuis itu. Setiap menonton volume TV nya dibesarkan dengan pintu sengaja dikuak lebar-lebar. Jadi ketika berangkat ke langgar mata saya selalu menoleh ke arah TVnya. Kalau sekedar noleh kurang puas, saya akan berhenti dan berdiri di ambang pintu sambil menunggu kata-kata Sonny Tulung: “Survei membuktikan!!”

    Kalau sudah begitu saya sering lupa diri. Kalau belum terdengar iqomah, saya nggak akan beranjak dulu. Atau kalau sedang iklan baru saya lanjutkan berjalan ke langgar.

    Pun setiap kali melihat saya berdiri di ambang pintu rumahnya sambil menggendong mukena, tetangga saya seolah menjadi orang paling baik sedunia. “Melbuo mrene lho, Yuuun” (Masuk kesini (rumah) lho Yuun..” coba siapa yang nggak ngiler dengan ajakan itu. Mendengar saja kuping saya terasa nyeesss saking ademnya. Gimana nggak adem, di saat jam segitu dilarang nonton TV sama Bapak, eh.. tetangga malah ngajakin nonton TV bareng.

    Emang si tetangga gak sholat?
    Peduli amat. Kalau perlu nggak usah sholat biar TVnya nyala terus 😀

    Suatu hari ada segmen Kuis Family 100 Bintang-bintang. Acara Spesial Family 100 Bintang-bintang ini tayangnya Cuma hari Sabtu. Dan acara ini yang paling saya tunggu-tunggu. Kapan lagi bisa melihat artis tampil di kuis bersama saudara-saudaranya. Setidaknya saya bisa melihat kadar kecerdasan mereka.

    Kebetulan yang menjadi peserta bintangnya dari keluarga Tobing. Keluarga ini sudah berminggu-minggu menjadi keluarga bertahan dan sebentar lagi akan berhak mengikuti babak Jackpot yang hadiahnya uang senilai 5 juta Rupiah.

    Satu yang saya suka di keluarga ini yaitu kemunculan Lulu Tobing. Saya memang ngefans sama Lulu Tobing. Peranya sebagai Indah di sinetron Tersanjung sangat bagus.

    Seperti biasa Adzan Maghrib tiba. Saya pun mengambil air wudhu sambil ogah-ogahan. Tak terbayang kecewanya saya karena harus melewatkan kehadiran Lulu Tobing di kuis. Sambil mendekap mukena saya melewati rumah tetangga saya.

    “……. Kami hadir kembali di acara kuis Family 100 Bintang-bintang……” Suara Sonny Tulung yang berteriak penuh semangat terdengar di gendang telinga. Bak komando saya pun segera berbelok masuk ke dalam rumah tetangga itu.

    “Kenapa belok? Nanti dimarahi Bapakmu, lho..”canda tetangga saya. “Ini lho Pak Yuni disini, dia lagi asyik nonton kuis” godanya lagi sambil seolah berbicara dengan seseorang di depan pintu. Otomatis saya kaget. Pas saya lihat keluar ternyata dia ngomong sendiri. sengaja buat menakut-nakuti saya.

    “Bohong, ye.. nggak ada..” kata saya ikut mengintip keluar.

    “udah nggak usah sholat. Sayang kalau ditinggal, ada Lulu Tobing, lho..” bujuk tetangga saya lagi.

    Saya diam saja tak menanggapi. Toh belum kedengaran Iqomah dari langgar, sebagai tanda Sholat akan di mulai. Saya lanjut meneruskan nonton.

    Sekarang saatnya Lulu Tobing maju kedepan untuk mendengarkan pertanyaan Sonny Tulung dan bersiap berebut menjawab dengan keluarga artis lawan. Saya pun asik mengikuti obrolan Sonny Tulung yang bertanya kepada Lulu tentang kegiatan apa yang sedang dilakukan sekarang. Saat sedang asyik menyimak itulah, terdengar Iqomah.

    “Waduh, Qomat reek” keluh saya tanpa beranjak berdiri.
    Melihat saya malas-malasan tetangga saya bilang “Udah, gak usah sholat..”

    Kalimat yang saya dengar barusan membuat saya bimbang. Sholat nggak, sholat nggak.

    “Kalau saya gak sholat nanti Bapak marah” jujur, waktu bilang itu ada perasaan bersalah juga. Tapi acara kuis ini juga bagus ditonton.
    “Tenang aja, Bapakmu gak bakalan tau. Saya juga gak akan ngomong”. Diam sesaat.” Tapi bukan berarti saya nyuruh kamu gak sholat lho ya, dosa aku nanti” lanjutnya.

    Daan.. akhirnya saya memutuskan tidak sholat. Supaya berjalan mulus saya membuat skenario pulang paling akhir.

    Begitu sampai rumah Ibu saya tanya dimana saya sholat? Whoa.. saya lupa kalau Ibu juga jamaah perempuan sehingga tau kalau anak perempuannya tidak ada di sampingnya.

    Alhasil, semalam itu saya diceramahi sama Bapak dan nggak boleh keluar main sama teman-teman. Nasiiibb….