Jajan Malam di GulTik, Gulai Tikungan di Blok M – Jakarta

Jajan Malam di GulTik, Gulai Tikungan di Blok M, Jakarta, yang saya maksud adalah jajan beneran. Bukan jajan-jajan yang lain. Mau jajan apa, wong di Tikungan Blok M makanan yang tersedia hanya Gulai.

Tau panjangnya GulTik?
Yes, Gulai Tikungan! Ada juga teman yang secara frontal mengatakan Gulai Tikus, hiyaaaa, kemproh!

Kuliner GulTik di Blok M, Jakarta, sudah dikenal oleh seantero bumi Jakarta, terutama anak kantoran. Jaman 80-90an mungkin GulTik lebih dikenal oleh pemuda pemudi gaul yang hobi nongkrong di Blok M. Bisa jadi artis-artis kayak Deasy Ratnasari, Ongky Alexander, Silvana Herman, pas lapar nongkrongnya di GulTik, hehe..

Tiap sore penjual Gulai di sekitaran Mall Blok M buanyaak sekali. Yang beli pun sama-sama banyak. Bentuk pikulannya, cara penyajiannya, porsinya, gambar piringnya juga harganya. Rata-rata sama persis, gak mbuwak sama sekali. Rasanya juga sama. 2 kali saya beli beda penjual rasanya sama. Warna krupuknya aja, lo, sama.

Tapi sekarang kepopuleran Blok M telah pudar tergerus jaman. Gultik sudah tidak lagi jadi dambaan remaja gaul tetapi sudah menjadi dambaan anak kantoran yang pulang kerja tapi nggak pengen pulang cepet ke rumah.

Kamu anak mana, sih, Yun, tau aja ada GulTik?

Ah, saya, Surabayaan sajaa. Kenal GulTik pun diajak Pak Sopir waktu liputan Blogger sekitar 3-4 tahun silam di Jakarta.

Dan, gara-gara tau GulTik itu saya berhasil menyelamatkan orangtua dan saudara dari upaya rebutan meja kosong di foodcourt.

Suatu siang, ceritanya kami mau buka bersama di Ambassado Mall. Nahasnya untuk masuk parkiran Ambas antrinya mengular panjang. Akhirnya oleh Mas Rinaldy setirnya dibablaskan ke atas dan berakhir di Pasar Tanah Abang. Paket Komplit, deh. Kendaraan kejebak macet, sementara waktu berbuka tinggal setengah jam lagi.

“Ke Blok M jauh, gak? Makan GulTik aja kita!” saran saya yang kemudian disetujui orang semobil.

Tiba di Blok M Mall, penjual Gulai di Tikungan sedang menyiapkan dagangannya. Sementara kami masih berputar-putar mencari parkiran mobil.

Tak butuh waktu lama pagi penjual Gulai Tikungan, selang beberapa menit menggelar pikulannya di trotoar, para pembeli langsung berkerubut.

Gulai Tikungan di Blok M terdiri dari sepiring nasi yang disiram oleh kuah Gulai kemudian ditaburi beberapa lembar kerupuk. Jadilah sebuah makanan bernama Nasi Gulai.

Nasi Gulai umumnya makanan berat. Tapi bagi saya, Nasi Gulai di Tikungan Blok M termasuk dalam golongan makanan ringan alias jajanan. Sebab porsi GulTik ini, aduuh, cuman berhasil nylilit di tenggorokan aja. Belum juga nyentuh lambung, porsinya udah kandas😂😂

Bayangkan, ya, penjualnya nih kalau numplekin nasi ke piring pakai acara diitung. Dia udah hapal kapan nasinya kebanyakan atau kurang. Kelebihan 3 butir aja diambil lagi!

Makanya itu Kuliner Gulai Tikungan saya sebut jajanan. Satu porsi gak akan mengenyangkan dalam kondisi perut lapar. Kecuali setengah lapar, dalam taraf kepingin, sedang nunggu seseorang atau lagi iseng-iseng, satu porsi cukupan lah.

Waktu itu untuk berbuka saya habis 2 piring Nasi Gulai. Piring yang pertama terasa sedapnya. Piring yang ke dua, rasanya udah gak senikmat pertama. Yang paling menyakitkan, tandas piring ke 2, perut saya terasa kepenuhan. Kenyaaang banget🙄. Rumusnya gimana gitu ya supaya habis makan Gultik kenyangnya pas?🙄

Rupanya banyak pembeli Gulai yang memesan Gultik versi double. Mungkin biar lezatnya nampol kali, ya. Gak nanggung seperti saya. Tapi pas saya lihat penampakan piring versi double, menggunungnya gak beda jauh.

Selain Nasi Gulai, tersedia menu pelengkap seperti sate usus dan sate telur puyuh.

Untuk rasa Gulai lumayan, lah. Walaupun untuk lidah Jawa saya mengatakan komposisi bumbunya kurang. Aroma dedaunan seperti Jeruk Purut, serai, dan daun salamnya kurang greget. Agak-agak kurang sedep gimanaa. Dagingnya empuk.

Apapun kekurangannya GulTik, pembeli tetap merasa senang sering-sering mampir ke sana. Sambil Makan, mata bisa jelalatan ngliatin kemacetan lalu lintas dan lalu lalang orang lewat. Pas butuh hiburan, tiap 5 menit ada pengamen jalanan yang genjreng-genjreng. Ondel-Ondel pun tak mau ketinggalan menghibur penikmat GulTik.

Nasi Gulai piring ke 2 saya😅

Jajan Malam di GulTik, Gulai Tikungan di Blok M – Jakarta, buka mulai jam 6 sore hingga Shubuh. Harga satu porsinya Rp. 10.000,-. Sedangkan harga makanan aksesories kisaran Rp. 3000 –an.

You Might Also Like

3 Comments

  1. Fanny F Nila

    Itu tuuuh yg bikin aku slama ini ga mau coba gultik. Krn pernah diksh tau gulai tikus pas awal2 kerja di jkt hahahaah.. Walopun kemudian dikshtau yg bener, jdnya telanjur melekat kepanjangan yg lama :p. Eh tapi baca ini aku jd kepengin coba mba. Kapan2 kalo lg tugas daerah blok m aku mampirin deh. Masa udh 11 thn di jkt blm prnh makan ini hehehehe

  2. Aini

    Harganya murah meriah.. jadi pengen coba juga…

  3. Pandu Aji

    waini, aku diculik temenku wajib makan di sini katanya. Buat bahan tulisan blog cocok ini. Dan emang worthed sih rasanya 😀

    wingi jajanan aksesorise regane wes mundak maleh 5 ewuan 😀

Leave a Reply