Sambal
Keluarga

Selamat Datang di keluarga sambal

Bakat masak saya parah. Sehari-hari bisanya masak air, goreng tahu, nyeplok telur dan nyambel. Untungnya punya suami baik yang makannya nggak neko-neko hehe. Favoritnya nasi hangat, telur ceplok, sama kecap. Menurut ‘Raja Jalal’ makan lauk begini rasanya ajib surajiib 😀

Pilihan lain selain nasi telur kecap, Mas Rinaldy suka makan dengan sambal kacang alias sambal pecel. Dipasar banyak kan dijual sambal pecel kiloan. Saya suka stock sambal pecel beginian. Jadi kalau pas kepengen makan pecel tinggal nambah air panas supaya sambal pecelnya encer. Rasa sambel pecel yang dijual dipasar juga rasanya gak terlalu pedas. Pas-pasan buat lidah orang yang tidak suka pedas.

Kalau Mas Rinaldy suka makan lauk rasa datar, saya sebaliknya. Saya paling suka makan sambel. Sambel apapun. Sambel kecap, sambal tomat, sambal bawang, sambal terasi.

2015-09-15_08-23-47

Kalau sedang ingin berlama-lama didapur saya buat sambal kecap sama tahu goreng yang disajikan hangat-hangat. Dilain waktu saya buat sambal bawang dicampur sama terasi. Gitu-gitu Mas Suami juga ikut-ikutan nimbrung, walaupun se-selesainya makan keringat mengucur di leher dan sekujur tubuh yang gedenya sak biji salak haha. Kadang merasa kasihan juga sih, tapi ini juga usaha saya membiasakan lidah Mas Rinaldy mengenal rasa pedas 😀

Untuk urusan sambal, sejak dulu kami memiliki perbedaan keyakinan. Saya suka pedas, Mas Rinaldy anti pedas. Namun perbedaan itu tak menyurutkan saya untuk mencekok’i Mas Rinaldy dengan sambal-sambal saya yang rasanya, katanya, kayak ditabok Muhammad Ali huahaha.

Berkali-kali sudah saya kena protes, katanya kalau buat sambel jangan pedas-pedas. Halaah, namanya juga sambel, Kakak, yo jelas pedas, toh. Kalau gak pedas bukan sambal namanya. Tapi nyatanya, setiap saya makan sambal, Mas Rinaldy ikut-ikutan nimbrung.

Namun dua hari ini ada yang aneh dengan diri Mas Rinaldy. Tiap makan mintanya sama sambal. Sambal nyel (baca: nasi dikasih sambal sama krupuk). Di tawari telor ceplok, gak mau. Saya bujuk-bujuk sama sayur bening, juga mau. Katanya, lagi pengen makan yang pedas-pedas. Okeee, baiklah.. mungkin racun yang selama ini saya taburkan di lidahnya sudah mulai bereaksi hihi..

2015-09-15_08-42-15

Sebelum demen makan sambal seperti ini kondisi badannya memang lagi drop. Biasaa pusing, flu, sama batuk. Dia juga ngeluh lidahnya pahit. Paham lah saya, kondisi seperti ini pengennya memang makan makanan pedas supaya badan bisa keringatan.

Kesimpulannya sekarang kami sudah jadi pasangan klop. Sama-sama suka sambel. Ah, betapa senangnya sekarang punya sahabat yang sama-sama suka pedas, kalau gak ada lauk tinggal beli aja sambal kemasan Bu Rudy.

Akhir kata, selamat datang di keluarga sambal Suamiku ^^

9 Comments

Leave a Reply to Lusi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *