Pengalaman 3 Hari Keliling Hua Hin Thailand dengan motor
Pengalaman 3 Hari Keliling Hua Hin Thailand dengan motor – Seminggu sebelum berangkat ke Hua Hin Thailand, saya mulai mencari tau di internet destinasi yang ada di sana. Dan baru mengerti, ternyata akses transportasinya susah. Sebenarnya tidak susah kalau budgetnya banyak. Van ada, taksi ada, tapi yang sifat modanya personal.
Selama di Hua Hin saya belum nemu satupun transportasi massal. Belakangan saya tau kalau naik TukTuk pun harus tawar-menawar. Nggak kayak lyn di Surabaya yang tarifnya jauh dekat sudah ditentukan.
Sebagai informasi, harga sewa mobil di Klook kapasitas 3 orang berkisar Rp. 1.200.000 / hari, sementara sewa motor tarifnya 250 Baht atau sekitar Rp. 125.000 / hari. Karena saya perginya bersama 2 orang lain, diskusi kendaraan ini sempat tarik ulur. Penyebabnya, jarak hotel ke Santorini Park 32 km. Kalau diukur jauhnya antara Surabaya – Lumpur Lapindo, deh.
Seandainya perginya berbanyak orang, prefer sewa van aja, urunannya bisa murah.
Tapi kemudian kami sepakat menyewa motor 2 unit untuk 3 orang selama 2 hari. Alasan sewa motor supaya puas kelilingnya. Nggak dikejar-kejar waktu.
Kecuali hari ke tiga kami sewa setengah hari dan dihitung 100 Baht.
Pengalaman 3 Hari Keliling Hua Hin Thailand dengan motor
Tiba di bandara Hua Hin, kami langsung menuju penginapan di Vanilla Summer yang lokasinya berseberangan dengan Cicada Market. Karena belum waktunya check in, kami berinisiatif menyewa motor kepada resepsionis. Hotel ini memang memiliki jasa rental motor.
Proses sewa menyewa agak lama karena motor yang ready hanya 1 unit. Hampir satu jam lebih kami menunggu motor lain yang sedang dicarikan yang akhirnya dapat. Yeay!
Serah terima motor tidak sulit. Mereka gampang banget lho percaya sama orang asing. Hanya nyerahkan kunci sama helm 2 biji, selesai. Harusnya helmnya 3, tapi dikasihnya cuma 2.
Nah dalam tulisan ini, saya akan tuliskan beberapa fakta berkendara sekaligus suasana lalu lintas di Hua Hin. Beberapa agak unik, karena sebagai orang Indonesia kami terbiasa tertib lalu lintas. Sementara di Hua Hin kami harus belajar melanggar, haha..
Motor tidak dilengkapi STNK
Satu hal keheranan saya tatkala menerima kunci sama helm, nggak dikasih STNK! Ini bagaimana kalau parkir?
Tau cari tau, STNK di sana bentuknya elektronik, oalaahh! Jadinya enteng, tiap mau jalan nggak ribut-ribut cari-cari STNK, hehe
Tapi ya gitu, sistem tilang di sana online. Ini yang agak ndrawasi, semoga saja pas di sana saya nggak melanggar lalin, kasihan yang punya motor hehe
Nggak helm-an, nggak papa!
Nah, kalimat ini yang seringkali jadi masalah kalau di Indonesia. Yakin gapapa? Ada Polisi nggak?
Di Hua Hin helm bukan barang wajib dipakai saat berkendara. Banyak sekali pengendara yang tidak memakai helm. Dan kalaupun ada helm, bentuknya kayak cebok! Pernah tau rasanya pakai helm cebok? Kalau kena angin gampang kabur-kabur. Biar aman kunci-kunciannya harus rapat pat! Sebagai pembonceng saya sering gak fokus nyetir gara-gara sibuk benerin helm, haha
Sebetulnya tahun 2011 Pemerintah Thailand sudah mengadakan kampanye berhelm bagi pengendara motor, hanya saja yang wajib pakai yang di depan. Di belakang gak helm-an gak papa, hehe
Naik motor laksana di jalan Tol
Jalan raya utama di Hua Hin itu lurus. Sepanjang mata memandang jalannya lempeng. Bisa bayangkan Jalan A.Yani Surabaya sampai ke Malang, nah seperti itu. Bedanya, di sana jalannya super lebar dan sepi. Baik motor maupun mobil bisa dihitung jari.
Saking sepinya, para sopir gak karu-karuan nyetirnya. Persis kayak kecepatan Flash. Mak byuuurrr, motornya pontang-panting, haha..
Sempat ragu melewati jalanan di sana. Takutnya yang saya lewati jalan tol. Supaya aman, saya pastikan dulu ada pengendara motor lain yang lewat nggak. Bagusnya ‘jalan tol’ di sana gratis, hampir gak ada loket tolnya. Jangan-jangan memang jalan biasa tapi bebas hambatan, hehe
Pom Bensin (Gasoline Station)
Pom Bensin di Hua Hin mudah sekali ditemukan. Ada Shell, Esso, PTT dengan harga per liternya 26,74 Baht. Tetapi pengendara gak boleh beli literan, minimal harus ngisi 50 Baht.
Karena motor sewaan, kami sengaja isi dikit karena sorenya mau dikembalikan. Maksud hati ngisi sedikit, jadinya malah dipenuhi, haha. Ya udah deh rejekinya penyewa.
Resepsionis hotel bilang gasoline juga bisa dibeli eceran, namun di Hua Hin saya kok nggak nemu sama sekali.
‘Boleh’ Melawan Arus
Mungkin karena jalannya lebar, pengendara di Hua Hin terbiasa jalan melawan arus. Pernah ketika saya mengendara, ketemu laki-laki yang melawan arus. Lucunya, dia yang salah, dia pula yang ngebel-ngebel, yang maksudnya minta perhatian ke saya supaya ngasih dia jalan haha
Mendapat contoh yang ‘baik’, saya ikutlah melawan arus saat melaju ke Santorini Park. Diluar prediksi BBM motor mepet banget. Jika saya ngikuti U-Turn, saya takut nggak nututi, muternya terlalu jauh. Ya udahlah saya nyeberang melawan arah. Terbukti, AMAN! haha
‘Tidur’ di Lampu Merah
Di Surabaya 120 detik adalah waktu yang lama untuk menunggu lampu merah. Tapi di Hua Hin, masa tunggu lampu merahnya bisa lebih dari 2 menit. Sampai jenuh baca timeline, sampai ketiduran dan bangun lagi, lampu merah masih aja merah, haha
Baiknya di sana, para pengendaranya woles. Nggak berisik ngebal-ngebel. Jadi biarpun nunggu lama, hati tetap tenang gak ada yang buru-buru
Menghormati penyeberang jalan
Ini jadi salah satu keistimewaan lalu lintas di Hua Hin. Ketika mau menyeberang jalan, saya tak kesulitan ketika lalu lintas sedang padat. Dalam keadaan antri, para pengendara ini sengaja mengosongkan zebra cross.
Bisa bayangkan, ketika kendaraan baris panjang, pada bagian tertentu ada jarak kosong yang dipersembahkan untuk para penyeberang jalan. Saluuuttt.
Hormati Raja di mana pun berada
Salut bener dengan masyarakat Thailand yang menghormati rajanya sampai sebegitu takzim. Tidak hanya di restoran, jalan raya, gapura jalan, stasiun, terpampang fotonya raja.
Tiba-tiba saya membayangkan, habis berapa juta Baht pemerintah Thailand mengadakan pengadaan foto raja dalam bentuk baliho, pigora, dan lain-lain, hehe
Yang membuat saya takjub, ada lho yang menangkupkan tangan ketika melihat foto rajanya. Iya, sekalipun dalam foto!
Parkir Gratis
Ketika ngeMall ke Village Market, saya dibuat heran dengan tidak adanya mesin karcis dan petugas parkiran.
Dari masuk sampai keluar parkir, pengendara melayani dirinya sendiri. Taruh motor yang bener dan ingat-ingat posisinya (ya soalnya nggak ada STNK, kalau lupa naruh betapa sulitnya mencari motor sendiri. Apalagi motor sewaan)
Meski gratis, orang sana naruh motornya rapi, gak sembarangan. Posisinya tinggal mengikuti garis yang ada. Asik ya, parkiran motor kayak parkiran mobil dikasih garis-garis..
Parkir Sembarangan
Dari sekian pengalaman, bagian ini yang membuat saya benar-benar heran. Orang Thailand gini amat sama pengendara motor. Ibaratnya mau parkir sembarangan saya ijinin, apa sih yang nggak buat kalian..
Pernah saya mau eksplor di Hua Hin Night Market, agak bingung mau naruh motor di mana. Karena di pinggir jalan banyak motor parkir, saya ikut aja parkir di pinggiran Prapokklao Road.
Selama jalan di pasar, saya kepikiran terus nasib motor sewaan. Gimana kalau ilang? Hua Hin Night Market panjangnya kurang lebih 1 km. Dan saya meninggalkan motor di jauh ujung sana. Alhamdulillah, balik-balik motor saya aman.
Begitupun parkir di hotel. Hotel kami berupa ruko 3 tingkat yang keluar langsung menuju jalan raya. Tidak ada pagar, tidak ada penjaga satu pun. Parkir motor di hotel memang di sana.
Sebelum tidur saya intip dari atas lewat jendela, memastikan motor itu ada. Bukan apa-apa, saya hanya waspada kalau kalau kalau.. Dan pagi bangun tidur, motor itu tetap di sana, lho!
Sungguh Pengalaman 3 Hari Keliling Hua Hin Thailand dengan motor sangat mengesankan. Saat mengembalikan pun mereka nggak neko-neko ngeceki kendaraanya sampai detail. Cuman bilang, “Mas mau balikin motor, nih kuncinya. Makasih ya!” Urusan selesai!
Barangkali ada bertanya, selama di sana pakai SIM apa? Saya pakai SIM Indonesia aja. Selama taat rambu dan nyetirnya sopan, Insya Allah gak ditilang Polisi. Kalaupun saya berani melanggar, sebelumnya dipastikan dulu ada Polisi nggak di semak-semak, haha..
Baca juga:
Liburan ke Thailand dan Itinerary Keliling Hua Hin 4 Hari 3 Malam
Setelah punya pengalaman 3 Hari Keliling Hua Hin Thailand dengan motor, saya jadi ketagihan lagi. Oya, kalau teman-teman punya cerita menarik juga di Thailand, boleh lho menambahkan di komentar!
duniamasak
duh seru banget, semoga aku bisa ke Thailand juga yaa 😀
HM Zwan
Ya ampun, serius nggak pake helm nggak masalah? Aman lah ya yang penting depan pake helm.. Seru ya keliling kota naik motor
swastikha
serunya, aku naksir santorini parknya cakep banget view. Enak juga ya mba naik motor gitu