Kebab Turki Baba Rafi, Bisnis Waralaba asli Indonesia yang mendunia
Pernah makan Kebab?
Suka makan Kebab?
Saya Alhamdulillah pernah dan suka 😀
Kebab. Dari namanya saja sama sekali tidak bercirikhas makanan Indonesia. Malah lebih ke-Arab-arab-an. Dari hasil browsing saya dapatkan info nama kebab berasal dari bahasa Arab: kabab yang awalnya berarti daging goreng, bukan daging panggang/bakar (Kebab).
Tapi tapi kenapa Kebab bisa sampai mendarat di Surabaya?
Apa uniknya Kebab kok sampai banyak orang suka.
Apakah karena bahan-bahannya terbuat dari daging sapi yang ditambah dengan sayuran kemudian dibalut tortila renyah.
Mungkin juga.
Saya rasa iya.
Soalnya di Indonesia makanan dengan bahan seperti ini masih jarang. Rata-rata orang kita masih suka makan makanan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi dan roti. Sedangkan pada Kebab, daging sapi menjadi bahan utama yang mampu mengganjal perut lapar atau sekedar jajan-jajan manis.
Di Pameran Produksi Indonesia tanggal 6-9 Agustus kemarin, saya mengikuti talkshow sukses bisnis waralaba bersama Kebab Turki Baba Rafi dengan pembicara Mbak Nilam Sari, Young Entrepreneur franchise kebab Indonesia yang saat ini menjadi Marketing Director PT Baba Rafi Indonesia.
Sebagai orang Surabaya, Kebab Baba Rafi bukan makanan yang sulit dicari. Outlet Kebab Baba Rafi telah tersebar dimana-mana. Di sekitar rumah saya saja, ada kalau gak salah 4 sampai 5 outlet kebab. Icon gerai warna merah dan kuning dengan logo tulisan KEBAB BABA RAFI menjadi ciri khas merk Kebab Baba Rafi. Itulah kenapa saya tak menyia-nyiakan mendengarkan talkshow ini. Selain ingin tahu banyak tentang kebab beserta seluk beluk bisnis gerobakan, hingga bagaimana franchise Indonesia kebab bisa sampai mendunia. Siapa tau.. suatu saat saya bisa menjadi partner Mbak Nilam dan sukses berbisnis Kebab. Amin kan yesss hehe
Usai mengenalkan diri, dengan gaya tutur bercerita, Mbak Nilam berbicara sejarah berdirinya Kebab Baba Rafi. Wanita yang hari itu mengenakan atasan batik warna merah dipadu celana hitam, begitu smart menjelaskan urutan menjalankan bisnis yang ketika itu masih sangat sangat baru. Bagi masyarakat kita, Kebab masih dianggap makanannya orang Arab, dan kita yang bukan Arab kalau ingin makan menu Arab harus pergi ke resto yang menjual menu Arab. Kalau di Surabaya mungkin ke daerah Ampel kali yaah hehe
“Kebab Baba Rafi dimulai dari 1 gerobak!” Curhat Mbak Nilam. Saya tulis ‘curhat’ aja ya karena memang kisah yang disampaikan Mbak Nilan seperti sinetron GGS yang konfliknya naik turun 😀 Persis kisah Mbak Nilam ketika pertama mendirikan usaha dan berkali-kali menemui kendala. Yah namanya saja usaha baru, produknya juga produk yang belum diketahui orang. Wajar bila banyak sandungan, mulai dari modal, persaingan produk sejenis, hingga kecermatan manajemen. Apalagi saat baru memulai bisnis gerobakan Mbak Nilam beserta suaminya pasangan yang nikah muda. Hanya saja yang saya salutkan dari Mbak Nilam adalah kegigihannya mempertahankan produk. Modal dianggap sebagai urutan sekian.
“Uang itu hanya alat. Kalau alat difungsikan suatu saat akan berkembang. Justru kalau uang sebagai alat pembayaran hanya disimpan saja dia akan diam” kata Mbak Nilam. Hmmm.. iya juga ya. Masalahnya saya ini masih takut rugi kalau menjalankan bisnis, apalagi bisnis yang dijalankan masih di awang-awang.
Waktu itu tahun 2003, Hendy Setiono, suami Mbak Nilam, mendirikan usaha Kebab Baba Rafi pertama kalinya di kota Surabaya. Apakah Mas Hendy orang Arab? sehingga menamakan usaha Kebabnya dengan brand BABA RAFI? Ternyata tidak, sodara! Itu salah besar. Dugaan saya benar-benar salah. Iya, sih, sekilas Baba Rafi cenderung ke-Arab-araban. Tapi tau gak sih, Baba Rafi sebenarnya adalah sebuah singkatan. Baba yang penyebutan Bapak, dan Rafi nama anak Pak Hendy. Jadi kebab Baba Rafi diartikan sebagai Kebab Bapaknya Rafi. Gitu kata Mbak Nilam. Sedangkan produk Kebab yang beredar pesat saat ini dengan merek Baba Rafi awalnya hasil trial error.
Hmmm.. nyambung sih ya kalau disambung-sambungkan. Judul produknya dari Arab, mereknya kebaca ke-Arab-araban! Inilah kunci keberhasilan itu. Pak Hendy dan Mbak Nilam pinter ‘menggathukkan kata’ sehingga membuat Kebab Baba Rafi dikenal dan disukai banyak orang. Meskipun penikmatnya sebagian besar bukan orang Arab, tapi saat menikmati Kebab kenapa perasaan saya seperti sedang berada di padang pasir haha
Tahun 2005, usaha Kebab Baba Rafi mulai bersinar. Tahun itu mulai diberlakukan sistem franchise. Dua tahun kemudian, 2007, outlet Baba Rafi sudah memiliki 336 outlet! Sebagai franchise murah dengan investasi terjangkau, Kebab Baba Rafi menjadi salah satu bisnis yang menjanjinkan.
Sesuai visi Kebab Baba Rafi, Berusaha untuk menjadi bisnis waralaba kebab yang terbesar, menguntungkan, dan paling berpengaruh. Tahun 2009 pengaruh Kebab Baba Rafi membawa hasil. Beberapa penghargaan diraih oleh Baba Rafi, diantaranya Pemenang Top 30 Best ASEAN Franchise (2009), Pemenang Marketing Award oleh Majalah Marketing (2010 – 2011), Pemenang Best Seller Franchise 2012 oleh Majalah Franchise (2012), Penerima Penghargaan Franchise Market Leader and Fastest Growing 2013 for Kebab Category oleh Majalah Franchise (2013), dan Mendapat Penghargaan Franchise&Bisnis Market Leader dari Majalah Info Franchise (2014).
Misi Kebab Baba Rafi yang berusaha menjadi waralaba kebab terbesar didunia dengan menawarkan makanan berkualitas dengan harga terjangkau juga dipercaya oleh negara tetangga. Filipina menjadi negara pertama Kebab Baba Rafi menyebrang ke luar negeri. Lalu menular ke Malaysia, hingga tahun 2009 Baba Rafi memutuskan Go International dengan membawa nama Indonesia. Wao terharu banget bacanya.. Misi anggun yang membawa nama Indonesia harum sampai ke mancanegara. Pelan namun pasti Baba Rafi membuka outlet di China, Srilanka, Singapura, Brunei Darussalam, dan Belanda. Tahun 2014 jumlah outlet seluruhnya berjumlah 1200+ outlet! *kalkulator mana kalkulator*
Kadang-kadang terbersit rasa heran mengapa Kebab Baba Rafi bisa menjadi kudapan favorit orang Indonesia. Jawaban yang diberikan Mbak Nilam, Kebab Baba Rafi selalu mengedepankan makanan halal dengan kemasan praktis namun terlihat elegan. Begitu juga dengan tim manajemen yang solid dan berpengalaman franchise Baba Rafi berkembang pesat.
Dalam upaya pengembangan produk, Baba Rafi tidak hanya mengandalkan Kebab saja, tetapi juga menyediakan burger, hotdog, dan Canai. Bahan-bahan isi juga dikombinasikan dengan macam-macam daging. Tidak melulu daging sapi, daging ayam juga.
Usai mendengarkan cerita bisnis Baba Rafi, saya mendapat icipan makan kebab gratis dari Mbak Nilam dan tim kebab Baba Rafi. Tidak hanya saya, tetapi teman-teman blogger yang lain juga boleh menikmati. Kebetulan hari itu kebab Baba Rafi sedang mengadakan kontes foto di Instagram ekspresi makan kebab. Sebagai pendukung, Kebab Baba Rafi telah menyiapkan 100 biji kebab yang dibagikan secara gratis tis tis buat para pengunjung pameran. Rame dan seru pokoknya!!
Alhamdulillah jadwal makan siang menjelang sore saya hari itu disponsori oleh Kebab Baba Rafi. Terima kasih Kebab Baba Rafi, Terima kasih Mbak Nilam, Terima kasih PPI 🙂
@nurulrahma
Saluuuut banget ama pasutri Hendy Setiono dan Nilam Sari iki yo mbaaa
Diarysivika
you are the winner!!!!???? artikelnya juga kayak sinetron hahahaha bagus banget