Cegah Diare pada anak sejak dini dengan air murni Morinaga Heiko+ Water
“Opname ya, Buk..”
Tak banyak pikir, saya langsung mengiyakan tawaran dokter UGD Rumah Sakit. Tidak ada pilihan lain, kondisi Titha sudah mengkhatirkan. Nggak mau minum susu, nggak mau makan bubur, muka dan badannya kuyu. Yang membuat gupuh, sepanjang hari anak ini muntah terus sampai badannya lemas.
Jelas kami makin bingung. Sudah dikasih oralit, tetapi diarenya tidak juga mampet. Sebelum makin parah, Titha buru-buru dibawa ke UGD.
Tampaknya diare ini penyakit umum, seakan suatu kewajaran. Padahal bila telat penanganan, efeknya bisa fatal. Apalagi yang menderita seorang anak berusia 8 bulan. Orangtua bisa apa?
Orang dewasa saja ketika diare tidak tahan merasakan mulesnya. Semua aktifitas jadi terganggu. Apalagi balita yang belum bisa ngomong apa-apa untuk menungkapkan rasa sakitnya kepada orangtua. Sebagai gantinya, mereka hanya menangis sambil berharap orangtua mengerti keadaannya.
Ya, kadang-kadang saya sendiri juga nggak paham maunya si anak ini apa, kan, hehe…
Dengan penanganan dokter dan perawat rumah sakit yang cekatan, diare Titha berangsur membaik setelah dirawat 3 hari. Selama itu selang infus menggangu geraknya. Tak mengapa, karena hanya infuslah satu-satunya cairan pengganti di tubuhnya.
Bukan perkara mudah juga menjaga anak 8 bulan opname di rumah sakit. Anak sakit, oragtua ikut-ikutan ‘sakit’. Bagaimana tidak, bayi rewel terus dan selalu minta digendong.
Diare dan Pengaruh Tumbuh Kembang si Kecil
Penyakit diare sering terjadi di masyarakat. Saking seringnya kita bahkan kerap menyimpulkan sendiri akibat diare yang diderita. Rata-rata beralasan akibat makan makanan pedas.
Lha kalau diare pada balita gimana? Gak mungkin karena kebanyakan makan cabe, kan?
Inilah PR terbesarnya. Ketika anak diare, orangtua sibuk mencarikan obat bagaimana si anak sembuh. Setelah sembuh, mereka tidak berusaha mencari tau apa penyebab diare yang mereka alami. Hal seperti itu terjadi terus menerus sehingga diare terkesan penyakit biasa.
Saya pernah mengikuti talkshow, ketika anak diare harus segera dicari penyebabnya. Apakah karena virus, intoleransi laktosa, atau karena penyakit gangguan saluran pencernaan. Sebab, jika terus-terusan diare, dikhawatirkan menghambat tumbuh kembang anak-anak.
Pada usia dini, kesehatan saluran cerna anak harus benar-benar diperhatikan karena merupakan pondasi untuk membentuk sistem imunitas anak yang berkaitan dengan pola pertumbuhan fisik dan mempengaruhi pembentukan koneksi sirkuit otak.
Kesehatan saluran cerna merekasangat penting untuk mencetak generasi platinum yang menyangkut perkembangan otak, sistem ketahanan tubuh, dan tumbuh kembang optimal.
Penyebab Diare pada Anak
Sebelum menyelesaikan administrasi rumah sakit, dokter berpesan agar selanjutnya lebih berhati-hati memberi asupan makanan. Karena usia 8 bulan pencernaan balita masih lemah.
“Padahal selama ini Titha makan bubur bayi aja, Dok. Membuatnya juga pakai air panas seperti biasanya”
Dengan kalem dokter menjelaskan bahwa membuat bubur bayi tidak boleh sembarangan. Semuanya harus steril. Mulai dari kebersihan wadah dan sendok, hingga air yang digunakan untuk merebus.
Hmm, sampai di sini saya mulai paham. Bisa jadi Titha diare akibat kontaminasi makanan yang dipicu dari keadaan yang kurang steril atau mungkin air mineral yang digunakan untuk melarutkan makanan pendamping ASI. Terlebih keluarga kami biasa memasak air menggunakan saluran pipa.
Selama ini, sih, saya nurut kebiasaan yang beredar di masyarakat. Yang katanya untuk membuat susu bayi dan bubur bayi harus menggunakan air mendidih supaya kuman, virus, atau bakterinya hilang. Dan saya tidak paham bahwasanya air yang dipanaskan terlalu lama, kandungan mineral dalam air dapat meningkat yang akhirnya merusak komposisi nutrisi yang terdapat pada susu atau bubur.
Saya pernah membaca tulisan yang disampaikan oleh Head of Medical Kalbe Nutritionals, dr. Muliaman Mansyur, yang menjelaskan bahwa dalam konteks melarutkan susu atau makanan pendamping ASI, air demineral atau bebas mineral adalah air yang ideal digunakan sebagai pelarut susu atau makanan pendamping ASI karena tidak akan mengubah kemurnian nutrisi yang terkandung dalam komposisinya.
Sedangkan melarutkan susu atau makanan pendamping ASI dengan air mineral, berpotensi meningkatkan kandungan mineralnya sehingga komposisi nutrisinya menjadi tidak sama lagi atau berubah. Dalam konteks air minum sehari-hari, air demineral atau bebas mineral sangat aman karena berbagai kandungan mineral yang dibutuhkan tubuh, juga dapat kita peroleh dari makanan yang kita konsumsi.
Nah, kebingungan saya selanjutnya, di mana saya harus mendapatkan air demineral di Surabaya?
Hingga suatu hari ketika belanja bulanan saya menemukan Morinaga Heiko+ Water di rak supermarket. Pada kemasannya tertulis jelas Air Demineral. Setelah membaca keterangan pada botol kemasan berwarna biru itu saya langsung membelinya.
Morinaga Heiko+ Water, Air untuk Pelarut Makanan Anak Bebas Mineral
9 dari 10 Bunda SETUJU, Morinaga Heiko+ Water Steril dan Higienis cocok untuk melarutkan makanan (susu dan bubur) si kecil.
Untuk mendukung kemurnian nutrisi anak sejak dini, sebaiknya para bunda sudah mulai peduli dengan kesehatan saluran cerna mereka dengan cara memberikan air alami berkualitas.
Mengapa harus memberikan Morinaga Heiko+ Water Steril kepada anak?
Berdasarkan data Nielsen dari survei Brand Health Tracking mengenai Formula Bayi dan Formula Lanjutan (IFFO) tahun 2015, 46% respondennya menyatakan kebutuhan mereka akan air khusus untuk melarutkan susu atau makanan pendamping ASI, dimana 65% di antaranya menyatakan bahwa bayi memerlukan air minum yang lebih natural dan alami.
Selain alasan tersebut, karena pencernaan bayi masih lemah (32%) dan air minum memiliki peran penting untuk membantu tumbuh kembang bayi (30%). Tumbuh kembang yang optimal diperlukan selama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).
Morinaga Heiko+ Water merupakan inovasi terbaru dari Kalbe Nutritionals dan Morinaga Research Center Jepang yang telah berpengalaman mendukung nutrisi dan kesehatan keluarga selama lebih dari 100 tahun.
View this post on Instagram
Morinaga Heiko+ Water adalah air murni steril dan higienis, bebas mineral yang diproses melalui 8 tahapan sehingga menghasilkan air murni terbaik. Heiko+ Water juga telah memenuhi standard BPOM, SNI dan memiliki sertifikat halal LPPOM MUI.
Lalu apa bedanya dengan air minum dalam kemasan yang biasa dikonsumsi?
Berbeda ya Bunda.. air minum dalam kemasan yang selama ini kita konsumsi itu mengandung mineral. Sekalipun kita memasak air yang diambil dari saluran, itu juga sudah ada kandungan mineralnya.
Sementara Morinaga Heiko+ Water adalah air demineral. Air yang tidak mengandung mineral. Air ini aman dikonsumsi oleh si kecil dan seluruh anggota keluarga karena benar-benar alami dan tidak ada kandungan gizi sama sekali. Bisa untuk minum sehari-hari atau digunakan untuk melarutkan susu dan makanan pengganti ASI
Morinaga Heiko+ Waterair murni jaminan kualitas yang diproduksi melalui teknologi 8 tahapan, yaitu:
Artesian Water Source
Air pilihan yang murni dari kedalaman sumber air pegunungan Pangrango-Bogor. Tahapan ini dilakukan meliputi kualitas dan mutu air seperti warna, aroma, kandungan mikro-organisme, kandungan kimia, dan lainnya dari sumber air
Tahap Multistage Filtration
Tahap ini untuk membersihkan air dari partikel kotor yang kasat mata dan menghilangkan makromolekul (protein, lemak, dan karbohidrat) yang tidak dibutuhkan
Tahap Super Fine Reverse Osmosis
Tahap ini merupakan metode penyaringan berbagai partikel makro molekul (protein, lemak dan karbohidrat) dan mikromolekul (mineral) dan ion lainnya dengan cara memberi tekanan pada larutan untuk menghasilkan konsentrasi H2O yang lebih tinggi dari air mineral biasa (pure water)
Tahap UV Lamp
Tahap ini merupakan proses desinfeksi untuk membunuh mikroba (bakteri, virus, dll) menggunakan pancaran gelombang pendek (Ultraviolet)
Tahap Magnet Trap
Yaitu metode menghilangkan bahaya fisik menggunakan magnet untuk menangkap partikel dengan kandungan logam yang dipasang pada jalur pipa
Ultra High Temperature (UHT)
Tahap ini dilakukan pemanasan selama 60 detik pada suhu 141 +/- 2 derajat celcius sehingga mencapai kondisi steril komersial
Tahap Aseptic Filling
Tahap ini air yang sudah steril, dikemas dalam kemasan aseptic atau steril. Hal ini untuk memastikan air bebas dari kuman baik itu bakteri, virus, parasit maupun jamur.
Quality Check
Untuk memastikan air benar-benar layak dipasarkan dan siap konsumsi, pengecekan yang dilakukan oleh tiga pihak yang mencakup Hokkan, Kalbe Nutritionals, dan Morinaga Jepang. Selanjutnya hanya produk yang memenuhi standar yang akan diturunkan ke pasar.
Morinaga Heiko+ Water, Mom’s choice for The Loved One!
Kebutuhan air minum sangat penting bagi manusia. Bahkan dua pertiga berat badan manusia terdiri dari air. Itulah mengapa setiap harinya manusia disarankan konsumsi air sebanyak 8 gelas sehari untuk menghindari dehidrasi.
Oleh karena itu untuk mendukung kemurnian nutrisi anak sejak dini mereka membutuhkan asupan air yang tepat.
Morinaga Heiko+ Water dapat digunakan sebagai pelarut susu atau makanan pendamping ASI yang diharapkan mampu melindungi nutrisi makanan anak dengan tidak mengubah komposisi susu dan makanan pendamping ASI yang sudah dibuat sesuai dengan standar BPOM.
Sebegitu pentingnya air bagi keberlangsungan hidup manusia sehingga untuk mendapatkan kualitas air yang benar-benar layak konsumsi melalui tahapan teknologi yang sangat panjang.
Lebih penting lagi ada alasan memberikan Morinaga Heiko+ Water kepada orang terkasih, Mom’s choice for The Loved One, karena:
Steril dan Higienis
Melalui proses UHT, pemanasan 60 detik pada suhu 141 +/- 2 derajat celcius dan Aseptic Filling atau pengisian secara steril untuk memastikan bebas dari kuman seperti bakteri, virus, parasit, jamur
Bebas Mineral
Tidak mempengaruhi jumlah mineral dari makanan yang diolah dengan menggunakan air, contohnya untuk melarutkan susu bubuk, bubur dan biscuit bayi, minuman serbuk dan lain-lain
Jaminan Kualitas
- Menggunakan teknologi 8 Tahapan Proses sehingga bebas dari bahan kimia berbahaya
- Memenuhi standar mutu dari BPOM, SNI, dan sertifikat halal
Kemasan Morinaga Heiko+ Water menggunakan kemasan botol bebas BP-A (Bispenol A) yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Hal ini sejalan dengan gerakan Bebas Plastik yang digalakkan masyarakat dan pemerintah yang turut mendukung penyusutan limbah plastik agar bisa didaur ulang.
Begitu juga dengan kemasannya yang tersegel rapat. Hal ini untuk menjaga kesterilan air yang terkemas dan menjaga keasliannya.
Tidak membutuhkan waktu lama beradaptasi dengan Morinaga Heiko+ Water karena rasanya persis seperti air yang kita minum biasanya. Untuk membuat bubur, disarankan untuk dipanaskan terlebih dahulu.
Titha masih makan bubur bayi?
Haha, alasan ini tanyakan saja pada anaknya. Meskipun sudah kelas 2 Sekolah Dasar, anak ini masih senang makan bubur bayi. Duh, jangankan Titha, saya saja juga suka makan bubur bayi kok, huehue..
Jadi Bunda, jangan ragu lagi memberikan nutrisi yang tepat bagi si kecil. Berikan Morinaga Heiko+ Water untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak Indonesa menjadi generasi platinum.
Info lengkap tentang Morinaga Heiko+ Water kunjungi: Website https://heikowater.com/
IG: @heikowater.id
Facebook: https://www.facebook.com/heikowaterhttps://www.facebook.com/heikowater
Dwi Puspita
Wah samaan mbak, Ayman juga minum ini dan Alhamdulillah cocok. Sekarang jadi kemanapun bikin susu Ayman semakin mudah dengan adanya air demineral ini
Sari
Intoleran laktosa bukan berarti si anak alergi susu sapi, atau memang sudah alergi mbak?
Rahmah
Cocok banget nih buat Shanum kalau pas MPASI nanti.
Berkualitas dan pastinya aman buat pencernaan anak ya
Bunda Sugi
Wow diproses melalui 8 tahapan modern, tentunya akan menghasilkan air dengan kualitas yang bagus
Heizyi
Bener banget mbak. Mukes tuh bikin gupuh. Orang dewasa aja gak kuat nahan sakitnya, apalagi bayi, ya kan? 🙈
Btw btw btw… baru tahu wajah anaknya mbak yuni aku loh.. hehe
dwipermitasari
Baru tau mba.. ada air mineral Heiko ini.., maturnuwun sampun berbagi info, nanti aku coba juga utk ponakan2 yg memang masih harus lebih hati2 dan higienis.. #tfs
Nining
hahaha makanya aku bingung, ini udah gede tapi kok makan bubur bayiiii, eh ternyata emang doyan :))))
Rasa air demineral itu kek gimana yak, kan jadi penasaran pengen nyobain sendiri hihihihi