Cerita Yuni

Dari (Bukan) Mantan, Letakkan dia di tanganmu, jangan menyimpannya di hati

Hai, selamat bekerja kembali hari ini.. ๐Ÿ™‚

Kemarin sama Pak Presiden sudah dikasih bonus libur sehari walaupun Surabaya gak ada acara coblosan. Kabar libur yang tak terduga, gak ada apa-apa disuruh libur. Senang sih, gak ikut Pemilu, ikut merasakan liburnya, haha..

Suasana di Surabaya kemarin saya lihat biasa saja. Jalanan tetap macet, tapi lebih banyak lancarnya. Gak tau bagaimana kondisi di Mall, mungkin saja rame.

Karena liburan spesial, liburnya juga ikut spesial. Nyaris tak ada aktifitas apa-apa selain main seharian bersama ponakan-ponakan tercinta. Ngajari mereka menggambar lewat paint, nemani mereka nonton youtube, lainnya saya habiskan dengan ngobrol seru bersama kakak ipar.

Cerita kami serba ngalor ngidul, dan yang sempat saya garis bawahi adalah curhatan Kakak Ipar yang kawasan rumahnya habis dilanda banjir saat beberapa waktu lalu Surabaya dapat rejeki hujan deras yang cukup lama.

Kisah banjir di sebagian wilayah kota Surabaya memang bukan hal yang baru karena di Surabaya masih banyak daerah yang berupa sawah dan tambak. Kebetulan rumah Kakak saya berada di lokasi yang mewah (alias mepet sawah) yang bertetanggaan dengan tambak. Gak heran kalau suatu waktu ada hujan deras dan lama lingkungan di sekitarnya banyak yang tergenang. Tapi ya gitu, gak lama kemudian surut.

Seperti hujan yang lalu-lalu, saat banjir, di depan rumahnya banyak ikan berlompatan. Ikan siapa lagi kalau bukan ikan dari tambak yang berlarian kesana kemari. Jelas saja, bukan banjirnya yang jadi fokus utama, warga sekitar lebih memilih mancing atau menjaring ikan ketimbang ngurusi rumah yang banjir.

Terpetik kisah ada seorang pengusaha tambak di sana. Tambak itu penuh dengan ikan lalu dimanfaatkan untuk usaha kolam pancing. Konon tambaknya sangat luas, dan ikannya terdiri dari Udang Windu, Gurami, Patin, dan lain-lain. Bila hujan, ikan-ikan suka berlarian keluar tambak dan masuk ke perumahan warga. Rejekinya warga, ikan-ikan yang sedang โ€˜mainโ€™ itu ditangkap lalu dimasak, bahkan dijual.

Saking terbiasa melihat ikannya ngluyur saat hujan, pemilik tambak tak mempermasalahkan hal itu. Dianggapnya biasa, namanya usaha pasti ada ruginya. Ibarat jualan buah, diantara buah yang bagus, pasti ada diantaranya yang busuk dan harus dibuang.

Meski tak semua orang mau menangkap ikan hasil luberan tambak, sebuah rejeki bagi warga bisa membeli udang windu sekilo harga 70 ribu. Salah satunya Kakak Ipar saya.

Namun hujan kemarin rupanya terlalu merugikan tambak hingga membuat pemiliknya stroke dan harus dilarikan ke rumah sakit, dirawat selama tiga hari yang akhirnya meninggal dunia. Innalillahi..

Siapa yang menduga jika kejadian yang biasanya dianggap biasa, kali ini terasa luar biasa. Kadang-kadang Asuransi Dana Pensiun Karyawan Terbaik diperlukan saat berada dalam posisi seperti ini. Ia dapat membantu kala ada kejadian tak terduga.

Cerita yang beredar, sebelum diterjang banjir, tambak itu diisi ikan sebanyak ton-an. Wajar sekali, sebagai tambak untuk usaha kolam pancing, jumlah ikan harus terus ditambah supaya animo pemancing meningkat. Sudah pasti modal yang keluar sangat banyak, bisa jadi ratusan juta rupiah. Atau malah M โ€“ M-an rupiah, mengingat harga ikan sekarang di pasaran sedang mahal. Nahasnya, baru beberapa hari diisi ikan, hujan deras melanda kawasan hingga membuat air di tambak amber dan ikannya berlarian kesana-kemari. Inilah yang membuat pemilik tambak mikir berat hingga jatuh sakit.

Mendengar kisah ini saya jadi miris..

Benar kata orang bijak, dalam keadaan seperti itu jangan pernah menyalahkan siapa-siapa. Mau salahkan siapa? Ikan? Tambak? Hujan? Air? Atau penangkap ikan? itu sangat tidak mungkin..

Saya jadi teringat dengan sebuah nasehat yang kurang lebih berkata seperti ini: โ€œKuasailah dunia dan pimpinlah dia. Letakkan dia ditanganmu tapi jangan pernah menyimpannya dihatimuโ€

Seperti keberadaan Mantan, letakkan saja namanya di tanganmu, tapi jangan ingat dia di hatimu, eaaa… ๐Ÿ˜€ ๐Ÿ˜€

Saya menyadari, dan mungkin kita semua sadar bahwa mengikhlaskan adalah sesuatu yang berat. Tetapi, apapun keadaannya, dalam keadaan seperti ini obat yang paling mujarab adalah ikhlas. Meskipun dalam perjalanannya proses pengikhlasan hati seringkali menimbulkan pertarungan batin yang cukup berat.

Kisah hikmah bisa datang dari mana saja, termasuk obrolan ringan di atas yang membuat saya harus membuka mata kembali untuk belajar memaknai segala hal kehidupan.

Selamat bekerja kembali, teman ๐Ÿ™‚

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *