Ketika Bertemu Sales Asuransi

Hari ini tugas saya banyak, tugas yang mengharuskan saya keliling kota Surabaya dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan menunggu. Resiko menyelesaikan urusan pelayanan publik kan gitu, kalau nggak riwa-riwi, ya, nunggu dipanggil sesuai nomer antrian! 😀

Sejujurnya saya senang berurusan dengan pemerintahan. Selama berkas yang saya bawa lengkap, buat saya bukan masalah rumit. Tinggal nambahi stok sabar dan stok bensin motor saja, haha.. dan satu lagi stok air mineral terbaik supaya selama ngider dari meja satu ke meja yang lain pikiran saya selalu fokus ^^

Sejak dulu saya suka berurusan dengan urusan pemerintahan. Bahkan Kakak saya selalu menjagokan saya untuk urusan surat-menyurat di RT, RW, hingga Lurah. Selama gak ada sesi fefotoan, ke Kecamatan pun saya yang jabani. Andai calo dilegalkan, saya mau kok buka jasa pengurusan surat berharga hehe..

Dengan berada diantara para pengantri berkas, saya bisa belajar mengenal karakter orang dan mengenal dinamika manusia. Duh bahasa saya tinggi banget yah 😀

Seperti pengalaman saya hari ini yang tiba-tiba disapa ramah oleh seorang wanita yang baru datang, lalu duduk di samping saya.

“Hai Mbak, nomer berapa?” sapanya

Saya yang sedang asik pegang HP menoleh kearahnya. Tersenyum lalu menjawab, “nomer 25”

Saat seperti ini kadang saya juga ingin ngobrol sama orang, tapi kadang-kadang nggak pengen deket sama orang. Tergantung mood maunya kemana..

Nah, wanita berambut panjang ini yang saya takar usianya 40-an mulai bertanya, saya lagi ngurus apa dan berlanjut dengan pertanyaan saya kerja dimana, rumahnya mana, dan hal-hal pribadi lainnya. Karena mood saya lagi baik, saya jawab semua pertanyaan itu dengan jujur.

Giliran dia yang kemudian bercerita tentang pekerjaannya, keluarganya, sekaligus curhat pengen beli laptop baru. Biarpun gak penting, dipenting-pentingin lah ya saya tulis disini haha..

“Mbak harga laptop di Mas Hartono murah gak?”

“Kalau Mbak mau beli cash mending di THR, bisa nawar dan pilihan barangnya banyak. Kalau mau kredit beli di Mas Hartono saja”

“Kenapa begitu, Mbak?”

“Karena di THR gak semua toko bekerjasama dengan leasing. Di Mas Hartono pilihan leasingnya banyak” Kayaknya jawaban saya memuaskan dia. Obrolan pun beralih topik.

“Enak ya, Mbak, kerja di rumah. Saya juga sekarang kerja di asuransi. Enak, gak harus ngantor” Saya hanya menanggapi dengan senyuman. Gak berani tanya lebih, takut diprospek, hihi..

“Mbak sudah punya asuransi?” tanyanya.

Diengg.. kayak-kayaknya saya bakal kena prospek nih. Saya harus fokus dengan setiap detail ucapannya. Maaf ya, bukan saya nggak suka diprospek sama sales asuransi, hanya saja kalau mood saya gak bagus saya malas nanggapinya.

“Belum” Saya jawab kalem. “Saya sudah lama nggak bersinggungan dengan asuransi dan kartu kredit” kata saya lagi. Saya juga heran, apa hubungan antara asuransi sama kartu kredit haha.. tapi memang sejak dulu saya gak mau punya karti kredit dan asuransi.

“Kenapa gak mau punya asuransi, kalau sakit kan ada yang nanggung?”

“Iya, tapi saya belum ada minat daftar asuransi. Kalau sakit ya ke rumah sakit, tagihannya bayar sendiri.

“Rugi lho Mbak ke Rumah Sakit bayar sendiri..”

“Nggak ada yang rugi, Bu.. selama bisa bayar tagihannya, gak ada yang dirugikan” Ciyeee, jawaban saya bijak banget yak. Bijak tapi songong haha..

“Kalau ada asuransi biayanya ada yang nanggung, Mbak!”

“Iya sih, tapi saya meyakini rejeki ada yang ngatur. Ibarat saya ngumpulin duit banyak buat beli barang elektronik. Kalau duit masih kurang saya tunggu sampai cukup. Kalau duitnya udah cukup saya belikan barang elektronik idaman. Ketika barang elektronik itu rusak, diusahakan dibenerin. Gitu aja, Bu.. pokoknya yakin” hiyaaaa, jawaban saya kali ini malah nyeramahi orang. Gak tau dapat bisikan dari mana, tau-tau keluar aja..

Dan syukurlah Ibu itu langsung diam. Diamnya seakan membenarkan ucapan saya. “Iyaya…”

Gantian saya yang bingung. Tadi aku habis ngomong apa ya.. 😀 Selang beberapa menit nomer saya dipanggil. Buru-buru saya pamit ke Ibu.

Setelah urusan selesai saya kan gak langsung pulang, saya kembali duduk dikursi sebelah Ibu sambil ngecek notif. Sambil lihat HP saya lihat Ibu itu sedang ngobrol sama orang di kursi depan. Nggak tau ngomong apa, prospek juga kali hihi..

You Might Also Like

One Comment

  1. KING GENDAM

    Hmmm pekerjaan sales memang sangat baik untuk orang yang mudah bicara

Leave a Reply