Cerita Yuni,  Keuangan

Trend Batu Akik

Trend batu akik seakan tak ada matinya. Dimana-mana orang berjualan batu yang disebut-sebut sebagai ‘bebatuan cantik’. Lihat saja di Hi-Tech Mall Surabaya. Saat jalan-jalan ke dalam Mall itu saya melihat di Lantai Dasar terdapat pameran khusus batu-batu akik. Padahal sejak dulu Mall ini dikenal sebagai Pusat Toko Komputer terbesar di Surabaya, bahkan di Jawa Timur! Lah kok tetiba disulap jadi tempat pameran akik? Mbohlah! 😀

Trend Batu Akik

Benar-benar pemandangan yang njomplang. Bagaimana tidak, disaat pasar penjualan komputer yang terdapat di beberapa lantai Mall itu sepi senyap, pasar akik malah dikerubuti pembeli. Mereka seakan melupakan betapa nilai dollar yang melambung membuat sepi penjualan sparet part komputer. Sales, marketing, hingga bos-bos pun ramai-ramai turun ke lantai dasar menikmati indahnya batu-batu akik itu. Euforia batu akik melupakan kondisi omset yang tak menguntungkan. Diam-diam akik menjadi alternatif penghibur diri 😀

Lain di Mall, lain pula di trotoar jalan. Tiap sore, di trotoar sepanjang jalan dekat rumah saya lapak-lapak lesehan penjual batu akik sangat ramai dilingkari pembeli. Menggunakan penerangan seadanya mereka berjongkok diantara ceceran bongkahan batu. Jika bukan pemaham akik, batu-batu itu seperti kerikil batu kali tak berguna. Seperti saya, yang sering terheran-heran melihat bongkahan batu itu dipotong, dibentuk, hingga dihaluskan. Melihat prosesnya aja rumitnya ampun-ampunan. Butuh ketelatenan dan kesabaran tingkat tinggi sepertinya.

Pada dasarnya saya memang bukan pecinta akik. Jenis-jenis akik pun saya tak paham. Itulah kenapa hingga sekarang tak ada yang mau ngasih saya akik gratisan *huahaha*. Iya saya tau dari dulu harga akik itu mahal. Jutaan sampai ratusan juta juga ada. Tapi kalau melihat bongkahan batu yang masih berupa pecah-pecahan apalagi yang warnanya hitam butek gak menarik kok kayak apaan gitu, sih. Masa iya harga batu gitu aja mahal. Masih tak habis pikir gimana cara orang-orang menjadikan batu hitam gak jelas bentuk dan warnanya itu disulap jadi batu indah, cantik, berwana, dan mengkilap. Berapa lama mereka memproses batu-batu dari yang terlihat biasa saja menjadi bernilai jut-jutan. Ini yang masih saya gagal pahami.

Seperti yang saya lihat tadi siang di Pameran Produk Unggulan Daerah. Seperti biasa pameran seperti ini banyak ditampilkan produk-produk UKM. Dari sikapnya rata-rata pengunjung di pameran ini sekedar jalan, melihat-lihat barangkali ada sesuatu yang menarik. Tapi kecuekan mereka akan luntur manakala melihat stand berjualan akik. Mereka tak serta merta pergi. Justru mereka lebih memilih berhenti dan melihat. Jangan-jangan batu akik ini punya daya magis yang kuat hehe.

Namun kecuekan saya tadi berbuah kekepoan. Pasalnya saya melihat akik berukuran super jumbo kuadrat. Bentuknya bulat elips, persis plek akik-akik yang dijual di lapak akik. Bagi pecinta akik mungkin pemandangan ini teramat biasa, tapi buat saya yang tidak begitu cinta akik merupakan pemandangan aneh. Kok ada akik segede itu. Andai dijadikan liontin bagaimana reaksinya pemakainya, ya? Atau ada yang mau memakainya sebagai cincin? 😀

2015-08-30_01-03-09

7 Comments

Leave a Reply to D I J A Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *