Piknik

Sentra Ikan Bulak, pusat Wisata Kampung Nelayan Bulak Surabaya

SIB2

Matahari masih menyorot keras ketika saya naik ke lantai dua pasar Sentra Ikan Bulak. Rasa penasaran saya akan gedung ini sangat membabibuta, maklum sejak 4 tahun lalu gedung ini berdiri, belum sekalipun saya masuk kesana. Hanya takjub melihat atapnya yang dari kejauhan berbentuk segitiga.

SIBjauh

Pada tanggal 3 April 2016 lalu, ketika Bu Risma, Walikota Surabaya memberikan sambutan BulakFest2016 di hadapan pedagang Sentra Ikan Bulak dan warga sekitar, saya baru tau bahwa ternyata pedagang yang menjual dagangan di Sentra Ikan Bulak bisa dihitung jari. Terpana sekaligus terpesona. Terpesona karena betapa gedung ini bagus, tapi kok ya penjualnya sedikit. Terpana, betapa di luar sana banyak pedagang yang membutuhkan stand jualan, eh, Sentra Bulak malah dicuekin.

Ibu Walikota berusaha melakukan pendekatan kepada warga agar mereka mau memindahkan lapak dagangannya dari sebelumnya di tepi jalan sekitar Kecamatan Bulak ke dalam stand Sentra Ikan Bulak. Apalagi Pemerintah Kota juga membebaskan sewa stand di sana. Alternatif bagus yang ditawarkan Ibu Walikota ini tak serta merta tanpa alasan, justru beberapa bulan kedepan, Bulak sebagai Kampung Wisata Surabaya menjadi destinasi baru kota Surabaya, yaitu Kampung Nelayan satu-satunya di Surabaya.

Alasan harus datang ke Bulak

Sejak digaungkan BulakFest2016, Bulak menjadi sorotan wisata, khususnya masyarakat Surabaya. Bulak yang selama ini hanya dikenal memiliki Sunrise of Bulak, sekarang bertambah dengan hadirnya ikon baru, Jembatan Taman Hiburan Pantai Kenjeran. Jembatan Pantai Kenjeran ini akan memastikan Bulak menjadi Kampung Nelayan Wisata di Surabaya.

Dagangan

Saat uji coba air mancur Jembatan Kenjeran, Kamis, 7 April 2016, gemerlap lampu yang mengiringi air bergoyang tampak memukau di pandangan. Ikon ini akan melengkapi kawasan Bulak menjadi destinasi yang seru. Pagi hari menikmati Sunrise of Bulak, Siang hari belanja-belanji sambil kulineran di Sentra Ikan Bulak, sore hari menemani anak-anak bermain di Taman Bulak, malam harinya menikmati segarnya angin laut di antara air mancur bergoyang. Liburan murah meriah didalam kota yang akan meninggalkan kesan tersendiri

Kulineran Lontong Kupang di Sentra Ikan Bulak

SIB Lantai2
Sentra Ikan Bulak Lantai 2

Kedatangan saya sore itu di Sentra Ikan Bulak sebenarnya ingin melepas rindu dengan lontong kupang. Sejak pedagang Kupang Lontong di pantai Watu-watu dibersihkan, kerinduan saya makan kupang lontong menjadi sulit dicegah.

Setelah menyimpan motor di area parkir Sentra Ikan Bulak, saya bergegas naik ke atas. Tidak sulit mencari pedagang lontong kupang langganan saya. Namanya Bu Jarwani, pemilik Depot Gaul yang sebelumnya berdagang lontong kupang di pantai watu-watu. Selain Bu Jarwani, masih banyak pedagang lain yang berjualan makanan dan minuman. Suasana lantai 2 Sentra Ikan Bulak cukup nyaman. Tempatnya luas, meja dan kursinya banyak, viewnya langsung lepas pantai. Oh ya, sama satu lagi, akses wifi –nya kuenceeeeng, Rek!

SIB Lantai2View
Viewnya laut!

Menurut Bu Jarwani, pusat kuliner Sentra Ikan Bulak kalau malam ramai. Banyak mahasiswa nongkrong sambil menikmati akses internet.

“Di sini ramainya malam, Mbak. Banyak mahasiswa dan pegawai yang pulang kerja mampir ke sini. Rata-rata datangnya habis Isya’. Angin laut di sini kan segar, Mbak. Sambil mendengarkan musik karaoke, sambil main internetan” kata Bu Jarwani yang mengaku membuka standnya mulai jam 8 pagi hingga jam 12 malam.

Depot Gaul SIB
Depot Gaul

Sore itu suasana Sentra Ikan Bulak tak begitu banyak pengunjung. Meski terlihat sepi, tapi suasana Sentra Ikan Bulak terlihat hidup. Tatanan meja dan kursinya rapi, menampakkan setiap hari ada pengunjung yang datang kemari.

“Kalau siang begini memang sepi, Mbak. Apalagi pegawai belum pulang. Tapi berapapun penghasilan disini saya syukuri. Saya nurut aja sama Bu Walikota. Kalau nurut hasilnya nanti pasti bagus. Sekarang sepi pun saya lakoni dengan sabar” ujar warga Kejawan ini sambil menyapa pengunjung yang baru datang.

SIB Kuliner

Berburu Produk Olahan Ikan di Sentra Ikan Bulak

Pemandangan tak berbeda ketika saya turun ke lantai 1. Lantai 1 Sentra Ikan Bulak lebih dikhususkan untuk pedagang Ikan, Ikan asap, dan hasil olahan laut seperti Teripang, Krupuk Rambak, Ikan Asin, Wader, Terung, Kulit Kakap, dan lain-lain.

Ikan Asap
Stand Ikan Sentra Ikan Bulak rapi da bersih

Di lantai 1 itu saya menyapa Bu Lutfiah, pedagang krupuk ikan kering. Sebelum pulang, saya berniat membeli oleh-oleh khas Kenjeran. Kesukaan saya adalah Krupuk Rambak dan Terung. Bu Lutfiah sangat ramah menyapa pengunjung. Belum bilang beli aja, Bu Lutfiah sudah menyodorkan beberapa biji krupuk Rambak untuk saya incipi.

Bu Lutfiah
Bu Lutfiah dan krupuk Terungnya

“Rasakan dulu, Mbak. Kalau tidak enak jangan dibeli” ungkap Ibu berkerudung yang sebelumnya berjualan di Tambak Sari Surabaya.

Karena krupuknya renyah saya membeli 1 ons krupuk Rambak seharga Rp. 13.000,-. Ketika saya tanya, apakah tidak rugi selalu memberikan tester kepada pembeli. Bu Lutfiah memberikan jawaban diplomatis, “Saya tidak ingin pembeli saya kecewa, Mbak. Sudah bagus ada yang mau beli, jangan sampai setelah beli disini, mereka gak mau lagi datang ke Sentra Ikan Bulak”

Olahan Ikan

Ikan SIB
Produk olahan Ikan di stand Bu lutfiah

Bu Lutfiah merupakan satu diantara pedagang Krupuk Ikan di Sentra Ikan Bulak. Standnya buka mulai jam 8 hingga jam 5 sore. Melihat ada Krupuk Terung, saya berniat membeli juga. Satu ons –nya dihargai Rp. 25.000,-. Lagi-lagi, warga Cumpat Kulon ini memberi saya tester rasa. Bagi Bu Lutfiah, dirinya merasa beruntung dapat menempati stand di Sentra Ikan Bulak. “Saya senang bisa jualan di sini, Mbak. Di sini tempatnya adem, krupuk ikan saya bisa tahan lebih lama. Sewa standnya juga gratis” katanya sambil mengatur timbangan.

Saat saya tanya kendala yang dihadapi di Sentra Ika Bulak, Bu Lutfiah mengatakan bahwa kendalanya belum banyak pengunjung yang datang. Ia juga mengeluhkan adanya tarif parkir. “Saya sih senang aja Mbak ada yang beli. Cuma kadang-kadang orang males datang ke sini karena harus bayar parkir. Wong, ya, pasar ini masih sepi, masa tega ditarif parkir. Saya inginnya, untuk sementara tarif parkir di sini digratiskan saja, biar pengunjung mau ke sini. Orang pasti mikir-mikir ngeluarin duit parkir Seribu – duaribu. Kalau sudah rame, parkir bayar gapapa”

Meneruskan keluhan Bu Lutfiah, Camat Bulak, Bapak Soeprayitno sangat berterima kasih atas masukan yag diberikan. Bersama jajarannya, beliau akan menidaklanjuti persoalah tarif lahan parkir di Sentra Ikan Bulak.

Rek, sekarang kalau cari lontong kupang dan Krupuk Rambak ke Sentra Ikan Bulak aja, yoo.. 😀

7 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *