Category: Cerita Yuni

  • Menghidupkan malam

    Kata Pak Ustad di ceramah sholat Tarawih tadi, salah satu amalan bagus yang dilakukan selama bulan Ramadhan adalah menghidupkan malam. Aktifitasnya boleh memperbanyak sholat sunnah atau membaca Al-Quran.

    Dari sebelum masuk bulan Ramadhan saya sudah berusaha menghidupkan malam. Bisa dibilang kehidupan saya terbalik seperti kehidupan orang pada umumnya. Bila sebelumnya saya tidur malam dan siang bangun, kali ini saya melakukan sebaliknya. Yaitu malam melek, pagi usai Shubuhan saya beranjak tidur. Persis istri males, bangun-bangun sudah bedhug dobol. Eh, nggak dobol-dobol banget lah, maksimal jam 9.30 saya sudah harus bangun hihi..

    Jam 5 tidur, bangun 9.30. diitung-itung tidur saya selama 4,5 jam!

    Lalu ngapain aja saya melekan malam?
    Adalah yang dikerjakan. Yang jelas apa yang saya lakukan jauuh dari nasehat Pak Ustad diatas. Itulah kenapa mendengar ceramah Pak Ustad tadi malam saya seperti kena tampar.

    “Jangan biasakan melek malam kalau gak digunakan untuk sholat dan membaca Al Quran. Itu namanya hidup hanya untuk mengejar duniawi”

    Huahaha.. Pak Ustad, jangan marahin sayaa..
    Iya memang saya melek malam, tapi ampuun, saya gak berbuat maksiat!

    Buka-bukaan aja, ya.
    Jadi sebenarnya saya melek malam itu bukan ngapa-apain. Saya hanya menjaga supaya tidak keblabasan bangun sahur. Udah, itu aja.

    Saya ini tipikal perempuan yang susah dibangunkan. Jangan bangun sendiri, dibangunkan aja lo susah! Kalau sudah merem, mata rasanya berat diajak melek lagi. Sangat berbeda dengan Mas Rinaldy yang dalam keadaan ngantuk berat lalu dibawa tidur 10-15 menit bisa segar kembali.

    Lha saya?
    Jauh-jauh sebelum pergi tidur diniatkan bangun jam sekian. Sampai pasang alarm segala supaya bisa bener-bener bangun. Nyatanya, bangun saya tetep kesiangan. Mungkin sebal dan keki, alarmnya sampai diam sendiri hehe..

    Demi menghidupkan malam bulan Ramadhan ini, dan demi tidak keblabasan bangun sahur, saya menata niat untuk tidak tidur malam. Apapun akan saya lakukan supaya mata ini bisa tetap melek lebar. Kalau perlu diganjel pakai tasbih haha..

    Wikipedia
    Sumber foto Wikipedia

    Untungnya punya suami sabar yang hanya bisa mengurut dada ketika melihat jam 8 pagi istrinya masih teller di kasur. Malah kata Mas Rinaldy, sengaja dibiarkan saya tidur karena kasihan tidurnya sampai ngiler-ngiler huahaha… buka rahasia aja nih ah

    Begitulah cerita saya menghidupkan malam bulan Ramadhan. Yah, walaupun gak berguna-guna amat untuk kehidupan, tapi malam-malam termenung sendiri sambil memikirkan dosa dan kehidupan selanjutnya konon dapat mempengaruhi kualitas keimanan kita. Gitu kata Pak Ustad! Saya mah apa atuuhh… 😀

  • Selamat Ulang Tahun, Luna

    Tadi sore saya mendapat sebuah bingkisan ulang tahun . Bingkisan ini berisi jajanan khas anak-anak yang biasanya dibagikan kalau sedang ulang tahun. Ada susu, piatos, biscuit coklat, permen, dan sekotak donat.

    Saya tersenyum saat menerimanya. Meski awalnya kaget karena menerima bingkisan ulang tahun dari seorang anak yang hari ini genap berusia 3 tahun.

    Bingkisan Ulang Tahun dari Luna
    Bingkisan Ulang Tahun dari Luna

    “Mbak Juuni.. Mbak Juuni..” panggil seorang anak yang tingginya setinggi badan saya ketika jongkok. Ia berdiri di depan pintu sambil susah payah melepas sandal berkarakter Barbie, film kartun kesukaannya.

    “Mbak Juni.. aku ulla tau..” Maksudnya dia menyerahkan bingkisan sambil berkata, Mbak Yuni, aku ulang tahun. Ya ya ya jelas saya paham dengan ucapannya. Meski cadel, 3 tahun bermain bersamanya membuat saya paham apapun yang diucapkannya.

    “Oh, Luna ulang tahun?” tanya saya mengajak bicara. Padahal sudah jelas ucapannya, tetapi masih saja saya goda dengan pertanyaan balik. Kebiasaan usil yang kerap saya lakukan saat berkomunikasi dengannya.

    “Iya, aku ulla tau” jawabnya tersenyum.

    Setelah menyerahkan bingkisannya, dia berbalik pulang kembali ke rumah. Sedangkan saya, saya bengong menimang-nimang bingkisan itu.

    Pikiran saya melayang ke waktu beberapa tahun lalu saat Luna masih berusia 7 bulan. Saya masih ingat betul muka polosnya yang berdahi lebar serta muka bersih dan cerah. Di usia itu Luna masih kerap di gendong neneknya di depan rumah.

    Menginjak terantanan (belajar berdiri) Luna pertama kali menginjak lantai rumah saya. Saat itu sore jam setengah 5. Wajahnya yang selalu ceria dan tersenyum ketika di kudang membuat saya dan seluruh keluarga merasa memiliki anggota baru. Yang paling saya ingat sore itu adalah kejadian dimana ketika Luna sedang berdiri sendiri tanpa pegang apa-apa. Di satu sisi saya dan Ibuk sedang berada didepannya memegang sesuatu untuk menarik perhatiannya. Namun disisi lain, neneknya sedang sibuk memegang krah baju bagian belakangnya.

    Tak disangka, ketika luna maju satu langkah, sang nenek secara tiba-tiba menarik krahnya. Daan, tumbanglah Luna kebelakang. Nangis? Jelaas.. anak segitu yang tiba-tiba nggeblak ke lantai dengan posisi rebah. Saya, Ibuk, dan neneknya begitu panik..

    Itulah awal saya memiliki sahabat kecil yang kini telah berusia 3 tahun.

    Sahabat yang riang
    Sahabat yang riang

    Sejak menjadi sahabatnya, saya seperti memiliki teman kecil yang asyik diajak bicara. Walau kadang sikapnya menjengkelkan tapi saya sayang padanya. Seperti main ke rumah ketika saya sedang sibuk mengejar dateline tulisan, tiba-tiba tangannya menarik tangan saya untuk diajak main bersamanya.

    Kejengkelan lainnya ketika saya mengeluarkan motor lalu spontan dia naik ke atas motor dan minta dibelikan es krim di minimarket. Disitu saya merasa susah menolaknya. Meskipun katakanlah sedang tergesa-gesa. Begitu sayangnya untuk tidak meluapkan amarah.

    Yang sangat menjengkelkan lagi adalah ketika saya mencuci motor lalu dia tiba-tiba datang dari jarak 1 meter. Mulanya datang dan bertanya:
    “Mbak Juni tapaii?” (Mbak Yuni ngapain?)

    Saya jawab, “nyuci motor”

    Selama beberapa saat dia hanya mengamati aktifitas saya melaburi buih-buih shampo ke body motor. Saat saya lengah dia maju sedikit demi sedikit mendekati ember air tak jauh dari saya. Pertama-tama mencelupkan jarinya. Saya langsung menahannya, “Luna sudah cantik jangan main air, lho ya. Nanti bajumu basah”

    “Aku dak tapai-tapai lo Mbak Juni” (aku gak ngapa-ngapain lho Mbak Yuni)

    Saya tersenyum mendengar jawabannya. Tapi apa yang terjadi kemudian, Luna mengacak-acak air di didalam ember hingga kecipakannya jatuh mengenai baju dan sekujur tubuhnya.

    Melihat bajunya sudah basah semua, dan percuma kalau saya larang sehingga justru mengakibatkan tangisan super heboh, saya biarkan saja dia main air. Agar keonaran ini segera berlalu saya buru-buru menyelesaikan cucian dengan mengguyur semua air ember ke body motor. Dengan begini saya rasa semua akan aman terkendali. Pekerjaan saya cepat beres (meski gak bisa dibilang bersih, gara-gara nyuci asal-asalan), juga agar Luna tidak masuk angin karena basah kuyup. Sebagai penutup saya menggandeng Luna dan mengantarkan ke Mamanya agar segera digantikan baju baru.

    16 Juni 2015, Selamat 3 Tahun Luna.. semoga menjadi anak yang solehah dan tetap menjadi sahabat yang menyenangkan

  • Mau acara diliput, beli koran 1000 exp!

    Mau acara diliput, beli koran 1000 exp!

    Seperti yang sudah pernah saya share di wall FB dan grup Kumpulan Emak Blogger (KEB), bahwa bulan Mei ini kota Surabaya kejatahan tempat Arisan Ilmu.

    Senang? Tentuu, kapan lagi bisa bertemu, silaturrahmi, dan kumpul-kumpul bersama teman-teman blogger. Masa iya harus nunggu halal bi halal dulu supaya bisa kumpul-kumpul. Obat kangen mahal harganya, Bune..

    Usai berunding-runding manis, kami mendapat keputusan bahwa Arisan Ilmu diadakan di Taman Flora Surabaya alias Kebun Bibit Bratang. Alasan kami memilih Taman Flora sebagai lokasi arisan ilmu adalah tempatnya yang luas, suasananynya sejuk, pepohonannya rindang, juga dilengkapi area bermain anak. Saya yakin kami akan terlihat seperti mahasiswa muda genius yang sedang mendiskusikan hasil penelitian. Ide cemerlang!

    Tung itung itung, Emak dan anak sama-sama untung. Sementara Bapak buntung dulu yaa kali ini dapat tugas jagain anak main hihi..

    Jauh-jauh bulan rencana yang kami susun aman jaya. Bahkan kami sama sekali tak dipusingin soal tema dan pembicara. Emak-emak Surabaya gitu lho.. semua serba dibuat gampang!

    Apa bingungnya? Tempat sudah, tema ada, pembicara bersedia, makanan udah bawa sendiri-sendiri, apa lagi?

    Untuk materi bisalah di atur-atur. Rencananya materi nanti akan di fotocopy sebanyak peserta yang hadir. Maklumlah karena gak ada projector, jadi kita pakai sistem analog.

    Tapiii.. begitu banner arisan ilmu itu di share di grup, apa yang sudah didiskusikan secara matang harus di set ulang lagi dari awal. Bayangan 15 orang duduk bergerombol dengan cantiknya di bawah pohon pinus, harus digusur ke lokasi yang lebih strategis. Yap, mau tak mau harus menggunakan pendopo sebab peserta yang daftar diluar ekspetasi kami. Yang sudah tercatat hingga hari ini hampir 3 kali lipat, Insya Allah akan bertambah lagi.

    Tapi bukan soal itu yang mau saya tulis disiniiii!!
    Pembukanya terlalu bertele-tele, sih ini! 😀

    Ini soal tawaran publikasi media cetak ternama di Indonesia.

    Pagi hari, sekonyong-konyong ada yang menghubungi saya ngajak ketemuan untuk membahas liputan arisan ilmu. Siapa mau nolak kalau acara sekeren Arisan Ilmu di liput oleh media massa yang oplahnya saya yakin lebih dari ratusan ribu ekslempar. Iseng saya browsing oplah koran itu sehari mencapai 500.000 ekslempar!

    Tebakan saya orang yang nelpon pagi itu adalah jurnalis event, atau jurnalis lifestyle yang sedang membutuhkan berita. Karena saya orangnya baik yang nggak pernah buang duit di jalan, apa salahnya kalau ada jurnalis mau ngeliput? Itung-itung bantu jurnalis dapatin berita. Mau ngeliput ya sana liputen sak mblengermu! Mau foto-foto sampai njengking pun monggo.. sama-sama untungnya juga. Dia dapat berita, kami dapat publikasi. Adil, wes..

    Rupanya tebakan saya salah. Bukan jurnalis event yang saya temui, tapi marketing event.

    Jam 1 siang, sesuai kesepakatan, saya meluncur ke jalan Basuki Rahmad. Sebelum berangkat sengaja saya tidak makan dulu, supaya nanti bisa makan ayam goreng di sana. Nggak berharap di traktir sih, tapi kalau mau dibayarin juga saya gak nolak hehe..

    Masuk ke dalam restoran saya bertemu 2 orang media, laki dan perempuan. Lalu dimulailah obrolan tentang arisan ilmu.

    Apa adanya saya katakan bahwa Arisan Ilmu adalah acara komunitas. Acaranya nanti bla.. bla.. bla.. peserta yang datang sekian bla.. bla.. DAN tidak ada sponsor yang membantu.

    TITIK.
    Saya diam.
    Orang media diam.

    Saya tolah-toleh. Bingung. Kok 2 orang diam semua.

    “Jadi gimana liputannya?” tanya saya.

    “Hmmm.. jadi gini mbak, saya kira acara Arisan Ilmu ini adalah acara wah. Saya ada proposal (sambil nyodorin amplop raksasa berlogo nama media) silakan dibuka. Di proposal ini bila mbak mau acaranya diliput, syaratnya harus membeli koran J*** P** sebanyak 1000 ekslempar seharga @Rp. 3.000,-“

    “…… nanti mbak akan mendapat publikasi di kolom galeri Activity. Selain itu koran yang telah diorder tidak boleh dijual diluar kegiatan” tambahnya.

    Sekali lagi, yang bicara ini marketing event. Bukan jurnalis event.

    Jangan-jangan waktu dia nelpon saya salah dengar. Perasaan sih nggak. Memang dia gak nyebutin jabatanya, jurnalis atau marketing. Di telpon bilangnya “… mau ngeliput acara..”.

    Tapi tapi kembali lagi, dari awal mereka yang butuh liputan. Kalau ada yang butuh berita saya bisa terima, dan sifatnya untuk membantu. Toh, kolom yang ditawarkan adalah kolom ACTIFITY, satu kolom berisi foto dengan tulisan yang tak lebih panjang dari status FB. Jauuh.. jauh dari gambaran saya, yaitu tampil di halaman rubrik khusus wanita yang biasanya separuh hingga 1 halaman penuh.

    Ini bukan soal bayar apa nggak, sungguh setelah ketemu marketing itu saya langsung membentuk opini bahwa apa-apa yang muncul di koran adalah berbayar! Tambah pengetahuan buat saya yang masih cupet tentang publikasi media.. lain kali kalau ngadain event dan ditawari publikasi harus tanya dulu, bayar apa gratis?

    Tenaaangg urat sabar saya masih panjang, sepanjang kabel UTP yang bisa dipotong-potong sesuai kebutuhan tanpa meninggalkan keburukan signal internet, haha…

    Usai ngobrol, dan merasa sudah tak ada lagi yang dibicarakan saya ijin pamit.
    “Ini sudah, Mbak? Kalau sudah saya mau balik” Habisnya nungguin dari tadi, gak ada sinyal-sinyal obrolan bakal ditutup. Malah pembicaraannya melebar kemana-mana..

    Masalahnya saat itu perut saya sedang lapaar dan haus maksimal. Kok kayaknya nggak enak banget kalau saya pamit pergi tapi malah pindah meja. Jadi daripada nggak enak sendiri, saya keluar aja dari restoran dan nyari tempat makan lain yang lebih menentramkan. Minimal menentramkan kondisi dompet 😀

  • Bersahabat dengan kegagalan

    Hanya yang #BeraniLebih lah yang bersyukur mendapat penolakan, hibur saya pada diri sendiri saat mendapati naskah nonfiksi saya dikembalikan oleh penerbit. Di tengah gelombang kekecewaan, sakit hati, dan marah yang entah ditujukan pada siapa, membuat saya berusaha berpikir positif dan tidak mencari-cari kesalahan. Mungkin penolakan ini sebagai pecutan untuk berusaha lebih keras lagi.

    Setelah susah payah mengenyahkan perasaan takut gagal saya kembali bangkit dengan mencoba membuat naskah dengan genre yang berbeda, yakni fiksi. Jiwa besar saya mengatakan barangkali genre fiksi lebih cocok untuk karakter saya. Demi mencoba menguasai hal baru ini saya berupaya membeli buku-buku fiksi, tips-tips menulis fiksi, dan mengikuti pelatihan-pelatihan penulisan. Namun rupanya usaha saya belum mendapatkan hasil, kenyataannya tulisan fiksi yang saya buat mandeg di tengah halaman. Kepala saya mampet, alur acak-acakan serta konflik yang saya rencanakan amburadul. Saya kecewa pada diri sendiri, saya merasa cita-cita sebagai penulis tidak dapat berjalan sesuai rencana. Harapan menjadi penulis pun sirna.

    Dalam usaha meredam kemarahan, saya membeli lebih banyak buku-buku fiksi dan nonfiksi. Mungkin dengan memiliki banyak buku saya dapat menghibur diri sendiri dan mengenal lebih banyak gaya penulis buku best seller. Saya masih ingat nasehat tutor saya saat mengikuti pelatihan menulis bahwa untuk menjadi penulis sukses kenalilah penulis favoritmu dan carilah inspirasi darinya, selain juga himbauan untuk terus menulis, menulis, dan menulis.

    “Yun, belajarlah membuat tulisan-tulisan pendek, lalu posting ke dalam blog” kata Papa Mertua membesarkan hati saya.

    Blog?
    Sudah lama saya mendengar kata blog, namun tak ada sedikitpun pikiran kesana. Mungkin yang dibilang Papa benar, saya harus membuat tulisan pendek agar ketrampilan menulis saya terasah.

    Berbekal buku-buku blogging saya mulai belajar dan mempraktekkannya langsung. Dimulai dari membuka akun di platform gratisan, saya mulai mengisi konten sedikit demi sedikit.

    Aktifitas ngeblog yang saya jalani mulai menemukan keasyikan tersendiri. Dari blog saya menemukan banyak hal-hal baru, pengalaman baru, teman baru, dan yang tak lebih membahagiakan saya dapat berkenalan dengan orang-orang hebat di dunia literasi serta bertemu dengan tokoh-tokoh yang memberi inspirasi.

    Di tengah-tengah peserta ASEAN Blogger 2013, Solo Capture by Fitri Rosdiani
    Di tengah-tengah peserta ASEAN Blogger 2013, Solo
    Capture by Fitri Rosdiani
    Bersama blogger lintas propinsi event Blogger Nusantara Jogya
    Bersama blogger lintas propinsi event Blogger Nusantara Jogya
    Bersama penulis favorit, Bang A. Fuadi
    Bersama penulis favorit, Bang A. Fuadi
    On Air Media di radio Suara Muslim Surabaya
    On Air Media Radio
    blogger4
    Menerima hadiah juara pertama lomba menulis Earth Hour di hotel Surabaya
    Bersama Bapak Wishnutama
    Bersama Bapak Wishnutama

    Kini cita-cita menjadi penulis telah saya raih. Meski bukan penulis buku, tapi saya bahagia menjadi penulis blog. Ratusan tulisan telah saya hasilkan, dan rata-rata 400 orang perhari membaca tulisan saya. Meski nama saya belum beredar ditoko buku, namun didunia maya nama saya terukir indah. Setidaknya mesin pencarian sudah mengenali saya. Kalau tidak percaya cobalah ketik nama saya, Yuniari Nukti, pasti terpampang di halaman pertama hehe..

    Liburan di Bromo bersama Idah Ceris, sobat blogger dari Banjarnegara
    Liburan di Bromo bersama Idah Ceris, sobat blogger dari Banjarnegara

    #BeraniLebih telah membuktikan bahwa tak ada usaha yang sia-sia. Meskipun gagal kita telah mencapainya. Ayo #BeraniLebih!

     

    Facebook: Yuniari Nukti
    Twitter: @yuninukti

  • Pusing belanja online? Shopious ajaa..

    Merasa terpedaya itu ketika asyik nge-sosmed lalu terjebak masuk ke toko online tapi disana cuma dipameri model-model baju dowang tanpa ada label harganya. Dan kalau mau tau harganya harus berhubungan lewat jalur pribadi. Kecewa tauk!!

    Saya itu orangnya mudah terbawa arus. Kalau sudah terjerumus ke lembah sosialita bawaannya lupa waktu. Bahkan sampai komen sepanjang apapun bakal dilakoni kalau memang topiknya menarik.

    Begitu juga saat asyik Instragam-an. Seringkali saat asyik melihat-lihat foto teman dan mendapati jumlah komentar yang ratusan itu rasanya bahagia sekali. Baca-baca komentar sambil nyari-nyari informasi menarik. Semakin lengkap bila ada akun yang ngiklan-ngiklan produk dengan embel-embel promosi harga murah barang bagus. Tsaah seperti menemukan air segar di tengah padang tandus. Yaah kali aja sambil nyecroll nemu barang murah dan bagus. Bener-bener rejeki, toh..

    Tapiii rasanya kok ya seperti terjerumus ke lembah hitam manakala jari ini seperti di ping pong kesana kemari dari akun satu ke akun yang lain. Maksude piye ngono kuwi? Mau ngajak main petak umpet apa ya? Kalau memang beneran toko online ngapain juga ngunci-ngunci akun segala. Iya, tau, maksudnya supaya di follow, kan? Tapi nggak gitu juga kelees..

    Sebagai wanita yang gampang lapar mata saya lebih senang berkunjung ke toko online yang jelas dan benar-benar menunjukkan dengan gamblang produk yang dijual sekaligus harga-harganya. Syukur-syukur kalau diskonnya ditampilin sekalian hehe.. nyatanya masih banyak saya temui toko online yang memang kehidupan promosinya ngubek-ngubek sosial media tapi tidak menganut kepercayaan terhadap calon pembeli. Salah satunya menggembok ‘tokonya’ rapat-rapat. Akan semakin bagus lagi seandainya calon pembeli diberi link website online shop yang dikelola sehingga akan lebih membuka kesempatan calon pembeli untuk melihat produk-produk yang dijual. Jadi nggak ada acara ping pong-ping pong lagi kesana kemari.

    Ngomong-ngomong website, sekarang sudah ada website online shop sebagai agregator toko-toko online di instagram. Namanya Shopious.

    Shopious1edit

    Sebagai website yang menampung berbagai toko online, Shopious menjual beraneka barang-barang, antara lain fashion pria, wanita, anak-anak, gadget aksesoris, dan barang fancy. Di Shopious calon pembeli dapat menemukan barang-barang yang dijual oleh online shop di seluruh Indonesia.

    Wah lebih irit dong, ya?
    Jelas. Nggak hanya irit bandwith tapi juga irit waktu dan jari. Tinggal sekali klik, info detail produk, nama toko, sekaligus harga sudah tercantum disana. Jadi nggak perlu lagi ngubek-ngubek nama toko, hestek-hestek yang ruwet untuk mencari barang incaran. Selain itu pemilik toko online yang ada di Shopious semuanya bisa dipercaya. Nggak takut-takut lagi di PHP.

    Di Shopious terdapat 4 navigasi:
    – Kategori yang terdiri dari wanita, pria, anak-anak, gadget/accesories, dan rumah/hadiah.
    – Koleksi terdapat barang apa yang sedang kita butuhkan, seperti pakaian, sepatu, tas, aksesoris, serta barang fashion lainnya.
    – Daftar Toko berupa nama-nama toko sekaligus kontak penjualnya. Ada banyak toko disana, mulai A sampai Z!
    – Inspirasi Style berisi OOTD siapa tau dapat dijadikan inspirasi dalam berpenampilan.

    Shopious2edit

    Bagaimana cara belanja di Shopius?
    Mudah aja, tinggal buka akun di Shopious. Setelah mendapatkan barang yang disedang kita cari tinggal login, baru setelahnya akan dapat diketahui info sang penjual. Gampang, kan!

    Instragaman boleh. Facebookan boleh. Twitteran boleh. Tapi jangan lupa kalau belanja online ke Shopious ajaa…

  • Berburu baju diskonan di iprice

    Beli baju nggak ada diskon, ibarat praktek masak sama Chef Ken tapi lupa naburi garam. Alias hambar!

    Begitulah saya kalau lagi niat beli baju. Sebelum membayangkan model baju apa yang pengin dibeli, perkiraan pertama yang keluar dari kepala adalah besaran diskonnya. Syukur-syukur kalau dapat diskon diatas 30 persen!

    Di jaman yang serba persaingan begini, diskon adalah jurus jitu yang wajib dipertahankan oleh pemilik usaha. Kalau perlu besar ‘persenannya’ di gedein hehe.. masalahnya pembeli seperti saya ini suka cerewet dan suka nggak terima kalau diskonannya kecil. Bagi saya diskon adalah daya tarik utama yang wajib diperhatikan.

