Wisata Sejarah Radio Bekupon Tegalsari Surabaya
Beberapa waktu lalu saya mengikuti wisata sejarah walking tour di Tegalsari Surabaya yang diselenggarakan oleh komunitas Roodebrug Soerabaia. Saya tertarik mengikuti kegiatan ini karena rasanya seperti jalan-jalan sambil dicritani.
Ada hal tak terduga. Ketika melihat bangunan yang sering saya lewati, yang tampaknya biasa saja, dan tidak ada menariknya sama sekali, ternyata mengandung kenangan masa silam.
Salah satunya keberadaan Radio Bekupon di Jalan Kombes Pol M. Duryat. Posisinya di tepi taman, tepat dibelokan berseberangan dengan Pos Polisi. Siapa sangka bangunan kecil serupa rumah merpati dengan tinggi sekitar 2 meter itu dulunya digunakan sebagai akses informasi untuk masyarakat Surabaya
Banyak yang mengira bangunan ini adalah kotak pos. Padahal bentuknya mirip bekupon alias omah doro atau Bahasa Indonesianya Rumah burung Merpati. Tapi ternyata radio!
Kiprah Bung Tomo bersama Radio Pemberontakan
Jaman dahulu, radio merupakan akses informasi paling efektif dan efisien. Dengan mendengarkan siaran, rakyat bisa tau segala macam berita. Hanya saja pemilik radio saat itu orang tertentu saja, pribumi tetap bisa mendengarkan tapi sifatnya rame-rame.
Memang layak jika Bung Tomo (Soetomo) mendapat gelar pahlawan karena perjuangan beliau dalam menggerakkan Arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan tidak sekadar teriak-teriak di depan mikrofon. Sebagai jurnalis, disela-sela menulis berita, Soetomo juga aktif membuat propaganda untuk membakar semangat masyarakat Surabaya
Dijelaskan oleh Ady Setyawan, guide kami saat walking tour, bahwa Soetomo turun ke bidang radio setelah lebih dulu meminta ijin ke Menteri Penerangan yang kala itu dijabat oleh Amir Syarifuddin. Ada 2 versi berita yang beredar, ada yang mengatakan Soetomo tidak mendapat ijin, ada juga yang mengatakan Soetomo mendapat ijin. Yang pasti ketika kembali ke Surabaya, Soetomo mengatakan kepada masyarakat bahwa dia mendapat ijin namun tidak boleh menggunakan RRI (Radio Republik Indonesia)
Bersama laskar BPRI, Soetomo membuat radio pemberontakan sendiri sehingga suara yang beredar bukanlah suara resmi pemerintah. Markas BPRI sendiri berada di jalan Mawar 10-12 Surabaya yang mana tempat studio pemancar Radio Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (RBPRI) sekarang sudah rata dengan tanah.
Perjuangan Bung Tomo saat itu tidak sendiri. Ia bersama Ktut Tantri, wanita kewarganegaraan Amerika yang berpihak pada Indonesia. Setiap siaran Ktut Tantri kebagian menyampaikan pidato berbahasa Inggris untuk menyerukan kepada dunia Internasional mengenai peristiwa di kota Surabaya.
Ada yang pernah dengar nama Ktut Tantri? Meski WNA peran beliau terhadap kemerdekaan Indonesia sangat besar, lho!
Sejarah Radio Bekupon
Radio Bekupon sendiri dibangun tahun 1942. Dulu radio serupa dibangun di berbagai penjuru kota, tapi sekarang hanya tersisa 1, yakni Radio Bekupon Tegalsari
Kala itu Jepang melarang radio amatir, swasta, dan siaran luar negeri untuk mengudara. Rupanya keberadaan radio Bekupon ini menjadi sumber informasi yang lolos karena bentuknya samar dan tidak seperti radio pada umumnya.
Aksi gerilya Soetomo melalui Radio Pemberontakannya akhirnya mendapat dukungan peralatan dengan RRI Surabaya sehingga tiap Rabu dan Sabtu, masyarakat tetap bisa mendengarkan siaran Bung Tomo.
Jejak kejayaan Radio Bekupon masih bisa kita rasakan pada dinding temboknya. Saat diraba ada goresan yang terbaca ‘Radio Revolusi’, meski tidak terbaca oleh mata dari jauh, dan bangunan Radio Bekupon ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya
Menyusuri Jejak Sejarah di Tegalsari
Di Surabaya, daerah Tegalsari sangatlah strategis. Berada di tengah kota, kawasan ini menyimpan beberapa tempat wisata sejarah yang layak dikunjungi. Nggak perlu naik kendaraan, jalan kaki pun jadi!
Saat menyusuri Jalan Basuki Rahmad, teman-teman jangan terburu-buru ke Tunjungan Plaza, tetapi mampirlah dulu ke Polsek Tegalsari. Di belakang Kantor Polisi ini terdapat bunker yang pernah digunakan sebagai perlindungan Belanda dari serangan udara tantara Jepang. Bentuk bunkernya unik. Untuk masuk ke dalam pengunjung harus menundukkan kepala. Saat ini bunker sedang direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Surabaya
Menuju jalan Pregolan, kita dapat melihat bangunan bekas Markas Utama Mayjen Soengkono ketika suasana mencekam pada 9 November 1945 malam yang keesokannya terjadi pertempuran besar-besaran di kota Surabaya 10 November.
Saat itu Mayjend Sungkono berpidato, “Saudara-saudara, saya akan mempertahankan Kota Surabaya. Kalau saudara-saudara mau meninggalkan kota, saya tidak menahan saudara; tetapi saya akan mempertahankan kota ini sendiri.”
Pidato yang membuat Arek Suroboyo berusia 15-22 tahun melakukan Sumpah Pregolan ‘Merdeka Atau Mati’ dan Sebagian besar dari mereka gugur saat pertempuran
Destinasi lain yang bisa dikunjungi adalah Patung Karapan Sapi di jalan Basuki Rahmad, patung yang menyimbolkan tradisi kebudayaan di Madura. Patung ini dibuat oleh seniman Nyoman Nuarta dari bahan tembaga.
Penginapan Murah di Tengah Kota Surabaya
Rasanya kurang afdhol jika ke kota Surabaya tidak mengunjungi tempat wisata sejarah. Sebut saja Jalan Tunjungan, Jalan Jembatan Merah, Jalan Sasak, yang berjajar bangunan cagar budaya.
Saya sarankan teman-teman tidak buru-buru angkat koper. Nikmati dulu kota Surabaya barang 2-3 hari. Rasakan suasana kotanya, destinasinya, kulinernya, serta keramahan masyarakatnya.
Banyak kok hotel di Surabaya yang menunjang keperluan bisnis maupun liburan dengan harga terjangkau. Dari saya, rekomendasi hotel yang menarik adalah RedDoorz, jaringan penginapan budget online terbesar di Indonesia yang sangat mudah di temui di kota Pahlawan. Pilihan lokasinya strategis, dengan fasilitas standar ada free WiFi, mineral water, AC, handuk, water heater, dan layanan 24/7.
Nah, bagi teman-teman yang ingin melakukan walking tour wisata sejarah Radio Bekupon Tegalsari Surabaya, jangan lupa mengenakan pelindung matahari seperti sunscreen, topi, jaket, atau apapun supaya kulit nggak gosong. Saran saya jangan jalan terlalu siang, mataharinya terlalu nyengat. Waktu yang pas adalah jam 7 – 10 pagi, sisanya bisa dipakai buat kulineran. Selamat eksplor Tegalsari…
Foto:
– Dokumentasi Roodebrug Soerabaia hasil jepertan Ali Muhson https://www.alisson.id/
– Website https://www.reddoorz.com/
demia
paling suka main ke bangunan atau tempat yang bersejarah kaya gini tu, jadinya bisa nambah wawasan juga yaa, jadi pengen ikutan wisata wisata bersejarah kaya gini hihihi
Bayu Fitri
Sama kita mbak , Saya juga suka banget wisata sejarah etapi baru ini Saya tau ada wisata sejarah radio jadikepo pengen ikutan juga deh
Mei Daema
wah seru banget ya mba bisa keliling Surabaya dan mengunjungi banyak wisata termasuk wisata sejarah soal radio Bekupon tegalsari ini, saya baru tahu ternyata ada wisata sejarah tentang radio ini, pengen berkunjung jadinya. Reddoors memang jadi solusi untuk par apelancong ya mba
Boghaisan
wisata sejarah selalu seru ya mba, jalan jalan sambil menambah pengetahuan tentang tempat yang kita kunjungi, walking tour rame-rame ke Tegalsari Surabaya pastinya seru bgt, aku baca serasa ikutan ada di sana. Semoga aku bisa ke Surabaya,soalnya belum pernah main kesana, nanti aku mampir ya mba
Siti nurjanah
Klo ingat kisah sejarah, begitu besar peranan radio dlm menyebarkan berita dan informasi kala itu. Keberadaan Radio Bekupon memang unik dan wajar jika cukup tak disadari keberadaannya
Walking tour sejarahnya begitu menyenangkan ya apalagi klo sekalian staycation misalnya
Yanti
Paling seneng ya pas kita lagi traveling ke suatu daerah bisa tahu kisah sejarah disana jadi pengen bngt jalan2 lagi k surabaya banyak hal yang menarik disana apalagi kulineranya mantab bngt enaknya
Fenni Bungsu
Radio Bekupon bernilai historis karena dedikasinya yang mendukung perjuangan Bung Tomo dan kawan² untuk NKRI. Sangat manis kak Yuni wisata sejarah ini
Dewi Nuryanti
Wkwkwk waktu pertama baca, kubacanya “radio berkupon” ,kupikir acara radio berhadiah hahaha eh pas baca artikelnya ternyata Radio Bekupon wkwkwk. Aku belum pernah tour tempat bersejarah sambil diceritain gitu. Eh waktu study tour pas SD dulu pernah hehehe. Dulu kala banget. Btw dulu rmh ibuku ga jauh dari daerah Tegal Sari Sby..marai kangen iki xixixi
Rio Pratama
Wah asik banget bisa wisata dan belajar sejarah radio kaya gini. Seruu