Member baru
Kami menyebutnya member baru!
O, saya tidak sedang membuka kursus atau kelas khusus, tapi ini tentang penyebutan saya dan suami untuk seorang anak tetangga yang hobi datang kerumah.
Mengapa saya sebut member baru, karena anak-anak tetangga ini datangnya silih berganti. Kalau sudah menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya di rumah saya, si anak ini akan datang dengan sendirinya. Entah itu makanan ataupun mainan. Masa-masa ‘member’ ini main kerumah juga relatif. Kadang ada yang sampai usianya 3 tahun, tapi ada juga yang sampai sekolah SD masih suka datang. Walaupun saya tidak secara khusus mengundangnya datang.
Usia member baru ini juga tidak ada patokan khusus. Seringnya sih berawal dari kebiasaan orangtua yang mengajak mereka jalan-jalan pagi dengan menggunakan stroller bayi atau sepeda roda 3.
Kisah member baru ini bermula dari kebiasaan Ibuk saya yang sejak dulu suka menggendong anak kecil. Selain cucu sendiri, anak kecil yang kerap Ibuk gendong adalah anak tetangga. Mungkin karena gemas melihat kelucuannya sehingga Ibuk saya menggendongnya lalu dibawa pulang ke rumah.
Melihat kebiasaan Ibuk yang suka gendong anak orang ini memancing saya untuk tidak bisa menolak keberadaannya. Sudah otomatis saya pasti ketiban sampur, entah itu ikut-ikutan menggendong atau mengajak mereka main.
Ada seorang anak berusia belasan bulan, hampir 2 tahun. Namanya Rangga. Jika diitung, Rangga adalah member kesekian dalam lingkaran anak-anak yang suka datang kerumah. Yang unik dari seorang Rangga adalah mukanya yang selalu tertawa. Nggak pernah sedikitpun terlihat sedih. Pokoknya setiap Rangga lari kerumah bawaannya ceria terus. Mulanya Rangga main kerumah atas kesuksesan Ibuk membujuk dia. Dengan embel-embel astor dan biskuit, Rangga dengan sendirinya berlari mendekat. Lambat laun kebiasaan itu membuat dia terbiasa. Saya dan Ibuk pun makin senang melihat Rangga terbiasa datang kerumah. Apalagi dengan gaya cerianya.
Terakhir-terakhir ini Rangga semakin intens main kerumah. Jadwalnya pagi dan sore. Walaupun saya dan Ibuk sudah sedang tidak siap biskuit tetapi Rangga dengan sendirinya datang kerumah.
“On.. On.. eda oton, On. Eda oton”
Artinya: Om.. om.. sepeda motor, Om. Sepeda motor.
Mas Rinaldy pun menjawab: “Oiya sepeda motor..”… “Rangga mau nonton sepeda motor?”
“Au, On. Au..” (mau, Om. Mau)
Kalau sudah begini artinya Suami harus membuka browser lalu mengetik keyword sepeda motor di halaman google image. Setelah muncul gambar-gambar sepeda motor, Rangga akan berteriak-teriak senang sambil bertepuk tangan.
Tak melulu sepeda motor, Mas Rinaldy juga mengenalkan gambar kereta api, bus, pesawat, helikopter, mobil pemadam, dan aneka hewan satwa seperti kucing, gajah, jerapah, kuda, dan lain sebagainya. Dan gara-gara gambar inipulalah Rangga selalu menolak diajak pulang. Dan biarlah Ibunya garuk-garuk kepala sendiri melihat anaknya susah diajak pulang 😀
Pernahkah Emak-emak punya pengalaman seperti Rangga, yang kalau main susah disuruh pulang? Cerita dong-cerita dong.. 😀
HM Zwan
hahaha kirain member apa gitu,ternyataaa hahaha….q juga punya member baru nih,anak ibu kos yang udah bisa mbrangkang,dah bisa main ke kamarku..kalo pintunya ditutup selalu ketuk2 sambil bilang OOooookkkkk….OOmm maksudnya hahahha
Nurul Rahmawati
Walah mbak… Kalo temennya Sidqi itu bbeeuuuh susyaaah banget disuruh balik.
Kadang, ortu mereka yang pada jemputin ke rumahku.
Nunu
Kalau anak-anak di sini kerasan karena ada ayunan di kebon 😀
monda
kl anak tetangga udah gede sih, udah TK suka datang kalau pas kita baru masu masukin mobil..
dia mau jadi tukang parkir…. truss..truss..he..he..
lieshadie
Rasa – rasanya hampir semua anak gitu, kalo main susah di suruh pulang : D
Beby
Hahah.. Kebayang polosnya mereka, Mbak.. 😀 Lucu-lucu banget pastinya..
Una
Ih kalau aku tetanggamu, mau banget deh jadi member juga mbak 😛
Bibi Titi Teliti
mba Yuuuun…
ini temen2nya Fathir senengnya ngacak2 mainan di rumah dan pada susah disuruh pulaaang…hihihi…
Mereka baru mau pulang kalo udah ada alarm nya ..
*maksudnya kalo adzan Maghrib baru pada bubar…ihihih..*
Susanti Dewi
hehehe… member baru yg menggemaskan ya tentunya. Kalau saya ada anak tetangga, kalau main ke rumah, begitu ada makanan, langsung caplok aja gak izin atau minta dulu wkwkwkwk…
Siti Fatimah Ahmad
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Yuni…
anak-anak memang begitu mbak, kalau rasa sudah serasi dan senang diterima kehadirannya pasti menganggap rumah tetangga seperti rumah sendiri. Malah saya juga punya pengalaman begitu sehingga menangis tidak mahu pulang rumah sendiri.
Salam manis dari Sarikei, Sarwak. 🙂
Dwi Puspita Nurmalinda
duh senengnya mbak yuni dikerubungi anak2 gitu mbak,,,pasti rumah rame ada mereka,,,
Hilda Ikka
Kalo gitu Mbak Yuni buka usaha daycare aja 😀