Bagaimana bisa menabung kalau gaji saya pas-pasan?

Investasi Mudah Bagi Ibu Tumah Tangga

“Bagaimana bisa menabung kalau gaji pas-pasan?”

Curahatan yang sueriiingg saya dengar sehari-hari. Biasanya dilanjutkan dengan keluhan kepedihan yang sangat ‘gak uenak’ di dengar 😀

“Tagihan listrik bulan ini naik.. jatah belanja mepet.. boro-boro nabung, bayar cicilan motor aja selalu nunggak..”

Hiiih, pengen rasanya nujes-nujes.. 😀

Semua orang yang hidup juga butuh pengeluaran. Apalagi tinggal di Ibukota. Hampir semua kebutuhan bayar. Kegiatan sepele saja, sekarang sudah masuk budget bulanan yang harus diperhitungkan. Misalnya, bensin lengkap dengan ongkos parkirnya.

Zaman yang serba ‘duit’ begini cara mengantisipasinya cuma satu, BERSYUKUR!

Gaji berapapun selama kita ikhlas menerima, tidak akan ada kata keluhan. Tidak akan ada yang menyalahkan tagihan Listrik, PDAM, Telepon, Internet, cicilan motor, garam naik, dan sebagainya dan sebagainya.

Saat awal resign dari kantor dulu saya nekat memantapkan diri. Sebelum-sebelumnya juga sempat galau.. takut kaget, gimana nanti kalau ini, gimana seandainya begitu. Untungnya saya gak sampai berpikir, bagaimana kalau jatuh miskin. Naudzubillahimindzalik..

Sejak resign, saya mulai memasrahkan diri. Saya berpikir rezeki dari Allah dan sudah diatur olehNya. Dan Alhamdulillah, saya tidak pernah merasa keliru mengambil pekerjaan sebagai freelancer.

Bekerja dengan gaji yang ‘tak beraturan’ ada kebaikan tersendiri buat saya. Sebagai orang yang sulit diajak ‘rapi’ menjadikan penghasilan saya selalu berlebih. Setidaknya itu yang saya rasakan, hehe..

Dimata teman-teman mungkin hidup saya dianggap makmur. Beli ini, iya. Beli itu, oke. Bahagia, gak punya tanggungan utang..

Eh, utang?

Iya, saya memang tidak punya utang. Sejak resign saya berkomitmen pada diri sendiri, tidak mau memiliki utang. Ada uang saya beli, gak ada uang gak beli. Saya berani ambil utang kalau ada saudara atau teman yang memang menjual barang yang boleh dicicil. Tentu saja utang yang tidak memberatkan..

Saya sudah membuktikan, tidak punya utang bikin hidup sangat bahagia..

Trus gimana caranya bisa punya tabungan?

Saya tidak tau, kenapa selama ini tidak ada yang bertanya tentang ini. Ketika saya berujar, “Hari Jumat, lho, waktunya beli lelangan emas di pegadaian..”

Ada yang nyeletuk, “Iyaaa, yang banyak duit, beli emas muluu..”

Padahal saya cuma omong doang, gak selalu beli jugaaa. Kayak saya ini banyak duit beneran, haha..

Mengenai tabungan pun saya mengumpulkannya sedikit demi sedikit. Saya melakukan inovasi sendiri, yaitu membuat 2 rekening bank.

Tips sukses saya mengelola 2 Rekening Bank

Keinginan membuka rekening baru di bank mulanya sebagai pusat transaksi penghasilan yang saya peroleh dari pekerjaan freelance. Harapan saya, rekening bank yang baru itu saya gunakan untuk ngecek transferan masuk. Tanpa saya sadari, nominalnya terus bertambah. Sejak itu, rekening baru tersebut sekaligus berfungsi sebagai rekening ‘tabungan’.

Saya memiliki target pribadi dengan rekening itu. Jika tidak sampai nominal sekian, saya tidak akan memindahkan saldonya ke rekening yang lain, yang khusus saya pakai buat transaksi pengeluaran.

Otomatis, jika saldo tabungan di rekening khusus pengeluaran jumlahnya terbatas, saya tidak akan bisa jajan enak. Ketika awal bulan, yang saya utamakan dulu bayar-bayar tagihan rutin kayak listrik, air, internet, arisan, beras dan lainnya.

Bagaimana bila saldo tabungan belum juga tertarget? Saya pakai jurus the power of kepepet, yaitu bayar tagihan menjelang jatuh tempo, hehe.. yang penting, kan, gak sampai kena denda. Sambil kalender berjalan, sambil saya nungguin pekerjaan baru dan transferan masuk.

Sejak memiliki 2 rekening di Bank, arus uang masuk dan keluar jadi lebih teratur.

Jangan takut nabung di Bank, karena hampir seluruh Bank di Indonesia ini telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan alias LPS. Nyimpang tabungan sebanyak-banyaknya gak masalah, aman deh!

You Might Also Like

2 Comments

  1. Muhammad Asy'ari

    Saya sangat setuju dengan “Gaji berapapun selama kita ikhlas menerima, tidak akan ada kata keluhan.” Tapi sayangnya ada sebagian orang yg berpendapat bahwa kalimat tsb adalah another way to say malas atau menyerah dengan kehidupan. Anyway, tulisannya sangat mencerahkan mbak.

  2. Al-Kirasasi

    Terima kasih mba untuk tulisannya, sangat mencerahkan tentunya.

    Oia saya suka dengan kutipannya mba “Gaji berapapun selama kita ikhlas menerima, tidak akan ada kata keluhan.”, ini tentunya sesuai dengan sifat yang diajarkan oleh Rasulullah yaitu sifat qanaah…

Leave a Reply