Cerita Yuni

Hidup tak sedrama itu, Jendral!

โ€œHidup tak sedrama itu, Jendral!โ€

Kalimat itu terlontar begitu saja kemarin. Tidak sedang baper, hanya gemas aja. Bisa jadi gara-gara gemas lalu jadi baper huahaha.. Plis deh jangan baper. Gak baik kata Pak Ustad. Orang baper pengennya marah. Tiap lihat orang bawaannya mau nerkam. Apa-apa yang ada didepan semua dianggap salah. Baper gak baik buat keuangan dan berat badan, ternyata, lho.. maunya beli makanan enak trus dihabisin sendiri. Mending makan yang bener, inget kolesterol, Buk! ๐Ÿ˜€

Ya udah, Yuun, saatnya berdamai dengan alam. Istighfar, minta ampun. Baper itu dosa, gara-gara baper kamu jadi orang culas sedunia! Saatnya buka jendela, hirup udara segar, kembalikan batako-batako yang berserakan di jalan setelah digali sama orang pasang pipa gas. Saatnya kamu berubah jadi tukang bangunan! Yun, Yun.. kasian kasian kasian

Ngerangkai puzzlenya gak sempurna!

Ini artikel murni curhat lho, ya.. kalau gak suka baca curhatan saya mending skip aja. Kalau nanti kebawa Baper saya tidak bertanggung jawab. Kalau setuju silakan lanjutkan. Oke? Toss dulu! ๐Ÿ˜€

Gemas saya berawal dengar kabar teman-teman diundang kopdar oleh humas sebuah instansi dan saya dilupakan begitu saja. Ih, gak diundang aja baper. Sori, Je, utang draft liputan numpuk. Fee udah diterima, godiebag sak arat-arat di gudang. Kalau cuma mengharap kaos selembar aja kepada sebuah instansi artinya saya gagal jadi blogger. Nyari gratisan gak perlu semurah itu..

Masalah utamanya bukan pada undangan, tapi pikiran saya ngelantur ke sebuah link website mereka yang isinya persis plek ketiplek di blog saya. itu saja! Ya ini akarnya. Gara-gara tulisan saya di copas, komplain saya gak direken, lalu saya diboikot. Mereka mencari netizen lain. Percaya sama saya, lebih nikmat minum madu ketimbang dimadu! ๐Ÿ˜€

Jadi selama ini itu saya diam. Alih-alih belajar ikhlas, berdamai dengan kenyataan, yang ada saya berubah jadi idealis. Maksudnya sih biar move on.. melupakan kenangan bersama โ€˜mantanโ€™. Dan lama-lama saya kok jadi benci ya? Apa emang gitu efek orang move on? ๐Ÿ˜€

Berhadapan sama saya gak susah kok. Kalau salah bilang maaf, selesai urusan. Saya gampang di bujuk.

Oya, kalian sudah membaca status saya terbaru?
Kalau belum ini screenshootnya..

Sejatinya saya menyayangkan status ini mengotori beranda saya. Konsistensi update status serba bahagia malah tercemar dengan status kekanakan. Walo ada yang bilang, sekali-sekali bikin kontroversi gapapa, Yun.. tapi saya terlalu edan kalau status beginian.

Mulanya seseorang ngasih tau, โ€œYun, artikel ini sudah ijin belum?โ€ dengan link terpampang nyata.

2016-08-24_01-37-35

Wadah?! Saya melotot dong. Pantesaan, akhir-akhir ini blog saya sering keok. Hosting gak kuat nahan banyaknya komen spam yang masuk sampai akhirnya saya dikomplain penyedia hosting karena bandwithnya kemakan banyak. Copasnya sih gapapa, cukup ngelus dodo aja. Yang sebel bandwith kemakan itu lo sampai saya dikomplain penyedia hosting. Rasanya pengen ngelus dodo Jupe *eh

Lalu apa yang saya lakukan? Ya klarifikasilah.

Meskipun tersakiti, saya bilangnya baik-baik. โ€œPak, mohon maaf (masih pula bilang maaf, kurang baik apa?), saya tidak keberatan artikel saya di copas, tapi mohon (pakai mohon-mohon segala lagi!) cantumkan sumbernya. Terima kasih :)โ€

Zonk! Komplain saya gak ditanggapi. Pesan saya tercentang garis dua tapi gak dikasih pertanggungan jawab. Pesan saya gak dibalas. Belum tau kalau saya ngeyelan.

Beberapa hari kemudian, saya japri lagi dengan kalimat yang sama. Lagi-lagi zonk, sodara. Gapapa.. mungkin beliau sedang kehabisan kuota.

Hingga suatu hari iseng saya cek, artikel saya sudah hilang. Saya japri lagi dong, โ€œPak, saya gak minta dihapus, saya hanya minta tolong cantumkan sumbernya..โ€ Wes enak, toh?

Woh! Dibales aja nggak. Yo weslah! Kali ini saya berpikir positif, mungkin keypad HPnya bermasalah. Hidup tak sedrama itu, Jendral. Saya orangnya woles..

Sejak itu saya tak lagi berhubungan dengan pihak-pihak yang telah berbuat tidak โ€˜senonohโ€™ pada saya. Lebih tepatnya tidak pernah dihubungi, sih hahaha! Saya mah santai, gak merasa dimusuhi apalagi memusuhi. Rugi di dia gak dapat saya. Orang manis gini, disia-siakan.. *disampluk emas antam!* ๐Ÿ˜€ Yang butuh pencitraan kan mereka, bukan saya. Citra saya sudah baik di masyarakat, setidaknya Bu RT tiap tahun membutuhkan saya buat bikin undangan Agustusan *Bangga dong jadi warga Wonokromo* ๐Ÿ˜€

Kalau saya yang sudah, ya sudah. Ngapain diperpanjang, cukuplah sidang Jessica yang masih terus bersambung.. Urusan artikel copas sudah saya serahkan kepada yang berwajib. Malaikat juga tau siapa yang jadi juaranya.. *lalala..*

Urusan copas mengcopas sejatinya tak pernah saya permasalahkan. Saya sadar, apapun karya yang sudah naik tayang di media online harus direlakan dimanfaatkan oleh pihak lain. Baik itu tulisan maupun foto.

Dulu dulu, saya bahkan pernah menemukan artikel lomba saya di copas oleh sesama peserta lomba. Teman, kenal baik, lho. Saya tidak marah, tidak juga saya komplain. Praktis aja mikirnya, rejeki gak akan lari kemana, walau sebenarnya dada ini mendidih. โ€œKenapa harus copas artikel lomba sayah? 3 hari 3 malam saya nglembur nulisnya!โ€ Berpikir positif aja mungkin sang pengcopas menganggap tulisan saya bagus, Alhamdulillah ya disukai..

Lombanya menang? Nggak! Haha..

Dan tadi malam, saya iseng dong buka-buka web mereka. Bener ya kata orang, benci bisa mengalihkan jadi rasa rindu. Buktinya tengah malam saya begadang hanya untuk ngecek artikel mereka satu persatu. Lumayan sih, ketangkap satu artikel punya Mas Gilang Detik bertengger disana huahaha…

2016-08-24_01-29-58

Artikel aslinya ini:

2016-08-24_01-30-17

Sudah cukup 2 aja ya buktinya. Bukti copasan lainnya cukup saya baca sendiri, udah tau juga kok sumbernya darimana. Paling kalau dikomplain mereka akan hapus. Sebelum dikomplain screenshoot dulu buat sewaktu-waktu kangen ihik..

Ya udahlah, Jendral. Hari sudah malam, saatnya istirahat. Di luar banyak angin…

5 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *