Cerita Yuni

Pemenang tunggal menikmati hujan es

Yang baru sekarang buat perekrutan karyawan selain dinilai dari tes tulis dan wawancara juga dilihat profil facebooknya serta status yang dibuat..

~ Bahaya nih klo status pada alay semua.. bisa-bisa gak lolos entar..

Status diatas pernah diposting oleh Raden Cakraningrat, seorang teman blogger dari pulau sebrang, Madura di Facebook. Usai membaca status sang teman saya turut memberi komentar begini:  

Plis deh mending cek postingan blog aja ketimbang status fesbuk. Lha wong jarang status di fesbuk ntar malah ditolak mentah-mentah haha

Terus terang, selama memiliki akun Facebook saya teramat jarang menulis status. Boleh diintip di profil saya ada apa aja disana. Yang pasti teman-teman akan kecewa karena disana kebanyakan link postingan blog yang saya share di sana. Lainnya lagi berisi foto-foto yang bukan saya upload sendiri melainkan tag-tag-an dari teman.

Namun sejarang-jarangnya saya status Facebook masih ada satu-dua yang kadang-kadang ingin saya bagikan. Salah duanya adalah:

1. Jadi pemenang tunggal itu sesuatu.. baru kali ini ikut kontes blog di BLOGDETIK dan menjadi pemenang tunggal yang diselenggarakan oleh Om Gajah Pesing yang disponsori oleh Mbak Mechta Deera.. makasih ya Om, Mbak.. lebai dikit boleh ya 😀

Status 23 Maret 2014

Ketika menulis status ini memang saya sedang ingin tertawa. Sebagai seorang yang doyan ngikuti kontes jarang-jarang saya dinobatkan menjadi juara. Apalagi juara pemenang tunggal. Kalaupun mendapat peringkat seringnya sih menjadi juara harapan atau juara penggembira. Dan begitu dikabari kalau saya menjadi pemenang tunggal rasanya gimanaa gitu.. serius nih nggak ada peserta selain saya?  emang peserta yang lain kemana kok hanya saya saja yang ikutan..

Informasi lomba posting blog yang saya ikuti sedianya dibuat status oleh Om Gajah Pesing di Facebook. Dalam statusnya Om Gajah Pesing akan memberi hadiah 3 buku Notes from Mecca karya Mbak Mechta Deera. Tak rumit-rumit, Om Gajah Pesing hanya meminta blogger menulis postingan di blogdetik yang temanya mengapa saya layak mendapat buku Notes from Mecca, sebuah buku yang berisi kumpulan perjalanan Mbak Mechta ketika berangkat ‘ngulon’. Untuk memberi waktu kepada blogger mencari ide, Om Gajah Pesing memberi tenggat postingan selama seminggu. Untuk mempermudah, selesai posting, blogger hanya diminta komen url postingannya. Simple saja..

Sebagai bloggerdetik saya pun turut ikutan terlebih saya sudah lama mengenal Mbak Mechta. Kalau tidak salah sejak awal ngeblog tahun 2010, saya sudah mengenal beliau. Bahkan diawal-awal sebelum keberangkatan Ngulonnya saya sudah membaca postingan-postingan mbak Mechta di Blogdetik.

Dan begitu lebih dari seminggu tiba-tiba saya dapat notifikasi bahwa saya dinyatakan menjadi pemenang tunggal haha.. rupanya selain saya tak ada lagi peserta lainnya..

Pesan yang ingin saya sampaikan dalam status itu adalah bahwa untuk memenangi kontes blog sebenarnya tidak susah. Kalau mau sedikit saja jeli mengamati sesuatu, peluang untuk memenangi kontes itu bisa terbuka lebar.

Dalam status itu Intan Sukma memberi komentar: curcol semalam 😀

Ketika saya bertemu dengan Intan pada malam sebelumnya kami sempat cerita-cerita mengenai trik agar bisa memenangi kontes blog. Saya pun menjawab seperti yang saya tulis diatas dengan menambahkan sedikit bahwa menang kontes itu tidak hanya karena bagus tidaknya tulisan, menurut saya yang paling penting adalah jeli membaca persyaratannya dan melihat kelebihan kekurangan peserta yang lain.

2. Surabaya diguyur hujan deras. Digenteng tiba-tiba terdengar klotak-klotak. Kirain ada yang iseng lempar2 kerikil. Eh ternyata es batu kecil-kecil. Baru sadar ternyata hujan es!  Status: 20 Februari 2014

Kalau status ini saya tulis dengan perasaan kaget, hera juga senang. Gimana nggak kaget lha wong Surabaya selama ini terkenal panas. Dan begitu turun hujan yang dibarengi dengan hujan es sebesar dadu saya langsung heran 1000%!

Sebelum turun hujan, seharian cuaca Surabaya mendungnya gelap sekali. Bahkan sekali berhembus anginnya terasa begitu kencang. Jadi tak begitu heran jika kemudian hujan turun dengan derasnya. Saya yang saat itu keingat jemuran langsung lari tunggang langgang naik tangga untuk mengangkat cucian sebelum basah tak terselamatkan. Sambil melepaskan jemuran dari pengaitnya tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang aneh. Seperti ada bunyi “klotak-klotak” diatas genteng rumah. “Ah mungkin orang iseng” pikir saya. Selesai bertugas, saya lantas turun dan bersiap menutup pintu rumah agar air hujan tidak masuk. Apalagi suara petirnya kencang sekali.

Begitu mencapai pintu, kok sepertinya ada yang aneh dengan hujan kali ini.. saya diam sambil memperhatikan air hujan di jalanan yang berair. Oh rupanya, selain air ada sesuatu lain berbentuk padat yang juga jatuh dari langit. Penasaran, saya pun menembus hujan dan mengambil sesuatu yang berbentuk kotak itu. eh, ternyata es!

Sambil membawa es sebesar dadu saya langsung panggil Bapak dan Ibu keluar rumah melihat hujan es! Norak banget pokoknya saya..

Melihat fenomena itu saya buru-buru ngambil HP untuk status di FB. Selain itu juga saya share di Pasang Mata.

Di Status saya Mas Muhammad Yasri berkomentar: Hujan salju Mbak?

Saya balas “Bukan salju Mas, tapi es. Ukurannya sebesar dadu. Kalau salju enak kali ya tinggal dituangi sirup cair. Jadi deh es campur wkwk

Bagi sebagian daerah, hujan es memang aneh. Daripada hujan es, rasanya lebih familiar hujan salju. Sayangnya di negara kita yang tropis ini tidak mengenal hujan salju. Lebih ekstrem dikasihnya malah hujan es! Dan saya yakin kalau di Jepang ada hujan es, penduduk juga akan sama bingungnya dengan kita haha..

Artikel ini diikutkan dalam Giveaway Blogger Dengan Dua Status di BlogCamp.

12 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *