Cerita Yuni

Follow Loop, Cara Instan menambah follower IG, waspadai resikonya!

Menambah follower instagram secara instan melalui program follow loop sedang marak. Momen ini dimanfaatkan para pengguna aplikasi media sosial berplatform foto ini dengan berlomba menaikkan jumlah pengikut. Eits, jangan senang dulu, waspadai resikonya..

Saya sendiri tidak ngeh kapan program Follow Loop pertama kali beredar di Indonesia. Siapa juga yang memulai juga saya tidak terlalu paham. Yang jelas pada suatu hari timeline saya riuh dengan image seragam plus caption antara satu sama lain sama persis.

Ah mungkin mereka sedang mengikuti kontes IG, pikir saya.

Hingga saya kemudian sadar, ini apa-apaan, sih. Kok semua orang pada posting lop-lopan?

Saya pun mulai mencari tau seluk beluk Follow Loop pada teman-teman yang beberapa akunnya digunakan untuk posting lop-lopan itu.

Intinya, Follow Loop adalah Cara instan menambah follower di Instagram. Tanpa harus membeli, apalagi mencuri.. bagaimana bisa nyuri follower? Huehue..

Follow Loop, Cara Instan menambah follower IG, waspada resikonya!

Meski aktifitas ini makin lama kian marak, saya belum bergeming untuk melakukannya. Meski dalam hati gemes juga kenapa follower instagram saya susah banget nambahnya. Nambah follower 5, rentang sehari follower tiba-tiba hilang 7.

Terutama menjelang naik ke angka kelipatan 500. Angka follower terpantau galau banget. Misalnya dari 993, kemudian naik jadi 1.005. Udah seneng tembus 1000, eh besoknya balik lagi jadi 991. Mbok ya kalau mau follow itu yang tulus. Tulus aja kalau nyanyi los lho. Hehe..

Saya nggak tertarik bukan karena idealis. Saya berusaha realistis bahwa follower datang karena pertemanan dan persaudaraan. Paling penting ya konten.

Daan, pada suatu hari saya iseng komentar di lapak teman yang mencari instagramer dengan follower minimal 3000. Follower saya masih terpantau 2.362 (sampai hapal angkanya, huehue) saat itu. Saya tulis,

“Yaah, follower saya 2.300. Boleh hutang 700 dulu, nanti saya kembalikan 1000, deh”

Tak disangka, uneg-uneg ngasal itu dibalas seseorang “ikut Follow Loop aja!”

Yaah, Follow Loop lagi. Dalam hati saya penasaran, seberapa besar sih manfaatnya?

Sebelum saya mengikuti anjuran itu, saya cari tau dulu di mesin pencarian. Ya kali ada yang menulis pengalaman atau keuntungan yang bisa didapat. Ternyata belum banyak blogger yang mengulasnya.

Cara satu-satunya adalah MENCOBA!

Yap, saya menggadaikan akun saya dengan mengikuti aktifitas Follow Loop pada bulan agustus. Jujur, sebenarnya ketika posting banner loop saya tidak PD. Saat itu saya merasa gagal menjadi influencer profesional. Demi mendapatkan pengikut, saya harus melakukannya dengan cara instan!

Memang sih nggak haram, tapi kesannya saya maksa. Saya bicara saya, lho. Bukan anda atau kalian. Saya!

Sekali dua kali ikut Follow Loop memang ada peningkatan jumlah follower yang sangat signifikan. Rasanya ngejar target pengikut semudan mengedipkan mata. Sekali mengikuti program follow loop, saya bisa mendapatkan lebih dari 100 akun sekaligus!
Hasilnya? Setelah mengikuti 5-6 program, sekarang follower saya menjadi 3100 sekian!

Angka yang fantastis! Sayangnya memiliki angka sebanyak itu saya tidak bisa menikmati kebanggaan. Apa bangganya dapat follower instan? Enak sih, kayak masak mie sedaap goreng. Hayyah, hehe..

Kalau boleh tau selain ngejar job dan alasan prestise, apa tujuan teman-teman memiliki jumlah follower ber K-K (baca: ribuan)?

Waspada Engagement Rate (ER) Terjun Bebas

Dari sekian kesenangan mengikuti Follow Loop, dengan berat hati saya harus mengatakan efeknya berimbas pada penurunan angka ER. Dari yang semula 6%, pelan-pelan merambat turun jadi 4,5% dan secara perlahan terjun di angka 1,43%. Kini usai saya berhenti ikut Lop-lopan, ER saya sedikit mengalami kenaikan menjadi 2%. Bukan prestasi bagus juga.

Saat mengikuti Follow Loop, saya agak terheran. Sebab tiap kali menaikkan konten, engagement IG saya seperti hancur. Untuk mendapatkan like 30 saja ngoyo. Berbeda dari sebelumnya yang sambil ‘merem’ aja, bisa mendapatkan like diatas 50. Kecil, tapi mending lah.

Alhamdulillah.. sekarang mulai membaik. Walau bukan pengabdi like dan komen banget, setidaknya tidak njomplang lah. Masak pengikut nambah, likenya malah turun.

Sebagai informasi, saya tidak pernah ikut IW-IWan (Instagram Walking). Benar-benar berharap pada konten dan kesediaan follower mengikhlaskan jempolnya memberi dukungan. Dalam keadaan tertentu, ada sih saya minta bantuan teman-teman grup untuk ngelike. Itu juga kadang-kadang saja.

Keadaan ini saya utarakan ke Mbak Tikha kotakwarna.com akun IGnya @child_smurf. Follow ya. Mbak Tikha menurut saya rajin mempelajari algoritma IG . Tiap ada apa-apa, dia selalu menjelaskan kenapa begini begitu. Dia juga nggak pelit memberi kuliah IG pada siapapun.

Mbak Tikha baik, tapi kalau ngasih PR kejam. Katanya, bila nggak penting banget, gak usah ikut-ikutan IW. Jangan sering ikut Follow Loop. Meski ikutan IW, tetap gak jamin ERnya tinggi. Like banyak, komen banyak, tapi jatuhnya semacam spam.

Malah terakhir dia bilang gini, “Yang terlanjur ikut Follow Loop, bikin akun baru!” Hayoloh, mati aku! Hadeh.

Yang jelas saya tidak mau ganti akun. Terkait resiko angka ER-ERan yang merah, saya jadikan sebagai pelajaran. Toh sejujurnya saat ngeLoop, ada akun-akun yang sebenarnya gak ingin saya ikuti. Misalnya akun bayi, akun jualan, akun saru, dan akun-akun yang nggak jelas untuk diikuti. Namun atas dasar komitmen, saya terpaksa ikuti juga. Ya gimana…, mau ngemplang? Gak adil dong..

Menurut penerawangan mbak Tikha, efek ER turun banyak akun-akun yang nggak aktif. Dan memang saya lihat sendiri, ada akun yang tidak aktif. Isi postingannya banner loop semua.

Setidaknya itu obrolan saya dan Mbak Tikha untuk konsumsi sendiri. Bener salahnya, jangan protes, ya. Kalau nggak percaya lakukan percobaan sendiri saja.

Ikut Loop, nggak ikut Loop, gak usah nyinyir!

Nyinyir bagian dinamika kehidupan bersosmed. Orang sekarang kalau nggak nyinyir rasane ambyar, haha.

Pada postingan ini saya tidak menyinyir siapapun ya. saya menulis pengalaman saya sendiri. Sayangnya saya tidak tahan kalau tidak komen ketika ada yang protes harga postingan instagram sekarang jadi murah.

Ya gimana nggak murah kalau follower hasil ngeLoop. Bukan benar-benar hasil menginfluence pembaca?

Udah murah, narget ER pula!

NahLo! Kecut, kan?

Menurut saya wajar, ER sebagai parameter. Mereka ingin kualitas, demi kualitas mereka bayar mahal. Namun tak menutup kemungkinan ada brand/agency tak mensyaratkan apa-apa. Beruntunglah kalian ketemu yang seperti ini.

Jika dirasa penting, silakan teman-teman mengikuti Loop-loopan. Siapa tau pengalamannya bisa jadi konten. Namanya juga nyoba. Kalau keterusan, resiko tanggung penumpang.

Satu hal yang perlu digaris bawahi bahwa mengikuti Follow Loop, Cara Instan menambah follower IG, waspadai resikonya! Dinyinyiri orang? Jadikan sebagai koreksi. Gak usah dimasukkan ke jantung. Gak penting!

13 Comments

  • Yustrini

    Sama saya juga ikut loop demi naikin follower tapi ya ER-nya jadi turun drastis. Karena mereka follow bukan berdasarkan suka sama konten kita tapi juga ingin difollow balik.

  • Elisabeth Murni

    Saya bertahun-tahun mainan IG followernya juga segitu-segitu aja. Merangkaknya pelaaaan banget. Tapi hingga sekarang masih belum tertarik ikutan follow loop. Biarkan orang mengikuti akun saya karena mereka suka bukan karena “kewajiban” follow loop. Karena IG emang buat senang-senang, bukan buat ngejar job semata 🙂

  • Tatit

    Mencerahkan.Untung aku belum tertarik ikut loop loopan.Walau follower IG yo wis ngunu ae, gak nambah2 pirang tahun.Sing penting IG buat happy dan lebih nyaman dari FB.

  • Akarui Cha

    Saya pernah coba ikutan, sekali apa dua kali, lupa. Nah, kecut hati saya gara gara harus follow akun yang sebenarnya hati saya nggak ingin. Misalnya : isinya foto centil anak anak karena kepengen jadi model, dll lah pokoknya. Nah, sekarang saya kudu bersabar mengelus dada karena agency senangnya kerjasama sama akun dengan syarat follower sekian K. Lha saya masih jauh banget dong. Tapi lama lama saya merasa, rejeki pastilah nggak kemana. Jadi sekarang berjuang konsisten saja dululah yaaa.

  • Heizyi

    Loh mbak, padahal aku baru mencoba cara ini. Emang jatuhnya iw itu kayak spam sih ya, soale sekali post komennya langaung sak jleb barengan. Tapi mudah2an ER ku aman ^^

  • Rohyati Sofjan

    Salam kenal, gara-gara saya ikutan banyak follow loop luar dan lelah, saya mau saja kala diajak Mbak Ida Raihan bikin follow loop. Tapi konsep yang saya buat beda dengan follow loop kilat, cenderung santai dan lama agar aman dari kemungkinan banned Instagram.
    Soal ER, saya tidak tahu bagaimana karena fokus pada acara. Tapi semoga ER peserta Indonesia Saling Follow tidak terjun bebas. Saya sendiri belum cek akun pribadi dapat berapa setelah ikutan. acara yang saya adakan bersama teman-teman.
    Memang harusnya kita fokus pada konten karena kemungkinan orang akan ikut sukarela itu baik, tapi tetap saja karena kesibukan tertentu dan berupaya mengejar target maka saya abai pada konten. FB saja tak keurus karena sibuk pada blog dan jadi admin Indonesia Saling Follow.
    Sulit memang untuk ikut secara kewajiban karena kami menerapkan asas keadilan dan ada kontrol.
    Akun jualan ada, meski berupaya bahwa produk mereka aman dan menerapkan syarat, tetap saja akan ada yang lolos di kemudian hari dengan produk aneh, he he,
    Akun selebgram cilik juga banyak, dari loop sebelah lalu melirik loop antimainstream yang santai ini. Diterima saja sambil dilihat bagaimana mereka.
    Saya hanya berharap bahwa acara follow loop tetap positif, apalagi kami lebih ke amal.
    Silakan main ke akun kami dan lihat bagaimana cara kerjanya di feed. Indonesia Saling Follow rilis tanggal 16 Juli 2019. Masih terhitung baru. Pos dan pengikutnya juga sedikit. Peserta yang ikut ada 300-an lebih sejak sesi 1 sampai 5. Sekarang sedang sesi 6.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *