Traveling Asik Tanpa Toxic ke Kawah Ijen dan Savana Baluran

Dibalik bahagianya traveling, ada saatnya saya mengalami stress akut. Bukan, bukan stress memikirkan biaya perjalanan, tetapi sumpek gimana caranya bisa mencapai titik poin lokasi dengan waktu yang sangat terbatas. Ditambah lagi kondisi medan yang berat dan cuaca tidak bersahabat.

Minggu lalu saya ikut paket trip Kawah Ijen dan Taman Nasional Baluran bersama Umik Vika, Aya si Cewe Alpukat, dan Eda Nyonya Besar. Ngetrip suka-suka, sih, buat ngobatin kangen sekian lama tak bersua. Kebetulan ada tawaran paket trip murah, Rp. 285 ribu untuk 2 destinasi. Gak mikir panjang, “budhaal!!

Sebetulnya ada banyak paket trip yang ditawarkan, tapi kami sepakat memilih Ijen dan Baluran. Sudah lama kami mengghibah keunikan Kawah Ijen, tapi belum ada kesempatan ke sana. Begitu juga keindahan Baluran yang dipuji-puji bagai Afrika Kecil di Pulau Jawa. Woww, banget!

“Kamu yakin berangkat ke Ijen, medannya berat, lho. Apalagi hawa lagi dingin-dinginnya..”

Pemikiran saya sederhana aja. Kalau ke Bromo naik motor saja bisa, masa ke Ijen gak mampu. Tapi lama-lama keder juga. Info dari internet, trekking ke Ijen itu beneran berat. Jarak menuju bibir kawah mencapai 3,1 km. Bahkan ada yang mengatakan 3,8 km. Ditambah lagi kontur tanahnya menanjak. Serem, beut..

Rundown yang saya terima jadwalnya ketat banget. Seperti ini:

Day 1
16:00 Berangkat dari SurabayaDay 2
01:00 Tiba di Paltuding
02.00 Trekking Kawah Ijen
05:00 Tiba di Kawah Ijen; Wisata Blue Fire dan Sunrise di Kawah Ijen
06:00 Kembali ke Paltuding
10:00 Makan
12:00 Savana Bekol, Baluran
14:00 Kembali ke Surabaya. Estimasi tiba di Surabaya jam 22.00

Selain medan yang berat, eksplor Kawah Ijen yang tingginya 2.443 mdpl cukup menuai tantangan. Lamanya waktu tempuh perjalanan serta dinginnya cuaca tidak bisa lagi disebut receh.

Meskipun berat, wisatawan dalam dan luar negeri rela berlelah-lelah mendaki Ijen malam-malam demi bisa melihat langsung fenomena alam Blue Fire yang dipancarkan dari kawahnya. Fenomena Blue Fire di dunia ini hanya terjadi di 2 tempat, yakni di Islandia dan Kawah Ijen, Indonesia. Jadi jelas mengapa Kawah Ijen jadi favorit wisatawan. Tiap hari ratusan orang berbondong-bondong mengunjungi Ijen.

Dari baca banyak pengalaman, fenomena Api Biru Kawah Ijen terlihat jelas sekitar pukul 02.00 hingga 04.00 shubuh. Untuk mengejar momen itu, rata-rata pengunjung memulai trekking jam 02.00, karena pintu masuk Ijen baru dibuka jam 01.00 dini hari. Normalnya, trekking dari Paltuding menuju bibir Kawah ditempuh selama 2-3 jam. Kalau berangkat trekking jam 01.30, kemungkinan besar pas mendapatkan momen Blue Fire. Untuk ngejar waktu yang mepet, saya dan teman-teman harus berjibaku menantang medan.

Jam 2.30, diiringi gerimis, kami mulai trekking. Cuaca yang kurang bersahabat menyebabkan kami terlambat 30 menit dari jadwal rundown. Belum 10 menit aja turun dari mobil, jaket saya sudah kuyup. Tetapi, apapun itu, sekarang kami sudah berada di Paltuding dan siap melakukan trekking menembus gerimis dan menerabas gelapnya malam menuju Kawah Ijen demi blue fire.

 

Berjibaku melawan dingin mengejar Blue Fire di Kawah Ijen

 

Diawal trekking, kami melakukan perjalanan sambil haha-hihi. Bercanda dengan peserta trip lain seraya membahas betapa beratnya kehidupan pengangkut belerang yang merangkap jadi ‘sopir taksi Ijen’ (gledekan roda 2 yang didorong/ditarik untuk mengangkut wisatawan naik/turun Ijen).

Sambil berjalan, kami ngobrol dengan sopir taksi Ijen. Tarif PP taksi Ijen Rp. 700 ribu dengan rincian naik Rp. 500 ribu, turun Rp. 200 ribu. Dan semua itu murni dilakukan dengan tenaga manusia.

15 menit pertama, Umik Vika minta berhenti istirahat. Tidak masalah, komitmen kami adalah selalu bersama dalam suka dan duka. Beberapa saat selanjutnya Aya yang mengaku pandangannya gelap dan harus berhenti istirahat. Kami menyadari kondisi cuaca basah, udara dingin, polusi, aktivitas padat dan berat membuat kondisi tubuh mudah lelah. Sementara saya dan Nyonya Besar masih bersemangat melanjutkan perjalanan. Iming-iming ‘taksi tenaga manusia’ sukses kami abaikan, yeay! Semangat!

Tak dinyana, ketika jarak Kawah Ijen tinggal ratusan meter lagi, ganti saya yang tumbang. Tiba-tiba saja kepala rasanya pusing, perut melilit, badan panas dingin, dan perasaan mual. Saya coba makan coklat untuk meminimalisir keadaan, tetap saja tidak memperbaiki kondisi tubuh saya. Bahkan rasa di dalam perut seperti diaduk-aduk tak keruan. Jam sudah menunjukkan pukul 03.45, oh, bagaimana nasih blue fire…

“Perutmu kosong, makan dulu-makan dulu..” saran Nyonya Besar. Baru aja masuk satu suapan roti, perut saya bergejolak kencang yang akhirnya muntah-muntah.

“Bibirmu sampai putih.. aku ada minyak angin” Umik dengan upaya survivalnya.

“Minum minuman madu dan lemon, Mbak, baik buat staminamu…” seru Aya sambil menyorongkan botol warna kuning NATSBEE Honey Lemon.

Di tengah riuhnya wisatawan, sebagian teman-teman trip kami memutuskan tidak melanjutkan perjalanan. Mereka memilih kembali ke Paltuding. Namun saya tidak ingin menjadi barisan orang-orang menyerah. Sepayah apapun, saya harus melanjutkan perjalanan. Harus!

Usai menenangkan diri beberapa saat sambil meneguk Pokka NATSBEE Honey Lemon, pelan-pelan tubuh saya membaik. Pusingnya hilang, perut yang tadinya mules mulai normal kembali. Mualnya juga gak berasa lagi. Demi Blue Fire, saya kembali semangat menaklukkan Ijen.

Tepat jam 5 pagi saya sudah tiba di bibir Kawah Ijen bersama Aya. Sementara Umik dan Nyonya Besar masih tertinggal di belakang. Semangat, Miik, Semangat, Nyah! haha..

 

Kebaikan Madu dan Lemon tingkatkan daya tahan tubuh saat lelah beraktivitas

 

Bila diingat-ingat, sejak akan berangkat trip saya memang kurang persiapan. Melewatkan makan malam, kurang minum, polusi, ditambah kehujanan malam-malam saat trekking. Komplit, memicu tubuh saya mendadak ‘oleng’.

Sebenarnya sebelum berangkat Ibuk saya mengingatkan saya agar membawa madu dan buah lemon untuk menjaga stamina tetap fit mengingat beratnya medan yang akan dilalui. Cuman saya mengabaikan nasehat Ibuk. Membayangkan betapa repotnya membawa botol madu dan pisau buat memotong lemon. Belum nanti kalau botol kacanya pecah di dalam tas dan madunya tumpah ke mana-mana, malah jadi repot, kan. Lha wong jas hujan saja sengaja nggak dibawa takut kelebihan beban, ini malah bawa botol madu dan buah lemon..

Rupanya saya kurang cerdas memahami pesan Ibuk. Ngapain harus bawa madu kalau sekarang ada minuman Pokka NATSBEE Honey Lemon yang mengkombinasikan perasan lemon dan madu asli yang mengandung vitamin C dan praktis dibawa ke mana-mana.

Saat terkungkung dalam aktifitas yang padat dan berat, konsumsi minuman madu lemon dapat membantu membuang zat-zat tidak baik di dalam tubuh. Rasa manis pada madu berkhasiat untuk meningkatkan stamina, sementara lemon kaya akan vitamin C dan mampu melawan radikal bebas.

 

#AsikTanpaToxic dengan Minuman Madu Lemon

 

Manfaat madu dan lemon sejak dulu dikenal baik untuk kesehatan yang dapat membersihkan zat-zat tidak baik yang masuk ke dalam tubuh. Rutin konsumsi madu dan lemon bisa jadi alternatif melakukan gaya hidup sehat. Dengan minuman madu lemon apapun aktifitasnya jadi #AsikTanpaToxic.

Banyak lho manfaat yang didapatkan jika sering konsumsi madu dan lemon, antara lain:

Sebagai Detoksifikasi

Tak bisa dipungkiri aktifitas berlebihan yang mendulang stres serta gaya hidup tidak sehat memicu racun masuk ke dalam tubuh. Meski tubuh kita sudah dibekali sistem pertahanan alami, namun mereka butuh asupan bagus untuk menetralkan racun dan membuang zat-zat berbahaya tersebut. Asupan baik itu seperti minum madu dan lemon.

Minuman Kesehatan</h4?

Madu memiliki rasa manis alami yang tidak berbahaya jika dikonsumsi. Dan Vitamin C pada lemon dapat menjaga daya tahan tubuh tetap fit.

Dapat Mencegah Penyakit Berbahaya

Gaya hidup tidak sehat secara tidak langsung membawa penyakit masuk ke dalam tubuh. Vitamin C mampu melindungi tubuh dari radikal bebas dan kandungan antioksidan alami bermanfaat menjaga kekebalan tubuh.

Melancarkan sistem pencernaan

Tidak hanya diet, madu dan lemon juga dapat melancarkan sistem pencernaan. Ketika perut terasa sakit seperti mules atau sembelit tandanya sistem pencernaan sedang ada masalah. Madu dan lemon memiliki fungsi sebagai antibakteri yang berkhasiat melancarkan proses pencernaan dan membantu menyerap nutrisi.

Meningkatkan daya tahan tubuh

Dalam keadaan payah, rasa manis dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Manisnya madu berbeda dengan manisnya gula karena madu sifatnya sebagai antibakteri. Sementara rasa asam pada lemon akan meningkatkan sensasi menumbuhkan mood sehingga tubuh kembali semangat.

Masih ada lagi manfaat lain dari madu dan lemon, seperti mempercantik kulit, mengatasi penuaan dini, dan lain sebagainya.

Masalahnya.. tidak mudah mendapatkan buah lemon. Di Pasar dekat rumah jarang ada yang jual buah lemon. Di minimarket stok lemon juga sering kosong. Untuk mendapatkan buah lemon satu-satunya cara harus pergi ke toko khusus buah-buahan yang lokasinya jauh dari rumah. Malesnya..

Cara paling praktis untuk konsumsi madu dan lemon adalah dengan minum NATSBEE Honey Lemon. NATSBEE Honey Lemon merupakan minuman Madu Lemon yang pertama di Indonesia.

 

Bersahabat dengan sinar matahari di Savana Bekol

 

Jam 6 kurang beberapa menit saya dan teman-teman memutuskan kembali menuju Paltuding. Kabut tebal dan gerimis yang semakin kencang membuat tubuh sudah tidak mampu lagi diajak kompromi. Tidak hanya saya, rombongan Tentara, Polisi, Satpol PP dan Masyarakat yang saat itu sedang mengadakan Ekspedisi Merah Putih di bibir Kawah Ijen juga sepakat menghentikan aktifitasnya. Suhu udaranya minus 2 derajat, Bray!

Dan apakah kami berhasil mengabadikan momen Blue Fire? Hehe.. sayangnya tidak. Udah kesiangan.. Tapi tidak mengapa, bisa jalan rame-rame dengan teman saja sudah membuat saya bahagia. Dalam lelah, capek, dan kondisi sulit, kami selalu menebarkan kegembiraan. Apalagi ditemani NATSBEE Honey Lemon.

Usai kedinginan di Kawah Ijen, spot selanjutnya kami bermain panas-panasan di Savana Bekol Taman Nasional Baluran.

Ada yang sudah pernah ke Baluran?

Harus diakui Savana Bekol di Baluran itu indahnya malampaui ekspetasi. Ternyata Indonesia juga punya pemandangan alam seolah Afrika. Hutan yang gersang, tanah yang tandus dihiasi monyet yang berlarian bebas di padang luas mengajak siapapun lebih mengenal dekat dengan alam.

Melihat panorama savana Baluran membuktikan bahwa destinasi wisata Indonesia layak mendunia. Meskipun lho sinar matahari menyengat sangat tajam dan debu tebal beterbaran. Semua itu adalah kombinasi alam yang benar-benar alami. Sungguh menyenangkan! Sudah sudah 2 kali saya ke Baluran, tapi masih pengen ke sana lagi.

 

Bersihkan Toxic saat Traveling dengan NATSBEE Honey Lemon

 

Senang sekali bisa mengikuti trip Ijen-Baluran meski jadwalnya sangat padat. Tiap kali badan merasa haus, payah dan penat, saya minum NATSBEE Honey Lemon. Jadi, kalau teman-teman ingin tampil segar dan bugar terus saat traveling, bersihkan hari aktifmu dengan NATSBEE Honey Lemon, ya!

NATSBEE Honey Lemon merupakan minuman kombinasi madu dan lemon yang seimbang yang mengandung vitamin C. Seperti yang sudah saya rasakan, minuman ini memiliki paduan rasa manis dari madu dan asam khas buah lemon sehingga memunculkan sensasi kesegaran tersendiri saat diminum. Praktis, bisa dikonsumsi di manapun dan kapanpun.

Minum NATSBEE Honey Lemon selain dapat menghilangkan haus ditengah aktifitas yang padat, juga bisa membantu bersihkan toxic dalam tubuh.

Saat ini NATSBEE Honey Lemon tersedia dalam kemasan botol ukuran 450ml. Dan sudah tersedia di minimarket hingga hypermarket.

NATSBEE Honey Lemon diproduksi oleh Pokka. Pokka adalah perusahaan dari Jepang yang lebih dari 60 tahun menjadi produsen makanan dan minuman berkualitas.

 

Bersihkan Hari Aktifmu agar Traveling #AsikTanpaToxic

 

Traveling memang menyenangkan. Bagus buat kebugaran otak dan menyegarkan suasan batin. Tapi jangan juga traveling yang menyusahkan diri. Alih-alih ingin senang, yang didapat malah sakit. Jangan sampai lah, ya..

Apapun itu, namanya traveling pasti ada saja masalah yang dapat menurunkan kesehatan tubuh, seperti cuaca, suhu udara, stres di perjalanan, polusi, dan pengaruh gaya hidup tidak sehat.

Dari hasil pengalaman saya traveling, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Nih, saya bagi buat teman-teman semua..

1. Makan Makanan bergizi

Saat traveling hindari makan pedas dan makanan tidak sehat yang berpotensi menganggu aktifitas traveling. Hal sepele begini bisa jadi mengganggu agenda perjalanan. Lebih baik makan yang pasti sehat saja seperti sayur dan buah-buahan.

2. Istirahat yang cukup

Usahakan meluangkan waktu untuk istirahat. Jika badan sudah lelah, jangan memaksakan diri berjalan. Berikan tubuh untuk diam sejenak. Trus jangan sering begadang.

3. Banyak Minum Air Putih

Selalu sedia air mineral selama traveling, karena air mineral dapat menjaga tubuh dari bahaya dehidrasi.

4. Siapkan perlengkapan sesuai tujuan traveling

Jika tujuannya traveling ke gunung, pastikan membawa baju dan jaket tebal untuk menghalau dingin. Hujan, tidak hujan, bawa saja jas hujan. Ini beneran, jangan kayak saya yang kepedan gak bawa jas hujan jadinya malah kehujanan.

5. Bawa Cream pelindung matahari

Cream pelindung matahari penting untuk menjaga kulit dari bahaya sinar matahari. Apalagi yang gaya travelingnya seperti saya. Malam kedinginan, siang kepanasan. Wajib sekali menggunakan cream.

6. Bawa Masker Penutup Hidung

Seperti yang kita lihat polusi ada di mana-mana. Di daerah pegunungan pun, selama dilewati kendaraan, tetap aja mengundang polusi. Supaya pernafasan selalu aman, gunakan masker penutup hidung.

6. Konsumsi Vitamin C

Vitamin C dapat menjaga tubuh tetap sehat selama traveling. Vitamin C dapat ditemukan pada NATSBEE Honey Lemon, minuman madu dan lemon yang dapat membersihkan toxic tubuh sehingga membuat traveling #AsikTanpToxic.

Wah seru banget menantang Ijen dan Baluran. Habis kedinginan trus kepanasan. Pakaian di badan yang tadinya basah bisa kering sendiri tanpa dijemur, haha..

Lebih penting dari itu sepulang dari Ijen badan saya tetap fit. Kehujanan tidak membuat badan saya drop atau sakit. Semua itu karena saya minum NATSBEE Honey Lemon.

Mau juga traveling #AsikTanpaToxic seperti saya? jangan lupa dong bawa NATSBEE Honey Lemon.. tapi sebelum itu, tonton video Traveling Asik Tanpa Toxic kami ke Kawah Ijen dan Taman Nasional Baluran dulu, ya!

You Might Also Like

11 Comments

  1. sulis

    wow..seru mba..cerita petualangannya. aku blm pernah ke kawah ijen/baluran.. pengen, tp blm sanggup klo mesti ajak si kecil.
    untung ada natsbee..ya, jadi bisa nyegerin badan lagi/gantiin nutrisi yang hilang

    1. Yuniari Nukti

      Baluran dulu aja, Mbak, lebih ramah anak kecil di sana. Habis nonton monyet dan rusa berkeliaran di savana, lanjut main air di pantai Bama😄

  2. Afifah Haq

    Wajib banget minum minuman dengan vitamin C kalau lagi trekking gini biar tetep fit

    1. Yuniari Nukti

      Betuul, Mbak. Selain obat-obatan, minuman yang mengandung vitamin C juga harus bawa. Menjaga badan supaya gak mudah drop

  3. Aminnatul Widyana

    Duh, sy yg di Malang sampai hampir 30th belum pernah ke Bromo ataupun Ijen wkwkw… Kuper banget yak

    1. Yuniari Nukti

      Haha, begitulah, Mbak.. Justru masyarakat lokal jarang datengi tempat wisatanya sendiri

  4. Nining

    warbiyasaaak, abis berdingin-dingin di Kawah Ijen trus manas ngentang-ngentang nang Baluran wkwkwk seterooong!

  5. Mirna Puji Rahayu

    Kok yo pinter idenya mbak yu main ke ijen bawa Natsbee kan jadi penetralisir bau belerang yang sopo ngerti masuk ke badan ya, duh aku jadi pengen ke ijen juga, udah lama gak jalan-jalan ke pegunungan gitu.

    1. Yuniari Nukti

      Bhuahahaha.. Sengaja ke Ijen bawa Natsbee, Mbak. Jalan ke gunung kadang butuh minuman yang manis buat pembangkit stamina😅😅

  6. Hilda Ikka

    Hmmm aku sek ngumpulno niat gawe merene. Wes kebayang pegelnya itu loo yang bikin maju mundur 😂

Leave a Reply