    Lihatlah sekarang toko online ada dimana-mana. Toko offline bejibun, toko online apalagi. Barangnya beragam, modelnya keren-keren, mereknya bagus-bagus, belum lagi diskonnya. Ampuuunnn.. nggak kuku lihatnya! *langsung minjem kalkulator*

    Soal diskonan, mereka suka datang asal-asalan. Tau-tau ada, eh sudah gitu nggak ada lagi. Persis seperti jelangkung yang datang nggak diundang pulang nggak minta antar. Nggak fair banget gitu lho..

    Tetapi diskon sekarang sudah bersahabat. Apalagi banyak toko online bergerilya di internet. Nyari diskonan nggak usah lagi nunggu ada momen. Gak adil banget kan kalau harus beli sepotong baju aja harus nunggu lebaran dulu. Bagi yang sering butuh diskonan sudah ada lho website khusus kasih diskonan, nama webnya www.iprice.co.id.

    iprice 8

    Di iprice menyediakan banyak sekali diskonan. Pembeli hanya tinggal mengambil kode kupon yang ada di web iprice lalu digunakan di toko-toko online terkemuka seperti Zalora dan Lazada. Sebagai negara yang memiliki banyak online shopper nya, Indonesia menjadi salah satu negara yang dihadiri iprice selain Malaysia, Hongkong, Singapore, Philipines, Vietnam, dan Thailand.

    Lihatlah gambar dibawah ini. Ini adalah salah satu kode diskon khusus yang dikeluarkan oleh iprice Indonesia bagi online shoper yang ingin berbelanja di bulan April ini. Hebohnya, diskon ini bisa digunakan tanpa ada minimun transaksi! Hayoo, awas ngiler 😀

    Iprice 1

    Dengan menggunakan kode voucher ini, pembeli sudah memiliki jimat sakti potongan harga. Caranya pun sangat mudah, cukup masukkan kode kupon saat melakukan transaksi.
    Nggak hanya ini aja, masih banyak diskonan-diskonan lain yang disediakan oleh web iprice.

    Kalau ada yang masih penasaran dengan webnya iprice, langsung masuk aja ke www.iprice.co.id. Disana akan ditemukan surga diskonan yang semuanya sangat menarik. Apapun jenis barangnya, ada tempelan diskonnya, lho.. dari merek yang lokal sampai interlokal semuanya ada. Mulai produk accesories macam jam tangan, tas fashion, tas ransel, fashion pria, fashion wanita, sepatu, kosmetik, hingga barang-barang elektronik ada diskonannya.

    iprice 7

    Buat teman-teman yang ingin belanja hemat, bisa mengikuti trik jitu ala saya. Caranya, sebelum membuka website toko online, sebelumnya browsing dulu di iprice ada diskonan apa yang sedang berjalan. Kalau sudah nemu produk yang di incar dengan label diskon sekian persen, selanjutnya bukalah toko online yang menjual produk tersebut. Dan taraaa.. diskonan segera meluncuurr…

    Yuukk berbuju diskonan ^^
    Yuukk berburu diskonan ^^
  • Ekosistem blogger LBI dan konsistensi blogger profesional

    Ekosistem blogger LBI dan konsistensi blogger profesional

    Ekosistem Blogger. 2 kata itu menjadi tema LBI di pekan ke dua belas saat ini. Pekan kedua belas di LBI ini merupakan pekan terakhir bagi peserta yang bertanding di Liga Blogger Indonesia 2015. Alhamdulillah hingga di pekan yang terakhir ini saya masih bisa mempertahankan konsistensi yang terus terang lumayan jatuh bangun aku mengejarnya..

    Mempertahankan konsistensi ngeblog untuk mengejar poin LBI menurut saya merupakan awal perjuangan demi mencapai identitas sebagai blogger profesional. Kenyataannya, menjadi blogger profesional bukan perkara mudah. Banyak sekali hambatan-hambatan yang dilalui untuk mengejar ketertinggalan. Dan itulah mengapa kompetisi LBI saya anggap sebagai ajang uji coba dan kemampuan diri mencapai konsistensi ngeblog.

    Selain berusaha konsisten memperjuangkan menulis postingan tema dan postingan biasa, selama 3 bulan ini pula, saya bersama peserta LBI yang lain, saling berjibaku dan mendukung apa yang sedang kami kerjakan. Tak melulu saling menyapa dan mention di social media, namun kami juga saling memberikan penghargaan dengan bertukar komentar di postingan masing-masing. Hasilnya upaya kami berbuah manis, yaitu hadirnya ekosistem baru yang disebut dengan ekosistem blogger LBI.

    Tanpa kita ketahui, di Indonesia ini ada banyak sekali ekosistem blogger. Mereka membangun ekosistem demi upaya agar kegiatan mereka diketahui masyarakat luas. Macam-macam ekosistem blogger di Indonesia dipecah menjadi beberapa bagian. Mulai ekosistem blogger khusus membaca dan review buku, blogger yang suka travelling, blogger yang suka foto blogging, blogger suka memasak, atau mungkin blogger yang dibentuk atas nama daerah. Khusus untuk peserta LBI kita-kita juga bisa disebut sebagai ekosistem blogger LBI, lho..

    Keuntungan menjadi bagian dari ekosistem blogger adalah kemudahan koordinasi bila ada info-info acara maupun undangan untuk blogger. Selain itu adanya ekosistem dapat membantu bila ada salah satu individu yang membutuhkan pertolongan seperti permintaan vote, like, komentar, dan lain sebagainya. Sama halnya dengan ekosistem blogger LBI yang sedang berjalan ini, kami, selaku individu juga kerap meminta pertolongan saling meninggalkan komentar hehe..

    10410099_1075015329180731_5142815021327476011_n
    Ekosistem blogger peserta Green Metro Car. Foto milik Bu Ummi Fadlillah

    Apa yang bisa didapatkan dengan menjadi bagian dari ekosistem blogger?
    Banyaaak.. Yang pasti ada kedekatan emosi antar individu yang terbentuk. Saling menghargai, saling belajar, saling mengerti dan saling mengingatkan.

    Saya sendiri telah menjadi bagian dari ekosistem blogger di Surabaya. Dan kami, para blogger Surabaya, bergabung dalam komunitas yang berbeda-beda. Meski beda, tapi kami tetap satu jua.. 🙂

  • Blog Machinami, blog foto dan travelling berkelas dunia

    Blog Machinami, blog foto dan travelling berkelas dunia

    Di dunia ini, blog photo memang belum begitu familiar. Kalaupun ada, isinya lebih banyak berisi teknik-teknik fotografi, tips-tips fotografi, review peralatan fotografi, atau apalah yang semuanya berhubungan dengan kamera.

    Jikalau pemiliknya ingin mengunduh spesial capture foto saja diblog, yang diunggah mungkin hanya sekitar 1-2 saja, selebihnya keterangan foto yang disertai data exif.

    Lalu bagaimana jika blog  foto travelling?

    Hmm.. blog travelling, sih, memang wajib dengan foto, tapi kalau blog foto yang isinya hampir semua tentang travelling, agaknya susah ditemui.

    Ada banyak blog travelling di dunia ini. Jika di bandingkan dengan niche yang lain, blog bertema travelling memang lebih diminati pembaca. Selain penyajiannya menarik, secara diimbuhi banyak sekali foto-foto tempat wisata yang digunakan sebagai penunjang, tulisan blog travelling kadang-kadang dipenuhi berjuta inspirasi agar pembaca dapat mengenal sisi keindahan panoram dibelahan dunia sana.

    Selama yang saya tau, blog-blog travelling seringnya berisi tulisan-tulisan catatan pengalaman perjalanan. Seperti catatan cara menuju ke tempat wisata, biaya yang dibutuhkan untuk perencaan perjalanan, hal-hal unik yang ditemui selama perjalanan, tips-tips perjalanan, atau tulisan yang memang menjual sisi keindahan objek wisata yang ditemui.

    Teramat jarang saya temui blog foto travelling dimana yang diunggah kebanyakan murni foto-foto. Salah satu blog foto travelling yang tadi pagi saya kunjungi adalah Blog Wandering the Wonderful Streets  di http://machinami.biz/.

    machinami2
    Header Blog Machinami

    Jika dibaca dari url-nya, dan ada huruf kanji-kanjinya, blog ini nggak ‘Indonesia’ banget. Malah terkesan ke-Jepang-Jepangan. Iyup, memang pemilik blog ini adalah orang Jepang yang berprofesi sebagai pengacara. Nama pemilik blog itu adalah Minako Shoh.

    Wheladalah ngapain saya tiba-tiba tertarik dengan blog ini?
    Awalnya saya juga berpikir begitu, tetapi menurut penilaian saya ada segi keunikan yang ditonjolkan oleh blog tersebut, yaitu postingan foto-fotonya sebagian besar dijalanan. Ada sih artikelnya, Namun hanya sedikit saja. Saya perhatikan paling-paling berkisar 100-200 kata saja.

    machinami edit21
    Tampilan blog Machinami: Sederhana dan full galeri

    Foto-foto di galeri blog machinami hampir seluruhnya berisi lanskap sudut-sudut lokal kota Jepang. Seperti yang saya lihat, ada gang, jalan-jalan, saluran air, taman, gereja, pasar, bangunan tradisional yang ada di kota Jepang. Jika dilihat dari sudut pengambilan gambar, Minoki Shoh sengaja mengunggah gambar untuk dokumentasi dan berniat mengabadikan catatan perjalanannya dalam bentuk foto.
    Sebagai seorang pengacara, mungkin saja Minoki Shoh tidak ada waktu membuat banyak tulisan. Sebagai seorang penghobi travelling, dan sebagai dokumentasi jalan-jalannya, maka Minoki memilih menjadikan blognya sebagai blog foto travelling.

    Sebagai blog foto yang memiliki nilai jual, blog machinami telah menjadi blog berkelas dunia. Meskipun angka elaxa berada diatas angka 10 ribu, dengan tingkat PR 3, tetapi visitor yang berkunjung ke blog ini terdiri dari 128 negara-negara didunia. Soal bahasa tak usah khawatir karena di side bar terdapat menu pilihan bahasa. Tak lebih dari 90 penggunaan bahasa bisa dipilih disana. Woww fantastis! Yang mengejutkan bahasa Jawa dan Sunda, masuk lhooo…

    Sangat wajar bila blog ini dilihat dari manca negara sebab Minoki Shoh memang hobi berkeliling Jepang dan dunia, dan agaknya Minoki seorang penyuka street fotografi. Lihat saja foto yang diupload, kebanyakan terdiri seputar objek diluar ruangan. Gampang saja bagi Minoki mendapatkan foto jalan-jalan, nyatanya Minoki mengakui bahwa, Ia seorang yang terbiasa menggunakan moda transportasi umum.

    Bagi teman-teman yang ingin mengetahui detail suasana kota di Jepang atau ingin berkunjung ke Jepang, rasanya wajib berkunjung ke blog ini. Tak berhenti di Jepang saja, ada pula sudut-sudut negara lainnya, lho, salah satunya adalah Vietnam. Hasil jepretan street fotografi machinami di Vietnam ini keren banget, lho, hampir mirip di Indonesia. Ada becaknya, ada sepeda motornya, penjual buah-buahannya, dan lain sebagainya! Yaah.. namanya juga negara satu rumpun, kaan…

    michonimi1
    Bagian sidebar nya ada Coming Soon dan I Want to Visit

     

    Tips dari saya sebelum ‘jalan-jalan’ di blog machinami siapkan banyak camilan dan koneksi yang prima sebab menikmati street fotografi tak nyaman bila belum ditemani camilan dan koneksi lelet. Sambil ngemil, posisikan badan dengan rileks, selanjutnya biarlah foto yang berbicara…

    Selamat berkeliling dunia 🙂

  • Jangan menolak pemberian orang

    “Jangan menolak pemberian orang!”

    Pesan itu kembali saya dengar hari ini. Rasanya sudah lama sekali saya tidak mendengar pesan-pesan yang mengandung ilmu seperti ini. Dan begitu mendengar sepintas barusan, seperti ada yang mengingatkan kembali bahwa tidak baik menolak pemberian orang, sekecil apapun nilainya.

    Cerita bermula ketika Ibuk saya dikasih asem cempalok oleh tetangga. Tau kan asem cempalok? Itu lho asem mentah yang ada kulitnya dan sering dipakai bumbu sayur asem. Saya dengar-dengar, di pasaran saat ini harga asem cempalok sedang mahal-mahalnya. Padahal tukang sayuran membeli asem cempalok ini hanya sebagai imbuh-imbuhan bumbu kalau ada orang beli paketan sayur asem. Karena fungsinya sebagai imbuh-imbuhan, jelas, harga asem yang sebegitu mahal membuat tukang sayuran ogah-ogahan menyediakan asem cempalok. Sebagai pengganti rasa asem biasanya tukang sayuran menggantinya dengan blimbing wuluh atau tomat.

    Setelah kepergian tetangga, Ibuk saya lantas membuka plastik pembungkus asem cempalok tersebut dan melihat kondisi asem tersebut. Tanpa bermaksud mengejek, Ibuk saya bicara sendiri, yang disitu ada saya, otomatis saya mendengar ucapan Ibuk. “Asem kayak begini ini nggak bisa dipakai buat sayur. Percuma dibuat sayur, rasa asemnya nggak keluar”

    Penasaran, saya pun mendekat dan memegang asem cempalok tersebut. “kempes-kempes gini ya, Buk” kata saya.

    “Lha iyo, asem kayak gini ini nggak bisa dipakai campuran bumbu sayuran. Percuma, nggak ada rasa asemnya”

    Sambil memegang asem satu demi satu saya lantas komentar, “Kalau nggak bisa dipakai sayur, pas dikasih tadi kenapa diterima aja, Buk?” protes saya. “Bilang aja ke dia, asem jelek-jelek begini nggak bisa disayur!”

    “Hush!Yang namanya rejeki nggak boleh ditolak. Jangan menolak pemberian orang! Diterima aja biar yang ngasih senang. Kalau nggak bisa dipakai tinggal bungkus rapat, lalu buang ke sampah. Gampang”

    Astaga! Kenapa saya jadi tukang protes begini. Kenapa saya tidak bisa menahan gejolak untuk tidak menjelekkan orang lain. Dalam hati saya membenarkan ucapan Ibuk. Memang ada benarnya ucapan Ibuk. Yang namanya rejeki nggak boleh di tolak. Sejelek apapun pemberian, jangan sampai kita menolak. Bayangkan sendiri bagaimana sakitnya kalau kita memberi sesuatu ke orang lalu orang itu menolak tanpa alasan yang jelas. Masih mending tanpa alasan jelas, lha kalau dikasih alasan tapi kata-katanya menyakitkan yang memberi, misalnya: “maaf saya nggak bisa nerima, barangmu ini jelek” Duh, betapa semakin menusuk-nusuk lagi, kaan.

    Pelajaran jangan menolak pemberian orang sudah sepantasnya diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan merasa beranggapan dikasih barang jelek dan murahan itu artinya kita akan disepelekan orang lain. Mungkin saja orang itu mau memberi kita sesuatu, tapi karena keterbatasannya sehingga dia tidak mengira orang lain bakal kecewa atas pemberiannya. Semoga Jumat barokah ini memberi kita banyak berkah, Amin. Selamat hari Jumat, kawaan 🙂

  • Blogger profesional dan seluk beluk blog berbayar

    Blogger profesional dan seluk beluk blog berbayar

    Job review.. Job review.. dan Job review…

    Bahas job review memang tiada habisnya. Ngomongin job review seperti ibu-ibu yang haus diskonan belanja. Apapun bentuk job review, seolah seperti menemukan tas LV original yang diobral dengan harga seratus ribu rupiah.

    Nyatanya ada saja daya tarik yang timbul dari bahasan mengenai job review sehingga membuat mata mendelik serta berbinar-binar. Apalagi kalau bukan karena efek gelembung-gelembung mata uang yang dihasilkannya. Sekalipun mulanya sebuah hobi, namun jika pembahasan beralih ke sesuatu yang mengandung bayaran pastinya akan memiliki efek dahsyat. Bahkan sampai membuat jantung berdebar-debar. Siapa nolak bila dari sekedar hobi kemudian mendapat penghasilan. Itulah yang ditunggu-tunggu sekarang hehe..

    Di mata saya, mendapat job review ibarat seorang blogger yang dikontrak menjadi bintang iklan dimana tugasnya menyebarkan edukasi produk kepada khayalak.

    Yang diharapkan dari edukasi tersebut adalah produk yang dikampanyekan dapat diketahui masyarakat, dipahami, serta memicu masyarakat menggunakan produk tersebut. Agar edukasi produk dapat diterima oleh pembaca blog, cara paling efektif adalah membungkus artikel secara halus dan apa adanya. Sebisa mungkin blogger membalut artikel job review dengan menciptakan momen yang didalamnya menyisipkan produk yang diiklankan tersebut.

    Sebagai blogger yang terbiasa menulis di media sosial, kadang-kadang secara tak sengaja menulis atau mengulas sebuah produk. Meski mulanya tidak berniat ngiklan namun hal itu sedikit banyak memicu advertiser memanfaatkan blog sebagai media promosi, dan blogger sebagai promotor. Apalagi saat ini banyak masyarakat yang memaanfatkan internet sebagai tempat mencari informasi.

    Percaya atau tidak, job pertama kali yang saya kerjakan nilainya $2. Waktu itu kurs rupiah tak setinggi sekarang, yang mencapai angka Rp. 13.000,-, kurs yang saya dapat saat itu nilai tukarnya tak lebih dari Rp. 10.000,-, yang jika dirupiahkan hasilnya sebesar Rp. 20.000!

    Apakah saya menyesal?
    Tidak!

    Malah saya menerimanya dengan bangga. Bukan soal uang yang saya lihat, tetapi kepercayaan advertiser terhadap blog saya sehingga mengajak kerjasama. Yang saya yakini saat itu adalah ternyata memang benar, bahwa blog dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Hal ini juga semata-mata saya kerjakan demi menjadi blogger profesional yang berkomitmen agar rajin update postingan.

    Semakin menyelami dunia blogger secara perlahan saya semakin memahami seluk beluk seputar job review. Sependek pengetahuan saya, ada beberapa macam job review yang selama ini beredar. Antara lain:

    1. Job review produk

    Sesuai judulnya, job review produk memang mengharuskan seorang blogger untuk mereview sebuah produk. Misalnya produk perlengkapan rumah.

    Penulisan review seperti ini bisa berdasar pengalaman atau tidak. Jika seorang blogger belum pernah mengalami, langkah yang dikerjakan minimal harus mengetahui produk yang akan ditulisnya. Caranya bisa dengan membaca referensi seputar produk melalui bermacam media.

    Namun ada advertiser yang meminta blogger harus mencoba produknya lebih dahulu lalu diulas dalam tulisannya. Biasanya advertiser seperti ini akan memfasilitasi blogger dengan memberikan sample produk terlebih dahulu. Biasanya fee job review produk nilainya terbilang besar. Minimal diatas Rp. 500.000,-. Beberapa agensi bahkan mematok nilai minimal Rp. 1.000.000,-! Woww banget, yaa hehe… lumayan juga tuh buat nambah-nambah membeli barang Kebutuhan Keluarga 😀

    2. Job review backlink

    Job review backlink seperti yang saya tau adalah tulisan review di blog yang hanya dikhususkan sebagai tempat menitip link saja. Biasanya ada 2 sampai 3 link dengan kata kunci tertentu yang wajib disematkan dalam tulisan.

    Untuk job review backlink ini biasanya advertiser terkesan pilih-pilih blog. Tidak semua blog bisa diterima, mereka akan memilah blog berdasarkan kustom domain, angka alexa, atau angka domain authority.

    Khusus job review backlink ini kualitas pemahaman produk tidak begitu diperhatikan, asalkan tidak copas, dan seluruh kata kunci dan link yang dipasang benar, maka tulisan itu akan lolos. Fee yang didapat untuk job review backlink ini rata-rata berkisar antara Rp. 100.000 hingga Rp. 300.000,-.

    3. Job review artikel

    Job review artikel merupakan penugasan bagi mereka yang ingin menulis artikel berbayar. Tidak peduli artikel itu nanti diposting atau hanya disetor kepada pemberi job, namun pembuat review artikel harus menulis sesuai kata kunci yang diberikan oleh sang pemberi job.

    Untuk job seperti ini fee yang patok relatif murah, sebagai jasa penulisan artikel patokan tarifnya antara Rp. 8.000,- hingga Rp. 10.000,- dengan panjang tulisan antara 300-500 kata.

    Yang membuat job ini menarik adalah pesanan review yang diberikan tidak 1 atau 2 artikel, tetapi minimal 10 artikel sekaligus dengan tenggat waktu yang di sesuaikan perjanjian kedua belah pihak.

    Sebagai blogger sendiri tentunya akan lebih menarik jika menerima job review produk. Selain bayarannya lebih tinggi, cara menulisnya pun lebih bertanggung jawab. Iya dong, dibayar tinggi kalau nulisnya asal-asalan bisa-bisa advertiser kecewa. Namun penulisan bagus juga tidak harus mem-baik-baikkan produk dengan menuliskan review yang berisi kebaikan produknya saja, akan tetapi bagaimana mengulas produk dengan gaya bahasa apa adanya namun tampak menarik dibaca.

    Laaluuu.. bagaimana agar blog kita dibayar dan mendapatkan pendapatan dari job review?

    Terus terang mendapat job review memang tidak mudah. Bisa dibilang dapat job review adalah karena SAP alias Sesuai Amal Perbuatan hehe.. iya lho, saya beberapa kali mengalami hal begitu. Kalau ditunggu-tunggu job review nggak datang-datang. Tapi kalau diharap, eh tiba-tiba mak bedunduk, datang secara tiba-tiba.

    Namun ada beberapa catatan yang dapat saya simpulkan bagaimana caranya agar blogger bisa mendapat job review:

    • Tulislah artikel di blog dengan gaya kita sendiri. Tidak usah meniru gaya tulisan orang lain sehingga keunikan kemampuan yang kita miliki tidak tersalurkan sempurna
    •  Sering-seringlah mengupdate blog dengan isi postingan yang bersifat informasi yang disesuaikan dengan pengalaman pribadi. Misalnya pengalaman menggunakan produk kebutuhan keluarga seperti shampo, sabun, detergent, dan lain-lain.
    • Berbaur dengan banyak orang termasuk gabung dengan komunitas. Komunitas ini penting bagi keberlanjutan blog kita. Karena dari komunitaslah seringnya advertiser mencari bakat blogger lalu diajak bekerja sama
    • Mengakrabkan diri dengan banyak blogger secara personal. Keakraban blogger secara personal sangat penting, selain untuk mengenal lebih dekat terkadang dari merekalah kita mendapat rekomendasi job review
    • Rajin mempromosikan blog, baik melalui online maupun offline. Promosi melalui online bisa dengan ngeshare link di sosial media yang kita punya atau meninggalkan komentar di blog teman. Sedangkan promosi offline dapat dilakukan dengan mencantumkan alamat blog di kartu nama.

    4. Job Afiliasi

    Dari sekian pilihan pekerjaan, job afiliasi lah yang paling disukai oleh blogger profesional. Beberapa blogger yang saya kenal, mereka hidup dari hasil promosi iklan. Yang menarik dari program afiliasi adalah ketika blogger review sibuk megejar dateline tulisan, para pemain CPA marketing justru bersantai ria. Yap, karena konten mereka sifatnya awet dan sudah memiliki pengunjung setia.

    Cara kerja afiliasi sangat gampang. Tugas blogger hanya membuat ulasan sederhana, dan ketika ada pengunjung tertarik membeli produk tersebut, blogger otomatis mendapatkan komisi. Asiknya bermain afiliasi adalah blogger bebas mengatur strategi untuk mengejar pundi rupiah sebanyak mungkin tanpa terikat dengan agency atau brand. Semakin banyak pengunjung blog, kesempatan mendapatkan komisi semakin banyak

    Salah satu program affiliate marketing yang menarik diikuti adalah dr.Cash, sebuah platform CPA (Cost Per Action) terbesar di dunia dengan pasar produk kesehatan dan kecantikan.

    Untuk memulainya, blogger dapat mengulas beberapa produk yang cocok kemudian dipromosikan di blognya. Ada 2402 produk yang ditawarkan dengan 46 kategori pilihan.  Dan untuk pembayaran komisinya, dr.Cash akan mengirim melaui akun PayPal atau Paxum ketika komisi telah terkumpul minimal sebanyak $50

    Dari sekian bahasan job review yang lebih penting dari segalanya adalah berdoa kepada Tuhan dan meniatkan ngeblog sebagai ajang menuangkan inspirasi. Jika ngeblog hanya dijadikan sebagai tempat berburu rupiah saya yakin postingan yang ditulis tidak akan memiliki bobot, sebab yang ada dipikiran kita hanya job, job dan job. Yakinlah bahwa rejeki sudah ada yang ngatur, jadi dibuat santai saja dan selalu berpikir positif.

    Agar job review segera mampir diblog kita, maka tak ada cara lain yang bisa diharapkan selain rajin dan giat memperbanyak postingan. Keep blogging 🙂