Ziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon Jawa Barat. Hati-hati pungutan liar!

Usai mengunjungi Keraton Kasepuhan, saya melanjutkan perjalanan dengan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon Jawa Barat. Tak disangka, turun dari mobil ojek, saya langsung diserbu lelaki yang memaksa isi buku tamu demi upaya menambah pundi-pundi pungutan liar.

Ziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon Jawa Barat merupakan pengalaman saya pertama kali. Destinasi ini bagi warga Jawa Timur adalah tujuan terjauh dalam daftar kunjungan tour Wali Songo.

Selama hidup saya belum pernah ikut tour ziarah wali 9 bersama rombongan bus. Paling banter tour religi yang saya ikuti hanya Wali Wolu di Kudus. Kalau Wali Wolu saja lama perjalanannya 2 hari 1 malam.

Jadi, anggap saja kedatangan saya kali ini untuk melengkapi perjalanan ziarah yang kemarin-kemarin, hehe

Pengalaman Ziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon Jawa Barat

Dalam perjalanan ke makam Wali saya selalu menemukan sensasi baru. Misalnya harus naik puluhan anak tangga untuk mencapai makam Sunan Giri, naik becak rame-rame di makam Sunan Bonang, atau gerak jalan suka-suka di makam Sunan Muria.

Sementara di Sunan Gunung Jati lokasi makamnya sangat mudah dicapai. Mungkinkan berlaku filosofi makin tinggi puncak, makin mudah mencapainya? Allahu Alam

Makam Sunan Gunung Jati yang rawan pungli

Jarak makam Sunan Gunung Jati di map tertera 26 km dari Keraton Kasepuhan. Tidak perlu jalan jauh dari parkiran karena di sini kendaraan bebas masuk dan bisa berhenti tepat di depan gerbang makam. 

Saya tiba di makam Sunan Gunung Jati menjelang Ashar, sekitar jam setengah 3 siang. Saat itu suasana parkirannya tidak terlalu ramai sehingga begitu turun mobil, langsung disambut lelaki berpeci hitam yang sedikit memaksa agar saya mengikutinya untuk mengisi buku tamu.

Dari caranya memaksa menunjukkan gelagat lelaki itu tukang pungli. Untuk menghindari dugaan-dugaan negatif, saya dan teman-teman memilih untuk minggir dulu ke penjual gorengan. Jajan-jajan ringan.

 

Pungutan liar di area makam wali bukanlah hal aneh. Puluhan hingga ratusan peminta shodaqoh kerap memadati jalan menuju pintu masuk dan keluar makam. Harapan mereka bisa mendapatkan lemparan uang koin dari para peziarah.

Hanya saja kadang caranya memaksa. Ketika 1 orang dikasih, yang lainnya akan langsung mengejar dan berusaha meminta ‘hak’nya.

Saran saya saat ziarah tetap bawalah uang koin dan bijaklah memanfaatkannya. Jangan terlalu percaya dengan penawaran orang diluar area makam. Urusan perijinan dan biaya perawatan makam sebaiknya langsung menghubungi petugas resmi.

Setelah beberapa menit jajan, akhirnya saya memutuskan ke makam. Sempat ketemu lelaki berpeci tadi, namun saya dengan halus menolak dan cuek berjalan masuk.

Triknya jalan aja santai sambil lihat-lihat suasana makam. Seolah-olah kita anggota rombongan ziarah yang ketinggalan. Kalau dipaksa isi buku tamu bilangnya aja sudah sama panitia rombongan, hehe. 

Setelah lepas sandal, sebelum menuju makam, ada meja-meja yang menyediakan buku tamu. Sebenarnya di sinilah tempat buku tamu yang resmi. Yang dijaga oleh juru kunci yang mengabdi di makam Sunan.

Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon Jawa Barat

Makam Sunan Gunung Jati berada di Alun-alun Astana Gunung Jati. Terdapat gapura berwarna putih dengan sisi kanan tempat wudhu peziarah. Jika tidak sempat mengambil wudhu, di dalam makam tersedia gentong yang berfungsi sebagai padasan wudhu.

Untuk berdoa dan membaca tahlil, peziarah dapat melakukannya tepat di depan pintu Pasujudan, pintu bermotif kotak-kotak dari kayu berwarna gelap. Hampir dipastikan area ini selalu penuh rombongan jamaah yang berdoa atau membaca Yaasin Tahlil.

Apakah makam Sunan Gunung Jati berada di balik pintu kayu Pasujudan?

Nah, ini menarik. Saya sempat diajak ngobrol oleh salah satu penjaga makam (namanya lupa) yang merupakan abdi dalem. Petugas abdi dalem di sini tidak sembarangan. Mereka adalah anak cucu keturunan pengabdi Sultan secara turun temurun.

Bapak abdi dalem yang menemani saya bercerita bahwa makam Sunan Gunung Jati memiliki 9 pintu. Dan pintu Pasujudan yang menjadi tempat berdoa peziarah merupakan pintu ke 3. Walah, sek adoh makamnya😂

Pintu-pintu makam secara khusus akan dibuka untuk peziarah ketika Idhul Fitri tiba. Saat itu kerabat Sunan mengadaka silaturrahmi sembari memanjatkan doa.

Selain Pintu Pasujudan, terdapat pula Pesarean Sultan Sepuh Raja Sulaeman Keraton Kasepuhan di sisi kanan yang dikelilingi tembok tinggi. Di sisi kiri Pintu Pasujudan terdapat bale Pelayonan yang digunakan sebagai tempat jenazah kerabat Keraton yang meninggal dunia.

Semakin ke kiri lagi terdapat makam Putri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati yang seorang keturunan China. Makam Putri ini agak unik, terdapat lilin dan kembang untuk berdoa. Lho, makam Sunan kok pakai lilin? Kan, akulturasi Jawa dan China..

Perjalanan Cinta Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448 Masehi dan merupakan salah satu dari anggota Wali Songo. Beliau terlahir dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alim dan Nyai Rara Santang, putri Raja Prabu Siliwangi.

Dalam perjalanan menyebarkan agama Islam, Sunan Gunung Jati berkenalan dengan Putri Ong Tien, putri seorang Kaisar China dan mereka kemudian menikah. Kedatangan sang Putri ke Pulau Jawa membawa banyak sekali keramik asli China.

Sayangnya usia pernikahan Sunan Syarif Hidayatullah ini tidak lama, 4 tahun setelah menikah Putri Ong Tien wafat. Sebagai bukti cinta sang Sunan, keramik-keramik itu dijadikan sebagai hiasan makam.

Saat perayaan Imlek, makam Putri Ong Tien banyak diziarahi oleh masyarakat penganut Konghucu.

Makam Putri Ong Tien. Image @rieagustina

Makam Sunan Gunung Jati dan Keindahan Keramik China

Selain Pintu Pasujudan, saya terkesan dengan keindahan keramik yang menempel di hampir seluruh tembok makam. Keramik-keramik itu ditata sedemikian rupa hingga menyerupai bunga.

Meski keramik itu keramik tua, bila dihitung-hitung usianya sudah 400an tahun, namun masih terlihat indah. Beberapa keramik saya perhatikan memiliki motif unik dan bercerita.

Selain keramik,beberapa sudut juga terdapat bokor kuningan dengan motif kepala singa. Bokor-bokor ini dijadikan sebagai kotak amal dari para peziarah.

Transportasi ke Cirebon dari Surabaya

Ziarah Wali tak lengkap bila tak mengunjungi Sunan Gunung Jati. Seperti perjalanan yang sudah-sudah, ziarah Wali Songo dari Surabaya membutuhkan waktu antara 4-5 hari. Mahalnya biaya perjalanan dan jauhnya jarak tempuh membuat rombongan peziarah kerap melakukan wisata religi hanya sampai Wali Limo atau Wali Wolu.

Keramik ini diyakini usianya ratusan tahun

Mau melengkapi perjalanan Wali Songo ke Cirebon, yang praktis dengan melakukan perjalanan mandiri dengan kereta api. Kereta api Cirebon dari Surabaya banyak sekali pilihannya. Bisa milih lewat jalur selatan atau melalui jalur pantura.

Pesan tiket kereta api Cirebon sekarang juga makin mudah. Tinggal manfaatkan aplikasi pemesanan tiket Kereta Api, PegiPegi, dan pilih tanggal keberangkatan. Menjelang akhir tahun, PegiPegi banyak memberikan promo menarik. Salah satunya Gemerlap Promo Akhir Tahun Diskon Tiket Kereta Rp. 25.000,-.

Musim liburan sudah di depan mata. Yuk, manfaatkan waktu libur dengan bersenang-senang bersama keluarga. Mumpung harga tiket pesawat, hotel, dan kereta api sedang banyak promo besar. Berwisata religi dengan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon Jawa Barat menjadi alternatif bagus.Liburan sekaligus mengenalkan sejarah Islam pada keluarga. Tapi tetap, ya, harus hati-hati dengan pungutan liar!

 

You Might Also Like

8 Comments

  1. Donna Imelda

    Tempat ini memang indah dan sarat cerita sejarah, keramik2nya juga cantik2 dan unik. Aku senang banget liatin detail keramik itu satu per satu. Satu kekurangan yaitu pungli memang betul2 mengganggu. Aku sampai risih rasanya waktu itu. Kita jadi berprasangka selama di sana dan mengurangi keasikan merunuti jejak Wali di sana

  2. Arni

    Aku baru tau kalau ada istri Sunan Gunung Jati yang keturunan Cina.
    Tapi memang jaman dahulu Keraton Cirebon sangat akrab dengan bangsa asing ya, kalau gak salah Cina, Arab dan India

  3. deddyhuang.com

    emang nyebelin sih kalau banyak pungli ya..

    oh ya keramik ditanam di dinding ini aku pernah lihat, cakep sih.. rawan dicuri :p

  4. swastikha

    itu background keramiknya apik ya. Ngga hanya makam wali sih mba kalau pungli. Di makan daerah rangkah itu juga banyak pungli. Minta agak sedikit maksa juga deh. jadi kalau mau ziara biasanya rombongan

  5. Liswanti

    Aku belum pernah ziarah ke makan Sunan Gunung Jati. Semoga kalau ke Cirebon bisa kesampean lagi

  6. Jalan-Jalan KeNai

    Kadang-kadang yang suka bikin malas mengunjungi tempat wisata adalah berhadapan dengan pungutan liar. Padahal tempat wisatanya sendiri menarik untuk dikunjungi

  7. adeuny

    aku belom kesini mbak.. mungkin hampir sama kayak ke sunan giri gitu ya banyak yang minta-minta nya.. btw ini wali songo yang paling jauh ya mbak dari Surabaya

  8. Utie adnu

    Iya sayang bngt mba,, selain itu juga masjidnya rada kurang bersih,, terus di jasrpuhannya juga bnyak pengemis gitu satang bngt memang ,,,jd gk nyaman berkunjung kesana

Leave a Reply