Keluarga

Memahami Pencernaan Sensitif pada Anak dan cara praktis mengatasinya

Memahami Pencernaan Sensitif pada Anak dan cara praktis mengatasinya tidak serta merta harus dilakukan oleh dokter, namun orang tua juga wajib mengetahui kondisi fisik dan psikis sang anak. Sedini, mungkin!

Banyak orang tua mengabaikan pencernaan anak, terlebih orang tua yang sibuk dengan pekerjaan di luar. Jangankan sibuk di luar, yang setiap hari rajin mendampingi anak aja kadang terabaikan. Saya, misalnya, ketika ponakan – ponakan liburan di rumah, mereka aktif minta jajan ini – itu. Gak mau makan sayuran, mau nya makan mie instan. Merasa bebas di hari libur, mereka sibuk dengan gadget sampai lupa waktu makan. Saya pikir keadaan ini baik – baik saja. Selama mereka anteng dan tidak rewel, kondisi mereka sehat, tapi ternyata…

SALAH BESAR!

Hati-hati dengan saluran cerna pada anak. Tidak rewel bukan berarti mereka nyaman dengan kondisi tubuhnya, mungkin saja mereka sedang menahan sesuatu di perutnya. Orang tua harus memahami itu!

Kamis, 28 april 2016 saya mengikuti seminar berbasis kesehatan anak, diskusi Nutritalk, dengan tema Dasar dan Pedoman Praktis Mengatasi Saluran Cerna Sensitif pada Anak di JW Marriot Hotel, Jakarta.
Pencernaan Sensitif pada Anak

Acara yang sebagian besar di hadiri oleh Ibu-Ibu itu di pandu oleh narasumber yang berkompeten di bidangnya. Adalah Dr. Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K), Konsultan Gastrohepatologi Anak, dan DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), Konsultan Tumbuh Kembang Anak serta Dr. Lula Kamal sebagai moderator.

Sebelum mengikuti materi inti, saya keliling di booth yang tersedia. Ada 3 booth yang mengantarkan saya mendalami materi nutritalk.

Booth 1000 Hari Pertama kehidupan

Di booth ini saya di perkenalkan tentang pengetahuan 1000 Hari Pertama Kehidupan yang disingkat menjadi 1000 HPK. Pada bayi, rentang waktu 1000 HPK dihitung saat satu hari di dalam kandungan Ibu hingga bayi berusia 2 tahun. Pada masa ini 70 – 80% sel imun tubuh bayi berada pada saluran pencernaan.

Pencernaan Sensitif pada Anak

Jika nutrisi yang diberikan orang tua kurang tepat, pada usia, saluran pencernaan bayi rentan mengalami gangguan.

Bagaimana cara mengatasinya?
Lanjuuut ke booth selanjutnya..

Booth Mendeteksi Kesehatan Saluran Cerna pada Anak

Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan orang tua dalam mendeteksi kesehatan saluran cerna pada anak, terutama mempelajari pola BAB anak.

Pencernaan Sensitif pada Anak

1. Frekuensi

Frekuensi BAB pada anak tiap perkembangan usia memiliki pola berbeda.
Usia 0-3 bulan frekuensi BAB tiap minggu antara 5 – 40 kali
Usia 6-12 bulan frekuensi BAB tiap minggu antara 5-28 kali
Usia 1-3 tahun frekuensi BAB tiap minggu antara 4-21 kali

2. Warna BAB

Warna BAB juga perlu di perhatikan lho, Maak.. normalnya, warna BAB cenderung terang. Jika dikemudian hari ditemukan ada bercak darah, BAB berwarna putih, atau BAB berwarna hitam, itu artinya saluran pencernaan anak sedang tidak sehat. Antisipasinya segera hubungi tenaga medis terdekat

3. Konsistensi

Ini yang pualiiing penting di perhatikan. Adalah memperhatikan bentuk tinja si anak. Apakah lembek banget hingga tak berbentuk sehingga terindikasi diare, atau keras banget sehingga sulit dikeluarkan yang memicu indikasi konstipasi.

3 hal diatas harus sering-sering diperhatikan agar si anak terbebas dari pencernaan sensitif

Booth Pencernaan Sensitif

Naah, di sini nih tempat kita mendapat penjelasan. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan Pencernaan Sensitif?

Pencernaan Sensitif adalah keadaan dimana saluran pencernaan rentan mengalami gangguan sehingga timbul diare, sembelit, gangguan usus, dan produksi gas yang berlebihan.

Pencernaan Sensitif pada Anak

Supaya jelas, saya akan tulis rangkumannya tentang Dasar dan Pedoman Praktis Mengatasi Saluran Cerna Sensitif pada Anak dalam sesi diskusi Nutritalk. Baca tulisan ini sampai habis akan membantu Ibu-Ibu memahami apa dan bagaimana menanggulangi pencernaan sensitif pada anak. Sedikit modus boleh kan yaaa… 😀

Namun sebelum lanjut ke sesi diskusi, izinkan saya narsis banyak di PhotoBooth Nutrisi Bangsa hahaha…

Pencernaan Sensitif pada Anak

Pencernaan Sensitif pada Anak

Nutritalk: Nutrisi Tepat Kunci Mengatasi Pencernaan Sensitif

“Saluran cerna memiliki peran unik dan penting bagi kesehatan setiap anak, karena tidak hanya mencerna dan menyerap makanan tetapi juga sebagai pembatas antara ‘dunia luar’ dan ‘dunia dalam’ tubuh..”

Itulah sepenggal kalimat yang di sampaikan Dr. Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K), di depan seluruh peserta Nutritalk. Bila kita pahami kalimat demi kalimat, kita akan mengetahui betapa saluran cerna memiliki peranan yang penting, ibaratnya, pencernaan adalah otak kedua kita.

Pencernaan Sensitif pada Anak

Mari kita pahami bahwa, 40% saluran cerna terdiri dari jaringan limfoid yang berperan sebagai sel sistem imun dimana fungsinya sebagai pertahanan tubuh.

3 dari 10 anak mengalami pencernaan sensitif, terutama pada bayi. Bayi rentan terhadap gangguan saluran cerna sebab saluran cerna mereka belum matang sempurna sehingga peran sistem imun di tubuhnya pun belum siap, begitu juga dengan sel permukaan usus yang masih renggang, memicu kuman masuk ke dalam tubuh bayi dan menimbulkan masalah kesehatan.

Gangguan saluran cerna yang dialami anak-anak seringkali disebabkan oleh infeksi seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur. Penyebab lainnya adalah non-infeksi misalnya alergi, dan intoleransi makanan.

Pencegahan gangguan saluran cerna pada anak dapat di lakukan dengan memberikan ASI eksklusif, MPASI sesuai kesiapan bayi, menjaga kebersihan dan imunisasi.

Cegah dan Atasi Pencernaan Sensitif dengan Nutrisi Tepat

Untuk mencegah gangguan saluran pencernaan Sensitif pada anak, jalan satu-satunya adalah memberikan nutrisi yang tepat. Seperti makanan dengan kandungan sebagai berikut:

Serat: Nutrisi untuk bakteri baik dan mempertahan konsistensi tinja. Makanan yang mengandung serat adalah pepaya, brokoli, pisang, alpukat

Zinc: Memperbaiki sel usus yang mengalami gangguan. Makanan yang mengandung Zinc seperti daging sapi, telur, bayam, kacang hijau

Glutamin: Sumber energi bagi sel usus dan menjaga fungsi saluran pencernaan. Makanan yang mengandung Glutamin adalah kerang, ikan laut, keju, dan susu

Menurut DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), 1000 Hari Kehidupan Pertama merupakan window of opportunity tidak hanya untuk perkembangan pencernaan yang sehat saja tetapi juga merupakan masa kritis untuk perkembangan otak anak.

Pencernaan Sensitif pada Anak

Apa jadinya bila saluran pencernaan terganggu?

Kata dokter Wawan (panggilan Dr. Ahmad Suryawan), bila pada periode tersebut pencernaan anak terganggu, maka dapat berdampak pada tumbuh dan kembang anak. Resiko tumbuh kembang anak misalnya tinggi badan, BMI, lingkar kepala, perkembangan anak dari sisi penglihatan dan pendengaran, motorik, bahasa, dan personal sosial. Sesuai teori Gut Brain Axis bahwa ada interaksi dua arah antara otak dan saluran pencernaan.

“Pencernaan sensitif dapat berimplikasi tidak saja berupa gagal tumbuh pada anak, tapi juga berupa gangguan perkembangan emosi, perilaku, dan kecerdasan anak jangka panjang. Oleh karena itu harus ada penanganan yang tepat bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan sensitif

Memahami Pencernaan Sensitif pada Anak dan cara praktis mengatasinya tidak sulit, kok, asal orang tua rajin melakukan interaksi terhadap anak dan berusaha mengerti keinginan mereka. Tidak harus mengandalkan dokter, kalau bisa dilakukan sendiri, kenapa tidak? Ya, toh?

Pencernaan Sensitif pada Anak

4 Comments

  • rahmiaziza

    Waah ada punggungku disitu hihihi. Jaman anakku yang pertaa masih bayi juga sempet konstipasi, karena belum dapat ilmu ini, asal aja cara menanganinya. Kemarin pas kutanya ternyata salah cara yang kulakukan, ya piye wis terlanjur 😀

  • dWi (nining)

    Iya nih, soal BAB…rada gilo juga soh. Tapi kalo udah namanya anak yaaaa mau nggak mau kudu detail yak. Mulai bau, warna , sampai bentuk…pun tingkat keencerannya *huek* wkwkwkwk

  • Gayahidupku.com

    wah terima kasih penjelasan lengkapnya, penting banget ini terutama untuk para ibu muda yang baru pertama kali memiliki anak 😀

Leave a Reply to Lidya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *